Bab 11

Nova langsung kekamar dan duduk dimeja rias. Dia mengeluarkan cincin pertunangan itu dari dalam tasnya. Lalu melepaskan cincin yang belum lama dibeli bersama Russel.

Nova mengganti cincin itu dengan cincin pertunangan yang sudah ditemukan. Russel masuk dan berdiri dibelakang Nova. Nova melihat dari pantulan kaca dan tersenyum manis.

"Aku sudah menemukannya, cincin pertunangan kita sudah ketemu," kata Nova.

"Dimana kau menemukanya?" tanya Russel terkejut.

"Ibu menemukannya, lalu memberikannya padaku," kata Nova tetap tidak mengatakan jika ibunya berniat menjualnya.

"Syukurlah, jangan sampai hilang lagi," kata Russel lalu menatap wajah Nova dari cermin.

Mereka saling bertatapan dan saling memandang melalui cermin. Russel lalu menarik tangan Nova dan mengajaknya berdiri.

Russel memeluk Nova tepat didepan cermin. Dia bisa merasakan kehangatan saat berada disisinya.

"Jangan pernah berfikir untuk pergi," kata Russel.

"Ehh," Saat Nova akan berbicara, Russel sudah mencium bibirnya, kali ini Nova tidak bisa menghindar.

Russel lalu membelai rambut Nova.

"Aku sangat mencintaimu. Akan kulakukan segalanya demi cintaku pada mu," kata Russel menatap kedua mata Nova.

Nova tertunduk dan menatap lantai. Terasa bibirnya menghangat karena bibir Russel.

"Aku tahu, perasaan ini hanya ada padaku. Tapi selama kau tetap disisimu, aku tidak keberatan, jika hanya aku yang mencintaimu," kata Russel yang melihat dimata Nova tidak ada cinta untuknya.

~Aku mencintai Abishe, sahabatku. Aku berfikir, akan merajut hari yang indah dan bahagia jika menikah dengannya. Tapi dia pergi entah kemana, padahal aku ingin hidup dengannya dikehidupan ini setelah membuktikan siapa pengkhianat itu~ kata Nova dalam hati.

"Bagaimana jika pernikahanya bulan depan?" kata Russel.

"Apa!" Nova terperanjat kaget.

"Aku ingin kita segera menikah. Dan ada ikatan abadi yang akan membuat kau tetap disisiku," kata Russel menatap wajah Nova.

"Aku...aku...." Nova tidak menyangka akan secepat itu.

"Aku akan mempersiapkan semuanya, kita akan menikah bulan depan. Menundanya, membuat rasa cemas di hatiku semakin besar," kata Russel.

"Aku akan menghubungi keluargamu agar mereka juga mempersiapkan semuanya," kata Russel.

Nova diam saja. Dan seingatnya dia tiada saat akan menikah dengan Russel. Apa yang terjadi hingga pernikahanya bisa gagal? Dan kenapa begitu? Siapa yang menggagalkannya? gumam Nova dalam hati.

Aku akan membalas kalian semua yang sudah membuat aku tiada. Aku akan memasukkan kalian kedalam penjara. Dan aku tidak akan mati untuk kedua kali sebagai seorang pecundang.

Ruth? Bisa saja dia juga terlibat.

Nick? Dia juga tidak ramah padaku.

Ibu? Aku mulai melihat kau hanya memanfaatkan aku saja.

Ayah? Dia adalah orang yang mencintai ku dengan tulus.

Hans? Dia kepercayaan Tuan muda Russel, tidak mungkin berani mencelakaiku.

Abishe? Aku harap bisa menikah dengannya, tapi semua itu tidak terwujud.

Russel? Dia sangat mencintaiku, untuk apa membunuhku?

Russel keluar dari kamar setelah mengabarkan jika akan menikahi Nova bulan depan. Aku akan menghitung mundur siapa saja yang berusaha mencelakaiku dihari pernikahanku, bisik Nova.

Russel menemui Ruth dan Nick.

"Sebaiknya kakak pikirkan lagi. Kakak baru mengenalnya, kenapa menikah secepat itu?" Ruth nampak keberatan.

"Aku akan menikah bulan depan. Aku tidak bisa menundanya lagi,"

"Bagaimana kalau ditunda dua bulan lagi?" tanya Nick yang akan mencari cara mengusir Nova dari rumah itu.

"Tidak bisa. Kami akan menikah bulan depan," kata Russel lalu pergi menemui Hans.

Russel menyuruh Hans mempersiapkan semuanya dan mengabari kedua orang tua Nova untuk bersiap juga.

Setelah Russel pergi keluar untuk menghubungi pengacaranya, karena ada suatu hal yang sedang dia urus. Ruth dan Nick nampak saling bertatapan.

Mereka melihat dari jendela jika Russel sudah pergi.

"Sekarang apa?" tanya Nick pada Ruth.

"Apa bagaimana maksudmu?" tanya Ruth.

"Lakukan sesuatu jangan sampai mereka berdua menikah," kata Nick.

"Sudah ku bilang, dekati dia. Cari informasi apapun tentang dia, seperti kekasihnya dan teman dekatnya," kata Nick pada Ruth.

"Ohh ya, oke, aku akan menjadi sahabatnya mulai sekarang. Aku akan mencari informasi tentang dirinya,"

"Ya sudah, cepat ke kamarnya dan temui dia," kata Nick pada Ruth lalu pergi.

Ruth mengetuk pintu dan Nova mempersilakan masuk.

"Kakak mengatakan jika kau akan menikah bulan depan. Aku akan membantumu mempersiapkan semuanya. Aku sudah menerimamu dirumah ini. Dan kita akan menjadi saudara ipar," kata Ruth dengan wajah bersahabat.

"Terimakasih," kata Nova dan kaget dengan sikap Ruth yang tiba-tiba berubah menjadi bersahabat.

Aku harus hati-hati dengannya kali ini, gumam Nova. Tidak boleh tertipu dengan sikap persahabatan yang ditawarkan. Bisa saja dia akan menusukku dari belakang.

Dulu, aku pasti dengan polos menerima persahabatan ini lalu aku dijebak oleh mereka.

"Aku akan mandi," kata Nova.

"Ohh, aku akan keluar jika begitu," Ruth lalu keluar.

Nova lalu pergi ke kamar mandi.

Saat Nova mandi, Ruth segera masuk lagi kekamarnya dan mencari sesuatu dilaci. Dia mencari informasi atau buku harian milik Nova. Dari buku harian makan akan bisa ketahuan siapa teman atau sahabat Nova.

Dia melihat kekamar mandi dan Nova masih didalam. Maka Ruth segera membuka tas Nova dan menemukan foto Abishe.

Ruth segera mengambil foto itu dari dompet Nova dan menyimpannya.

"Kali ini aku akan menjatuhkan dirimu. Pria ini pasti kekasihmu. Jika tidak kenapa kau menyimpannya di dompetmu," kata Ruth lalu keluar.

Dan saat itu Nova juga keluar dari kamar mandi. Dia melihat tasnya ada dipinggir ranjang dan hampir jatuh.

"Kok ada disini?" Nova lalu menaruhnya diatas meja rias kembali.

"Ohh, coba aku cek isinya, sepertinya ada yang sudah membukanya," bisik Nova dalam hati.

Dia lalu mengecek semua isi didalam tasnya.

"Tidak ada yang hilang. Mungkin aku memang lupa menutupnya," kata Nova, tiba-tiba dompetnya terjatuh. Dan jatuh dalam keadaan terbuka.

Dia lalu mengambilnya dan kaget saat melihat foto Abishe tidak ada disana.

"Fotonya? Dimana foto itu?" gumam Nova dalam hati.

Dia lalu mencari lagi dibawah, mungkin jatuh kelantai. Ternyata tidak ada. Dia lalu mencari didalam tas, tapi juga tidak ada.

"Apakah ada yang sudah mencurinya? Siapa dia? Apakah Russel? Mungkinkah Russel menemukan foto itu lalu mengambilnya?" gumam Nova.

Nova lalu keluar dan mencari Russel. Dia ingin tahu apakah foto Abishe ada bersamanya atau tidak. Dia tidak mau nyawa Abishe berada dalam bahaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!