"Tidak tidak perlu, sekarang kau bersiap-siap lah untuk berangkat" ucap kepala mentri yang pergi keluar dari perpustakaan bawah tanah, Lukas pun mengecek simbol itu setelah nya ia pun menghembuskan nafas nya.
Aku harus menjaga rahasia ini agar tidak semua orang mengetahui nya...
"Sekarang aku sudah siap untuk pergi pak kepala mentri" ucap Lukas yang memakai penutup kepala seperti hode tetapi dengan ukuran yang cukup besar yang menutupi semua tubuh.
Lukas dan kepala mentri keluar dari perpustakaan bawah tanah, menuju tempat kebun istana yang disana terlihat kuda milik Lukas yang tengah memakan rumput.
Lukas pun menyiapkan tempat penunggang kudanya dan langsung menaikinya dengan cepat, kepala mentri pun membantu Lukas agar tidak terjatuh nantinya.
"Sudah selesai, sekarang kau boleh pergi, oh iya aku juga sudah menyelipkan beberapa uang di tasmu untuk membeli mu makanan atau pun lainnya, tetapi semoga berhasil"
"Terima kasih pak kepala mentri, tolong jaga wilayah ini selagi aku kembali bersama dengan bagian raja dan para mentri lainnya, tolong suruh para dokter di wilayah ini untuk mengobati para masyarakat sekitar" ucap Lukas, kepala mentri pun menundukkan kepala nya.
"Tidak usah menundukkan kepala seperti itu pak kepala mentri, saya pergi dulu ya, doa kan semoga saya bisa kembali ke kerajaan ini ya pak!" teriak Lukas yang pergi dengan cepat menggunakan kudanya.
"Ya... semoga kau berhasil!"
Rasanya sedikit takut, tetapi aku harus bisa karena aku lah yang diharapakan pak kepala mentri, ya... meskipun bukan masyarakat di kerajaan ini sih...
Lukas menunggangi kudanya dengan cepat tanpa henti, jalan yang berbatu dan juga rusak dilaluinya dengan cepat. Lukas tetapi fokus dengan jalan sembari melihat rumah-rumah yang sudah hancur.
"Eh itu kenapa pada rame ya!? mending kesana aja deh..." dengan cepat Lukas pergi ke tempat itu ia melihat banyak iblis yang mengitari ibu dan anak-anak nya.
Sontak Lukas pun dengan cepat menghentikan kudanya dan segera berlari menuju kumpulan para iblis itu. Lukas mengeluarkan pedang nya dan mulai berlari sekencang mungkin untuk menusuk iblis itu.
"Kalian jangan apa-apa kan mereka!" teriak Lukas yang langsung menancapkan nya dengan tepat sasaran.
Pastssss...
Semua darah dari iblis itu keluar dari tubuh nya, iblis itu pun langsung terjatuh tak berdaya, sekelompok teman nya pun langsung mendekati Lukas, Lukas pun bersiap menancapkan pedangnya lagi ke arah mereka.
"Ayo anak-anak kita berlindung dulu!" ucap seorang ibu yang tengah menggendong anak kecil yang berumur 5 tahun dan juga anak yang berumur 8 tahun, mereka segera berlari ke arah tempat jalan sempit yang dipenuhi banyak kotak-kotak buah disana.
Setelah Lukas membunuh 49 iblis, karena iblis-iblis itu berdatangan mendekati Lukas, tetapi hanya satu iblis lagi yang harus Lukas tuntaskan, ia pun memegang pedang nya dengan mengarah ke arah samping.
Dengan noda darah yang berada di pedang nya itu, wajah Lukas sudah mulai kelelahan melawan semua para iblis itu.
Warghhhhhh!
"Mati lah kau!" teriak Lukas yang langsung membelah tubuh iblis itu, iblis itu pun terbelah dan mengeluarkan banyak darah dari tubuh nya. Lukas pun mendekati tubuh iblis itu, ia melihat sebuah koin emas di setiap tubuh mereka, Lukas pun mengambilnya.
"Kenapa ada koin dalam tubuh iblis ya!? apakah ini permainan?" giuma Lukas yang membuka hode nya, tiba-tiba ibu dan kedua anak itu datang menghampiri Lukas yang tubuh nya sudah diselimuti banyak darah.
Dengan beberapa goresan luka di tangan, terlihat beberapa darah mulai bercucuran, mereka pun terkejut melihat bahwa yang menyelamatkan nya adalah Lukas.
"Terima kasih, telah menolong kami tuan Lukas" ucap ibu itu beserta anak nya yang berumur 8 tahun itu sembari menundukkan kepalanya.
"Sama-sama, tapi kalian tidak perlu menundukkan kepala seperti itu hahahaha" ucap Lukas yang langsung menaruh kembali pedang nya itu.
Ibu dan kedua anak itu melihat ke arah tangan Lukas yang terluka "Ah... kenapa kalian menatap ku?" anak kecil itu pun langsung menunjuk ke arah tangan Lukas yang penuh dengan goresan.
"Tangan tuan Lukas terluka, bagaimana ke rumah kami dulu untuk diobati, ini juga termaksud balas budi kami terhadap tuan?"
"Sudah ku bilang jangan panggil aku tuan atau pun pangeran, kalian panggil saja namaku Lukas, dan aku juga tidak apa-apa ini hanya luka biasa aku bisa mengobati nya sendiri, yang terpenting aku sedang buru-buru" ucap Lukas yang langsung menunggangi kudanya, tetapi anak kecil itu pun menghalangi Lukas untuk pergi.
"Tolong pergilah kerumah kami untuk balas budi mu yang telah menyelamatkan nyawa kami, jika anda tidak datang mungkin kedua anak saya dan saya sendiri sudah tiada" ucap Ibu itu yang mendekati Lukas, Lukas pun hanya bisa menghembuskan nafas nya.
Lukas pun berjalan kaki bersama mereka dan menuntun kudanya, setelah beberapa menit di perjalanan, mereka telah sampai di sebuah rumah kecil yang terbuat dari beberapa bambu dan juga anyam-anyaman.
Dengan corak khas yang masih seperti rumah sederhana, Lukas pun masuk kedalam rumah itu, rumah itu pun terasa seperti kuning karena ia melihat sebuah kayu bakar dan juga tempat masak yang masih menggunakan bahan sederhana.
Dan juga melihat beberapa anyaman bambu untuk tidur, tidak ada yang sepesial dari rumah ini "Rumah ini terasa kuno? apakah kalian tidak mengubah rumah ini menjadi lebih baik? maaf jika aku lancang bertanya"
"Tidak apa-apa, lagi pula rumah ini adalah peninggalan warisan keluarga..." ucap Ibu itu yang tengah mengolesi luka Lukas, Lukas mengandung rasa perih itu ditangan nya, yang ditatap langsung oleh kedua anak kecil itu.
"Oh iya, dimana suami anda, aku sama sekali tidak melihat nya?" mereka pun terdiam seketika, Lukas pun merasa sedikit berlebihan yang selalu ingin bertanya-tanya tentang orang lain "Ah... maaf kan aku aku tidak sengaja bertanya"
"Hah... sebenarnya suami saya itu telah di bunuh oleh iblis, kami waktu itu dikepung oleh para iblis, semua para warga menyelamatkan diri sendiri, tetapi suami saya melindungi saya dan juga mereka" ucap ibu itu yang menunjukkan jari nya ke arah anaknya.
"Di kepung ya!? apakah anda melihat raja iblis datang ke kerajaan ini?" tanya Lukas dengan wajah serius nya ibu itu pun terdiam mendengar perkataan Lukas.
"Tidak tetapi ada seorang kepercayaan nya yang datang kesini" ucap Ibu, Lukas pun mendengarkan perkataan ibu itu sembari, tersenyum ceria seperti wajah anak kecil.
Orang kepercayaan nya!? Aneh!?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments