" Aku dan istriku di bunuh Angga reksa, dan di selamatkan oleh Deon andreas, tapi Deon hanya bisa menyelamatkan aku, dan karena kebodohan Dahlia, terkena bujuk rayu Angga, Angga membunuh Deon dengan tuduhan telah membunuh kami " Wijaya menjeda.
" Angga itu hebat bersandiwara, dan menjatuhkan kami, demi kepentingannya, padahal kurang apa Deon denganya ?" jelas Wijaya.
" Lalu kak Ira ?" tanya Arief.
" Dia putri malang yang akan di bunuh Angga, tanpa, di sentuh, ibunya sedikitpun, tanpa di lihat jadi Dahlia tidak perlu tahu, karena itu akan membahayakan nyawanya !" kata Wijaya.
" Aku juga cucumu kek, aku bukan papi !?" kata Arief akan memeluk Wijaya.
" Jangan sentuh aku, aku tidak sudi memiliki, cucu dari laki - laki penghianat, pecundang seperti Angga " kata Wijaya membuat air mata menggenang di pelupuk.
" Aku jiga ingin merasakan kasih sayang kek ?" Arief menitikan air mata yang tidak tertahankan.
" Bukanya kau sudah mendapatkan kasih sayang dari ibu dan kakaku !" kata Ira.
" Aku hanya mendapatkan kasih sayang dari kak Leon, sampai aku mengalami gagal ginjal papi dan mami tidak peduli, papi yang di pikirkan hanya uang, sedang mami, teman sosialitanya, sedang kak Leon sekarang masih kuliah di luar negri aku sendiri, aku butuh ke hangatan, dari seorang saudara, keharmonisan sari sebuah keluarga, bukan sandiwara, aku bukan pemeran utama, ataupun viguranya " kata Arif sambil menunduk.
" Apa Peduliku, kau hanya anak haram, dan anak seorang penghianat, kurang apa Deon denganya, sehingga dia tega, mengfitnahnya, demi mengambil istrinya, yak ni anaku, untuk kesenanganya, Dia kacang yang lupa kulitnya, air susu di balas air tuba !" bentak Wijaya melontarkan kata kiasan bertubi - tubi.
" Dan memisahkan seorang ayah dengan putranya, Dahlia, adalah wanita yang bodoh, jadi kau terlahir dengan perkawinan tidak sah, siapa yang menjadi wali Dahlia, di peenikahanya, sementara aku tidak ada ?" jelas Wijaya.
" Biar pi, dia tidak tahu apa - apa, tapi ke datanganya, mengancam nyawa kita, jadi tidak perlu banyak waktu !" kata Deon, sambil mendorong kening Arief dengan moncong pistolnya.
" Jangan bunuh aku, izinkan aku menjaga kak Leon, selama sisa hidupku, aku akan menanggung, semua ke salahan ayahku " Arief memohon.
" Jangan percaya, dia anak Angga, pasti kata - katanya,seperti Angga, hanya di bibir saja " ucap Ira penuh kebencian.
" Apa jaminanya ?" tanya Deon pada Arief.
" Nyawa saya, kau punya banyak anak buah, jika Angga tahu aku membongkar kalau anda masih hidup, anda bisa membunuh saya di tempat, tanpa perlawanan " kata Arief.
" Baiklah " kata Deon walaupun sedikit ragu.
Jleb. . !
" Aghhht. . !" teriak Arief.
Ira menikam Arief.
" Aku adikmu kak, kau masih tidak percaya dengan darah yang kita alirkan sama " kata Arief,,mulai hilang ke sadaran.
" Ira apa yang kau lakukan ? " teriak Deon.
" Bagai manapun juga dia adikmu, terlahir dari rahim yang sama !" bentak Deon.
" Aku hanya mengasih pelajaran dia, dia tidak bakalan mati dengan tikaman itu " kara Ira, sambil menepuk kedua tanganya karena dia tau titik kelemahan manusia.
" Tanggung jawab Ira, bawa dia ke rumah sakit !" bentak Deon.
" Biarkan saja, dia mati !" kata Wijaya.
" Bagai manapun juga, dia cucumu pi, !
rencana kita akan gagal jika dia mati, Roy, tidak bisa masuk dalam keluarga Angga " kata Deon.
Semua mengangguk, dan mengangkat Arief dan memasukan ,ke dalam mobil membawanya ke rumah sakit.
Leon yang baru datang yang dengar adiknya di bawa ke rumah sakit, segera menuju ke rumah sakit, Ira memandangnya tidak beekedip, dengan penampilan Leon, memakai kemeja putih, dengan jas, di tenteng di tangan kananya, dan berkaca mata hitam, berjalan tegak dengan wajah dinginya.
" Seperti itu kah wajah asli kakaku, berarti aku cantik !" kata Ira, sambil memegang wajahnya.
" Kakak cantik " puji Arief, pada Ira, yang bergumam.
Arief mencium tangan Leon.
" Kamu berantem lagi ya ?" tanya Leon dengan nada tegas.
" Aku adiknya Leon kak, bukankah kak Leon dulu sering beeantem ?" tanya Arief.
" Tapi aku sekaku menang, sedang kau hanya memiliki satu ginjal, kalau sampai ginjalmu kenapa - napa, apa yang akan terjadi !" gaya sombong Leon memperingatkan adiknya.
" Terima kasih nona, kau telah menolong adiku " kata Leon sambil mengulurkan tanganya, tpi Ira menyambutnya dengan kasar dengan gaya metalnya.
" Biasa bung !" kata Ira dengan sedikit senyum.
Arief tersenyum melihat kakak beradik itu begitu mirip, Ira yang cantik walau dengan wajah yang tidak terirus, tapi tidak memudaekan, kalau dia keturunan, Tionghoa padang.
" Siapa Rif ?" tanya Leon, saat Ira telah melewati, pintu kamar Arief.
" Coba pandang dia kak, dan kak Leon berkaca ?" kata Rief, membuat Leon bingung.
" Maksudmu ?" tanya Leon, Arief hanya menggelengkan kepalanya.
Ira memang wanita cantik, mata yang sedikot sipit, bibir tipis, body bak gitar spanyol, tapi tidak terlihat, karena bajunya terlihat lebar, makanya body seksinya tidak terlihat.
" Kk ke administrasi dulu, hari ini kamu boleh pulang " kata Leon pada Arief.
Arief mengangguk mengerti, tapi betapa kagetnya Leon, kalau biaya rumah sakit Arief sidah di bayar.
" Siapa yang bayar !" tanya Leon pada petugas administrasi.
" Itu privasi pak, dia tidak mau memberikan identitasnya !" kata petugas.
Leon pergi, sedang Ira di ruangan Arief.
" Kau sudah sehat, waktunya kau buktikan janjimu " kata Ira sambil menepuk punggung Arief.
...****************...
Di pesantren di ributkan dengan hilangnya May, Dora menangis di ruangan pengurus.
" Tolong carikan anaku, tolong hu hu hu. . !" tangis Dora.
" Yang sabar buk, kita semua masih berusaha " kata Latif menenangkan Dora.
Di tengah malam, May, satang, dengan baju seksi, dan belanjaan yang begitu banyak membuat semua pengurus pesantren hanya bisa geleng kepala dengan May, yang pulang dalam keadaan mabuk.
" May, apa yang kau lakukan ? kenapa kau mabuk ?" tanya Dora.
May yang bisu, hanya melempar barangnya, dengan bibir bergerak.
" Aku cari ke bahagiaanku " gerakan bibir May.
Plak. . !
Dora menampar May, membuat May terkejut.
" kau memalukan ibu, kau buat malu ibu, masih beruntung kita masih punua tempat tinggal " kata Dora
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments