Latif langsung masuk melihat di sekeliling rumah. dan melihat masakan Mawar, hanya sayur bayam dengan ikan asin.
" Betapa egoisnya kalian, membiarkan anak kalian hidup di gubuk seperti ini sedang suamimu tidur nyenyak di ruangan tertutup, dan makanan seperti ini, sedang suamimu makan daging" Kata Latif di depan Aby manyu dan Mawar.
Sedang Dion di bawa kakaknya pergi sejenak.
" Kau jauhkan anakmu, dari para saudaranya, yang satu darah denganya " Lanjut Latif.
" Maaf mbak !" Kata Mawar.
" Seharusnya kau mau di ajak abi, karena dalam pernikahan, apa yang di miliki suami itu milik istri, walaupun istri pertama yang lebih ber hak !"
" A aku takut mbak " kata Mawar terbata - bata.
" Terus kau anggap aku seorang pyiscopth, atau mafia ! Kau terlalu banyak membaca novel yang negatif Mawar " Kata Latif.
Mawar terdiam, merasa bersalah.
" Sini nak, peluk umi ?" kata latif, pada Dion merasakan kenyamanan, dengan wangi dari tubuh Latif.
Dion berlari memeluk Latif, dan menangis.
" Apa kamu mau tinggal dengan kakak - kakakmu ?" tanya Latif dan di angguki oleh Dion.
" Aku ingin sekali umi, di sini Dion tidak punya saudara, yang melindungi Dion, dulu hampir setiap hari Dion di bully oleh teman Dion, karena Dion tidak punya ayah !" cerita Dion, membuat Latif memandang tajam pada Mawar dan Aby manyu.
" Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang dikatakan telah cukup berbuat dosa bila mana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Daud dan Nasa'i) " kata Latif.
" Dalam QS An-Nisa':9, sudah sangat jelas dalam hukum Islam bahwa Islam sangat melarang penelantaran anak. Sebab seorang anak akan mewarisi apa saja yang dimiliki orang tua, menjaga keturunan keluarga serta harapan agama dan bangsa di masa depan " jelas Latif.
" Aku tidak menelantarkanya umi " kata Aby manyu..
" Umi jangan marah, Dion baik - baik saja, karena Dion punya sahabat yang bisa melindungi Dion " kata Dion.
" Kau bersiap, di bantu oleh kak Rahma, dan kak Ahmad !" Suruh Latif.
" Mawar kau bersiaplah, kita akan ke pesantren " suruh Aby manyu tapi Mawar masih memandang Latif.
" Bersiaplah, kosongkan rumah ini, kosongkan rasa takutmu, dan lupakan masa lalumu " kata Latif dengan senyum.
" Aku tidak marah padamu, aku hanya kecewa pada kalian !" kata Latif.
" Iya mbak !" kata Mawar, lalu bergegas masuk kamar.
" Kak. . !" panggil Dion pada ke dua kakaknya.
" Ya dek ?" kata Rahma.
" Dion boleh pamit dengan sahabat Dion, dan juga om yang menganggap Dion anak !" kata Dion.
Rahma memandang Ahmad, di ikuti Dion, Ahmad mengangguk.
" Tapi jangan lama - lama ya dek !?" teriak Rahma.
" Iya kak !" teriak Dion sambil berlari.
Dion langsung menuju ke rumah Ira, Ira yang masih makan dengan kaki di tekuk ke atas gaya bak preman.
" Ira, ira . . .!" panggil Dion.
" Uhuk uhuk. . " Ira tersendat, langsung di ambilkan air minum oleh Dion.
" Kenapa, bikin kaget saja ?" kata Ira sewot.
" Hari ini, aku di jemput oleh abi ku aku akan ikut ke sana ?" kata Dion penuh ke bahagiaan, membuat Ira melongo.
Tapi beda dengan raut wajah Ira.
" Terus aku bagai mana ? temanku siapa Dion ?" kata Ira.
" Aku janji, aku akan sering ke sini menengok kamu ?" kata Dion.
" Baguslah, kalau abi kamu, sudah jemput, ibu kamu lebih aman di pelukan suaminya " sahut Deon.
" Om, terima kasih selama ini om, sudah melindungi keluarga Dion, dan sudah mengajari Dion ilmu bela diri " kata Dion.
" Tapi kau harus ingat pesan om ?" kata Deon.
" Tidak boleh di pakai sembarangan kalau sudah bisa, jangan buat sombong, jangan buat ke jahatan, dan satu lagi, sekolah dan belajarnya jangan sampai ketinggalan ya ?". kata Dion.
" Pintar, ini untuk kamu ?" kata Deon mengusap kepala Dion memberikan logo persatuan pencak silat naga putih.
" Apa ini om ?" tanya Dion.
" Ini persatuan pencak silat kita, kalau kau ada masalah, dan bertemu dengan orang yang mempunyai logo seperti itu, itu seperguruanmu, dan jangan kau keluarkan sembarangan, karena di sini banyak, aliran pencak silat lain " kata Deon.
" Kalau kau di tanya siapa gurumu, jangan pernah sebut namaku !" kata Deon.
" Baik guru !" kata Dion sambil membungkuk hormat.
" Hait. . !" Deon melayangkan kakinya ke arah Dion tapi dengan sigap Dion menghindar.
" Kau pintar. . !" puji Deon.
Sedang Ira, keluar dengan membawa sepatu.
" Kau suka ini kan, pakailah !?" kata Ira.
" Bukankah ini ke sukaan kamu ?" tanya Dion.
" Kamu juga ke sukaanku, pakai ini kalau kamu dingin ! ?" kata Ira sambil memberikan kemeja yang dia pakai, dengan harum ciri khasnya Ira.
Cup, Ira mencium pipi Dion, membuat Dion terkejut.
" Tidak ada pria lain, yang aku cium selain dirimu? " kata Ira.
" Tidak ada wanita lain yang ada di hatiku hanya kamu " kata Dion.
" Tunggu aku menjengukmu ?" kata Dion sambil mengulurkan sapu tangan, terukir nama Dion dan Ira.
Dion dan Ira sama - sama meneteskan air mata. Ira memakaikan sepatu Dion dan menalikanya.
" Aku tidak akan bosan dengan sepatu ini, seperti aku tidak pernah bosan denganmu, jika nanti sudah tidak muat lagi akan aku simpan di lemari khusus !" kata Dion.
" Aku pergi Ira !" kata Dion sambil melambaikan tanganya.
" Tunggu aku. . . !" teriak Dion.
Ira melambaikan tanganya, dan langsung pulang.
" Mbak, Abi, aku pamit dulu dengan tetangga yang sering menolongku !" pamit Mawar, dan di angguki ke duanya.
Mawar berjalan ke rumah Deon.
" Mas, aku ucapkan terima kasih selama ini kau sudah membantuku dan selalu menolongku, dan mau jadi tumpuan Dion "kata Mawar.
" Ya. . !" Deon memang selalu dingin pada setiap orang, tapi hatinya mulia.
" Mawar pergi dulu mas ?" pamit Mawar.
" Pesanku, jangan pernah sakiti istri pertama suamimu, karena ridhonya ridho tuhan juga, dia orang yang paling tersakiti, dalam keluargamu, tapi menerima baik kalian " pesan Deon.
" Insya allah mas, Mawar akan usahakan " kata Mawar.
Mawar berjalan pulang, Waktu Dion sudah sampai rumah, dia membuat kaget ke dua kakaknya, abi dan uminya.
" Kau dari mana dek ?" tanya Rahma.
" Dion dari tempat sahabat, tadi Dion sudah pamit sama kakak " kata Dion.
" Tapi kamu kok pakai sepatu, dan kemeja, bukankah kamu tadi ke sana hanya pakai sendal jepit " kata Rahma.
" Di kasih kak !" kata Dion.
" Tapi itu sepatu mahal dek, apa sahabat kamu orang kaya ?" tanya Ahmad.
" Tidak, ayahnya hanya seorang petani, menanam singkong, jagung, padi, hanya cukup buat makan " kata Dion.
" Tidak mungkin. .!" kata Ahmad.
" Jangan di perpanjang, mungkin dia menabung untuk beli sepatu itu " kata Aby manyu menengahi.
" Mau nabung berapa tahun bi, lihat harganya saja setara dengan hidup seluruh santri setahun !" kata Ahmad sambil mengulurkan ponselnya pada Aby manyu.
" Dan ini sepatu mahal produk pertama, yang di pamerkan tahun kemarin !" kata Ahmad masih melihat ponselnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Beti Hartati
s deon kenapa anaknya gk d ambil kasihan s leon takut nya mental nya terganggu 🥺🥺
2023-06-08
1