Russel masuk kedalam kamar, dan melihat Nova sedang sedih duduk dipinggir ranjang.
"Kau masih memikirkan cincin itu?" tanya Russel duduk disamping Nova. Memegang tangannya dan menggenggamnya dengan kuat.
"Ikut aku," kata Russel mengajak Nova.
"Kemana?" tanya Nova enggan.
"Sudah, ikut aja," Nova lalu mengikuti Russel. Russel mengajaknya keluar ke halaman lalu masuk kedalam mobil mewahnya.
Nick dan Ruth melihat dari atas kamar mereka.
"Lihatlah, belum jadi nyonya dirumah ini sudah membuat ulah. Cincin pertunangan bisa hilang, sulit dipercaya!" kata Ruth.
"Kau pasti iri dengannya. Wanita asing akan menguasai Russel dan kemudian mengambil semua hartanya," kata Nick membuat Ruth menatapnya kaget.
"Apa?"
"Yah, ini baru permulaan. Begitu dia menikah dengan Russel, kau bukan lawannya. Dia begitu cerdik dan mudah mempengaruhi Russel. Sebelum dia menjadi nyonya kau harus menyingkirkannya," kata Nick mempengaruhi Ruth.
"Caranya?" Ruth mulai tertarik.
"Haruskah aku katakan padamu caranya bagaimana?"
"Ah sial! Apakah kau tidak ingin membantuku? Kau juga ingin harta ini bukan? Kau ingin aku yang melakukannya, lalu aku dipenjara. Dan kau yang menikmati hartanya, begitu?" Umpat Ruth.
"Heh, ayolah. Kita saudara kandung. Mana mungkin aku sejahat itu padamu. Singkirkan mereka berdua dengan cara yang halus," kata Nick.
"Mustahil tidak akan terbukti," kata Ruth yang tidak mau masuk penjara jika sampai terbukti dia melenyapkan seseorang.
"Kenapa bukan kau saja yang melakukanya?" tanya Ruth pada Nick kakaknya.
"Wanita mudah didekati jika bersahabat. Kenapa kau tidak menjadi sahabatnya dan dengan begitu, akan mudah bagimu untuk menghancurkannya,"
"Ohh ya? Aku malas berdekatan dengannya, apalagi menjadi sahabatnya. Kita tidak selevel. Dia adalah wanita rendah, sedangkan aku adalah wanita terhormat,"
"Hanya itu satu-satunya jalan yang mudah, jika kau mau menyingkirkannya," kata Nick lalu pergi.
Ruth termenung sendirian memikirkan apa yang dikatakan kakaknya.
Sementara saat ini Russel dan Nova sudah sampai di toko perhiasan. Russel menggandeng Nova dan menyuruhnya memilih perhiasan yang dia sukai.
"Pilihlah yang kau sukai. Kemarin, aku yang memilih sendiri yang aku pikir kau akan suka. Tapi mungkin akan lebih menyenangkan jika kau memilih sendiri," kata Russel pada Nova.
"Tapi," Nova terkejut karena Russel membawanya ke toko perhiasan.
~Ah sudahlah! Mungkin jika aku membeli perhiasan yang lebih indah dari yang kemarin, maka aku akan tahu siapa yang iri padaku~
Nova lalu memilih perhiasan cincin seperti yang kemarin namun kali ini lebih indah dan berliannya ada satu besar ditengah dan kecil-kecil di sekelilingnya, pasti harganya lebih mahal dari yang kemarin.
"Aku pilih yang ini," kata Nova menunjuk pada yang dia inginkan.
"Baiklah," Russel lalu meminta pelayan untuk merapikannya.
"Aku langsung pakai saja," kata Nova berusaha memperbaiki suasana hatinya.
"Oke. Kau langsung pakai saja. Aku akan mengantarkan kemanapun kau mau hari ini, dan kita lupakan kejadian kemarin," Kata Russel yang ingin agar suasana hati mereka berdua menjadi baik dan senang.
Berusaha melupakan kejadian kemarin dan mengubah rasa kecewa menjadi bahagia.
"Russel, terimakasih..." kata Nova. Russel lalu mendekat dan akan menciumnya. Namun Nova menahanya dengan kelima jarinya.
"Ehh, jangan mendekat, aku belum siap untuk yang lebih dari ini, kita akan menjadi sahabat dan saling mengenal satu sama lain. Setelah itu baru menikah, dan kita bisa berdekatan lebih dari ini," kata Nova mencegah Russek menciumnya.
"Ohh, begitu ya, maafkan aku. Aku pikir kita akan menikah, dan bisa berciuman,"
"Aku tidak ingin terkesan menjual diri padamu. Dengan kau memberikan barang-barang mewah ini, bukan berarti aku menjadi terkesan murahan bukan?"
"Ohh, jangan berpikir seperti itu. Aku tulus mencintaimu," kata Russel.
"Terimakasih untuk ketulusanmu, aku ingin kerumah ibu. Ibu pasti cemas dan berpikir kita ribut karena cincin yang hilang itu," kata Nova berjalan disamping Russel.
"Baiklah, ayo kita kesana,"
Mereka naik mobil dan pergi kerumah keluarga Nova. Ayahnya sedang cemas setelah tahu cincin pertunangan yang harganya sangat mahal itu hilang. Dia mencemaskan Nova dan reaksi keluarga Russel karena cincin itu.
Ayahnya keluar dan melihat Nova, menatapnya lalu berbisik pelan ke telinga anaknya.
"Apakah cincinnya ditemukan?"
"Ini...." kata Nova menunjukkan cincin yang sama dan lebih indah. Ayahnya tampak mengangguk dan hatinya menjadi tenang.
Ibu tirinya juga keluar dan melihat cincin indah berkilau dijari Nova.
Lalu mendekat dan memegang jarinya.
"Ini indah sekali, kau sangat beruntung," kata Ibu tirinya dan membuat Nova kaget karena tiba-tiba memegang tangannya.
Nova lalu menarik tangannya dan khawatir cincinnya akan hilang lagi.
Russel memperhatikan reaksi ibu Nova dan tersenyum kecut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments