"Tidak tetapi ada seorang kepercayaan nya yang datang kesini" ucap Ibu, Lukas pun mendengarkan perkataan ibu itu sembari, tersenyum ceria seperti wajah anak kecil.
Orang kepercayaan nya!? Aneh!?
"Ya... seperti itu kira-kita, tubuh nya besar sekali melebihi rumah ini, mungkin lebih besar lagi dari rumah lainnya" ucap Ibu itu yang telah selesai mengobati tangan Lukas.
"Apakah anda memiliki kain?"
"Ya saya punya, tetapi untuk apa kain itu?" tanya kembali, Lukas langsung mengeluarkan pedang nya dan menunjukkan nya kepada mereka "Untuk membersihkan darah-darah ini dari pedang ini"
"Tunggu sebentar ya" ucap nya yang langsung pergi, Lukas pun melihat pedang itu, ia membolak-balikan pedang itu, tiba-tiba pedang itu pun menyala-nyala bagaikan api yang menerangi pedang itu.
"Eh!? kenapa pedang ini menyala-nyala?" gumannya ia pun dengan cepat mengeluarkan buku yang berisikan tentang cara meningkatkan pedang dan sihir di tasnya tersebut.
Ia mulai membalikan seluruh halaman yang ada di dalam buku dengan cepat Lukas menemukan nya tentang pedang yang menyala-nyala itu.
Pedang bisa menyala-nyala karena adanya poin yang harus ditukar agar bisa menaikan level lebih tinggi, dan setiap pedang ini menyala-nyala atau semacam nya yang tidak wajar yang terdapat di suatu pedang, itu tandanya poin sudah memenuhi target.
"Ah... ku kira mengapa pedang menyala-nyala itu karena rusak?" ucap Lukas yang melihat pedang nya yang mulai meredupkan cahaya, ibu itu datang membawa kain yang Lukas minta.
Lukas tersenyum lalu ia mengelap pedang nya itu dengan cepat dan sangat hati-hati "Apakah kau pernah sekolah di akademi pedang dan sihir?" tanya ibu itu yang menatap tangan Lukas yang tengah membersihkan pedang nya itu.
"Aku tidak pernah sekolah di akademi, dan malah aku tidak tidak pernah disekolah disana… hah karena aku bukan putra mahkota tempat yang aku tinggalin disana hanya sebuah rumah besar tidak berarti" ucap Lukas yang sedari tadi menatap pedangnya itu yang sudah dibersihkan.
Ia menatap dirinya sendiri menggunakan pedang itu, ibu dan kedua anak itu terdiam melihat wajah Lukas yang langsung terdiam "Kak itu putra mahkota!" teriak anak kecil itu.
Lukas pun terkejut dan langsung menengok ke arah anak kecil itu dengan wajah nya yang penuh dengan keyakinan didalam dirinya "Apa maksud mu!?"
"Kau tahu kami bertiga menganggapmu putra mahkota, karena putra mahkota akan menyelamatkan masyarakat nya dari para iblis" ucap Ibu itu yang tersenyum kepada Lukas, Lukas pun terdiam, ia langsung mengingat ketika ia menyelamatkan ibu dan kedua anak itu.
"Kalian jangan apa-apa kan mereka!" teriak Lukas yang langsung menancapkan nya dengan tepat sasaran.
Pastssss…
"Hah… meskipun kalian berkata begitu itu membuat ku menjadi lebih baik" ucap Lukas yang tersenyum kepada mereka, Lukas pun memasukkan pedang nya kembali dan menggunakan hodenya.
"Aku ingin pergi dulu, terimakasih telah membuat ku lebih baik"
"Semangat pangeran, semoga kau berhasil!"
Setelah Lukas berpisah dari mereka dan sudah berjalan menunggangi kudanya cukup jauh dari kerajaan, Lukas melihat sebuah toko pedang dan sihir ia pun segera berlari menuju toko itu menggunakan kudanya.
Tetapi tiba-tiba, dari arah kiri sebuah panah tajam mengenai kuda yang ditunggangi Lukas, seketika kuda itu terjatuh bersama Lukas yang ikut terjatuh. Darah mulai bercucuran di seluruh tubuh kuda itu, Lukas pun hanya bisa melepas kepergian kuda kesayangan nya itu.
"Siapa kau ha! mengapa kau menembakan panah ke arah kuda ku!" teriak Lukas yang mulai mengeluarkan pedang nya, tiba-tiba dari semak-semak keluar sekelompok iblis.
Iblis!
Iblis otu mulai berlari ke arah Lukas, Lukas dengan berani mengangkat pedang nya dan memulai menibas satu persatu para iblis itu, tetapi Lukas masih belum pulih dari lukanya itu.
Arghhh!
Sial! tenaga ku mulai habis, aku sangat kelelahan karena aku bertarung tadi! apakah aku akan mati oleh para iblis ini!? tetapi bagaimana mungkin aku bisa menyerah!
Tiba-tiba salah satu iblis itu mulai menyerah di belakang nya tanpa Lukas sadari, iblis itu langsung menggunakan cakar nya yang ingin melukai punggung nya.
Patssssss
Seseorang tiba-tiba muncul dari belakang dan langsung memotong tangan iblis itu dengan cepat, iblis itu pun seketika terjatuh, Lukas yang melihat kejadian itu pun melihat orang itu, dengan aksi heroik nya Lukas langsung terkagum dengan orang itu.
"Wah! hebat sekali!"
"Jangan memuji ku dulu, ayo kita selesai kan para iblis ini, kita habisi mereka!" mereka mulai menebas para iblis itu, satu persatu para iblis itu terjatuh dan mati.
Setelah beberapa meniti mereka melawan para iblis itu, akhirnya Lukas pun langsung terjatuh ke tanah, ia telah kelelahan melawan para iblis itu, semua tangan nya merasa kesakitan karena berkali-kali menebas para iblis.
"Kau tidak apa-apa kawan?" tanya orang itu, ia langsung mengulurkan tangan nya untuk membantu Lukas berdiri, Lukas dengan cepat mengulurkan tangan nya dan mulai melepaskan hodenya.
"Kau kau kan!"
"Ya aku Lukas salam kenal! dan nama mu siapa?" tanya Lukas yang mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan, ia membalas jabatan Lukas.
"Aku Alfie" ucap dirinya yang langsung menggerai rambut nya yang terikat, Lukas pun terkejut bahwa yang menolong nya adalah seorang anak perempuan yang seumuran dengan nya.
"Kau perempuan!?"
"Kau mengira aku laki-laki!? hah… kau ternyata sama saja dengan yang lain yahh… aku sangat bingung, padahal aku hanya seorang perempuan yang tidak bersalah, dan dituduh sebagai laki-laki hah yang benar saja!"
"Jadi mengapa kau bisa menggunakan celana, dan bukanya gaun atau semacam nya" ucap Lukas yang merasa tidak enak dengan perkataan nya, Alfie pun langsung menatap tajam mata Lukas.
"Hey! ingat ya, aku sudah menolong mu kau tahu! dan iya, kau tahu aku ini seorang pedang akademi level 5" ucap Alfie dengan nada sombongnya, Lukas pun terdiam sejenak mendengar perkataan Alfie.
"Ah… dan mengapa namamu Alfie? itu seperti nama anak laki-laki?"
"Hah… kau seperti tidak tahu ya, A-L-F-I-E itu adalah nama perempuan, yah… paling yang bikin nama ku ini seperti cowok adalah di bagian depan nya saja" ucap Alfie dengan tegas Lukas pun mengangguk kan kepalanya.
"Oh iya, mengapa kau kesini Lukas?"
"Aku ingin menukar poin untuk menaikan level pedang ku ke level 3" ucap Lukas yang mengeluarkan pedang nya, Alfie pun menatap pedang milik Lukas.
"Apakah kau tidak pernah sekolah akademi pedang dan sihir?" ucap Alfie yang menyipitkan matanya dengan taja menatap Lukas.
"Ah… soal itu, aku tidak pernah sekolah akademi pedang dan sihir sebelum nya"
"Apa!"
"Tetapi bagaimana kau melakukan teknik dasar dan teknik lainnya dalam bermain pedang!?" ucap Alfie dengan terkejut "Aku membaca buku tentang teknik dasar pedang, aku selalu berlatih selama 2 tahun, dan aku juga sudah berlatih teknik para raja, tapi belum sepenuhnya" ucapan Lukas membuat Alfie terkejut setengah mati.
Ia belum pernah bertemu orang seperti Lukas sebelum nya "Tehnik pedang para raja!" teriak Alfie, Lukas menganggukkan kepalanya.
"Sudah lah, aku ingin menukar poin ku dulu ke toko" ucap Lukas yang pergi meninggalkan Alfie, Alfie pun mengikuti Lukas dari belakang berniat untuk menemani Lukas juga.
Sesampainya Lukas di toko itu, banyak sekali para murid dari akademi menukar poin mereka untuk meningkatkan level dan ada juga yang ingin membeli tongkat sihir untuk para murid penyihir.
Lukas melihat ke arah kanan dan kiri, semua orang sontak menatap Lukas dengan mata tajam mereka, Lukas merasa kebingungan sekaligus ketakutan melihat tatapan mereka yang tidak menyukai nya.
Mengapa tatapan mereka seperti itu kepada ku!? dan apa salahku sampai aku di tatap seperti itu!?
"Hey kamu! ngapain kamu kesini!" teriak salah satu orang dari belakang, Lukas dan Alfie kembalikan badan nya, mereka melihat salah satu anak dengan tatapan tidak suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments