Abishe lalu mengunci pintu dari luar dan memaksa Ruth untuk membiarkan dirinya tidur disampingnya.
Ruth yang awalnya keberatan, tapi karena Abishe terus memaksanya, akhirnya diapun membiarkan Abishe tidur dikamarnya.
Dia memang pengawalnya. Namun kadang mereka juga bermesraan karena Ruth mulai jatuh cinta padanya. Abishe mencintai Ruth demi hartanya, dia ingin agar bisa menguasai rumah itu suatu saat nanti. Dan itu hanya bisa terjadi jika dia menikah dengan Ruth.
Abishe lalu melakukan cara licik demi misinya itu. Dia pasti akan ditolak jika melamar Ruth. Maka satu-satunya cara adalah dengan membuat Ruth hamil. Maka kakaknya tidak akan ada pilihan lagi selain menikahkannya dengan Ruth secepatnya.
Abishe mematikan lampu dikamar Ruth dan menarik Ruth kedalam pelukannya.
"Abishe, apa yang kamu lakukan?" tanya Ruth kaget.
"Kau tahu, kita sekarang saling mencintai. Tapi apakah kakakmu akan setuju kita menikah? Kita harus mengubah semua rencana, setelah kita gagal mencelakai Nova," kata Abishe berbisik ditelinga Ruth.
"Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan?" tanya Ruth dalam pelukan hangat Abishe.
"Kau tahu, hanya ini satu-satunya jalan agar aku bisa tetap mendukungmu. Aku harus sejajar dengan Nova. Aku harus menjadi suamimu baru bisa melakukan banyak hal dan meneruskan rencana kita," kata Abishe.
"Kakakmu tidak akan membiarkan kau dan Nick menikah. Hanya dia yang akan menikah, jika kau tidak percaya, bulan depan, katakan jika kau akan menikah, maka saat itu kau akan terkejut dengan jawaban kakakmu itu," kata Abishe.
Ruth terdiam dan berfikir. Dan saat Ruth tengah berfikir, Abishe sudah menarik lengan bajunya dan mencium beberapa bagian tubuh Ruth.
Dia lalu meneruskan rencananya saat Ruth sudah terbuai dan tak berdaya. Abishe telah menitipkan benihnya dirahim Ruth. Dan itu akan menjadi senjata terakhirnya untuk memiliki harta di rumah ini.
Pagi harinya Hans bangun lebih awal dan akan kekamar Russel. Namun saat melewati kamar Ruth dia terkejut melihat Abishe keluar dari kamarnya dengan kancing baju bagian atas terbuka.
Hans lalu menghentikan langkahnya dan mendekati Abishe. Karena Abishe hanyalah pengawal Ruth maka dia harusnya tidak berada dikamar majikannya sepagi ini.
"Apa yang kamu lakukan dikamar Nona Ruth sepagi ini?" tanya Hans penuh kecurigaan. Dia memang ditugaskan oleh Russel untuk menjaga seluruh keluarganya.
"Ohh, kau ingin tahu apa yang terjadi? Kau akan segera mengetahuinya beberapa bulan lagi,"
"Aku akan melaporkan hal ini pada Tuan Russel," kata Hans kesal melihat Abishe yang mulai sombong.
"Apa yang akan kau laporkan? Aku adalah pengawal pribadinya. Dan wajar jika aku berada didalam kamarnya untuk membetulkan kran air. Tapi jika kau masuk kesana, maka akan beda cerita, aku yang akan melaporkan pada Tuan Russel jika kau berusaha menggoda Nona Ruth. Kita sama-sama pelayan dirumah ini. Hanya bedanya, aku pelayan sementara dan kau abadi. Kau akan melayani mereka seumur hidupmu, hahaha," Abishe meninggalkan Hans dengan sombong karena dia sudah semakin dekat dengan tujuannya.
Hans mengepalkan kedua tangannya dan melihat pintu Ruth yang sedikit terbuka.
Wajahnya menjadi beku dan matanya terbelalak saat melihat baju Ruth berserakan dilantai, sementara Ruth masih tidur.
Hans lalu menutup pintunya agar tidak ada orang lain yang melihat keadaan itu.
Hans berjalan dengan langkah gontai ke kamar Russel. Dan bertemu Russel di perjalanan.
"Selamat pagi Bos. Semoga malammu berjalan dengan lancar dan indah," sapa Hans pada Russel.
"Bagaimana menurutmu? Apakah malamku indah atau tidak?" tanya Russel balik.
"Aku lihat Nona Nova sudah menerima mu sepenuh hati. Dan jika begitu maka biar kutebak. Malammu pasti sangat indah," kata Hans.
"Jika itu yang kau pikirkan, maka kau benar. Malamku sangat indah," kata Russel pada Hans.
"Syukurlah jika begitu, saya ikut senang mendengarnya. Setidaknya tidak lama lagi, rumah ini akan ramai dengan tangisan bayi," kata Hans bercanda.
Russel memonyongkan wajahnya.
"Berdoa saja. Agar dia benar-benar memuat apa yang kau pikirkan menjadi nyata," kata Russel lalu pergi.
Tiba-tiba Hans teringat dengan apa yang dia lihat tadi pagi.
"Bos. Tunggu!" kata Hans saat Russel akan berlalu.
Hans lalu berjalan kearahnya.
"Bos harus lebih memperhatikan Nona Ruth. Mungkin saja ada orang jahat yang sedang mengintainya," kata Hans yang mencurigai Abishe. Tapi tidak punya bukti kejahatan yang dilakukannya. Sehingga tidak mungkin dia menuduhnya.
"Ehm, kau pasti sedang mencurigai seseorang jika kau mengatakan hal ini. Siapa dia?" tanya Russel yang sudah mengenal Hans sejak lama. Jadi dia tahu apa dan bagaimana pikiran Hans bekerja.
"Aku memang mencurigainya. Tapi aku tidak punya bukti apapun. Dan semoga saja yang aku pikirkan salah," kata Hans pada Russel.
"Jika begitu, kau awasi siapapun yang menurutnya bisa membahayakan diri Ruth. Meskipun dia adik tiriku. Tapi aku sangat menyayangi nya. Dia memang keras kepala. Dan jika saatnya nanti, maka akan aku berikan haknya, disaat yang tepat. Jika aku berikan sekarang, aku khawatir orang lain akan memanfaatkan sifat kekanak-kanakan nya itu,"
"Kau benar Bos. Kau adalah kakak yang baik. Andai saja mereka tahu semua itu, mereka tidak akan bersikap seperti ini," kata Hans.
"Oke. Aku akan kebawah. Istriku belum bangun," kata Russel.
"Ohh ya Bos. Soal rumah baru itu, apakah kau yakin akan memberikanya sebagai hadiah pernikahan?" tanya Hans pada Russel.
"Ya, kau urus semua itu. Aku ingin istriku bahagia. Aku melakukan semua ini, karena aku sungguh mencintai dirinya," kata Russel pada Hans.
"Baik bos. Aku akan pergi kerumah Tuan Will dan Nyonya Nancy,"
Dan saat itu, Nova keluar dari kamarnya.
"Russel, tunggu," kata Nova berjalan kearah Russel.
Dan ternyata Nick mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh kakaknya sial hadiah rumah untuk keluarga Nova.
"Kakak, kenapa kau akan memberikan rumah. Kalian baru menikah satu hari, dan kau sudah memberikan hadiah yang besar," kata Nick cemburu.
Russel menatap Nova dan menatapnya sebentar.
"Jangan katakan hal itu didepan kakak iparmu. Bersikap lah sopan dan kau tahu apa maksud ucapanku," kata Russel lalu meninggalkan Nick dan menggandeng Nova yang sudah bisa berjalan sejak semalam.
"Maafkan dia, kau tahu sifatnya bukan?" kata Russel.
"Aku tahu. Tapi seperti yang dia katakan. Hadiah itu apakah tidak terlalu berlebihan?" kata Nova merasa sungkan dengan Russel. Dia tidak bisa menyerahkan dirinya dimalam pertama. Tapi Russel tetap memberikan hadiah istimewa berupa rumah mewah untuk orang tuanya.
"Sudah, ayo kita sarapan. Jangan kau pikirkan sial itu," kata Russel menggandeng Nova.
~Apakah ini balas dendam terindahku? Dikehidupan sebelumnya, aku tidak mendapatkan apapun selain rasa sakit dan kematian. Di kehidupan sekarang, aku mendapatkan kebahagiaan dengan melihat ayah dan ibuku bahagia. Harusnya aku senang. Ini adalah bagian dari balas dendam ku karena aku tidak mendapatkan semua ini dimasa lalu. Aku terlalu keras kepala dimasa lalu. Dan tidak memberi kesempatan pada Russel~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments