...Takdir bukanlah masalah kesempatan...
...Takdir adalah masalah pilihan...
...Takdir bukan sesuatu yang harus ditunggu...
...Takdir adalah hal yang harus dicapai
...
Rey masih didalam kamar mandi saat ini, melegakan hasratnya disana. Ketika usai membuang hajat itu ia membersihkan tangannya lalu pergi dari sana tak sengaja tubuhnya berpas-pasan dengan manusia lain, Rey menabrak orang itu hingga terjatuh.
"Awhh!!!" Pekik orang itu bersimpuh sepertinya lututnya sakit, Rey yang merasa bersalah itupun mengulurkan tangannya mencoba membantunya bangkit.
"Kau tak apa? Maafkan aku ya!" Ujar Rey namun orang itu hanya diam, Rey tak tau apakah gender orang ini. Namun ketika orang itu berdiri Rey tau dihadapannya ini adalah seorang gadis.
"Kau bisa berjalan dengan benar tidak?" Ucapnya ketus Rey yang bersalah hanya diam mendengarnya.
"Maaf ya, aku tak melihatmu kau mendadak ada di depan pintu." Ucap Rey menyesal namun gadis itu malah menatapnya dingin.
Tunggu ada yang aneh disini mengapa Surai gadis ini putih sama sepertinya, apakah ia Noella yang sedang menyamar.
"Kau siapa?" Tanya Rey padanya namun gadis itu hanya diam dan pergi darisana.
"Noella?" Sapa Rey itu membuat gadis itu berhenti ia mengernyitkan keningnya, mengapa manusia aneh yang baru saja menabraknya itu memanggilnya Noella.
"Kau panggil aku siapa?" Tanya gadis itu berbalik menatap Rey dingin.
"Kau Noella kan?" Jawab Rey meyakinkan.
"Siapa itu Noella, jangan rubah nama orang sembarangan!" Ujarnya.
"Ah kau pasti bercanda! Tidak semua manusia memiliki surai putih, jika kau bukan Noella lantas siapa kau ini." Tanya Rey.
"Perlukah aku menjawab pertanyaanmu itu, sudahlah kau membuang waktuku!" Ujarnya lalu pergi dari sana.
"Hei tunggu aku ikut!" Ucap Rey seraya mengekori gadis itu dari belakang.
Ketika mereka sampai tepat didepan pintu gerbang tak ada pertanda kehadiran manusia disana. Sepertinya mereka tertinggal, terdengar suara hembusan nafas kecewa dari gadis itu Rey memperhatikan itu dari belakang.
"Mereka kemana?" Tanya Rey, namun gadis itu tak menjawab pertanyaannya tangannya ia ayunkan sambil bibirnya merapal beberapa mantra.
"Elluyna Ericros!" Rapalnya tangan-tangannya mulai mengeluarkan cahaya putih dibawahnya terlihat lingkaran putih.
"Kau calon ksatria juga bukan?" Tanya gadis itu menghentikan aksinya ketika lingkaran itu terbuka.
"Ya!" Jawab Rey.
"Kalau begitu kemarilah, kau tidak ingin tertinggal seleksi pertama kan?" Tanyanya Rey mengangguk mendengar itu ia pun menghampiri gadis itu berdiri disampingnya.
"Katakan bersamaan denganku ya, manaku tak akan cukup berpindah. Sihir ini butuh mana ekstra hanya para petinggi saja yang mampu merapalnya seorang diri, karena kita masih pemula bagi manamu denganku maka ini akan berhasil." Jelas gadis itu Rey mengangguk mendengar itu.
"Kalimat apa yang harus ku rapal?" Tanya Rey.
"Katakan Leviousa!" Jawab Gadis itu.
"Baiklah!" Ucap Rey yakin, mereka berdua mulai fokus pada mananya ketika cukup terkumpul secara bersamaan keduanya mengatakan.
"Leviousa!" Ucap mereka bersamaan seketika mereka berada tepat di atas podium dimana disana ada Axcel yang menatap kedua orang itu aneh.
"Yeay berhasil!" Ucap Rey riang, namun gadis disampingnya itu malah memerah malu.
Pasalnya mereka memang berhasil berpindah tempat namun kali ini mereka berada tepat di atas kawan-kawannya yang saat ini dibawah. Gadis yang memakai rok itu otomatis menutup rapat-rapat kakinya, entah mengapa mereka tak jatuh mereka masih melayang disamping Axcel.
"Hei, ini kenapa aku masih terbang?" Tanya Rey heran pada Axcel sedangkan Axcel hanya tersenyum padanya.
"Kau bisa turun Rey?" Tanya Axcel dengan nada meledek.
"Kau juga murid baru ya?" Tanya Rey, namun Axcel hanya menggeleng.
Axcel mengarahkan kedua tangannya pada Rey dan gadis itu.
"Mahodayou!" Ucap Axcel, seketika itu juga Rey dan gadis itu sekejap sudah ada dibawah.
"Huh?" Ucap Rey terkejut sedang gadis itu ia hanya pergi menjauh dari Rey kemudian.
Riley yang mengetahui kehadiran Rey itu menghampirinya.
"Hei kau ini lama sekali!" Ujar Riley, Rey hanya tersenyum mendengar itu.
"Peserta selanjutnya, Riley Akaza!" Ucap Axcel dari atas sana.
"Wah giliranku sekarang, doakan aku ya!" Ujar Riley, Rey mengangguk mendengar itu.
"Semangat Master, kau masih belum mengajariku segalanya!" Ucap Rey memberi semangat pada Riley.
"Batrium!" Rapal Riley itu adalah sihirnya untuk terbang menggunakan energi alam juga daun-daun jatuh sebagai energinya.
Kali ini terlihat Riley sudah berada diatas sana dari bawah Rey mematri apa yang akan terjadi. Gelap gulita itu perlahan mulai menyelimuti Garena makhluk-makhluk hitam itu muncul entah darimana, sekejap ada sekitar ratusan makhluk sehingga dari bawah tubuh Riley tak nampak lagi. Apakah ini sebuah ilusi juga, apakah target itu nyata atau hanya boneka namun kenapa aura Garena sekejap berubah drastis.
Dengan sihir seadanya juga jumlah waktu yang relatif cepat Riley mampu mengalahkan seratus target itu. Seketika aura hitam dari Garena itu redup ketika Riley berhasil mengalahkannya.
"Wah sihir Abjad B ya, memukau sekali kau mampu menjadi penyerang jarak jauh yang handal saudaraku, mari asah bakatnya lebih sering lagi." Ucap Axcel, Riley tersenyum mendengar itu ia pun kembali turun kebawah.
"Kali ini tibalah pada peserta selanjutnya!" Ucap Axcel ia sedikit melirik kecil kedepan disana ada kursi penonton Kaisar putih sedang duduk disana bersama Noella, mereka sedang menyamar menggunakan sihir tak terdeteksi.
"Ini Baronmu Tuan!" Ucap Axcel melalui telepati sedangkan Harith disana hanya tersenyum padanya.
"Rey Arlert peserta kita selanjutnya!" Ucap Axcel.
Rey dengan rasa penuh percaya diri mulai mengeluarkan kemampuannya untuk naik.
"Atrium, Accow Axlinow!" Ucap Rey cahaya kilatan petir itu kembali membantunya naik ke atas sana.
Seluruh manusia di Garena itu terpukau sihir Abjad A adalah yang paling kuat diantara sihir lainnya. Rey sudah membuat manusia dibawahnya tercengang takjub.
"Baiklah Rey, kita bertemu lagi sekarang! Tunjukkan bakatmu Rey, tunjukkan kau adalah ramalan yang benar bagi kami!" Batin Axcel.
Aura mendadak berubah hitam pekat, kembali makhluk-makhluk hitam itu muncul dari segala sisi. Suasana menjadi sangat mencengkam saat ini, Rey mulai memfokuskan mananya saat ini mencoba mengeluarkan senjata pamungkasnya.
"Ameera Amoerra!" Rapal Rey, Kaisar Putih yang mendengar mantra itu tercengang. Itu mantra penghancur skala besar, apa yang ada dibawah bisa mati tertimbun jika Rey merapalkan itu.
Secepat kilat Kaisar Putih membentuk sebuah perlindungan dari cahaya dibawah Rey, sehingga efek dari sarangan itu bisa disaring dibawah agar tak jatuh.
Brukkkkkkkk
Beberapa bangunan itu berjatuhan ke arah jaring cahaya, mungkin jika tak ada jaring cahaya manusia dibawah jaring ini pasti sudah tamat. Entahlah Rey mungkin hebat namun kadang juga sembrono dan tak mau tau. Setelah yakin sudah menghabisi seluruh target Rey berteriak kegirangan, Noella yang berada di atas bahu Harith menggeleng-gelengkan kepalanya melihat itu.
"Bar-bar sekali manusia itu!" Ucap Noella disana Harith hanya tersenyum seraya memperhatikan Rey.
"Baron pun juga seperti itu sifatnya, jadi bisa dikatakan mereka berdua cocok. Dan Baron memilih tubuh yang bagus untuk ditempati." Ucap Harith.
Dari bawah terlihat binar mata para ksatria menatap takjub peristiwa itu beberapa diantara mereka sedikit ketakutan melihat puing-puing bangunan yang hendak menimpa mereka.
"Hebat bukan?" Tanya Riley pada manusia disamping tubuhnya, manusia itu menoleh ke arahnya. Manusia ini adalah gadis tadi, gadis yang bersama Rey.
"Kau mengenalnya?" Tanya Gadis itu pada Riley, Riley mengangguk mendengar itu.
"Debora mungkin kau harus belajar sesuatu dari Rey! Turunkan egomu dan jadilah manusia yang menikmati kehidupan!" Tutur Riley.
Debora dan Riley adalah teman baik di kota yang sama dulu. Karena satu alasan Debora menjauhkan dirinya dari Riley membuat jarak diantara mereka. Debora yang tadinya manusia Ekstrover perlahan menjadi pendiam bahkan tak ingin manusia lain mencampuri urusannya, untuk sekedar menyapa pun ia sama sekali tak pernah bahkan enggan. Ada sesuatu yang memenuhi hatinya mendukungnya berbuat demikian, rasa bersalah itu menghantui dirinya sampai saat ini.
...Manusia memang wajib berusaha...
...namun bukan wajib berhasil...
...Manusia bisa berencana...
...namun hasil akhir adalah hak Sang Pencipta...
Debora Defanny
___________
Ensiklopedia :
Bintang adalah bola gas bercahaya di mana sebagian besar unsur pembentuk bintang adalah hidrogen dan helium yang disatukan oleh gravitasinya sendiri. Temperaturnya sangat tinggi di intinya sehingga terjadi fusi nuklir, menghasilkan energi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Matahari
hahaha salah orang Rey tuh kan marah orang di ganti ganti namanya
2023-02-18
0
sasmita
aduh Rey Rey untung kaisar putih membentuk pertahanan agar tidak makan korban.seharusnya kalau mengeluarkan sihir harus mengetahui dampak negatif nya dulu jangan mementingkan diri sendiri untuk menang egois sekali
2023-02-17
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Rey kamu hebat bisa menghabisi target
2023-02-07
0