Bab 19 -- Tetap Percaya Pada Toni

Oh, My...

Eliana salah fokus. Matanya menatap horor pergelangan tangan Toni.

'Dia bandit'

'Kakakmu berkumpul dengan gerombolan mafia.'

'Orang seperti mereka biasanya mendapatkan uang dari cara yang tak benar.'

'Dia naik mobil hitam dan mengkilat'

Tangan Eliana gemetar dan napasnya tercekat.

"Toni... " ucapnya susah payah, tapi yang keluar hanya suara berupa bisikan. Rasanya seperti ada gumpalan di leher yang membuatnya susah mengeluarkan suara.

"Toni... "

Hanya satu kata itu yang bisa diucapkan oleh Eliana, wajahnya pias seolah tak ada darah yang mengalir di tubuhnya.

"Kamu kenapa, Eliana?" tanya Toni penuh perhatian sambil menempelkan tangannya di dahi Eliana. "Apa kamu sakit?"

'Darimana kamu mendapat uang?'

'Kamu kemana saja beberapa hari ini? Pergi pagi, pulang malam?'

Eliana menggelengkan kepalanya berkali - kali, tak mampu berbicara. Mulutnya terbuka, lalu tertutup lagi. Tidak bisa. Dia tak sanggup bertanya langsung pada Toni.

Toni menuang air ke dalam sebuah gelas.

"Minumlah dulu." ujar Toni.

Tangannya mengusap punggung Eliana, lembutnya terasa hingga ke hati, pelan - pelan perasaan Eliana menjadi nyaman dan pikirannya pun terasa lebih jernih. Keraguannya pada Toni pun perlahan lenyap, berubah menjadi sebuah keyakinan kalau Toni adalah pria yang baik. Setidaknya, itu yang dirasakan hati kecil Eliana saat ini.

Ya. Semua ini pasti ada kesalah pahaman. Toni memang tak mengatakan apa pun soal resign-nya dari coffee shop, bukankah dirinya pernah melakukan hal yang sama saat diberhentikan dari St. Paul. Dia punya alasan tersendiri untuk tak membicarakannya, atau bisa saja dia sedang mencari waktu yang tepat.

Lalu jam tangan yang ada di pergelangan tangan Toni saat ini? Memang barang itu adalah barang mahal, tapi toh dia bisa mendapatkannya dari mana saja. Belum tentu dia bandit atau mafia atau menjadi siapa pun itu yang dituduhkan oleh orang - orang.

Lagipula Toni mengaku kalau dia seorang konsultan saham atau pialang atau apalah istilahnya Eliana tak begitu mengerti. Namun setahu Eliana, kita tak pernah bisa memprediksi capital gain yang diperoleh seseorang yang bermain saham. It's a kind of high risk high return investment.

(Semacam investasi dengan resiko tinggi keuntungan tinggi.)

'Aku harus percaya pada Toni.' Eliana meyakinkan dirinya sendiri.

Melihat Eliana yang tampak tak seperti biasanya, Toni berlutut di hadapan Eliana. Dia merotasi kursi yang sedang di duduki oleh Eliana hingga wanita itu menghadap kearah dirinya.

"Ada apa? Kamu tak suka kuenya?" tanya Toni, tangannya merapikan helaian rambut Eliana yang keluar dari jalurnya. Kemudian lelaki itu menangkupkan kedua tangannya diatas kedua tangan Eliana.

Astaga! Bagaimana bisa orang - orang menganggap pria selembut ini seorang penjahat?No! Eliana're sure to stand for Toni.

Eliana menoleh dan mulutnya mencebik.

"Aku menunggumu dari tadi, tapi kamu tak datang - datang sampai aku kelaparan." ucapnya pura - pura ngambek, sedapat mungkin wanita itu menyembunyikan keraguan yang tadi sempat terselip di hatinya.

Toni nampak terkejut, dia menangkap sedikit perbedaan dalam micro ekspresi yang ditampakkan oleh Eliana.

"Ayolah... aku mau makan bersamamu, Toni." ujar Eliana lagi cepat - cepat untuk mengalihkan perhatian Toni. Tak mau ketahuan sedang menyembunyikan sesuatu, tangan Eliana langsung meraih piring berisi cheese cake dan meletakkanya keatas telapak tangan Toni.

Toni mengulum senyum, dia senang Eliana mau bermanja padanya. Hal yang jarang dilakukan oleh Eliana. "Baiklah, apa kamu minta disuapi sekalian?"

Eliana menganggukkan kepala dan tersenyum lebar. Dan malam itu, Eliana memutuskan untuk tak bertanya apa pun. Dia ingin tetap mempercayai Toni kemarin, hari ini mau pun esok.

***

Keesokan harinya,

Begitu Toni pergi, Eliana bermaksud untuk keluar membeli beberapa keperluan. Baru saja kakinya melangkah keluar dari unit yang dihuninya, ibu Rebbeca sudah menunggu di depan pintu. Wanita itu berdiri tegak, dengan tangan dilipat di depan dada, sorot matanya dingin dan tak berperasaan.

'Setidaknya kali ini ibu Rebecca menemuiku sendiri tanpa gerombolannya.' gumam Eliana membesarkan hatinya sendiri.

"Eliana, kita harus menyelesaikannya hari ini juga. Aku tak bisa menunggu lagi." ucap Ibu Rebecca tanpa basa basi.

"I... ya." lirih Eliana.

"Aku dengar kamu juga tak tahu identitas laki - laki itu kan? Dia bukan kakakmu kan?" tuduh Ibu Rebecca berapi - api.

Eliana terperanjat.

"Kamu kaget? Saudaraku ada yang bekerja di St. Paul. Dia bercerita kalau kamu dipecat dari sana karena tinggal bersama laki - laki asing! Orang yang tak jelas jati dirinya, dia itu buronan. Sampah masyarakat!"

Wanita pemilik apartment itu berhenti sejenak, matanya menatap Eliana dari ujung kaki hingga ke ujung rambut dengan pandangan meremehkan.

"Cih, pantas saja dia tak bisa menunjukkan kartu identitasnya saat menyewa unit ini. Dia malah memakai kartu identitasmu sebagai jaminan." lanjutnya lagi

"Aku sudah bilang berkali - kali kalau Toni bukan orang seperti itu. Dia tak seperti yang dibicarakan oleh kalian, penghuni apartment ini." Eliana mencoba menyangkal.

"Aku tak percaya! Kamu boleh pilih, laki - laki itu yang pergi atau kamu ikut pergi juga. Aku sudah cukup bermurah hati padamu." Dada wanita itu naik turun dengan cepat karena terlalu emosi.

"Dia memanfaatkanmu, Eliana!" ucapnya lagi, sambil menudingkan telunjuknya ke hidung Eliana.

Tuduhan demi tuduhan yang terlontar terasa begitu keji di hati Eliana. Dia tak pernah terima setiap kali mendengar orang mengatakan hal buruk soal Toni.

"Kenapa kalian semua selalu menuduhnya tanpa bukti?" keluh Eliana sedih.

"Tanpa bukti bagaimana? Lihat saja sendiri kalau kamu pikir omonganku ini tanpa dasar."

PLUK!

Wanita itu melempar beberapa lembar foto ke wajah Eliana. Foto - foto itu merosot dari wajah Eliana dan jatuh ke lantai.

Eliana terpaku di tempatnya. Dari tempatnya berdiri terlihat jelas gambar - gambar Toni dengan 'sindikat-nya'. Lutut Elian benar - benar lemas, dia merosot dan duduk di lantai apartment. Matanya menatap kosong pada foto bergambar Toni dan gerombolannya di hadapannya.

"Kalau aku jadi kamu, aku akan lapor polisi! Aku tak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk di apartment-ku jadi pastikan hari ini adalah hari terakhirnya disini." tegas Ibu Rebecca, tak mau lagi berbantah.

Eliana menarik napas dalam - dalam, dipungutinya satu per satu foto Toni dari lantai. Kemudian dengan sisa tenaga dan keyakinan yang ada di dalam dirinya, Eliana bangkit dan berdiri.

"Aku mengerti, Ibu Rebecca. Toni akan pergi dari sini. Toni dan aku akan keluar dari apartment ini. Kami akan pergi bukan karena diusir dari apartment."

Eliana berhenti sejenak untuk mengatur napasnya, dia melangkah mendekat dan menatap mata Ibu Rebecca lekat - lekat. "Aku pergi dari apartment ini karena aku percaya pada Toni."

Bersambung ya....

Note :

1. Capital Gain

Keuntungan yang didapatkan pemegang saham karena harga jual saham naik dibandingkan harga beli.

2. High risk high return adalah prinsip pengambilan keputusan dalam memilih berinvestasi pada instrumen yang menawarkan risiko tinggi sekaligus memiliki hasil yang relatif tinggi juga

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

keyakinan yg kuat y Eliana,, pertahankan 🤭

semoga Tony punya alasan yg kuat ttg semua ny itu

2022-11-02

1

oh... jam tangan

2022-11-01

1

kenzie

kenzie

sabar eliana

2022-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 -- Pasien Kamar Nomer Nol
2 Bab 2 -- Namamu Toni
3 Bab 3 -- Tinggallah Bersamaku
4 Bab 4 -- Dia Saudaraku!
5 Bab 5 -- Siapa Toni Sebenarnya?
6 Bab 6 -- Seperti Apa Masa Lalumu?
7 Bab 7 -- Toni Is So Sweet
8 Bab 8 -- Tak Bisa Menganggapnya Orang Lain
9 Bab 9 -- Toni Si Barista
10 Bab 10 -- Apa Kamu Cemburu?
11 Bab 11 -- Gosip
12 Bab 12 -- Apa Kamu Ingat Sesuatu?
13 Bab 13 -- Jatuh Cinta Lagi Padamu
14 Bab 14 -- This Is The Day
15 Bab 15 -- Apa Kamu Dipecat?
16 Bab 16 -- Berbagi Itu Baik
17 Bab 17 -- Come What May
18 Bab 18 -- Toni Berbohong
19 Bab 19 -- Tetap Percaya Pada Toni
20 Bab 20 -- Toni Dan Gerombolan Itu
21 Bab 21 -- Dimana Toni?
22 Bab 22 -- I Saw Toni
23 Bab 23 -- Flashback From That Day
24 Bab 24 -- Flashback From That Day 2
25 Bab 25 -- Back To The Past
26 Bab 26 -- Gut Feeling
27 Bab 27 -- Menunda Kejujuran
28 Bab 28 -- Pretend Everything Is Fine
29 Bab 29 -- Gelisah
30 Bab 30 -- Missunderstanding
31 Bab 31 -- Blank
32 Bab 32 -- Tiffany Wilson
33 Bab 33 -- Kembali Ke Eliana
34 Bab 34 -- Garden Tour
35 Bab 35 -- Astaga Alex!
36 Bab 36 -- The Other Side Of Toni
37 Bab 37 -- Eliana Is Mine!
38 Bab 38 -- It Drives Them Crazy
39 Bab 39 -- A Poor Story
40 Bab 40 -- Nyaman Dan Tenang Bersama Eliana
41 Bab 41 -- Grandpa Is Number One
42 Bab 42 -- A Terrible Morning
43 Bab 43 -- Benar - Benar Tak Ada Kesempatan?
44 Bab 44 -- Aku Tak Mau Mengingatnya Lagi
45 Bab 45 -- Barbeque Time
46 Bab 46 -- Call Me Mr. Anthony
47 Bab 47 -- Tiffany's Anger
48 Bab 48 -An Unexpected Moment
49 Bab 49 -- Can't Stop!
50 Bab 50 -- Konseling
51 Bab 51 -- Mid-Nite Proposal
52 Bab 52 -- Sebuah Kenyataan
53 Bab 53 -- Be Mine!
54 Bab 54 -- Pisahkan Toni Dan Eliana
55 Bab 55 -- Unforgetable Seven Minute
56 Bab 56 -- A Twilight Kiss And Dance
57 Catatan Penulis (Kumpulan istilah asing)
58 Bab 57 -- The Dinner
59 Bab 58 -- Chandelier Club
60 Bab 59 -- Lake Wood Harbour
61 Bab 60 -- Find Eliana!
62 Bab 61 -- Bad Things Happened
63 Bab 62 -- Fail To Protect Her
64 Bab 63
65 Bab 64 -- Menyembunyikan Kenyataan
66 Bab 65 -- Something Fishy
67 Bab 66 -- Guilty Feeling
68 Bab 67 -- Negosiasi
69 Bab 68 -- A Nightmare
70 Bab 69 -- Pain
71 Bab 70 -- Let Me Help You
72 Bab 71 -- Wanna Hug You
73 Bab 72 -- Deserve To Be Loved
74 Bab 73 -- I Love You
75 Bab 74
76 Bab 75 -- Elianaku
77 Bab 76 -- Last Thing Before Vacation.
78 Bab 77
79 Bab 78 -- Vacation
80 Bab 79 -- Australia
81 Bab 80 -- First Sight
82 Bab 81
83 Bab 82 -- Who Is Coming?
84 Bab 83 -- Stay At Home
85 Bab 84 -- First Fight
86 Bab 85 -- Insecure
87 Bab 86 -- Case Closed
88 Bab 87 -- Enjoy The Moment
89 Bab 88 -- The Reason
90 Bab 89
91 Bab 90 -- New Experience
92 Bab 91 -- The Same Question
93 Bab 92 -- A Good Night Kiss
94 Bab 93 -- Saying I Love You
95 Bab 94 -- The Heart Of The Ocean
96 Bab 95 -- Berebut Dengan Burung Camar
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Pengumuman Karya Baru
101 Pengumuman Karya Baru
102 PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 -- Pasien Kamar Nomer Nol
2
Bab 2 -- Namamu Toni
3
Bab 3 -- Tinggallah Bersamaku
4
Bab 4 -- Dia Saudaraku!
5
Bab 5 -- Siapa Toni Sebenarnya?
6
Bab 6 -- Seperti Apa Masa Lalumu?
7
Bab 7 -- Toni Is So Sweet
8
Bab 8 -- Tak Bisa Menganggapnya Orang Lain
9
Bab 9 -- Toni Si Barista
10
Bab 10 -- Apa Kamu Cemburu?
11
Bab 11 -- Gosip
12
Bab 12 -- Apa Kamu Ingat Sesuatu?
13
Bab 13 -- Jatuh Cinta Lagi Padamu
14
Bab 14 -- This Is The Day
15
Bab 15 -- Apa Kamu Dipecat?
16
Bab 16 -- Berbagi Itu Baik
17
Bab 17 -- Come What May
18
Bab 18 -- Toni Berbohong
19
Bab 19 -- Tetap Percaya Pada Toni
20
Bab 20 -- Toni Dan Gerombolan Itu
21
Bab 21 -- Dimana Toni?
22
Bab 22 -- I Saw Toni
23
Bab 23 -- Flashback From That Day
24
Bab 24 -- Flashback From That Day 2
25
Bab 25 -- Back To The Past
26
Bab 26 -- Gut Feeling
27
Bab 27 -- Menunda Kejujuran
28
Bab 28 -- Pretend Everything Is Fine
29
Bab 29 -- Gelisah
30
Bab 30 -- Missunderstanding
31
Bab 31 -- Blank
32
Bab 32 -- Tiffany Wilson
33
Bab 33 -- Kembali Ke Eliana
34
Bab 34 -- Garden Tour
35
Bab 35 -- Astaga Alex!
36
Bab 36 -- The Other Side Of Toni
37
Bab 37 -- Eliana Is Mine!
38
Bab 38 -- It Drives Them Crazy
39
Bab 39 -- A Poor Story
40
Bab 40 -- Nyaman Dan Tenang Bersama Eliana
41
Bab 41 -- Grandpa Is Number One
42
Bab 42 -- A Terrible Morning
43
Bab 43 -- Benar - Benar Tak Ada Kesempatan?
44
Bab 44 -- Aku Tak Mau Mengingatnya Lagi
45
Bab 45 -- Barbeque Time
46
Bab 46 -- Call Me Mr. Anthony
47
Bab 47 -- Tiffany's Anger
48
Bab 48 -An Unexpected Moment
49
Bab 49 -- Can't Stop!
50
Bab 50 -- Konseling
51
Bab 51 -- Mid-Nite Proposal
52
Bab 52 -- Sebuah Kenyataan
53
Bab 53 -- Be Mine!
54
Bab 54 -- Pisahkan Toni Dan Eliana
55
Bab 55 -- Unforgetable Seven Minute
56
Bab 56 -- A Twilight Kiss And Dance
57
Catatan Penulis (Kumpulan istilah asing)
58
Bab 57 -- The Dinner
59
Bab 58 -- Chandelier Club
60
Bab 59 -- Lake Wood Harbour
61
Bab 60 -- Find Eliana!
62
Bab 61 -- Bad Things Happened
63
Bab 62 -- Fail To Protect Her
64
Bab 63
65
Bab 64 -- Menyembunyikan Kenyataan
66
Bab 65 -- Something Fishy
67
Bab 66 -- Guilty Feeling
68
Bab 67 -- Negosiasi
69
Bab 68 -- A Nightmare
70
Bab 69 -- Pain
71
Bab 70 -- Let Me Help You
72
Bab 71 -- Wanna Hug You
73
Bab 72 -- Deserve To Be Loved
74
Bab 73 -- I Love You
75
Bab 74
76
Bab 75 -- Elianaku
77
Bab 76 -- Last Thing Before Vacation.
78
Bab 77
79
Bab 78 -- Vacation
80
Bab 79 -- Australia
81
Bab 80 -- First Sight
82
Bab 81
83
Bab 82 -- Who Is Coming?
84
Bab 83 -- Stay At Home
85
Bab 84 -- First Fight
86
Bab 85 -- Insecure
87
Bab 86 -- Case Closed
88
Bab 87 -- Enjoy The Moment
89
Bab 88 -- The Reason
90
Bab 89
91
Bab 90 -- New Experience
92
Bab 91 -- The Same Question
93
Bab 92 -- A Good Night Kiss
94
Bab 93 -- Saying I Love You
95
Bab 94 -- The Heart Of The Ocean
96
Bab 95 -- Berebut Dengan Burung Camar
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Pengumuman Karya Baru
101
Pengumuman Karya Baru
102
PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!