Bab 11 -- Gosip

Segerombolan suster berbisik - bisik sambil mencuri lihat ke arah Eliana yang sedang berjalan di lorong rumah sakit.

Eliana menyapa mereka sambil mengulas senyum manis di wajah.

Para suster itu langsung melengos, terlihat seperti menghindar dan bersikap seolah - olah sedang sibuk.

Seorang petugas farmasi menyempatkan diri menoleh pada Eliana dengan pandangan penuh tanya. Saat mata bertemu dengan mata, Eliana tersenyum ramah dan mengucapkan salam. "Good morning, Miss Laura."

Orang yang disapa mengangguk dan tersenyum canggung, kemudian buru - buru masuk ke ruang obat.

Ada rombongan anak muda melintas di dekatnya. Eliana mengenali mereka sebagai mahasiswa kedokteran yang sedang koas disana. Salah seorang dari mereka menyapanya, "Morning, Suster Eliana."

"Morning, everyone." Eliana membalasnya sambil mengangguk sopan.

"Ooo... apa yang dimaksud adalah suster Eliana yang ini?"

"Yes, she is." Salah satu dari mereka menjawab dan mengangguk yakin.

"Ow!" respons yang lainnya penuh arti.

Ha?!

Eliana mengerutkan keningnya, tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh mereka. Rombongan anak muda itu melanjutkan langkahnya sambil melempar senyum aneh satu sama lain.

Hmmm...

Ada yang aneh dengan hari ini. Ada apa sebenarnya? Suasana St Paul terasa berbeda, setidaknya itulah yang dirasakan oleh Eliana. Sepanjang pagi ini, langkahnya menuju bangsal perawat diiringi oleh tatapan aneh orang - orang yang berpapasan dengannya. Iya, semua! Mulai dari perawat, dokter, orang - orang farmasi bahkan sampai cleaning service.

Eliana berhenti sejenak di depan kaca jendela, mematut dirinya disana. Tak ada kotoran di wajahnya dan tak ada noda di seragam putihnya. Perlahan Eliana membalikkan tubuhnya dan melirik ke kanan dan kiri.

Ah, ya ampun. Lagi - lagi....

Tak salah lagi tatapan sinis dan mencemooh itu ditujukan padanya. Beberapa terang - terangan menatapnya jijik, sebagian lainnya melengos dan beberapa melewatinya begitu saja seolah dirinya adalah makhluk tak kasat mata.

Tak mau overthinking, Eliana terus berjalan hingga akhirnya sampai di tujuan awalnya yaitu ruang perawat.

Eliana menghembuskan napas, dia mengedikkan bahunya. 'What in the world.' keluhnya dalam hati.

Sudahlah, lebih baik dirinya fokus pada tugas hari ini. Lagipula, hari ini dia harus kembali merawat Tuan Peterson, Tuan yang banyak mau. Eliana harus menyimpan energi untuk melayani Tuan Peterson nanti.

Astaga! Apa lagi ini? Tangan Eliana berhenti di udara, dengan posisi ujung jari sudah menyentuh kenop pintu.

Wanita itu termangu. Hatinya berperang antara masuk atau tidak ke dalam ruang perawat.

"Wajah boleh manis tapi sayang kelakuan minus."

"Aku tak percaya kalau tak melihatnya sendiri."

"Benar - benar tak bermoral."

"Hu-um, menjijikkan."

"Meski pria itu adalah pasiennya, tapi tetap saja itu tak boleh."

"Haha...mungkin karena pasien itu tampan."

"Tampan sih tampan, tapi kabarnya dia seorang buronan."

"Buronan tampan, cintaku."

Percakapan dengan nada sumbang itu masih terus berlanjut, kian lama terdengar kian seru khas emak - emak menggosip. Tawa - tawa mencemooh pun ikut terdengar dari tempat Eliana berdiri.

Ketahuan! Inikah akhirnya?

Senyum di wajah Eliana memudar, hatinya berdenyut nyeri. Mereka semua adalah petugas medis, tidak bisakah berbagi kasih pada orang - orang yang terbuang? Tidakkah hati mereka tersentuh pada mereka yang tak punya tempat tinggal?

Eliana memejamkan mata, menghirup udara sebanyak yang dia bisa. Go ahead, Eliana. Hadapi!

KREK!

Eliana langsung membuka pintu ruang perawat. Dia tersenyum lebar seolah tak mendengar apa pun.

"Helooo, everyone. Good morning!" sapanya.

Seketika ruangan senyap. Wajah - wajah terkejut menyambutnya. Namun detik berikutnya, mereka sudah saling melirik dan lengan mereka menyenggol satu dengan yang lainnya. Tak ada sapaan balasan yang ramah seperti biasa.

"Ehm." Seorang perawat senior berdehem, mencoba menarik perhatian Eliana. Eliana menoleh.

"Dokter Nathan memanggilmu. Kamu disuruh menghadap sekarang juga."

"Baik." jawab Eliana.

This is it...

PLUK!

Dokter Nathan melempar beberapa lembar kertas keatas meja di hadapannya, nampaknya itu adalah foto. Beliau membetulkan posisi duduknya, tubuhnya condong ke meja dan kedua sikunya bertumpu di meja kerjanya.

Pria paruh baya itu menundukkan kepalanya, lalu menghembuskan napas berat, mencoba memilih kata yang tepat untuk memulai pembicaraan. Biar bagaimana pun, suster dihadapannya adalah salah satu suster kesayangannya. Dia sudah mengenal Eliana sejak dia belajar di akademi keperawatan.

"Apa penjelasanmu soal ini?" tanya Dokter Nathan akhirnya, matanya melirik ke arah foto - foto yang tadi dilemparkannya. Salah satu tangannya mengeluarkan ponsel, mengutak atik sebentar dan meletakkan ponselnya di meja.

"Silahkan lihat juga videonya." ucap Dokter Nathan, sambil menggeser ponselnya ke arah Eliana.

Eliana maju selangkah ke depan. Tangannya sedikit bergetar saat mengambil foto dari meja dan melihatnya lembar demi lembar. Matanya menatap nanar pada scene - scene yang nampak disana. Tenggorokannya terasa kering. Tak ada penjelasan apa pun yang bisa dikeluarkan dari mulutnya. Semua sudah jelas disana.

Ada foto dimana Eliana sedang bergelanyutan di lengan Toni, kejadian saat pulang dari makan steak. Nampak pula Toni menggandeng tangannya masuk ke dalam apartment mereka.

Dan yang mencengangkan ada sebuah video yang isinya seseorang sedang bercerita kalau dia mengenali Eliana dan Toni sebagai kakak beradik yang rukun. Seseorang itu adalah tetangganya di apartment. Sial! Orang yang merekam benar - benar berniat menjatuhkannya.

Eliana menghela napas, semua orang di rumah sakit ini tahu kalau dia sebatang kara. Tak ada celah untuk berbohong lagi. Wanita itu mengangkat kepalanya, memandang dokter yang sangat dihormatinya selama ini.

"Saya siap menerima apa pun resikonya, Dok." ucap Eliana pelan. Pasrah tanpa penjelasan apa pun.

Mau bagaimana lagi? Eliana tahu dengan jelas peraturan St. Paul yaitu menjaga nama baik rumah sakit dan martabat diri sendiri. Dan dengan sadar, Eliana sudah melanggarnya.

Dokter Nathan menatap sedih pada Eliana. Dia tahu bagaimana totalitas dan dedikasi Eliana dalam merawat setiap pasien. Dia percaya Eliana tak seperti yang dibicarakan.

"Kamu tinggal bersama siapa?"

Sekali lagi Dokter Nathan bertanya, suaranya melunak tersirat harapannya supaya Eliana menyangkal dan bukti - bukti di hadapannya adalah rekayasa.

"Saya tinggal bersama Toni, Dok. Pasien kamar nomer nol." ucap Eliana jujur.

Pupus sudah harapan Dokter Nathan.

Kepala rumah sakit itu memijat pelipisnya, pertama kali dalam hidupnya menyesali sebuah kejujuran. Untuk kali ini saja, Dokter Nathan berharap Eliana berbohong. Hatinya terbelah antara disiplin rumah sakit dan rasa kemanusiaan yang selama ini dipegang oleh Eliana.

"Maaf, Eliana. Saya ingin membantumu tapi peraturan tetaplah peraturan." dengan berat hati Dokter Nathan menyampaikan maksudnya.

"Saya mengerti, Dok." jawab Eliana, bersiap menerima keputusan berhenti kerja.

"Tapi, aku akan memberimu kesempatan." Dokter Nathan berhenti sejenak, lalu menatap Eliana dengan serius.

"Kamu di- skorsing satu minggu, dan usirlah pria itu dari tempat tinggalmu. Maka kamu masih bisa bekerja disini." ucap Dokter Nathan lagi, dia masih ingin Eliana bekerja rumah sakit ini.

"Iya, Dok." jawab Eliana pelan.

Bersambung ya....

Note :

Koas adalah program profesi yang harus dilakukan oleh mahasiswa jurusan kedokteran untuk mendapatkan gelar dokter yang dilaksanakan di rumah sakit dalam kurun waktu 1.5 tahun hingga 2 tahun.

Skorsing \= pemberhentian sementara waktu untuk memberi efek jera.

Terpopuler

Comments

Lala lala

Lala lala

gaya inggres tapi kelakuan kyk emak cctv indonesia...pdhl setau kita org barat cuek ya masalah living together 😅

2024-11-25

0

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

biasanya klau hidup diluar negeri cuex2 yaa ini kenapa pads kepo2 ngurusin urusan orang lain ajs

2025-01-21

0

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

luar negerinya di mana thor? emak2nya kaya di sini ya... 🤣🤭

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 -- Pasien Kamar Nomer Nol
2 Bab 2 -- Namamu Toni
3 Bab 3 -- Tinggallah Bersamaku
4 Bab 4 -- Dia Saudaraku!
5 Bab 5 -- Siapa Toni Sebenarnya?
6 Bab 6 -- Seperti Apa Masa Lalumu?
7 Bab 7 -- Toni Is So Sweet
8 Bab 8 -- Tak Bisa Menganggapnya Orang Lain
9 Bab 9 -- Toni Si Barista
10 Bab 10 -- Apa Kamu Cemburu?
11 Bab 11 -- Gosip
12 Bab 12 -- Apa Kamu Ingat Sesuatu?
13 Bab 13 -- Jatuh Cinta Lagi Padamu
14 Bab 14 -- This Is The Day
15 Bab 15 -- Apa Kamu Dipecat?
16 Bab 16 -- Berbagi Itu Baik
17 Bab 17 -- Come What May
18 Bab 18 -- Toni Berbohong
19 Bab 19 -- Tetap Percaya Pada Toni
20 Bab 20 -- Toni Dan Gerombolan Itu
21 Bab 21 -- Dimana Toni?
22 Bab 22 -- I Saw Toni
23 Bab 23 -- Flashback From That Day
24 Bab 24 -- Flashback From That Day 2
25 Bab 25 -- Back To The Past
26 Bab 26 -- Gut Feeling
27 Bab 27 -- Menunda Kejujuran
28 Bab 28 -- Pretend Everything Is Fine
29 Bab 29 -- Gelisah
30 Bab 30 -- Missunderstanding
31 Bab 31 -- Blank
32 Bab 32 -- Tiffany Wilson
33 Bab 33 -- Kembali Ke Eliana
34 Bab 34 -- Garden Tour
35 Bab 35 -- Astaga Alex!
36 Bab 36 -- The Other Side Of Toni
37 Bab 37 -- Eliana Is Mine!
38 Bab 38 -- It Drives Them Crazy
39 Bab 39 -- A Poor Story
40 Bab 40 -- Nyaman Dan Tenang Bersama Eliana
41 Bab 41 -- Grandpa Is Number One
42 Bab 42 -- A Terrible Morning
43 Bab 43 -- Benar - Benar Tak Ada Kesempatan?
44 Bab 44 -- Aku Tak Mau Mengingatnya Lagi
45 Bab 45 -- Barbeque Time
46 Bab 46 -- Call Me Mr. Anthony
47 Bab 47 -- Tiffany's Anger
48 Bab 48 -An Unexpected Moment
49 Bab 49 -- Can't Stop!
50 Bab 50 -- Konseling
51 Bab 51 -- Mid-Nite Proposal
52 Bab 52 -- Sebuah Kenyataan
53 Bab 53 -- Be Mine!
54 Bab 54 -- Pisahkan Toni Dan Eliana
55 Bab 55 -- Unforgetable Seven Minute
56 Bab 56 -- A Twilight Kiss And Dance
57 Catatan Penulis (Kumpulan istilah asing)
58 Bab 57 -- The Dinner
59 Bab 58 -- Chandelier Club
60 Bab 59 -- Lake Wood Harbour
61 Bab 60 -- Find Eliana!
62 Bab 61 -- Bad Things Happened
63 Bab 62 -- Fail To Protect Her
64 Bab 63
65 Bab 64 -- Menyembunyikan Kenyataan
66 Bab 65 -- Something Fishy
67 Bab 66 -- Guilty Feeling
68 Bab 67 -- Negosiasi
69 Bab 68 -- A Nightmare
70 Bab 69 -- Pain
71 Bab 70 -- Let Me Help You
72 Bab 71 -- Wanna Hug You
73 Bab 72 -- Deserve To Be Loved
74 Bab 73 -- I Love You
75 Bab 74
76 Bab 75 -- Elianaku
77 Bab 76 -- Last Thing Before Vacation.
78 Bab 77
79 Bab 78 -- Vacation
80 Bab 79 -- Australia
81 Bab 80 -- First Sight
82 Bab 81
83 Bab 82 -- Who Is Coming?
84 Bab 83 -- Stay At Home
85 Bab 84 -- First Fight
86 Bab 85 -- Insecure
87 Bab 86 -- Case Closed
88 Bab 87 -- Enjoy The Moment
89 Bab 88 -- The Reason
90 Bab 89
91 Bab 90 -- New Experience
92 Bab 91 -- The Same Question
93 Bab 92 -- A Good Night Kiss
94 Bab 93 -- Saying I Love You
95 Bab 94 -- The Heart Of The Ocean
96 Bab 95 -- Berebut Dengan Burung Camar
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Pengumuman Karya Baru
101 Pengumuman Karya Baru
102 PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 -- Pasien Kamar Nomer Nol
2
Bab 2 -- Namamu Toni
3
Bab 3 -- Tinggallah Bersamaku
4
Bab 4 -- Dia Saudaraku!
5
Bab 5 -- Siapa Toni Sebenarnya?
6
Bab 6 -- Seperti Apa Masa Lalumu?
7
Bab 7 -- Toni Is So Sweet
8
Bab 8 -- Tak Bisa Menganggapnya Orang Lain
9
Bab 9 -- Toni Si Barista
10
Bab 10 -- Apa Kamu Cemburu?
11
Bab 11 -- Gosip
12
Bab 12 -- Apa Kamu Ingat Sesuatu?
13
Bab 13 -- Jatuh Cinta Lagi Padamu
14
Bab 14 -- This Is The Day
15
Bab 15 -- Apa Kamu Dipecat?
16
Bab 16 -- Berbagi Itu Baik
17
Bab 17 -- Come What May
18
Bab 18 -- Toni Berbohong
19
Bab 19 -- Tetap Percaya Pada Toni
20
Bab 20 -- Toni Dan Gerombolan Itu
21
Bab 21 -- Dimana Toni?
22
Bab 22 -- I Saw Toni
23
Bab 23 -- Flashback From That Day
24
Bab 24 -- Flashback From That Day 2
25
Bab 25 -- Back To The Past
26
Bab 26 -- Gut Feeling
27
Bab 27 -- Menunda Kejujuran
28
Bab 28 -- Pretend Everything Is Fine
29
Bab 29 -- Gelisah
30
Bab 30 -- Missunderstanding
31
Bab 31 -- Blank
32
Bab 32 -- Tiffany Wilson
33
Bab 33 -- Kembali Ke Eliana
34
Bab 34 -- Garden Tour
35
Bab 35 -- Astaga Alex!
36
Bab 36 -- The Other Side Of Toni
37
Bab 37 -- Eliana Is Mine!
38
Bab 38 -- It Drives Them Crazy
39
Bab 39 -- A Poor Story
40
Bab 40 -- Nyaman Dan Tenang Bersama Eliana
41
Bab 41 -- Grandpa Is Number One
42
Bab 42 -- A Terrible Morning
43
Bab 43 -- Benar - Benar Tak Ada Kesempatan?
44
Bab 44 -- Aku Tak Mau Mengingatnya Lagi
45
Bab 45 -- Barbeque Time
46
Bab 46 -- Call Me Mr. Anthony
47
Bab 47 -- Tiffany's Anger
48
Bab 48 -An Unexpected Moment
49
Bab 49 -- Can't Stop!
50
Bab 50 -- Konseling
51
Bab 51 -- Mid-Nite Proposal
52
Bab 52 -- Sebuah Kenyataan
53
Bab 53 -- Be Mine!
54
Bab 54 -- Pisahkan Toni Dan Eliana
55
Bab 55 -- Unforgetable Seven Minute
56
Bab 56 -- A Twilight Kiss And Dance
57
Catatan Penulis (Kumpulan istilah asing)
58
Bab 57 -- The Dinner
59
Bab 58 -- Chandelier Club
60
Bab 59 -- Lake Wood Harbour
61
Bab 60 -- Find Eliana!
62
Bab 61 -- Bad Things Happened
63
Bab 62 -- Fail To Protect Her
64
Bab 63
65
Bab 64 -- Menyembunyikan Kenyataan
66
Bab 65 -- Something Fishy
67
Bab 66 -- Guilty Feeling
68
Bab 67 -- Negosiasi
69
Bab 68 -- A Nightmare
70
Bab 69 -- Pain
71
Bab 70 -- Let Me Help You
72
Bab 71 -- Wanna Hug You
73
Bab 72 -- Deserve To Be Loved
74
Bab 73 -- I Love You
75
Bab 74
76
Bab 75 -- Elianaku
77
Bab 76 -- Last Thing Before Vacation.
78
Bab 77
79
Bab 78 -- Vacation
80
Bab 79 -- Australia
81
Bab 80 -- First Sight
82
Bab 81
83
Bab 82 -- Who Is Coming?
84
Bab 83 -- Stay At Home
85
Bab 84 -- First Fight
86
Bab 85 -- Insecure
87
Bab 86 -- Case Closed
88
Bab 87 -- Enjoy The Moment
89
Bab 88 -- The Reason
90
Bab 89
91
Bab 90 -- New Experience
92
Bab 91 -- The Same Question
93
Bab 92 -- A Good Night Kiss
94
Bab 93 -- Saying I Love You
95
Bab 94 -- The Heart Of The Ocean
96
Bab 95 -- Berebut Dengan Burung Camar
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Pengumuman Karya Baru
101
Pengumuman Karya Baru
102
PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!