Di pesantren di ributkan dengan hilangnya May, Dora menangis di ruangan pengurus.
" Tolong carikan anaku, tolong hu hu hu. . !" tangis Dora.
" Yang sabar buk, kita semua masih berusaha " kata Latif menenangkan Dora.
Di tengah malam, May, satang, dengan baju seksi, dan belanjaan yang begitu banyak membuat semua pengurus pesantren hanya bisa geleng kepala dengan May, yang pulang dalam keadaan mabuk.
" May, apa yang kau lakukan ? kenapa kau mabuk ?" tanya Dora.
May yang bisu, hanya melempar barangnya, dengan bibir bergerak.
" Aku cari ke bahagiaanku " gerakan bibir May.
Plak. . !
Dora menampar May, membuat May terkejut.
" kau memalukan ibu, kau buat malu ibu, masih beruntung kita masih punya tempat tinggal " kata Dora.
May, menangis, sedang semuanya pilih pergo, tapi May juga harus di sidang, tapi menunggu esok pagi.
Paginya May di sidang oleh lurah pondok.
May, memangbodynya berisi, montok, setiap lelaki noeml pasti ngiler, setiap melihat ody, dan baju yang dia kenakan, Latif sering ngomonginya, tapi tidak di hiraukan.
Tapi saat ini, kesabaran saudara Pondok semua sidah habia, ahirnya, May dan Dora di usir,,sejak saat otu, May, sering jalan dengan om - om, untuk memenuhi kebutuhanya.
Di sekolahan juga saat ini dia menjadi bahan bullyan.
" Yea anak sang koruptor !" kata salah satu siswa.
" Koruptor, sekarang jadi simpanan om - om " kata temanya yang dulu jadi sahabatnya sambil di dorong hingga jatuh, Rayyen datang, dan menolongnya.
" jangan - jangan ustad kita ikut merasakan tubuhnya May, secara May kan sedikit lama tinggal di pesantren " olok temanya.
" Ha ha ha. . !" tawa semua.
" Jaga mulutmu, kita tidak pernah tahu bagaimana allah menguji hambanya, seperti yang di alami Kak May saat ini !" kata Rayyen.
" Ya seperti dirimu, yang masih terbayang - bayang teman masa kecil " balas temanya Rayyen.
Perdebatan berhenti setelah Rayyen menarik May, menjauh, tapi di saat Rayyen, duduk di kelas sendiri, akan belajar persentase yang akan segera di lakukan tentang roket yang dia bikin beesama Ira, Rayyen di kagetkan, dengan datangnya May, yang duduk di mejanya yang ada di depanya, dengan meninggikan roknya.
" Apa apaan kau kak May !?" bentak Rayten, tapi May, malah meraba, pipi dan dada Rayyen dengan wajah menggoda.
Ira datang langsung mendorong May hingga terjatuh, dan membuat pinggang May terasa sakit.
" Sudah di cari malah asik - asik di sini, acara akan mulai Rayyen !?" bentak Ira.
" Maaf kak Bella " kata Rayyen menunduk.
" Dan kau kalau gatel bilang sama saya, biar saya garuk pakai garpu " kata Ira pada May yang masih terduduk di lantai sambil memegang pinggangnya, lalu Ira jalan menuju pintu, sambil menarik tangan Rayyen.
Tapi Ira membalikan badan lagi.
" Oh ya, kalau kau mau jadi pela**r, jangan di dalam sekolahan, dan jangan memakai almamater sekolahan, walau kau tidak bisa jaga diri, tapi paling tidak kau bisa jaga nana baik sekolahan " kata Ira lalu melanjutkan jalanya, sambil menarik tangan Rayyen menuju aula.
Nara sumber yang datang, ternyata Leon, sebagai motivator, karena kecerdasanya yang di miliki Leon, Leon bisa masuk universitas gratis terbaik di dunia yang berada di Ingris yak ni univeesity Oxford.
Dalam usia mudanya, dia juga sudah bisa merintis kariernya, dan menjalankan perusahaan reksa group.
Sebagai wawancaranya Ira sendiri, rencana jauh hari, sebenarnya May, tapi May terkena musibah, jadi di gantikan oleh Ira.
Leon berjalan dengan gagahnya, dengan jas hitam tanpa di kancing, dan di dalamnya dengan kemeja putih, dan celana dasar dengan warna senada dengan jasnya, dan berkaca mata hitam menuju aula, membuat para kaum hawa berbisik.
" Tampan sekali nara sumber kita kali ini masih muda lagi !" bisik para siswa.
" Aku dengar dia kakaknya Arief, ketua osis kita " bisik yang lain.
" Tapi kok beda, ini lebih tampan dan dingin " kata yang lain.
Semua tertegun saat melihat Ira dan Leon duduk berdampingan, Leon yang membuka kaca mata hitamnya akan memulai acara.
" Kenapa malah mirip sekali dengan Bella?" tanya yang lain, semua jadi saling berbisik, Arief yang sebagai ketua osis, mendengar, bisik para siswa.
Setelah selesai wawancara para siswa baru menunjukan karyanya, dan berpersentasi, Rayyen yang paling unik yak ni roket kaleng bekas, yang bisa terbang, memanfaatkan barang bekas membuat Leon mengingat sedikit sesuatu masa kecil.
Deon andreas, yang masih masa kecilnya Leon, sering membuatkan sesuatu yang unik, salah satunya Roket kaleng bekas terbayang sekilas, di ingatan Leon, tapi tidak seberapa jelas.
" Siapa yang bantu kamu bikin ini ?" tanya Leon pada Rayyen.
" Kak Bella," sambil menunjuk Ira.
' Bukankah, dia yang menolong Arief, ? siapa sebenarnya anak itu, hatiku seperti ada sesutu bila dekat dia, dan ingin memeluknya, bukan rasa cinta, tapi rasa melindungi !?' kata Leon dalam hati.
Setelah acara selesai, kepala sekolah, akan memberikan penghargaan pada siswinya yang berhasil menjinakan bom kemarin.
Berkali - kali di panggil tapi tidak ada yang naik.
" Buruan kak, naik ke panggung, ini pantas untukmu !" kata Rayyen.
" Naik saja sendiri " kata Ira sinis pada Rayyen.
Ada anak yang di dekat Ira mendengarkan percakapanya.
" Aku saja ya yang mewakili ?" tanya anak itu, lalu Ira mengangguk.
Saat anak itu naik dan menerima penghargaan.
Doooorrrrrr. . ! peluru melesat mengenai kepalanya dan meninggal di tempat. dengan darang yang berceceran.
Rayyen dan Ira langsung menuju pria yang mencurigakan memegang pistol yang memegang, mereka bergerak cepat, sampai meja di depanya, tidak di hiraukan, bagaikan loncatan, Leon yang melihatnya langsung ikut mengejar.
pria misterius itu masih lari tanpa jeda, Ira berhenti.
prang. . . !
Bught. . . !
" Aghhhht " teeiak pria misterius.
Ira berhenti dan di depanya ada besi, lalu ia tendang ke arah pria misterius itu, pas mengenai kepalanya, membuat larinya tidak seimbang dan terjatuh, dengan sigap Rayyen langsung menuju ke pria itu, dan.
"Siapa yang menyuruhmu, jawab !?" teriak Rayyen pada pria tersebut.
" Dan siapa kamu ?" lanjutnya.
" Sa sa saya. . !" jawab pria tersebut terbata.
" Dorrrr. . !" ada yang menembak pria misterius itu, di bagian punggung,,sampai tembus dada, Rayyen yang memegang leher orang itu, jadi terciprat darah segar.
" Sial. . !" kata Rayyen sambil melepaskan leher pria misterius itu.
Ira mengulurkan sapu tangan pada Rayyen
Dooorrrrr. . !
Peluru menuju ke kepala Ira, dengan sigap.
" Huffff. . .!" Leon memeluk Ira, dan langsung membawanya beeguling ke tanah, membuat pluru itu tidak mengenai sasaran.
Rayyen dan Arief dengan sigap berlari ke arah, pria penembak tadi.
" Uhuk. uhuk uhuk. . !" mata Ira melotot dan batuk- batuk.
Leon dengan sigap, langsung memeluknya dari belakang, dan mengeluarkan permen karet, yang tertelan oleh Ira.
" Huek. . !" Ira ahirnya tertolong, sedang Arief berhasil menendang pistol pria misterius 2, saat bidikanya mengarah pada Leon dan Ira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments