...Hal yang hebat tentang sahabat sejati adalah...
...Mereka membawa energi baru ke dalam jiwamu...
Bagaikan sebuah sistem komputer Debora Defanny menganalisa seluruh pergerakan target yang akan menyerangnya. Ia bukan penyihir tipe penyerang dengan kekuatan sihirnya ia hanya mampu melenyapkan sekitar tiga puluh target saja. Suara Bel dari langit menandakan bahwa waktu telah usai, Debora sedikit kecewa melihat ketidakmampuannya untuk mengalahkan target itu padahal itu hanya benda yang dikendalikan bukan sungguhan. Jika mengalahkan target sederhana semacam ini ia tak mampu lantas bagaimanakah cara dirinya mampu bertahan dari Iblis-iblis Alaska.
"Wah Debora Defanny aku senang sekali melihat teknik menghindarmu. Seakan bahkan target kami pun tak mampu menyentuhmu, luar biasa kau dari golongan pembaca pikiran Si Intelijen kau bisa menjadi seorang kapten tim dengan kemampuanmu itu. Masih ada dua sesi seleksi keputusan ada di akhir jangan patah semangat dan terus berjuang wahai Ksatria Sihirku!" Jelas Axcel sedikit menghibur hati Debora saat ini.
Dari bawah sana Riley memperhatikan temannya itu Rey yang tau tatapan tak biasa itu hadir dalam mata Riley memunculkan banyak pertanyaan dari kepalanya.
"Hei!!!" Sapa Rey seraya menepuk bahu Riley sontak Riley terkejut.
"Ada apa Rey?" Tanya Riley padanya.
"Kau mengenal gadis putih itu?"Tanya Rey seraya menunjuk Debora diatas mereka.
"Ya kenapa kau menyukainya? Ah iya, kau datang bersamanya tadi kalian darimana?" Kali ini rentetan pertanyaan justru diajukan Riley pada Rey.
"Kami dari kamar mandi!" Jawaban itu membuat Riley memicingkan matanya.
Jawaban apa itu dikamar mandi berdua dengan gender yang berbeda. Apa yang ada dipikiran Rey sebenarnya mengapa mereka berdua didalam sana.
"Hei kau mesum!!!" Caci Riley pada Rey terkejut dengan perkataan itu Rey pun sadar, apa yang ia katakan ini salah paham.
"Dasar mesum!" Kali ini giliran Baron dari dalam tubuhnya bicara makhluk mengesalkan satu ini pandai sekali menjadi kompor.
"Kau! Kau tau aku hanya menabraknya jangan menjadi buta dan memojokkan diriku." Batin Rey.
"Arlert mesum, mata mesum, orang cabul!" Maki Baron memanas rasanya Rey mendengar itu.
"Seandainya kau tak bersemayam dalam tubuhku kau mungkin sudah ku cincang disini, Baron, tua Bangka mengesalkan." Ucap Rey dalam hatinya seraya tersenyum.
Riley memperhatikan raut wajah Rey yang berubah mengapa manusia ini tersenyum untuk apa. Apa ia masih mengingat kejadian didalam kamar mandi bersama Debora.
"Mesum sekali wajahmu!" Ujar Riley.
"Hah? Eh tidak aku hanya tak sengaja menabraknya tadi ketika keluar dari kamar mandi." Ucap Rey pembelaan Riley menghembuskan nafasnya berat.
"Baiklah bersiaplah sebentar lagi akan ada tahap pembuatan ramuan." Ucap Riley bersemangat.
Rey menaikkan satu alisnya mendengar itu Riley bilang tentang Ramuan. Apa yang akan ia lakukan semalam ia hanya belajar pengendalian sihir bukan untuk ramuan. Sistem kapasitas otaknya rendah sekali jika masalah teori sungguh lebih baik ia berduel dengan sepuluh ksatria sihir daripada harus di buat pening dengan rentetan botol reaksi yang ada dihadapannya.
"Pengendalian sihir kalian cukup memuaskanku, selaku penanggung jawab Rensuar. Tibalah kalian akan melanjutkan ini ke tahap kedua Ramuan dan Pengobatan." Gema suara Axcel dari atas mulai berkumandang menyita perhatian para calon ksatria.
"Mari!" Ucap Axcel.
Klikkkkkk
Petikan jari itu mengarahkan seluruh ksatria sihir pada satu ruangan. Ruangan ini di penuhi buku-buku namun rakyat berbentuk sebuah tangga.
Juga beberapa belukar tumbuhan yang terlilit di sudut-sudut ruangan. Semacam dibiarkan tumbuh untuk menghiasi ruangan itu dari dalam satu ruangan terlihat seorang wanita berambut merah dengan beberapa ramuan di tangannya wanita itu kecil sekali sekitar setengah meter saja tingginya. Tangan kirinya membawa sebuah kotak lalu dihadapan para Ksatria ia menata seluruh bawaannya itu diatas meja sambil melayangkan dirinya.
"Selamat datang di Laboratorium Ilmu!" Sambutnya.
"Terima kasih, kami senang datang kemari!" Ujar seluruhnya serentak.
Rey menyipitkan matanya memperhatikan sosok kerdil itu apakah ia seorang leonin lalu dimanakah ekor dan telinganya.
"Hei Riley!" Sapa Rey pada Riley disampingnya.
"Apa?" Tanya Riley namun matanya masih memperhatikan sosok merah dihadapannya itu.
"Makhluk apakah dia itu kecil sekali? Imut seperti aksesoris hidup!" Entah itu terhitung pujian atau makian Riley kesal dengan apa yang Rey lontarkan sontak ia menginjak kaki Rey kemudian.
"Awh!" Pekik Rey.
"Jangan pernah menghina pengetahuan didalam diri orang itu. Aku tidak tau ia itu apa tetapi ukurannya seperti Lapu-lapu si penempa pedang."Jelas Riley, Debora yang berada disamping Rey pun tersenyum mendengar percakapan mereka.
"Dia juga Lapu-lapu!" Jawab Debora, Riley mengarahkan netranya pada Debora yang berada disamping Rey begitupun dengan Rey yang juga menatapnya.
"Kau tau?" Tanya Riley anggukan dari Debora menjawab segalanya.
"Lapu-lapu Pria adalah seorang penempa pedang sedangkan Lapu-lapu wanita adalah seorang ilmuan ahli ramuan pengobatan juga kemajuan negeri Elf." Jelas Debora Rey terpukau mendengar penjelasan dari gadis disampingnya itu, pandai sekali.
"Kau baca darimana?" Tanya Rey penasaran.
"Sudah lihat saja itu!" Jawab Debora pada Rey.
"Katak ini setengah sekarat dengan ini aku akan mengembalikan kesakitannya pada Sang Penguasa." Jelas wanita berambut merah itu seraya mempraktekkan apa yang akan ia lakukan. Satu botol ramuan ditangan kanan tangan kirinya memegang sebuah pisau panjang tipis sekali.
Tesssss
Satu tetesan dari ramuan itu menghentikan katak yang berontak kesakitan itu. Ia masih bernafas namun cukup tenang tidak kesakitan lagi seakan apa yang ia rasakan sudah selesai dan sembuh.
"Ini hanya akan mengulur waktu, gunakan ramuan ini untuk menghentikan pendarahan namun selang beberapa menit sekitar lima menit reaksi dari obat ini akan hilang. Ketika rekan kalian ada di posisi sekarat seperti tadi maka pengobatan pertama adalah jawabannya, pertolongan pertama itu utama lalu di lanjutkan dengan pengobatan pertama bawa dia ke ahli pengobatan. Setidaknya perjalanan kalian kesana tidak akan menghabiskan darahnya dengan ini." Jelas wanita itu. Debora mengacungkan tangannya setelah penjelasan itu.
"Ya nona muda?" Tanya Wanita itu.
"Apa itu tandanya kita tak mampu menolongnya? Apa ramuan itu hanya sebagai pelarian saja untuk membawanya ke markas ketika sekarat?" Wanita itu tersenyum mendengar itu.
"Pertanyaan yang bagus, ramuan ini memang hanya ditujukan pada pemula pada mereka yang minim pengetahuan ramuan. Memberikan kalian waktu untuk menyelamatkan rekan kalian, ia bisa digunakan berkala, setelah lima menit efeknya hilang minumkan lagi sesuai perhitungan kalian untuk menemukan pengobatan pertama untuknya." Jelas wanita itu ia memberikan setetes lagi pada katak itu.
"Untuk menghilangkan sakitnya atau penyembuhan tambahkan tiga tangkai daun Almahera, ini bisa kalian temukan di Kebun fantasi atau biasa disebut Land White. Remukkan lalu masukkan, aduk sampai cahaya hijau itu hilang dengan sendirinya."Jelas Wanita itu seraya menggoyangkan botol reaksi yang sudah dicampur dengan Almahera.
"Tuangkan ketubuhnya yang sakit seluruhnya!" Jelas wanita itu seraya menuangkan ramuan itu ke tubuh katak itu.
Seketika katak itu langsung terbangun bergerak melompat kesana kemari ia kembali sehat. Para ksatria sihir dibuat kagum akan itu tepukan tangan itu di tujukan pada wanita kerdil itu.
"Racikan Ramuan Ekspliner, satu buah kunyit merah, tiga daun pandan, satu sendok lendir siput suci tambahkan satu botol air lalu remukkan tiga tangkai Almahera campur aduk sampai cahaya hijaunya hilang. Sesi seleksi dimulai, sekarang!" Ucap Wanita itu.
Mendengar aba-aba itu seluruh ksatria sihir mulai riuh menempati meja mereka masing-masing. Berbekal ingatan dan perintah seluruh yang dibutuhkan mereka sudah ada dihadapan mereka. Hanya tinggal mencampur dan memasukkan saja.
Rey memperhatikan benda-benda dihadapannya itu baru saja resepnya di ucapkan namun Rey tetaplah Rey dengan ingatan yang dangkal.
"Campur saja semuanya!" Ujar Baron dari dalam tubuhnya.
"Apa tak apa mencampurnya asal?" Tanya Rey seraya mengambil beberapa bahan asal.
"Tak apa, masukkan kulit penyu itu!" Jawab Baron, Rey yang tak tau apapun mengambil sesuai instruksi yang Baron berikan.
"Tunggu mengapa warnanya menjadi coklat?" Tanya Rey karena cairan dalam tabung reaksinya berwarna coklat ia memperhatikan seluh kawannya beserta ramuan mereka, itu berwarna biru laut lalu mengapa ini coklat.
"Hanya warna, tak apa yang penting hasilnya!" Ujar Baron menenangkannya Rey lega rasanya mendengar itu.
Beberapa menit kemudian waktu usai wanita berambut merah itu mulai mengecek satu persatu hasil ramuan mereka. Tibalah wanita itu dihadapan seorang Pemuda hasil ramuannya begitu jernih sepertinya adukan dan takarannya pas sesuai dengan apa yang wanita itu praktikan tadi.
Mikhail Devaro
"Wah ini jernih sekali sepertinya takaran juga dosismu pas." Puji wanita itu seraya memandangi hasil cairan dalam tabung reaksi.
"Siapakah namamu wahai anak muda?" Tanya wanita berambut merah itu padanya.
"Aku Mikhail, Mikhail Devaro!" Jawabnya wanita berambut merah itu tersenyum lalu mengacyngkan kedua jempolnya pada Mikhail pertanda bahwa hasil ramuannya itu hebat.
"Aku yakin abjad Sihirmu adalah M!" Ucap Wanita itu Mikhail mengangguk mendengar itu memang benar ia adalah penguasa sihir pengobatan.
Kembalilah wanita itu mengecek milik Rey ia memandangi tabung reaksi Rey aneh saat ini. Warna coklat itu mengerikan sekali Dimata wanita itu.
"Apa ini? Racun?" Tanya Wanita itu pada Rey sontak Rey hanya menggelengkan kepala.
Sedangkan Riley juga Debora di hadapannya hanya tersenyum melihat itu, lucu rasanya melihat ekspresi Rey saat ini. Wanita itu membuang nafasnya kasar lalu mancatat sesuatu dalam kertasnya setelah itu kertas itu di tempel tepat di botol reaksi Rey bertuliskan Produk gagal.
Gema tawa yang meriuh memenuhi ruangan hari ini di sesi kedua karena ulah Baron, Rey gagal.
"Lihatlah Rey ramuanmu berlabel!" Canda Baron dalam tubuhnya.
"Lebih baik aku tidak mendengarkanmu tadi!" Ujar Rey dalam hatinya.
Melihat ekspresi masam Rey, Riley selalu temannya menghampirinya menghibur juga menyemangatinya. Riley yakin sekali di sesi ketiga Rey akan sangat unggul melihat Abjad sihirnya adalah A, abjad petarung. Mikhail mendekati Rey tiba-tiba mengulurkan tangannya mengajaknya berkenalan.
"Aku Mikhail Devaro, kau siapa?" Tanya Mikhail ramah padanya Rey menyambut uluran tangan itu sembari tersenyum.
"Aku Rey Arlert, senang bertemu denganmu Mikha!" Ucap Rey.
"Kita bisa mempelajari itu sama-sama Rey ramuan tidak terlalu sulit." Ujar Mikhail.
"Rey pemegang abjad sihir A."Jelas Riley pada Mikhail.
"Uwahhhh keren sekali, petarung jarak dekat pasti rata-rata." Ujar Mikhail sumringah sungguh ia kagum sekali.
"Aku harap kita bisa jadi satu tim Rey!" Ujar Mikhail, Rey mengangguk mendengar itu.
Jabatan tangan mereka adalah awal petualangan satu tanda bahwa kelak mereka akan dipersatukan menjadi rekan tim yang hebat.
...Bahasa persahabatan tak tercermin dari kata-kata melainkan dengan arti...
...Setiap orang berbeda, unik dengan caranya...
...Hargai, meski bukan berarti kamu harus menyukai semuanya...
___________
Ensiklopedia :
Matahari adalah pusat tata Surya. Matahari merupakan sebuah bintang yang paling dekat dengan bumi. Seperti bintang lainnya, Matahari merupakan sebuah benda panas yang tersusun oleh berbagai gas yang bertekanan tinggi. Matahari adalah raksasa jika dibandingkan dengan planet yang terbesar sekali pun.
Jarak ke Bumi: 149,6 juta km
Massa: 1,989E30 kg
Suhu permukaan: 5.778 K
Radius rata-rata: 696.340 km
Usia: 4,603 miliar tahun
Gravitasi: 274 m/s²
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Matahari
sahabat baru membawa energi positif pastinya kalau membawa energi negatif untuk apa
2023-02-18
0
sasmita
wkwkw Baron si tua Bangka senang sekali memancing kemarahan rey.udah mode kesal Rey jadinya
2023-02-17
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Kira kira ada pembuatan ramuan apa
2023-02-17
0