...Di dunia ini, ada beberapa hal yang disebut takdir, sisanya adalah pilihan...
...Baik dan buruk adalah pilihan di dalam takdir...
...Takdirmu untuk lahir dan pilihanmu untuk berbuat...
_______
Kicauan burung-burung di balkon markas itu mulai ramai pagi ini bersaut-sautan, seakan itu adalah sebuah alarm untuk membantu mereka membuka mata. Mereka sedang berada di markas saat ini, ini adalah tempat tinggal mereka mulai sekarang.
Kunci yang diberikan oleh tiga Musketeers menuntun mereka ke arah sebuah kompleks perumahan, ketika mereka menemukan nomor papan yang sama dengan kunci mereka Riley segera menancapkan kunci miliknya pada lubang kunci yang ada disudut kanan papan paling bawah. Ketika kunci itu masuk sebuah cahaya dari langit turun ke arah mereka hanya dalam lima belas detik dihadapan mereka kini terbentuk satu rumah besar berlantai lima, style rumah itu mirip Amerika latin mereka dibuat takjub akan hal itu.
Rey masih sangat setia dengan gulingnya ia memeluknya sejak malam tadi tak ada tanda-tanda ia akan membuka matanya dan bangun, baik Mikhail juga Justice yang sedang yang berdandan dihadapan kaca sesekali melirik ke arah Rey yang masih terlelap mengapa manusia ini tak bangun sedangkan tugas sudah menunggu mereka pagi ini hari ini.
"Bangunkan manusia itu!" Ucap Justice seraya menyisir rambutnya, Mikhail yang sedang mengancingkan kemejanya itu membuang kasar nafasnya.
"Padahal semalam ia bilang akan membangunkan kita sekarang lihatlah, siapakah yang membangunkan siapa!" Gerutu Mikhail ia berjalan menghampir Rey yang masih terlelap rasanya hari ini ia seperti menjadi mama muda yang sedang membangunkan anak semata wayangnya.
Wushhhhhhhh
"Rey!!!" Teriak Mikhail seraya menarik cepat selimut yang membungkus tubuh Rey namun apalah itu Rey masih terlelap seakan rungu nya tak lagi ada dalam dirinya.
"Rey bukalah matamu Rey!" Pekik Mikhail seraya menggoyangkan tubuh Rey namun tetap tak mendapatkan respon apapun dari Rey kesal sekali rasanya melihat itu sampai kapan ia akan berteriak memanggil nama Rey.
Justice duduk ditepi ranjangnya memperhatikan Mikhail yang masih berusaha membangunkan Rey ia mencoba menahan tawanya karena itu rupanya Mikhail bisa seheboh ini. Merasa itu sia-sia Justice bangkit dari duduknya menghampiri Mikhail disana kali ini mungkin memang harus dirinya yang turun tangan.
"Dasar mata kucing! Mundurlah mungkin memang aku harus selalu kasar padanya!" Gerutu Justice mendorong pelan Mikhail menjauh dari tubuh Rey, Justice mengambil ancang-ancang sekarang ia akan menggunakan sihirnya untuk membangunkan Rey.
"Hei jangan buat keributan pagi ini, kalian bisa merusak markas jika bertempur disini! Kita tak punya jaminan, ingat pemula sihir masih miskin kita belum mendapatkan upah apapun jika kalian merusak ya tak ada ganti untuk itu." Tutur Mikhail panjang dan lebar.
"Pasalnya tak ada cara efektif yang mampu membangunkannya!" Ujar Justice, telapak tangannya terangkat mengarah tepat ke arah Rey.
"Grimore!" Satu mantra sihir untuk pagi ini membawa rintikan air masuk kedalam kamar mereka, itu mantra memanggil hujan milik Justice.
Rey mengerjapkan matanya ketika rintikan air itu membasahi wajahnya sontak ia yang baru setengah sadar itu bangun mencoba mengumpulkan kesadarannya. Melihat Rey yang sudah bangun Justice tersenyum penuh kemenangan namun ia tak menghentikan sihirnya melainkan masih tetap membiarkan air itu menetes membasahi kepala juga tubuh Rey.
"Allkey!" Ucap Rey mengarahkan sihirnya pada Justice, hujan kerikil datang tiba-tiba dari atas kepala Justice. Justice memekik ketika kerikil-kerikil itu menjatuhi kepalanya, sialan memang Rey sungguh.
"Kalian berisik sekali pagi ini!" Lirih Rey bersamaan dengan itu kedua mantra mereka berhenti. Mikhail menatap heran ke arah Rey saat ini, apa ia lupa hari ini Axcel memanggil mereka.
"Rey kita ada janji dengan Paman Axcel satu jam lagi bersiaplah segera!" Ujar Mikhail namun Rey dengan santai hanya menguap meregangkan otot-ototnya lalu kembali menarik selimut dan tertidur seakan tak peduli kedua kawannya yang susah payah membangunkannya, pagi ini rasanya tingkah Rey membuat Mikhail gelap mata.
Justice membelalakkan mata ketika melihat Mikhail menghampiri Rey merapal mantra padanya hingga ranjang milik Rey terbalik kebawah, dan Rey yang terjatuh di atas lantai.
Brukkkkkkkk
"Hei, Kau ingin membunuhku ya?" Pekik Rey ketika melihat ranjang miliknya melayang di atas dirinya tangannya sontak menutup kepalanya seakan mencoba melindungi dirinya barangkali Mikhail melepaskan mantranya dan ranjang itu akan menimpanya.
"Bangun dan cepat bersihkan dirimu Rey!" Tegas Mikhail, Justice yang berada dibelakang mereka tertawa melihat itu rupanya Mikhail mampu tegas juga.
Rey yang masih syok itu sontak langsung berlari ke arah kamar mandi, membersihkan dirinya. Menyeramkan sekali Mikhail pagi ini kenapa manusia selembut dia bisa sebar-bar itu.
"Allkey!" Teriak Rey sebelum melangkah masuk kedalam kamar mandi, seketika kerikil kecil itu berjatuhan tepat di atas kepala Mikhail. Mikhail memekik menghentikan mantranya sontak ranjang milik Rey terjatuh rusak seketika.
Rey dari ambang pintu menatap tak percaya ke arah ranjang nyamannya itu, kini tinggal kenangan sudah. Ranjang yang semalam menyamankan dirinya masuk mengarungi alam mimpi pagi ini rusak begitu saja.
"Ka..kau merusaknya!" Ujar Rey masih menatap ranjangnya yang terjatuh dan rusak itu.
"Manusia ini menjengkelkan sekali! Aku tidak akan merusaknya jika kau tak mengirim batu ke kepalaku!" Protes Mikhail keduanya pun beradu argumen.
"Ah sudahlah kalian ini cepatlah! Ini hari pertama kita ayolah, kita baru saja mengukir prestasi instan dengan datang kemari jadi jangan ulur waktu terlalu lama!" Ucap Justice maju ke arah ranjang Rey rasanya ia juga kesal kali ini adu argumen dengan Rey tak akan ada habisnya sepertinya.
"Gamamaru!" Rapalan mantra sihir itu seketika mengembalikan ranjang Rey kambali seperti semula.
"Wahahahaha bagus sekali Justice Sayang, kau memang istri idaman sekali!" Ujar Rey asal seraya tertawa Justice memicingkan matanya mendengar itu.
"Menjijikkan sekali woi!" Protes Justice seraya menatap Rey tajam, Mikhail terbahak-bahak mendengar itu.
"Baru saja kemarin kalian melepas masa lajang kalian dengan ciuman itu." Ujar Mikhail sembari tertawa, Rey juga Justice yang mengingat itu wajahnya berubah menjadi masam sungguh itu memalukan sekali.
"Aaaaaaaaaa!!!" Teriakan para gadis dari lantai tengah itu membuat ketiga pemuda ini saling tatap menatap.
Kali ini apalagi yang terjadi, Mikhail juga Justice dengan hati yang kalut bergegas turun kebawah berbeda dengan Rey yang masuk kedalam kamar mandi.
"Ha, mungkin itu ulah Riley membakar dapur pagi ini!" Ucap Rey asal sambil menyalakan showernya ia mulai membasuh tubuhnya.
Sementara dibawah terlihat Riley juga Debora yang sedang sibuk dengan masakan mereka. Teflon itu terbakar ketika Debora menambahkan minyak diatasnya, tiap kali minyak itu ditambahkan mereka berdua saling berteriak.
"Hahhh!!! Kau tambahkan apa disana? Mengapa besar sekali apinya!" Ujar Riley dibelakang Debora sambil mengangkat spatula nya tak berani mendekati Debora yang sedang memasak telur itu.
"Kembalikan spatula ku Riley! Bagaimana aku akan membaliknya jika itu ada padamu!" Pekik Debora pada Riley.
Melihat itu Mikhail membuang nafasnya kasar hanya karena masalah sekecil itu mereka berteriak sungguh keterlaluan sekali. Mikhail berjalan menghampiri keduanya mengambil alih teflon yang dipegang Debora lalu mengambil spatula yang di pegang Riley. Disana terlihat Mikhail lihai sekali dalam memasak menunya, Riley juga Debora saling menatap satu sama lain mereka saling tersenyum kemudian.
"Wahhh ada koki yang mampu dihandalkan disini rupanya!" Puji Riley dari belakang Mikhail.
"Seharusnya ini tugas para gadis, namun kalian tidak becus rupanya." Ucap Justice menghampiri lemari es mengambil sebotol susu disana lalu duduk di meja makan.
"Nasi Omelet cukup pagi ini dengan porsi lima orang!" Ucap Mikhail.
"Wah lezat itu pasti, masaklah dengan baik ya Mikhail!" Ujar Riley semangat, sedangkan Debora berjalan mengambil beberapa piring menatanya di meja makan.
Selang beberapa menit sarapan mereka sudah siap bersamaan dengan itu Rey sudah berada diambang pintu terlihat segar dan bugar.
"Mari makan Rey, setelah itu kita akan bertugas menemui Axcel!" Ajak Riley seraya menepuk-nepuk kursi kosong disampingnya, Rey tersenyum mendengar ajakan itu penuh dengan semangat ia berjalan menghampiri rekannya lalu duduk dan makan bersama mereka.
...Takdir Tuhan ada di ujung usaha manusia...
...Takdir selalu berjalan dengan caranya sendiri...
...Takdir itu bukan ditentang, tapi diterima
...
_____________
Ensiklopedia :
Apa benda yang lebih besar dari matahari?
UY Scuti sampai sekarang tercatat sebagai bintang terbesar di alam semesta, dengan diameter 1.700 lipat lebih besar dari matahari. UY Scuti ditemukan oleh astronom Jerman di fasilitas observatori Bonn pada 1860.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
@◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Ray bobo mu nyenyak betul
mimpi apa ????
2023-02-18
0
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
wow Mikhail selain jago merusak ranjang nya Rey dia jga jago masak ternyata 😀jd penasaran sama masakan nya
2023-02-18
0
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
siram aja pake 1 ember air justice 😁😁pasti Rey bangun tuh😆😆
2023-02-18
0