Senyum Areta merekah saat ia menata masakannya di mangkuk untuk Rivandra, selepas malam pertama mereka hubungan keduanya makin mesra, saling memenuhi hak dan kewajiban sebagai suami istri, Rivandra bahkan telah memberikannya kartu ATM dan membantunya mengunduh aplikasi perbankan di ponsel Areta, untuk mempermudah Areta jika ingin belanja online katanya. Areta iseng mengintip saldo uang belanja yang diberikan Rivandra padanya, dan jumlahnya mampu membuat Areta melongo, membayangkan pun ia tak pernah punya uang sebanyak itu di rekeningnya.
...“Selesai” gumam Areta puas melihat hasil jerih payahnya memasak bubur ayam permintaan sang suami...
...“Masak apa Areta?” Tanya Mauren yang tiba - tiba sudah berdiri di belakang Areta, wajahnya tampak lelah, tapi senyumnya ramah...
Areta Kaget pasti, ibarat maling yang tertangkap basah, takut, gugup, campur ingin kabur.
...“A-anu Kak.. eum Kak Mauren baru pulang syuting?” Tanya Areta terbata - bata, akhirnya ia hanya basa basi...
Mauren berjalan mendekat ke arah Areta, menarik kursi yang tadinya berjejer rapi, dan mendudukkan dirinya disana, letihnya sangat terlihat, maskaranya sedikit meleber menghitami ujung matanya, sisa make up yang sepertinya tidak ia bersihkan dari tadi malam.
...“Capek banget!” Keluhnya...
...“Kak Mauren mau dibikinin teh jahe?” Tanya Areta, tak tega melihat madunya yang sedang kepayahan...
...“Nah! itu tuh Areta, teh jahe buatan kamu, tolong bikinin ya” ucap Mauren, Areta mengangguk patuh, sigap melaksanakan tugasnya dari Mauren seperti yang sudah - sudah...
...“Rivandra ada di rumah ya Areta? Soalnya mobilnya ada di garasi, Kakak telepon sama chat dia tapi HPnya ga aktif” tutur Mauren...
Tangan Areta gemetaran, tenggorokannya tercekat, rasa bersalah berkelebatan menghantuinya, ciumannya, malam pertamanya, uang bulanannya, pernikahannya
...“Huh!” Pekik Areta, niatnya menghalau semua bisikan perasaan bersalahnya namun Mauren yang kebingungan ...
...“Kamu kenapa Areta?” Tanya Mauren khawatir...
...“A- anu Kak, ini jarinya kena kompor dikit” sahut Areta asal, beruntung Areta membelakanginya, kalau tidak tentu Mauren akan tahu kalau ia tengah berbohong...
...“Ya ampun, hati - hati dong Areta, luka bakar ga? Perlu obat?” Tutur Mauren lagi, setelah sempat kesal pada Areta, kini perhatiannya kembali lagi seperti dulu...
Deg..
Areta rasanya ingin menangis saja, semakin perhatian Mauren semakin ia merasa menjadi perempuan perebut suami orang, tangan yang tadinya energik menyiapkan minuman kini gemetaran bahkan sampai ia menyajikannya untuk Mauren
...“Kamu yakin ga apa - apa Areta? Tangan kamu gemetaran gitu loh!” Ucap Mauren, tangannya terulur memegang tangan Areta...
...“Ga apa - apa Kak, aku ga apa - apa” sahut Areta memberikan senyum palsunya...
...“Oke, syukurlah” sahut Mauren lega, tak lama ia menyesap teh jahenya yang masih mengepul, saat meletakkan cangkirnya perhatian Mauren jatuh pada bubur ayam yang disiapkan Areta tadi...
...“Ini buat siapa Areta? Oma?” Tanya Mauren...
Areta menarik napasnya, bibirnya gemetaran
...“Buat Kak Rivandra, Kak” ucap Areta ragu...
Karena Mauren mendelik, awalnya Areta pikir Mauren akan marah padanya, tak Areta sangka wanita itu justru tersenyum manis padanya
...“Kakak aja yang anterin ya Areta, sekalian ngasih kejutan, soalnya kan udah beberapa hari Kakak ga ketemu sama Rivandra, kangen” tuturnya antusias...
Hati Areta berkecamuk, setengah lega setengah cemburu, wanita di depannya ini ingin menemui pria yang bahkan bekas jamahannya saja masih penuh di badan Areta, dalam hati Areta merapalkan kuat - kuat bahwa Mauren juga berhak atas Rivandra, suami mereka berdua
...“Iya Kak, silakan” ucap Areta pasrah...
...“Makasih ya” tutur Mauren bahagia, turun dari kursi tangannya terulur hendak membawa tray berisi mangkuk bubur...
...“Areta, mana bubur ayamnya? Saya laper” ucap Rivandra lembut, kakinya melangkah mendekat. Areta memejamkan mata khawatir pria itu akan membubuhi panggilan sayang padanya karena Rivandra belum sadar ada Mauren di depan Areta, mata Rivandra fokus menatap layar ponsel di tangannya...
...“Sayang!” Seru Mauren memburu Rivandra yang terhenyak kaget ketika sadar ada Mauren disana, wanita itu memeluk dan bergelayut manja di dada Rivandra yang tak bergeming, tangannya mengambang di udara enggan membalas pelukan Mauren, sementara matanya menatap Areta yang kini tertunduk sedih, Areta cemburu....
Seandainya saja Mauren awas memperhatikan Areta tadi, ia pasti bisa melihat jejak merah yang sedikit terlihat di leher Areta, bekas penjelajahan Rivandra.
...“Kamu kapan nyampenya?” Tanya Rivandra datar, tanpa penyambutan hangat, tanpa kecupan mesra atau dekapan erat, matanya tak beranjak dari Areta...
...“Jangan dingin gitu dong sayang, ga tau apa kalau aku kangen banget sama kamu?” Rengek Mauren manja, Rivandra dilema dibuatnya....
Areta membalik badannya tak sanggup melihat adegan romantis suami dan madunya, dadanya kembang kempis menahan sakit. Tapi apa boleh buat, ia harus menerimanya, Areta menarik dan menghembuskan napasnya yang tak beraturan
...“Yang, ke kamar yuk.. temenin mandi” rengek Mauren lagi, suaranya merayu manja, sementara jarinya berjalan lembut mengitari dada Rivandra, tak peduli jika ada Areta disitu, pikirnya Areta sibuk dengan kegiatannya sendiri di depan kompor, beberapa pelayan yang hendak masuk ke dapur pun urung melihat majikan mereka yang sedang bergelayut mesra...
...“Iya, nanti saya nyusul, saya sarapan dulu” ucap Rivandra, dingin dan datar...
Mauren mendengus, bibirnya mengerucut
...“Ya udah, aku tunggu ya sayang, 10 menit cukup kan?” Tanya Mauren, tubuhnya melekat pada Rivandra, enggan berpisah...
...“Iya” ucap Rivandra singkat tapi padat menjelaskan bahwa Rivandra tengah marah padanya, meskipun ketar ketir tapi Mauren tak patah arang, ia tahu betul bagaimana cara menaklukan suaminya itu...
...“I love you” ucap Mauren pada Rivandra sebelum ia kemudian memacu langkah menuju kamarnya...
Setelah memastikan Mauren berbelok di ujung lorong menuju kamarnya, Rivandra melangkah dengan tergesa menuju Areta, tanpa basa basi ia memeluk istri pertamanya itu dari belakang, Areta refleks membalik badannya, membalas dekapan Rivandra
...“Maaf” ucap Rivandra ...
...“Kak, please janji sama aku kalau Kakak ga akan berubah” pinta Areta lirih, nyaris menangis, ia khawatir sekali kebahagiannya yang baru beberapa hari harus kandas karena Mauren yang telah kembali...
...“Iya” jawab Rivandra tanpa ragu, memanfaatkan waktu, pria itu memiringkan kepalanya mengecup sayang bibir Areta...
...“Nanti malam pintu kamarnya jangan dikunci ya” ucap Rivandra dengan bibir yang sibuk mengecupi pipi Areta...
...“Iya, Kak” sahut Areta, berpelukan sebentar sampai akhirnya ia harus rela melepaskan Rivandra untuk bersama istri keduanya, entah apa yang akan mereka lakukan di dalam kamar berdua nanti....
...****************...
Jika ini persaingan maka Areta boleh merasa menang, meskipun malam ini Mauren sudah mengeluarkan segala jurus rayuan agar disentuh Rivandra, nyatanya pria itu tetap dingin, menolak halus dengan alibi lelah dan butuh tidur. Mauren jelas kebingungan, jika sebelumnya Rivandra tak akan bisa tahan bahkan hanya ketika melihat ia berbalut handuk, maka malam ini Rivandra hanya melirik saja ketika badannya polos tanpa sehelai benang pun.
...“Kamu kenapa sih sayang?” Rayu wanita yang masih polos itu pada suami yang berbaring membelakanginya, tangannya terulur menggerayangi perut rata Rivandra...
...“Saya capek, ngantuk” sahut Rivandra...
...“Kamu marah ya sayang?” Tanya Mauren lirih, wajahnya di telungkupkan di ceruk leher pria tampan itu...
...“Mauren, please saya dan kamu butuh istirahat” tandas Rivandra, tapi mana mungkin Mauren hendak menyerah begitu saja jika wajah Rivandra berkali lipat tampannya ketika ia bersikap dingin, tak tersentuh...
...“Sayang, maafin aku, please” rengek Mauren tetap berupaya, bibirnya mengecupi pipi Rivandra, napasnya memburu, hasratnya membuncah, tapi suaminya kalem tak merespon, hanya terdengar helaan napasnya saja ...
...“Aku kangen” bisiknya di telinga Rivandra, sementara ciumannya beralih ke leher kekar suaminya...
Rivandra mulai bergeming, ia mengangkat tangan Mauren yang mendekap perutnya, lalu beringsut bangkit dari tempat tidurnya, Mauren gegas ikut bangkit menarik tangan Rivandra yang hendak keluar kamar
...“Rivan tunggu, kita harus bicara” ucap Mauren, Rivandra berbalik memandang istrinya, tatapannya dingin menusuk...
...“Saya capek Mauren, kamu juga gitu, jadi sebaiknya kita sama - sama istirahat, malam ini saya akan tidur di kamar tamu, please jangan ganggu saya karena besok saya ada jadwal operasi, ya?” Tutur Rivandra, tangannya meraih Mauren dalam pelukannya lantas mengecup lembut pucuk kepalanya. ...
Mauren hanya bisa pasrah ditinggal Rivandra, hatinya gelisah luar biasa mendapat penolakan suaminya, dengan langkah gontai Mauren meraih piyamanya yang teronggok di lantai bekas pertunjukannya pada Rivandra tadi. Kamar besar dan mewah itu kini terasa sepi, tak ada suara bariton Rivandra yang menyanjung dan memanjanya, tak ada lenguhan dan ucapan sayang ketika mereka telah selesai bergumul, semurka itu kah Rivandra padanya? Batinnya
Larut dalam lamunan membuat wanita itu sempat tak sadar kalau ponselnya berbunyi nyaring, meskipun ia malas berbasa - basi dengan siapa pun malam ini, tapi nama Adrian yang tertera di layar ponselnya membuatnya terpaksa merespon
...“Halo Rian” sahut Mauren malas - malasan ...
...“kenapa lagi lemes gitu?” Tanya Adrian...
...“Rivandra nolak aku Rian” jawab Mauren lirih, Adrian menarik napasnya, capek mendengar keluh kesah tentang suami artisnya itu...
...“Udah nyoba jurus apa aja?” Tanya Adrian kali ini ia yang malas - malasan...
...“Semuanya, tapi gila… dia dingin banget, persis kayak pas aku deketin dia dulu” tutur Mauren frustasi, ia sampai memukul - mukul kasurnya kesal...
Di seberang sana Adrian hening sebentar, sibuk menghembuskan asap rokoknya
...“Rian, kamu masih disitu?” Tanya Mauren yang tak mendengar suara Adrian...
...“Iya, besok siang aku kirimin lingerie baru, yang paling sexy sama mahal, pake dah tuh sepulang syuting, besok kan jadwal take kamu cuma dari sore nyampe malem aja” ucap Adrian...
...“Yakin ampuh Rian?” Mauren skeptis, bukan apa - apa bahkan saat ia tanpa busana pun Rivandra tak bergeming ...
...“Aku tau Rivandra dan perasaannya sama kamu, kalau dia tau gimana usaha kamu untuk dapetin perhatiannya lagi, aku yakin lama - lama dia luluh” jelas Adriah...
Mauren tersenyum senang
...“Thank you Rian, kamu emang selalu tau apa yang aku butuhin” ucap Mauren...
...“Aman, yang pasti kamu harus tau aturannya Mauren, aku bantu kamu sebaliknya kamu juga bantu aku” tuturnya...
Mauren menghela berat napasnya
...“Iya iya” ucapnya...
...“Ya udah aku temenin kamu nyampe tidur deh” ucap Adrian...
...“Oke” sahut Mauren, kaki Mauren beringsut naik ke kasur, ia lalu membaringkan dirinya tanpa melepas ponsel dari telinganya...
...****************...
Jika Mauren sedang gelisah, maka Rivandra dan Areta sedang sama - sama berpeluh dan melenguh, sudah tak terhitung berapa kali Areta mencapai pelepasannya sementara Rivandra masih semangat merajainya, pinggulnya tak berhenti menubruk kadang pelan kadang cepat tak terkendali
...“Kak” racau Areta penuh nafsu, tangannya mengalung di leher Rivandra, sementara mulutnya menutup dan membuka merasakan perbuatan Rivandra...
...“lagi?” Tanya Rivandra puas melihat Areta yang terlena, Areta hanya bisa mengangguk pelan tak sanggup berkata lagi...
Tapi lemasnya Areta hanya sebentar, ketika berganti posisi, Rivandra lah yang dibuat tak berkutik, pria itu sampai sesekali terduduk dan menggigiti pelan pundak Areta yang sibuk memanjakan, menaik turunkan pinggulnya. Baru keduanya berhenti ketika Rivandra menyerah mencapai pelepasannya
Meskipun tak dapat tidur bersama karena khawatir Mauren menyusulnya, nyatanya ketika Areta ditinggal di kamarnya sementara Rivandra kembali ke kamar tamu, baik Rivandra maupun Areta sama - sama tak bisa memejamkan mata meresapi sisa sensasi adrenalin percintaan singkat mereka, alhasil keduanya saling berkirim pesan mesra penuh cinta hingga keduanya terlelap.
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Wiwin Wigantini
harusnya rivanda bersikap adil.
2023-09-01
0
Hanipah Fitri
Rivandra, sdh mulai nakal ya.... sama Areta 😆
2023-05-26
0
Sandisalbiah
istri rasa selingkuhan...
2023-05-16
0