" Dion dari tempat sahabat, tadi Dion sudah pamit sama kakak " kata Dion.
" Tapi kamu kok pakai sepatu, dan kemeja, bukankah kamu tadi ke sana hanya pakai sendal jepit " kata Rahma.
" Di kasih kak !" kata Dion.
" Tapi itu sepatu mahal dek, apa sahabat kamu orang kaya ?" tanya Ahmad.
" Tidak, ayahnya hanya seorang petani, menanam singkong, jagung, padi, hanya cukup buat makan " kata Dion.
" Tidak mungkin. .!" kata Ahmad.
" Jangan di perpanjang, mungkin dia menabung untuk beli sepatu itu " kata Aby manyu menengahi.
" Mau nabung berapa tahun bi, lihat harganya saja setara dengan hidup seluruh santri setahun !" kata Ahmad sambil mengulurkan ponselnya pada Aby manyu.
" Dan ini sepatu mahal produk pertama, yang di pamerkan tahun kemarin !" kata Ahmad masih melihat ponselnya.
" Mungkin kw nya " kata Aby manyu.
" Abi, kemeja ini juga bukan kemeja murah, coba abi tarik, dia tidak akan robek " kata Ahmad.
" Sudah jangan di permasalahkan, yang terpenting, adikmu tidak nyuri " kata Aby manyu.
Mobil berjalan dan melewati rumah Ira, Ira di depan rumah melambaikan tanganya Dion membalasnya.
" Dia sahabatku kak !?" kata Dion pada ke dua kakaknya dan itu rumahnya.
Kakaknya hanya bengong, melihat pondok kecil berdidingkan bambu.
" Walaupun kecil kak, rumahnya, tapi dalamnya rapih sekali, dia tinggal dengan kakek dan daddynya, makanya sikapnya seperti laki - laki " Cerita Dion.
Sesampainya di pesantren Dion di sambut oleh para santri, wajahnya yang mirip Ahmad, ke tampananya, membuat para santri remaja geleng kepala.
" Mirip gus Ahmad ya ? tampan ?" kata seorang santri.
" Tapi sayangnya gus Ahmad sudah mau nikah, sama anak ustad juga, untung ada Gus Ahmad kecil !" kata para santri.
Malamnya, saat Aby manyu, akan tidur di kamar Latif.
" Abi, waktunya jatah Mawar, diakan sudah lama tidak dapat nafkah batin dari abi !" kata Latif.
" Mawar masih lelah umi, aku ingin tidur di sini saja dengan umi !" kata Aby manyu.
" Abi, punya istri dua itu harus adil " kata Latif sambil mendorong Aby manyu keluar kamarnya.
Lalu Latif menutup pintunya, tanpa terasa air matanya menetes, membayangkan Aby manyu, sedang nercumbu mesra, dengan madunya seperti yang mereka lakukan.
' Ya allah, aku menerima ke hadiranya, tapi hati ini masih sakit !' gumam Latif.
Aby manyu berjalan menuju kamar Mawar.
" Maafkan aku Latif, aku tahu hatimu masih sakit, tapi kau tutupi dengan senyumu " kata Aby manyu.
Sesampainya di kamar Mawar, Mawar masih beres- beres bajunya memasukanya ke dalam lemari.
" Abi, masuk, ada apa ?" tanya Mawar.
" Aku suamimu, kenapa kau tanya kenapa masuk ke kamarmu ?" tanya Aby manyu.
" Maaf Abi ?" kata Mawar.
Saat Aby manyu akan menyentuh Mawar, yang dia sebut adalah Latif, membuat Mawar meneteskan air mata, tapi dia tidak bisa menolak, keinginan suaminya.
' Mas aku mencintaimu, tapi kenapa kau selalu sebut nama istri pertamamu, setiap menyentuhku ' kata Mawar dalam hati.
Paginya Aby manyu selalu bangun pagi dan mandi selalu sholat berjamaah di masjid bersama para santrinya.
Saat masak bersama Latif dan Mawar, Latif melihat mata Mawar yang sembab.
" Kenapa Mawar, apa kau tidak suka tinggal di sini, atau ada masalah dengan abi ?" tanya Latif, Mawar geleng kepala.
" Tapi kenapa ?" tanya Latif, yang Mendekati Mawar yang sedang duduk.
Mawar turun dari bangku yang di dudukinya, dan memegang tangan Latif sambil menangis membuat Latif bingung.
" Ada apa dengan dirimu, ceritalah, kita semua keluarga !" kata Latif halus.
" Maafkan aku mbak, sudah hadir dalam kehidupan kalian berdua ?" kata Mawar.
" Kau tidak perlu sedih, mungkin ini sudah rencana yang kuasa " kata Latif.
" Emang ada apa dengan Abi, apa abi menyakitimu ?" tanya Latif dan di gelengi oleh Mawar.
" Terus kenapa ?" tanya Latif.
" Abi tidak pernah mencintaiku, cintanya pada mbak begitu besar, dia menikahiku, karena ingin menolongku " Mawar mulai cerita.
" Abi mau menikahiku, karena aku mau menuruti syaratnya, jangan banyak menuntut darinya, karena cintanya tidak pernah terganti, aku dulu hanyalah seorang wanita malam yang di jual oleh pacarku, di rumah bordir mbak, abi menebusku. atas permohonan ayahku dan menolongku, abi menikahiku " cerita Mawar.
" Apa kau tidak tahu kalau abi sudah punya anak dan istri ?" tanya Latif, dan di angguki Mawar.
" Dia cerita, dia suami, dan seorang ayah dengan empat orang anak !" kata Mawar.
" Tapi kamu masih mau menerimanya ?" tanya Latif dan diangguki Mawar.
" Aku menerimanya, karena aku ingin memiliki anak dari pria yang taat akan agama " kata Mawar.
" Kau sering merasa tersakiti oleh abi, kenapa kau tidak mau mintak cerai, dan menikah dengan pria yang mencintaimu ?" tanya Latif lagi.
" Pria tampan, gagah, lebih muda dan kaya itu banyak mbak, tapi tidak segampang itu mbak, banyak yang tidak setia dia hanya menginginkan tubuhku, dia hanya besar nafsu, bahkan ada yang menawarkanku menjadi istri simpanan dengan harga mahal mbak"
" Saat aku di rumah bordir, dia tampan gagah, hanya menginginkan tubuhku, mereka menghamburkan uang, hanya untuk kesenangan dunia "
" Saat abi datang menjemputku, dengan aparat desa, betapa bahagianya aku mungkin cita - citaku akan tercapai, makanya saat abi mengajukan persayaratan akan aku jalani, salah satunya dia tidak bisa mencintaiku ", kata Mawar.
" Yang terpenting anak keturunanku, tahu agama, tidak seperti aku yang tidak tahu tentang agama, dan hina ini mbak !" cerita Mawar dengan berderai air mata.
" Ayah ibumu sekarang di mana ?" tanya Latif.
" Ayahku meninggal, setelah aku melakukan ijab kobul dengan abi, kalau ibu dia pergi dengan pria lain, karena ayah hidup miskin !" jelas Mawar.
" Sekarang lupakan segala kenanganmu, di rumah bordir, kini saatnya kita buka lembaran baru, mulailah dari nol, kita di sini semua keluargamu, dan kau berjuanglah untuk mendapatkan cinta abi !" kata Latif.
" Terima kasih mbak, pantas abi selalu mencintai mbak, aku menemukan ibu yang baik yang selalu membibingku, " kata Mawar.
" Bangunlah, jangan seperti ini, nanti abi pulang, makananya belum masak, dan kau cuci mukalah dandan yang cantik, kau masih muda, jangan sampai abi tahu, kalau dirimu habis nangis " kata Latif, dan di angguki Mawar.
Mawar bergegas masuk, dan mencuci mukanya dan mengoles bedak, agar tidak terlihat sembab.
Mereka menyambut ke datangan suami dan anak - anaknya sarapan bersama, di meja makan, Latif memberikan kode pada Mawar, agar memberi nasi di piring abi, sedang Latif lebih memilih, memberi nasi di piring Dion.
Aby manyu, memandang Latif sedikit kecewa, " Abi masih belum lapar, kalian makan duluan !" kata Aby manyu langsung masuk kamar, membuat Mawar menunduk lesu.
Latif mengikutinya.
" Abi, abi tidak boleh egois, bagai manapun Mawar juga istri abi, dia juga punya hati, di saat tidak ada umi, dia melayani abi dengan baik, tidak selamanya abi, umi bisa mendampingi abi !" kata Latif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
resiko kalo mau d madu kalo g mau d madu cerai
2023-11-15
1
Siti Sopiah
berderai airmata q membacanya.sungguh mulia hatimu Umi Latifah
2023-09-20
0