Bab 2 Pindah

Ibu tirinya dan Nova berada dikamar. Mereka sedang berkemas. Nova tidak bisa menolak pernikahan ini karena tidak bisa memilih lagi. Abishe telah mengundurkan diri. Dia harus datang dan tinggal dirumah Tuan Muda Russel.

~Apakah dulu juga seperti ini? Ini awal kejadian hingga aku mati~

Pikir Nova setelah selesai memasukkan barang dikopernya. Dia lalu membawa koper itu keluar.

"Jangan bersikap keras kepala setelah pindah kesana," kata ibunya.

"Tidak akan," sahut Nova yang ingin tahu apa yang sudah terjadi di kehidupan sebelumnya. Dan satu-satunya cara adalah mengulang semuanya dari awal. Pindah kerumah Tuan Muda Russel. Karena semua berawal dari sana.

Satu persatu akan terlihat. Siapa yang sudah menusuknya dari belakang dan pura-pura manis didepannya. Hingga dia tiada dan mati sebagai pecundang. Karena percaya jika semua orang baik dan tidak akan mencelakainya.

Anak buah dan orang kepercayaan Tuan Muda Russel sudah diruang tamu menunggunya.

"Sudah siap nona? Jika begitu mari ikut kami," kata Hans, dia adalah pengawal sekaligus orang kepercayaan Tuan Muda Russel.

Saat dimobil, Hans berbicara padanya tentang bosnya itu.

"Ayahnya baru saja meninggal. Dan dia baru dinobatkan sebagai pewaris yang paling berkuasa. Jangan mengecewakan dirinya," kata Hans.

"Tuan Muda punya dua adik tiri, namanya Nick dan Ruth. Mereka adalah anak dari istri kedua ayahnya. Hubungan mereka agak retak setelah kepergian ayahnya. Aku harap kau bisa menghibur Tuan Muda Russel setelah kehilangan ayahnya," kata Hans sambil masuk kehalaman rumah bak istana putih itu.

"Baiklah," kata Nova menginjak kan kaki dihalaman rumah sambil menarik kopernya dan melangkah masuk.

"Satu lagi nona, jangan mengkhianati Tuan muda. Tuan muda tidak akan mengampuni pengkhianat dan pembohong," kata Hans lalu mengajaknya masuk.

Tuan Muda sudah berdiri dipintu. Melihat Hans datang dengan Nova, membuatnya tersenyum senang.

Akhirnya Hans berhasil membawa pujaan hatinya datang dan akan tinggal dirumahnya.

"Kau boleh pergi Hans,"

"Saya permisi," kata Hans berjalan mundur dan keluar rumah.

Membuatkan Nova dan Russel saling berbicara. Hanya berdua saja.

"Terimakasih kau mau datang," kata Russel dan akan menyentuh lengan Nova untuk mengajaknya berjalan ke kamarnya.

"Jangan sentuh," kata Nova tiba-tiba membuat Russel menarik tangannya dengan kaget.

~ Dikehidupan sebelumnya, aku adalah gadis polos yang menganggap semua orang baik. Jika mereka tersenyum maka tidak ada kejahatan didalam hatinya. Tapi aku aku mati karena mempercayai semua orang yang baru aku kenal~

Pikir Nova melihat Tuan Muda Russel dengan lebih waspada.

"Kita baru kenal. Biarkan aku beradaptasi dulu," kata Nova berusaha tenang. Ini adalah awal, jangan sampai dia kehilangan kesempatan untuk mencari pelaku yang sudah mencelakainya.

Mereka pasti salah satu dari anggota keluarga disini.

Ajudan? Hans? Tidak mungkin. Tuan Muda Russel? Yang tiba-tiba berpindah ke mobil yang lain sebelum kecelakaan itu terjadi? Apakah dia pelakunya?

Akan aku cari kalian yang sudah mencelakaiku. Yang berpura-pura baik dan memanfaatkan kepolosanku dimasa lalu.

Russel mengangguk dan berjalan disisinya.

"Baiklah, ayo aku tunjukkan kamarmu," kata Russel.

Mereka berjalan dan Russel menjelaskan tentang dirinya dan keluarganya yang saat ini tidak terjalin dengan baik.

Mereka salah paham pada pesan ayahnya. Dan mulai menjaga jarak dengan Russel. Russel yang kesepian lalu jatuh cinta pada Nova saat melihatnya pertama kali.

Saat itu, mereka berpapasan dengan Ruth. Ruth baru saja berenang dan melihat Russel dengan seorang gadis, membuatnya ingin tahu siapa gadis itu.

"Kenalkan, dia adalah Ruth, adikku," kata Russel.

"Ruth, adik tiri kakakku," kata Ruth dengan pedas. Membuat Russel menatapnya dengan sedih. Tidak pernah sebelumnya dia menyebut jika mereka adalah saudara tiri.

Tapi sejak ayahnya meninggal, Ruth terus mengatakan jika dia adalah adik tiri, dan membuat jarak dengannya.

"Nova,"

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ruth bingung.

"Dia adalah calon istriku," jawab Russel membuat Ruth kaget dan langsung mengubah sikapnya.

Tadinya dia begitu manis dan ramah pada Nova. Tapi setelah itu, dia menjadi dingin dan acuh.

"Kau pasti akan senang tinggal disini. Kau mendapatkan kemewahan dan kenyamanan secara gratis," kata Ruth lalu berlalu.

"Ruth," Russel kaget dengan sikapnya dan perkataanya.

"Maafkan dia, hubungan kami sedang tidak bagus sejak beberapa hari lalu," kata Russel pada Nova.

"Tidak masalah. Aku bisa memahaminya," kata Nova melihat Ruth dan memikirkan seberapa jauh keretakan hubungan itu.

~Mungkinkah gadis itu? Dia langsung merubah sikapnya setelah tahu aku adalah calon kakak iparnya. Dia terlihat tidak menyukaiku. Mungkinkah dia yang mencelakaiku?~

Nova memikirkan apa yang dia alami dikehidupan sebelumnya.

"Jangan pikirkan sikapnya. Sebenarnya dia adalah adik yang manis dan baik hati. Kami menghabiskan waktu saat kecil bersama dan sangat bahagia kala itu," kenang Russel menjelaskan jika hubungan mereka sangat indah sebelum saat ini.

"Ya, aku bisa melihatnya. Kau adalah kakak yang sedang merindukan pelukan dan senyuman dari adiknya,"

"Terimakasih, kau mulai memahami ku dan hubungan kami," kata Russel senang melihat Nova cepat beradaptasi dan belajar mengenal dirinya lebih dalam bahkan dipertemuan pertama.

Tiba-tiba seseorang mendekati Nova. Dia adalah Nick. Adik kedua Russel. Kakak kandung Ruth.

"Hai, aku dengar kau akan menikah? Dengan dia?" tanya Nick acuh menatap kakaknya dan melirik pada Nova.

"Kenalkan, Nova, calon kakak iparmu,"

"Aku sudah tahu, apa kabar? Selamat datang dirumah kami, semoga kau betah tinggal disini. Rumah ini seperti rumah hantu saat ini, terlalu sepi seperti kuburan," kata Nick lalu berlalu.

"Ya, " Nova mengangguk.

"Dia memang seperti itu. Dia cuek dan keras kepala. Sekarang diapun menjauhiku. Yang dia katakan benar, rumah ini seperti kuburan sejak kedua orang tua kami tiada. Rasa sepi membuat hubungan kami juga menjadi seperti orang asing. Kami hanyut dalam pikiran dan kenangan masing-masing," kata Russel pada Nova.

"Kau adalah kakak yang baik. Terlihat jelas, kau sangat menyayangi kedua adikmu. Mereka hanya belum memahaminya saja," kata Nova berusaha memahami seluruh penghuni rumah itu.

"Kau istirahat lah. Aku akan memanggilmu saat makan malam nanti," kata Russel.

"Ya," Nova lalu masuk kedalam kamar. Duduk dan merenung.

Tiga saudara. Ruth terlihat tidak suka padaku setelah tahu aku adalah calon kakak iparnya. Lalu Nick, juga terlihat sama meskipun tidak terlalu nampak diwajahnya.

Hubungan mereka seperti orang asing dalam satu rumah. Siapakah yang sudah mengelabuhiku dan memanfaatkan keadaan ini. Aku celaka karena sesuatu yang disengaja. Itu terlihat jelas dari mobil yang aku gunakan.

Russel tiba-tiba pindah ke mobil lain sebelum kecelakaan itu terjadi.

Mobil itu awalnya digunakan oleh Ruth sebelum akhirnya membawaku ke ke alam baka.

Dan aku berpapasan dengan Nick saat akan masuk mobil. Nick terlihat tersenyum sinis saat itu, dikehidupan sebelumnya. Hanya itu yang aku ingat. Aku tidak ingat kejadian sebelum itu.

Hanya mereka bertiga yang aku ingat samar-samar dalam ingatanku.

Aku tidak bisa ingat semuanya. Hanya akhirnya saja yang bisa aku ingat. Awal dan bagaimana aku hidup dengan Russel aku tidak mengingatnya. Apakah hubungan kami manis atau tidak saat tinggal bersama?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!