" Tugasku berhasil, dan tau kak, roket ini bisa terbang " kata Rayyen, menunjukan sebuah, roket kecil yang terbuat dari kaleng bekas.
" Siapa yang ajari kamu ?" tanya Ikbal.
" Kak Bella " kata Rayyen.
" Hebat. . !" puji Ikbal sambil, mengolak, alik, roket buatan Rayyen.
" Bisamenang, berarti kamu besok, di pertunjukan IPA !?" kata Ahmad.
" Insya allah, " jawab Rayyen dengan senyum.
" Kak, bagi duitnya dong !?" pinta Rayyen pada Ikbal.
" Buat apa? Bukanya kamu punya duit sendiri, hasil dari dakwah ?" tanya Ikbal.
" Buat beli permen karet, kak Bella tidak bisa mikir, kalau tanpa permen karet " kata Rayyen mengiba.
" Terus duit kamu ?" tanya Ikbal.
" Rayyen kan ingin kuliah di Turky, jadi Rayyen harus rajin menabung " kata Rayyen membuat ke tiga orang tuanya geleng kepala.
Memang Rayyen orangnya hemat, dan jeli, masalah sepatu tas, dan baju, dia jarang beli, karena dapat dari para fans.
Dan dia lebih berani, meminta uang pada Ikbal, karena Ikbal masih single, dan sudah berkerja
.
" Kalau gitu aku juga nabung, untuk menuju ke surga dunia !" kata Ikbal.
" Maksud kakak ?" tanya Rayyen.
" Untuk nikah bego. . !" kata Ikbal, sambil bercanda pada Rayyen.
Ikbal memberikan uang dua lembar seratus ribuan.
" Ke banyakan kak, harga permen karet paling mahal 1 pacnya paling mahal dua puluh ribu " kata Rayyen.
" Sekalian buat jajan kamu " kata Ikbal sambil mengusap kepala adiknya penuh kasih sayang.
" Makasih kak " kata Rayyen, sambil loncat seperti anak kecil dan lari ke kamar.
Mawar yang melihatnya terharu, sifat anak Aby manyu dari Latif semua menurun dari Latif, dia tidak pernah membedakan walaupun lain ibu.
" Kau terlihat dewasa, di depan orang banyak, tapi kau masih kecil di depan kakak - kakakmu " gumam Latif.
" Kenapa kau menangis dek ?" tanya Latif pada Mawar.
" Aku terharu mbak, anaku, mendapatkan kasih sayang dari kakak, kakaknya " kata Mawar.
" Semua anak mbak, hatinya menurun dari hati mbak !" kata Mawar.
" Semua bibit bobot bocah, itu di lihat dari keturunanya, " kata Latif sambil mengelus pundak Mawar yang masih memangku si kecil.
...****************...
Sedang di tempat Angga, Angga sedang bertengkar, denga Dahlia.
Tidak sengaja, Arief putranya yang baru pulang sekolah, melihat pertengkaran itu.
" Semua sudah ku korbankan untukmu, hingga perusahaan milik mas Deon, yang seharusnya jadi milik Leon, ku serahkan padamu, dan perusahaan papi, Wijaya group juga sudah kau jual !" bentak Dahlia.
" Kenapa kau tidak terima, kalau aku memanfaatkan putra mafia, Deon andreas !" jawab Angga datar.
" Aku tidak habis pikir padamu, segitu jahatnya kamu sama putraku, kau dulu berjanji menyayanginya, seperti anakmu sendiri sehingga aku rela kau membuatnya amnesia, agar tidak mengenang ayahnya " Kata Dahlia.
" Kau bodoh, kalau dia masih ingat, kau pasti, akan masuk penjara, kalau tidak dia akan dendam pada kita"
"Dan kau, apa kamu sadar, kau tidak pernah peduli dengan ke dua putramu, kau malah mementingkan teman sosialitamu, dan Arief kini harus memakai satu ginjal, karena ke cerobohanmu, kayak gitu aku harus menyayangi putramu ?" tanya Angga dengan senyum smirk.
" Aku hanya ingin mereka, memiliki satu sama lain walau mereka beda ayah " kata Dahlia sambil menangis.
" Kau bodoh, bodoh sekali Dahlia, di memang putramu, tapi dia anak Deon andreas, seorang mafia" kata Angga.
Ternyata Arief merekamnya, dan lusa Leon akan pulang ke tanah air, dia jadi teringat, kalau kakak kelasnya ada orang tuanya yang bernama Deon andreas, karena Arief adalah ketua osis.
Esoknya Arief memcarinya, di data sekolahan dan menemukanya, betapa kagetnya, ternyata, nama ibunya adalah Dahlia.
Seharian Arief mencari alamat itu ahirnya ketemu juga, tapi tidak berpenghuni, sepertinya, sudah lama tidak di tempati melihat pelataranya sudah mulai di tumbuhi rumput liar
Karena Deon, membeli rumah itu hanya untuk pelarian. dan kebetulan ada mobil mewah datang ke rumah gubuk sederhana yang di datangi Arief, Arief yang merasa putus asa senyumnya mengembang kembali.
" Dad, itu siapa di rumah kita ?" tanya Ira.
" Bukanya dia Arief putra Angga " kata Deon.
Arief menyambut ke datangan mobil mewah itu, dan menyalami semuanya, Arief sopan, ramah, dan manis, beda dengan Leon, Semenjak Leon, di buat lupa oleh Angga sifatnya banyak diam dan dingin.
" Ada apa kamu ke sini, ingin membunuhku ?" tanya Deon, pada anak yang masihpakai seragam putih abu - abu.
Deon dan Wijaya tidak ada simpatiknya dengan Arief, dan langsung melenggang pergi, masuk ke dalam rumah.
Arief mengikuti dari belakang.
" Kenapa kamu ikuti kami silakan pergi " kata Wijaya keras.
Arief memandang Wijaya tanpa berkedip.
" Woy, sana pergi. . !" bentak Ira sambil mendorong Arief menjauh dan menyadarkan lamunan Arief.
" Kakek mirip mami " ucap Arief masih dengan mata memandang Wijaya tanpa berkedip.
Deon memberi isyarat Ira, membiarkan Arief masuk, dan menyuruhnya seperti pembantu, menyapu, mengepel dan membersihkan seluruh rumah yang tidak seberapa besar membuat bajunya yang warna putih menjadi cream.
" Kau tidak salah Deon, anak penghianat itu, di biarkan di sini ?" tanya Wijaya, pada Deon, yang menaruh kakinya di meja dan menikmati kepulan asap.
" Biarkan saja pi, apa maunya dia, atau dia ke sini akan menyerahkan nyawanya, untuk menggantikan Angga " kata Deon.
Setelah selesai Arief menghadap Deon, dengan baju yang sudah lusuh.
" Apa mau mu datang ke sini ?" tanya Deon dingin.
" Aku hanya ingin cari tahu tentang kak Leon ?" kata Arief.
" Maksudmu ?" tanya Deon.
" Aku sudah tahu semua, kalau orang tua mamo di bunuh, dan yang membunuh itu Deon andreas, dan Deon andreas di bunuh oleh papi, tapi saat aku cari tahu, di buku wali murid, aku mencari nama, Deon andreas, niat hati, ingin menemui kak Ira, ternyata Deon andreas masih hidup " kata Arief.
" Sejak kapan kau memanggilku kakak, aku tidak pernah merasa punya adik sepertimu, dan aku tidak mau jadi kakakmu !" kata Ira membentak Arief.
" Aku tahu saat mami dan papi bertengkar, semenjak, aku di tinggal kak Leon kuliah, aku kesepian, dan ingin mencari saudaraku, dan ingin melindungi kak Leon dari lekejaman papi " cerita Arief.
" Mami dan papi hanya romantis di depan publik, tapi di rumah mereka sering berantem, dan tidal pedili dengan ke dua putranya " cerita Arief.
" Sepertinya kau menguasai apa yang di miliki Angga, kalau kamu bisa ber drama " jawab Wijaya.
" Tapi aku kaget, saat di sini melihat kakek yang mirip mami, bersama dengan Deon andreas, yang telah membunuhnya " kata Arief.
" Ya. . ! Beliau Wijaya " Kata Deon sambil berdiri.
" Aku ayahnya Dahlia, Dahlia wijaya, aku yang di bunuh papimu, Angga reksa, dan perusahanku di jualnya " kata Wijaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments