...Hidup hanya bisa dipahami secara terbalik...
...tapi itu harus dihayati ke depan...
...Kita mungkin tidak hidup di masa lalu, tapi masa lalu hidup di dalam diri kita...
_______________
Rey Arlert POV
Ini dimana? Mengapa putihnya warna ini tak mengizinkanku melihat selain putih. Lalu ini hawa semacam apa mengapa dingin juga panas disini keduanya seakan saling bertikai mencoba menjadi dominan saling tarik ulur. Aku mencoba berjalan menelusuri dimensi tanpa nama ini, apa ini Domain? Lantas Domain milik siapakah ini? Sekejap ada sesuatu yang membutakan mataku lagi pemandangan apa dihadapanku ini seperti sebuah roll film diputar secara acak ketika roll itu berhenti dihadapanku terlihat satu gambaran, wajah itu membuat langkahku kembali memiliki harapan, wajah itu menciptakan aliran semangat dalam kakiku, wajah itu membuat aku berlari sekencang-kencangnya menghampirinya. Wajah itu masih sama seperti sedang mengharapkan diriku datang dan membawanya pulang.
"Syena!!!" Teriakku berlari ke arahnya mengulurkan tanganku kedepan ingin segera menggapainya.
Brughhhhh
Aku menabrak satu penghalang diantara kami namun wujud fisiknya tak ada sehingga aku tak begitu paham apakah yang menghalangi diriku menggapai Syena disana. Syena yang bersimpuh itu perlahan mengangkat kepalanya menatapku sendu hatiku bergetar rasanya melihatnya, air mataku turun begitu saja apakah ini mimpi? Mengapa begitu nyata sekali? Tiba-tiba seorang lelaki berkepala serigala datang menghampiri Syena mencengkram kepala adikku itu dengan kasar memaksanya untuk memandangi wajahnya. Sial! Akan kubunuh dia!
"Syena!!!" Teriakku seraya menggedor-gedor penghalang itu, apa, apa yang akan dilakukan Bedebah sialan itu pada Syena ku.
**BRAKKKKKK
BRAKKKKKK**
"Lepaskan Syena!!!" Teriakku histeris diringi sambil mendaratkan pukulan diantara penghalang itu mencoba merusak penghalang itu namun sial, tak ada yang mampu kulakukan.
"Tangan siapapun yang menyentuh adikku! Kelak akan kubinasakan! Camkan itu!" Teriakku penuh dengan amarah.
"Arghhhhhhhhh!!!" Suara teriakan dari Syena membuatku terkejut aku membulatkan mataku ketika melihat sejenis ular berusaha masuk kedalam mata kiri Syena.
"Syena!" Teriakku sambil menabrakkan diriku pada penghalang itu berharap apa yang membatasi kami ini mampu dihancurkan namun tetap saja segalanya nihil. Segalanya nihil sampai ketika ular itu berhasil masuk kedalam mata kiri Syena darah dari matanya itu bercucuran Syena pingsan saat itu juga.
Aku mengepalkan tanganku kuat ingin rasanya memenggal manusia berkepala serigala itu sungguh. Namun lagi lagi itu terjadi dimensi seakan membawaku berkelana lagi ia memperlihatkan beberapa klip wajah Syena hingga berhenti pada satu titik.
Aku melihat Syena membuka tudung kepala jubahnya menatap lekat ke arahku, mata kirinya terpejam ada gambar seperti tato disana entah apa itu. Tatapan wajahnya padaku dingin sekejap sebuah cahaya kuning muncul tepat dihadapan Syena cahaya itu kecil namun tak terlalu kecil.
"Aku membencimu Rey!" Aku terkejut mendengar apa yang ia katakan seakan ia tau aku ada disana.
Aku berjalan lagi ke arahnya mencoba mendekatinya namun tetap tembok penghalang itu masih ada rupanya. Suara langkah kaki dari belakang Syena mendekat, ketika aku tau siapa pemiliknya rasanya kebencian itu memenuhi relung hatiku ia masih sama manusia berkepala serigala.
"Kau sengaja dibuang memang, kakakmu itu tidak mencintaimu!" Ujar manusia serigala itu tepat di sisi telinga Syena.
Pandangan Syena masih kosong seakan tubuhnya berdiri dan hidup namun tanpa jiwa didalamnya, aku ragu apakah itu memang Syena lantas mengapa sekaku itu.
Gambaran seketika berubah lagi kali ini aku berada didalam domain Baronku. Tepat ketika aku kembali kemari dihadapanku sudah ada Baron duduk bersila sambil melayang menatapku bingung. Aku pun juga bingung mengapa ia menatapku seperti itu saat ini.
"Ada apa dengan tatapanmu itu?" Tanyaku pada Baron.
"Sepertinya kau melalui dimensi ruang dengan adikmu ya?" Tanya Baron padaku, tunggu, bagaimana makhluk menyebalkan ini tau apa yang sudah ku alami.
"Kau tau darimana?" Tanyaku penasaran namun Baron hanya melipat tangannya didada lalu menatapku malas.
"Bukankah sudah kubilang Rey, Syena memiliki bagian diriku sama sepertimu. Hanya saja pembedanya adalah...." Ucapan Baron terpotong kali ini.
"Pembedanya Syena tidak bisa menggunakannya karena ia bukan seorang Indigo sedangkan aku yang Indigo mampu menggunakannya. Aku sudah tau segala penjelasan itu, sekarang aku muak rasanya. Tolong beri aku jalan pintas untuk segera menyelamatkannya! Kau tau apa yang sudah ku alami tadi bukan, itu apa? Syena diapakan?" Ragam pertanyaan bertubi-tubi ku berikan pada Baron, kali ini ia menatapku serius.
"Itu adalah sihir perasuk Rey Silver Alaska dipenuhi dengan mantra-mantra aneh. Yang terjadi pada Syena adalah bentuk dari keinginan Iblis seratus juta jiwa dimana ia ingin mengendalikan Syena yang memiliki pecahanku. Jika Syena mati maka pecahanku juga akan kembali padaku, dan mereka tidak mendapatkan apapun. Itulah mengapa Syena diperalat disana Rey, ia akan selalu tunduk pada Iblis itu setelah ular itu masuk kedalam dirinya maka ia tak mampu mengendalikan tubuhnya sesuai keinginannya." Jelas Baron padaku.
"Yang mampu mengeluarkan pecahan dari tubuh seseorang hanya Sang Penguasa saja Rey. Kau, Aku bahkan Kaisar putih pun kalian tak akan mampu!" Jelas Baron lagi padaku.
"Sial!!!" Gerutuku kesal sungguh saudara macam apa aku ini tak mampu menyelamatkannya lagi.
"Rey tenanglah! Masih ada waktu untuk membawa Syena kembali." Aku diam mendengar penuturan itu dari Baron, kali ini aku menatapnya lekat-lekat.
"Jika aku bisa menguasai mu dan sihir Kaisar akan membawaku ke Silver Alaska bukan? Iya bukan?" Tanyaku penuh dengan ambisi disana terlihat raut wajah Baron terkejut padaku.
"Iya Rey! Kau akan dibawa ke Silver Alaska untuk satu misi, pelenyapan Iblis seratus juta jiwa! Aku tau kau sanggup jadi segeralah belajar apapun dalam Rensuar, semakin kau cepat menyerap ilmu juga mampu menggunakannya, maka akan semakin cepat pula kau bertemu adikmu Syena!" Penjelasan itu sedikit menenangkanku dengan segala ambisi kuat dalam hatiku aku bangkit berdiri menatapnya.
"Tolong temani aku dalam misi ini, aku membutuhkan dirimu Baron!" Ucapku tegas tanpa menatapnya.
"Tentu saja aku juga Kaisar akan selalu berada di sisimu Rey!" Mendengar itu aku tersadar akan satu hal.
"Hei apa kau tau leonin gila itu? Bisa-bisanya ia menghajar seorang Rey, jika kau mengenalnya aku ingin kau memberitahuku!" Tanyaku pada Baron namun Baron hanya menyunggingkan senyumnya mendengar itu.
"Apa artinya seringai itu?" Tanyaku lagi padanya.
"Kau akan selalu bertemu dengannya dalam perjalanan juga petualanganmu Rey tenang saja!" Jawab Baron padaku.
"Kalau begitu kembalikanlah aku ke alamku!" Pintaku pada Baron, Baron membuang nafasnya kasar mendengar itu namun ia mengangkat tangannya ke arahku merapalkan mantranya padaku beberapa detik kemudian aku kembali membuka mataku.
Sebuah wajah dihadapan wajahku membuatku tercengang sontak aku bangkit dari tidurku karena terkejut, akibatnya bibirku menempel pada bibirnya. Sungguh ini memalukan jika ia seorang gadis tak apa tapi ini, Justice sialan ini mengapa dihadapan wajahku.
"Aaaaaaaa!!!" Teriak Riley juga Debora yang berada disampingku, sontak aku mendorong Justice dengan kekuatan sihirku, ciuman kami terlepas saat itu juga.
"Hah!!! Sialan kau mengapa keperawanan bibirku harus kau yang merenggut?" Ucapku seraya membersihkan bibirku mengusap-usapnya.
"Hei keperjakaan bukan keperawanan!" Tambah Mikhail yang sedang bersandar didinding sambil memperhatikanku.
"Bedebah menyusahkan kau! Beraninya kau menjatuhkan diriku dengan sihirmu! Kau tau aku sudah membawamu sejak kau pingsan tadi, sialan kau malah menciumku!" Teriak Justice diliputi amarah aku hanya tersenyum mendengar itu juga lega dan tersentuh rupanya makhluk menyebalkan ini baik juga menggendongku selama aku pingsan.
Riuh tawa renyah dari mereka seakan menghibur runguku, kehangatan ini layaknya seperti keluarga. Padahal aku baru mengenal mereka tapi mengapa sudah sedalam ini perasaanku ingin menjaga mereka dengan tanganku. Lihatlah keharmonisan ini bagaikan selimut yang merengkuhku mendekapnya memberiku kehangatan yang indah.
...Jangan menangisi tentang masa lalumu...
...Hidup itu penuh penderitaan...
...Biarkan rasa sakit itu menajamkanmu...
...tetapi jangan berpegang pada itu...
...Jangan sesali masa lalu...
___________
Ensiklopedia :
Mengapa hanya di bumi yang terdapat di kehidupan?
Elemen-elemen yang membentuk bumi menjadi alasan utama adanya kehidupan di bumi. Adapun elemen tersebut meliputi air sebagai komponen pendukung kehidupan; atmosfer dengan komposisi yang sesuai untuk kehidupan; serta jarak antara matahari dan bumi yang tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
ayoo Rey semangat,,kamu harus yakin bisa menyelamatkan seyna past ada jalan keluar nya untuk memusnahkan iblis
2023-02-18
0
𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀
gak bisa di lupain hal yg sulit adalah melupain masa lalu
2023-02-18
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Syena kamu jangan percaya hasutan serigala
2023-02-18
0