...Kehidupan lebah seperti sumur ajaib...
...Semakin banyak Anda mengambilnya...
...Semakin banyak air yang terisi...
...Ada sihir di dalam, ada sihir di luar...
...Ikuti saya dan Anda akan belajar apa sebenarnya hidup ini...
Masuk kedalam portal itu seperti diacak-acak saja rasanya, saat ini Rey sedang bersimpuh dihadapan danau sedangkan burung hantu yang membawanya berada di belakangnya, memperhatikan Rey yang sudah lemas rasanya. Muntahan itu berulang kali keluar dari mulutnya sudah tiga menit ia bersimpuh dihadapan danau dan muntah, mungkin seluruh sisa makanannya kini telah terbuang sia-sia.
"Ah sial, kenapa cairan ini tak kunjung berhenti astaga! Rey kau lemah sekali!" Pekik Rey memakai dirinya sendiri, kesal rasanya melihat tubuhnya begitu lemah.
"Apa perlu ku bantu Rey?" Tanya Baron yang berada didalam tubuhnya, mungkin ia kasian pada Rey saat ini yang tak kunjung usai dengan muntahnya.
"Benarkah kau bisa, ya sudah kalau kau mampu keluarlah dan bereskan ini. Ada apa dalam portal itu, aku seperti sedang diracuni saja saat ini. Ini seperti masuk angin berlipat-lipat." Ujar Rey seraya menahan muntahannya.
"Hahaha... kau hanya belum terbiasa menggunakan portal Rey. Baiklah, aku akan keluar!" Ujar Baron, dibalas dengan anggukan oleh Rey.
Clinggggg
Seketika Baron sudah ada disamping Rey posenya masih sama, Baron duduk bersila di antara udara sambil matanya masih memperhatikan Rey yang mulai sekarat.
"Hahahaha... Lihatlah wajahmu itu, lucu sekali!" Maki Baron pada Rey yang susah payah menahan muntahnya.
"Hei bantu aku!" Ujar Rey yang tak sabar.
"Baiklah baiklah, tahan ya!" Ujar Baron kini beralih dibelakang tubuh Rey.
Baron mengambil kuda-kuda dibelakang Rey dengan kedua tangannya yang ia letakkan tepat di antara tengah punggung Rey saat ini.
"Ini akan sedikit sakit Rey!" Ujar Baron.
"Tak apa lakukan saja cepat, penyakit ini membunuhku rasanya!" Jawab Rey penuh antusias.
"Kau ingin cepat selesai atau bertahap?" Tanya Baron lagi pada Rey.
"Versi cepat saja, ayolah Baron kau bisa atau tidak! Jangan hanya membual dan menenangkanku saja kau itu!" Murka Rey sungguh tak ada yang mampu ia katakan selain hal itu.
Perutnya seperti di acak-acak saja saat ini, ingin muntah muntah dan muntah itulah yang ingin perut Rey lakukan sekarang.
"Baik-baik Penyihir Rey!" Ucap Baron dengan nada sedikit meledek.
Baron mulai membuka rapalan mantranya saat ini, merapal beberapa mantra disana. Sebuah cahaya putih berbentuk kotak muncul diantara tangannya, seiringi dengan seberapa banyak rapalan yang di lontarkan Baron kotak cahaya itu semakin membesar. Dirasa ukurannya sudah cukup, Baron pun tersenyum.
"Kita mulai Rey!" Ujar Baron, Rey hanya mengangguk menanggapi itu.
"Abriyo Amuezza!"Ucap Baron merapalkan mantranya.
Wushhhhhh
Dorongan dari balik tubuh mendadak kuat sekali, itu dingin dan sejuk. Akibatnya Rey terpental ke depan seakan sedang di dorong oleh sesuatu.
"Uwahhhhhh!!!" Teriak Rey dari kejauhan.
Baron yang jaraknya mulai terhitung jauh dari Rey hanya memandangi pemuda itu, pemuda yang sedang terbang layaknya jet ke depan.
"Sialan kau Baron!" Maki Rey.
Baron tau Rey sedang menyumpahinya saat ini, ia hanya duduk dan diam sambil memperhatikan Rey, mungkin itu perwujudan dendamnya pada Rey ketika membuatnya terpental ke atas saat berada di Domainnya.
"Uwahhhh!!!" Teriak Rey ia masih meluncur kedepan, sedang di depannya saat ini terlihat seseorang sedang menimba air di danau.
Kalut rasanya hati Rey saat ini ia sama sekali tak mampu mengendalikan dirinya diposisi ini, jika ia tidak berbelok seseorang dengan jubahnya itu pasti akan tertabrak akan muncul masalah kedua nantinya. Entah mungkin seseorang itu akan patah tulang, atau mungkin akan menampari dirinya karena sudah menabraknya.
"Hei awas!!!" Teriak Rey pada seseorang itu, namun seseorang itu hanya diam dengan kendi yang berada ditangan kirinya.
Dari tudung itu Rey tau seseorang itu melihat keberadaannya namun mengapa manusia itu tak menghindari? Apa memang ia ingin di tabrak, kecil sekali otaknya manusia itu.
"Benyirou!" Gerakan tangan kanannya mengarah ke Rey mengarahkannya ke bawah sehingga ketika Rey hendak menabraknya seketika Rey tersungkur masuk tercebur danau.
Byurrrrrr
Dari kejauhan Baron tertawa melihat apa yang terjadi pada Rey, gema tawanya itu Rey juga mendengarnya karena mereka menyatu.
"Sialan kau Baron, akan ku bunuh kau nanti!" Maki Rey.
"Lihatlah, belum kau dapatkan gelar sarjana sihir kau sudah akan menantang seorang Baron? Ingat aku lebih tua darimu Rey, beri hormat!"
"Tidak, kau menyiksaku! Apa salahku! Lihat kau merusak kerapian bajuku! Dan ini, topi Syena topi sihir astaga kau membuatku menjadi seorang cuci-cuci sekarang!"
"Mengapa kau tak membuka Kitab Sihirmu, kau bisa merapal mantra untuk mengembalikan bajumu seperti tadi."
"Ah iya ya!"
Mereka berbicara sambil Rey berenang ke permukaan, ketika kepalanya muncul kembali ke permukaan terlihat seseorang bertudung itu masih disana duduk di atas batu, sambil menatap ke arah Rey. Hei tunggu, orang ini seorang gadis rupanya sempat tadi Rey mengira orang ini adalah seorang pemuda. Rey berenang ke tepian danau menghampiri orang itu, ketika tubuhnya berhasil keluar dari danau manusia yang duduk di atas batu itu masih memandangnya.
"Ahh maafkan aku, aku tidak bermaksud apa-apa tadi sungguh!" Ujar Rey seraya berdiri lalu mengatupkan tangannya.
"Kau berusaha menyerangku! Apa kau pikir aku tak tau mantra apa yang kau gunakan tadi?" Geram gadis itu seraya berdiri tangannya mengepal kuat, terlihat aliran sihir berwarna biru itu muncul di tangannya.
Rey bergidik ngeri melihat itu kenapa temperamental dan mudah naik pitam sekali manusia ini.
"Hei tidak, aku tadi hanya tak mampu mengendalikan, sihirku!" Ucap Rey mencoba menutupi faktanya, ia akan sangat malu sekali jika mengatakan bahwa pedang Baron lah yang memulai itu.
Sihir biru itu meredup seketika mendengar penjelasan Rey, lega sekali rasanya melihat itu. Hei namun apa itu beberapa gerombolan binatang mengarah ke arah mereka dari arah hutan.
Rey mencoba memfokuskan netranya ke arah itu melihat binatang apakah itu, telinga meruncing itu membuatnya kalut lagi rasanya sekarang. Sambil menunjuk-nunjuk ke arah hutan dimana gadis ini sedang membelakangi hutan, Rey mengisyaratkan padanya untuk berbalik atau kalau tidak kabur dari sana. Karena gerombolan serigala itu sedang mendekati mereka saat ini.
"Hei, lihatlah gerombolan kematian itu ada di belakangmu! Ayo lari!" Ajak Rey namun gadis itu hanya menatapnya dingin dan tak beranjak dari sana.
"Wah kau memang tak menyayangi nyawamu! Kau rela jadi santapan para eksekutor brutal itu?" Racau Rey.
"Kau saja yang lari!" Ujar gadis itu, ketika serigala itu sudah berada cukup dekat dengannya mereka malah duduk sambil menatap Rey. Enam serigala itu hanya duduk disamping gadis ini seraya memandangi Rey.
"Mereka peliharaanku!" Jelas gadis itu sembari menyodorkan kendi itu ke arah mereka, seketika gerombolan makhluk bertaring berbulu itu membuka mulutnya menerima minuman yang di suguhkan gadis itu padanya.
Rey membelalakkan matanya melihat itu, sepatuh itu karnivora di depannya itu pada gadis ini. Jika sihir tak memenuhi bumi saat ini, mungkin gadis ini akan kehilangan tangannya dan buntung.
"Peliharaanmu? Wah itu keren sekali? Apa abjad Sihirmu?" Tanya Rey.
"Bukankah kau tadi sudah mendengarnya?" Rey mencoba mengingat lagi apa abjad gadis ini, ketika Rey mengingatnya Rey tersenyum.
"Apa kau murid di Rensuar?" Tanya Rey gadis itu mengangguk.
"Sebelum penerimaan murid baru, kita wajib tinggal di area camp di depan Rensuar. Apa kau membawa tiket tendamu?" Tanya Gadis itu berbalik menatap Rey.
"Tiket?"
"Iya!" Jawab Gadis itu.
"Semacam apa itu?" Tanya Rey tak mengerti.
"Tunjukkan saja topi runcingmu Rey!" Jelas Baron dari dalam tubuhnya, Rey mengerti sekarang.
"Ah iya aku ada! Jadi bisakah kau mengantarku kesana?" Tanya Rey gadis itu mengangguk.
"Boleh, tapi tolong bantu aku membawa mereka ke kandangnya!" Ucap gadis itu sambil menyerahkan dua tali pengikat yang terhubung di leher serigala.
"Wah kau bercanda!" Ujar Rey namun gadis itu menggeleng lalu berjalan.
"Aku Riley, ikuti aku! Kita harus secepatnya berada di Area Camp sebelum gelap. Besok adalah upacara penentuan apakah kita di terima atau tidak untuk masuk kedalam Rensuar." Mengerti dengan hal itu Rey pun serius kali ini, tanpa sepatah katapun ia mengikuti Riley dari belakang mengekorinya.
__________
Ensiklopedia :
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasatmata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Namanya juga mual bagaimana caranya untuk menahan? jadi pasti wajarlah jika mengeluarkannya kembali agar lebih lega.
2023-02-18
1
Nadia
pasti ga enak banget tuh mulut pas muntah dan pasti badan bakal lemah karena muntah terus
2023-02-18
0
b.z
so jngn menyerah sob pst ada jln keluar nya
dirimu hanya perlu lbh mengasah lagi kekuatan lu
2023-02-17
0