Aku bukan pelakor
...****************...
Dia cantik, sepertinya dia juga penyayang, apa kau suka, apa kau tidak ingin mendekatinya ?" tanya Wijaya.
" Apa sih pi ?" tanya Deon.
" Tidak apa, kau menduda sudah cukup lama menikahlah, jangan kau pikirkan Dahlia yang bodoh !?" jelas Wijaya.
" Dia istri orang !" Jawab Deon.
" Apa !" tanya Wijaya menjelaskan.
" Dia istri orang pi, lagian juga Deon sudah tidak cinta dengan Dahlia pi, sekarang yang aku pikirkan, aku rindu dengan putraku, aku ingin memeluknya !" Kata Deon.
" Kenapa kamu tidak cari cara, menemuinya di sekolahan !?" kata Wijaya.
" Ya pasti Leon selalu di jemput !" kata Wijaya.
" Menyamarlah, jadi tukang cilok, dekati adiknya, Arief, karena dia selalu melindungi adiknya " kata Wijaya.
" Papi tahu dari mana ?" tanya Deon.
" Ini mafia tapi kok bodoh ya ?" Kata Wijaya sambil menonyor kepala Deon.
" Kau benar pi, aku akan menjadi gembel, untuk menemui anaku !" Jawab Deon.
Deon ahirnya, melakukan aksinya, untuk menemui Leon.
" Kau putraku, ternyata kau tampan !" Kata Deon saat melihat putranya keluar dari gerbang sekolahan menengah atas.
Tiga remaja menghalangi jalanya dan terjadi adu mulut Leon yang emosi langsung, mendaratkan bogem pada salah satunya, hingga terjadi pengroyokan,
Tapi Leon tidak gentar, dan malah maju melawanya bersamaan, walaupun Leon babak belur, tapi dia bisa menendang lawan.
Saat lawanya telah pergi, Deon yang sebagai tukang cilok datang menghampiri Leon dan mengobati memarnya, saat sedang mengobati Leon, Leon cerita banyak tentang mami papinya, yang jarang peduli denganya dan adiknya, tapi kalau dia terlihat berantem pasti di marahi oleh maminya, Leon yang selalu tertutup tentang kehidupanya, mau cerita dengan Deon, setelah itu ada anak kecil menghampiri Leon.
" Kak, kau tidak apa - apa, tadi kata teman Arief kak Leon di kroyok ?" tanya anak itu.
" Tidak apa Rif. . !" jawab Leon santai.
" Tapi kakak !" kata Arief terputus, anak sekitar beda enam tahun dengan Leon itu mirip sekali dengan Angga, dan blasteran Dahlia.
" Untung ada om ini, om kenalkan ini adik Leon, Arief !" Kata Leon.
Arief mengulurkan tanganya, menyalami tangan Deon.
" Om, Miko. . !" Deon memperkenalkan nama palsunya.
Setelah itu Leon pergi.
Di tempat lain, Ira sedang asik belajar silat, tapi kakeknya kurang setuju, karena Ira anak perempuan.
" Kek, Ira bukan wanita lemah. . Ira ingin jadi seperti Deddy, yang siap melawan musuh kapan saja " jawab Ira.
" Tapi kamu perempuan nak, kakek mintak, jangan sampai kamu seperti deddymu " Kata Wijaya pada cucunya.
" Coba kakek dengarkan Ira, kalau kakek, di jahati orang, kakek akan apa, pasti akan melawan kan ?, nah seperti itulah Ira !" jelas Ira.
Deon datang, dengan wajah tersenyum.
" Kenapa lagi sih pi ?" tanya Deon pada Wijaya.
" Jadikanlah putrimu, wanita sejati menikahlah Deon " Kata Wijaya.
" Biarkan pi, dulu aku mengandalkan kakaknya, tapi ternyata kalaknya sudah memiliki adik " Kata Deon.
" Menikah juga tidak gampang pi, dia cinta pada Deon belum tentu mau dengan Ira yang bandel " Kata Deon
" Maksudmu ?" tanya Wijaya.
" Dahlia, dan Angga sudah memiliki putra, yang di beri nama Arief, ternyata setelah kita tinggal itu, mereka menikah sepertinya Arief hanya beda satu tahun dengan Ira " Cerita Deon.
Ira yang masih belajar bela diri, tidak memperhatikan obrolan dua pria.
" Memang bodoh anak itu, !" Kata Angga.
Di tempat lain yang tidak lain Mawar, dia sedang memasak, datang seorang dengan badan kekar, menemuinya.
" Kau di panggil madam, katanya kau masih cantik, pasti pelangganmu yang dulu, masih menunggu " kata pria berbadan kekar tersebut.
" Tidak, aku sudah memiliki suami, yang selalu menafkahiku !" bentak Mawar.
" Madam, memberi kamu waktu satu minggu, untuk berpikir !" Kata pria tersebut.
" Aku bilang tidak ya tidak. . . !" bentak Mawar.
" Persiapkan dirimu, kalau kau tidak mau, pasti akan kami seret " Kata nya lagi sambil berlalu pergi.
Madam adalah panggilan, wanita yang memiliki tempat hiburan malam, yang pernah di tempati Mawar dulu, wajah Mawar yang masih cantik, menjadi incaran madam lagi, apa lagi sekarang Madam tahu, kalau suami Mawar jarang pulang.
Seminggu kemudian Madam dan anak buahnya datang, menemui Mawar dan menyeret paksa Mawar.
Dion adalah putra Mawar, yang tahu ibunya di seret tidak tinggal diam, Dion langsung lari ke rumah Deon.
" Om tolong ibu saya om, ibu saya di seret - seret dengan dua pria dan satu wanita " kata Dion terengah - engah.
" Di mana Dion ?" tanya Deon.
" Di sana. . !" kata Dion sambil menunjukan tanganya ke arah yang di tuju.
Deon langsung lari, tapi telat, Mawar telah di bawa oleh mobil, tapi bukan Deon yang kehabisan akal, dia menaiki bukit, untuk mengejar mobil itu, ahirnya berhasil.
" Keluarkan Mawar . . .!" kata Deon sambil menunjuk orang di dalam mobil.
Seorang wanita setengah baya, tapi bergaya seperti ABG, dengan dandanan menor, pakai rok mini dan hanya pakai tengtop keluar dari mobil.
" Kau tampan, perkasa, aku beri bonus, satu kali,untuk setiap wanita yang kau ajak main, tapi jangan halangi jalan kita !" kata Madam sambil mengelus dada Deon yang indah, Deon tersenyum pada madam, membuat madam ikut tersenyum dan akan mencium bibir Deon.
Baru saja madam menjinjit, karena badan Deon yang tinggi, Deon mendorongnya hingga terjatuh, rok mininya menyingkap, hingga terlihat kulit keriput di pahanya.
" Cuih. . . , kau beri gratis, setiap malam pun aku tidak akan tertarik !" kata Deon.
" Walaupun kau bayar sampai semilyaran sekalipun !" lanjut Deon.
" Karena aku tidak doyan yang murahan !" kata Deon.
" Keparatt. . . . !" kau telah menghinaku, hajar dia !" teriak madam pada para anak buahnya sambil menunjuk Deon.
Deon yang hanya satu melawan empat, membuatnya kualahan.
Brugh
brugh
Brugh.
Semua lawan terkapar
Satu orang memegang pisau, dan akan menikam Deon dari belakang.
Krek. . .
" Awwwwww. . . !" teriak lawan karena dengan cepat Deon berbalik, dan memegang tanganya, setelah itu, di pelintir sampai bunyi.
Semua lawan telah tumbang, Deon membuka mobil akan menyelamatkan Mawar, melepas tali yang mengikat, kaki dan tanganya, tapi naas madam memukul punggungnya dengan balokan.
Bught
" Aghhhh. . . !" teriak Deon, dengan wajah pucatnya, dan dengan kesadaran yang tersisa di membalikan badan dan menghantamkan kepala madam pada mobil hingga pingsan.
Dion datang dengan beberapa warga memakai mobil pic up, segera menyelamatkan Deon, membawanya ke puskesmas terdekat. tapi Deon di nyatakan tidak ada masalah, hanya memar di punggungnya.
Mawar yang menunggunya sambil menangis dan beberapa warga.
" Maafkan aku mas menyusahkanmu !" kata Mawar.
" Suamimu sudah tahu ?" tanya Deon.
Mawar menggeleng.
" Kasih tahu suami kamu, atau aku yang akan kasih tahu " kata Deon.
" Tidak usah mas, biar nanti aku yang kasih kabar " kata Mawar.
" Kenapa kamu tidak ikut tinggal denganya saja ?, apa kamu tidak di ajaknya tinggal bersama ?" tanya Deon.
" Sebenarnya berkali - kali dia mengajaku tinggal bersama, tapi aku tidak mau karena aku takut dengan istrinya, kalau ingin aku tinggal denganya, biarkan istri sahnya ikut menjemput aku "
" Jika aku ke sana sendiri, aku takut di tuduh pelakor, dan aku bukan pelakor !"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments