" Aku yang bersalah kak, andai saja bumi bisa di putar kembali, pasti aku akan sering mengunjungi Ira " kata Rayyan.
" Kalau saja aku mengunjunginya, pasti tidak akan ke jadian seperti ini " kata Rayyan.
" Penyesalan tidak ada gunanya, lebih baik kita berdo'a !" kata Ahmad.
Rayyan, langsung menangis di pangkuan Latif, sespaonya di rumah, membuat Latif bingung, sedang Rayyan sudah tidak bisa di tanua lagi, ahirnya Ahmad yang cerita.
" kita adakan do'a bersama ya ?" kata Latif.
Mawar yang mendengar cerita Ahmad ikut menangis, dan lemas kakinya di pintu.
" Mas Deon, pak Wijaya !" Rahma, memapah Mawar.
" Mereka yang ku anggap keluarga, meninggal karena aku mbak !" tangis Mawar.
" Tenangkan dirimu kota do'a bersama ya ?" kata Latif.
Abi manyu pulang dari masjid, bingung dengan tangisan yang tidak jelas menurutnya, Ahmad menjelaskan, baru Aby manyu mengerti.
Rayyan, membingkai kemeja Ira, dan sepatunya, di kamarnya.
Di kediaman Deon, anak kecil yang di tolong Deon dulu datang ke markas. dan bertemu dengan remaja cantik yak ni Ira.
" Dad, ini putri daddy ?" tanya Roy dan di angguki oleh Deon.
" Cantik !" puji Roy.
Ira berjalan dan tidak sengaja, menabrak daddynya dan ada benda jatuh dari tangan daddynya.
Ira dengan cepat mengambilnya dari lantai.
" Siapa Dad, tampan sekali ?" tanya Ira, yang tadinya tidak pernah tahu urusan orang tuanya, dan tidak mau tahu tentang masalah keluarganya.
" Kakakmu !" kata Deon.
" Ira punya kakak setampan ini ? kenapa daddy tidak pernah cerita ?" tanya Ira.
" Nanti saja daddy ceritakan ?" kata Deon, menuju meja kerjanya.
" Tugasmu, awasi dia dan lindungi dia, dan harus kau tahu, dia tidak gampang, akrab dengan orang, jadi kau harus dekati adiknya terlebih dahulu yang bernama Arief " kata Deon pada Roy.
Ira, melihatnya merasa bingung.
" Baik dad, !" jawab Roy.
" Bulan ini dia akan melanjutkan kuliah ke luar negri, cari tahu tentang di mana dia memilih universitas !" kata Deon.
" Apa kakaku dalam bahaya ?" tanya Ira.
" Ya !" jawab Deon.
" Kenapa tidak daddy ambil ?" tanya Ira.
" Tidak segampang itu, ibumu, bodoh dan ayah tirinya memanfaatkanya, daddy tidak mau mati konyol, sebelum daddy memastikan anak daddy semuanya selamat " kata Deon.
" Berarti Ira bahaya, kalau ingin bertemu dengan kakak Ira ?" tanya Ira dan di angguki Deon.
" Tapi kita juga ikut melindunginya, dan daddy, sudah mengirim ibunya Roy, ke sana !" cerita Deon.
" Siapa namanya dad ?" tanya Roy.
" Leonardo andreas nama aslinya, tapi lebih di kenal dengan Leon angga reksa " jelas Deon.
" Dan aku tidak akan tinggal diam, cepat lambat, aku akan menghancurkan keluarga itu " kata Deon
" Kota akan main cantik seperti dia, dan untung saja markas ini, masih aku sembunyikan dari dia " kata Deon.
Wijaya yang mendengar langsung menyahut.
" Dahlia juga ?" tanya Wijaya.
" Tanpa terkecuali, karena Dahlia juga ikut bersekongkol menghancurkan putranya sendiri " kata Deon.
" Kau tidak boleh egois Deon, dia ibu kandungnya, tidak mungkin dia melakukanya !" kata Wijaya.
" Tidak ada seorang ibu, yang tega menghancurkan anaknya, terkecuali Dahlia "kata Deon.
" Karena dia terpengaruh !" kata Wijaya.
" Aku tidak rela siapapun menyakiti darah dagingku, walaupun dia ibunya !? kata Deon.
" Aku juga tidak rela, anaku tersakiti " kata Wijaya membuat perdebatan semakin memanas.
Deon mengadahkan pistolnya di kepala Wijaya.
" Kau pulang, atau kau mati, jika kau pulang dan bertemu Angga, maka kau akan lihat anak cucumu mati di tangan penghianat itu, dan kau belum tentu bisa menghirup nafas, seperti ini, atau kau akan ikut mati, dan kau mati, aku akan selamatkan cucumu !" kata Deon.
" Dasar kau seorang mafia kejam Deon, kau tidak punya hati !?" bentak Wijaya.
" Setidaknya aku mafia kejam tapi aku bukan seorang penjilat !" kata Deon.
Dorrrr
" Aghhhhht. . !" teriak Ira.
" Kau pikirkan lagi, kalau aku tidak punya hati, apa untungnya aku menolongmu, dan harus beberapa kilo meter, untuk mengejar istrimu, walaupun ahirnya tidak selamat, dan aku membawa lari putriku, kalau ibunya ber akal, pasti dia akan mencari tahu, di mana kubiran anaknya, kalau dia di bilang mati oleh Angga !" kata Deon.
Wijaya tediam apa yang di bilang Deon ada benarnya juga.
" Dad, kakek jangan berantem !" teriak Ira.
" Kurung penjilat ini, jangan sampai dia lepas, dan membahayakan nyawa kita semua, sebelum dia berfikir jernih menyelamatkan satu nyawa, tapi banyak nyawa yang tewas "kata Deon sambil menunjuk Wijaya.
Saat para pengawal memegang tanganya.
" Aku bisa sendiri !" kata Wijaya sambil menuju kamarnya.
Didalam kamarnya Wijaya berfikir " Dahlia kenapa kamu bodoh sekali ? kenapa kau tidak mencari bukti sebelum melakukan apa - apa !" kata Wijaya sambil meneteskan air mata.
" Leon kakek kangen dengan tingkah lucumu " kata Wijaya.
Roy pamit, dan melaksanakan tugasnya, Roy pindah ke sekolahan Arief, dengan menyamar menjadi anak yang tidak mampu, dan hidup di panti asuhan, Arief juga sering bermain ke panti itu, panti asuhan yang membesarkan Roy, tapi semua di situ di perintahkan oleh Deon untuk merahasiakan siapa sebenarnya Roy, Roy yang masa kecilnya di beri nama Rahmad itu, di ganti nama, menjadi Roy, untuk menghilangkan jejaknya dan orang tuanya yang di bunuh Angga.
" Sebentar lagi, daddy ke Inggris Ra " kata Deon.
" Ngapain dad ?" tanya Ira.
" Daddy, ingin dekat dengan kakakmu, dan mrnjaganya selama di sana ?" kata Deon.
" Terus Ira?" tanya Ira.
" Dengan kakek di rumah !" jawab Wijaya.
" Apa papi bisa di percaya ?" kata Deon.
" Bisa, ! kau bisa jamin, setelah aku berfikir, lebih baik, aku lepaskan Dahlia yang bodoh, dari pada harus kehilangan cucu - cucuku yang cerdas " kata Wijaya.
Di sekolahan Ira, menyamarkan namanya menjadi bella.
" Hai ngomong - ngomong gus Rayyen mau sekolah di sini loh ?" kata May, cewek idola sekolahan.
" Yang benar,? " Tanya temanya.
" Iya. . dan aku harus bisa dekati dia " kata May.
" Tapi diakan junior kita ?" kata temanya.
" Sekarang tidak jamanya umur, yang terpenting ke puasan " kata May.
" Apa dia mau sama loh, diakan seorang ustad ?" tanya temanya.
" Sekarang apa sih yang tidak dengan uang " kata May.
Ira yang makan sambil menaikan kakinya satu hanya geleng kepala. May, melihatnya lalu menantangnya.
" Kenapa kamu iri, karena kamu tidak secantik aku ?" tanya May pada Ira.
Ira cuek, hanya mengangkat pundaknya lalu berdiri akan pergi, May merasa terhina, lalu akan menampar Ira.
" Bella. . . !" panggil May.
Plak. . . !
Bukanya Ira yang di tampar, malah berbanding terbalik Ira yang menampar May.
" Aku tidak peduli, apa yang akan kau lakukan, tapi aku tidak suka di sakiti, aku diam, bukan berarti kalah ! jika kau masih menyakiti aku, aku bisa membalasnya lebih kejam "kata Ira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments