Kemarahan Rossy

Untuk memastikan usia dan kondisi kandungan Areta, Rossy diam - diam membawa Areta ke dokter kandungan, berdua saja tanpa Rivandra. Bukannya Rivandra tidak mau tapi Rossy yang melarang, akan sangat berbahaya jika ada relasi bisnis atau teman Rivandra maupun Mauren melihat Rivandra ke dokter kandungan bersama perempuan lain selain Mauren. Selain itu juga Rossy tak ingin mendengar pertengkaran suami istri itu sepanjang perjalanan, entah kenapa kalau sudah bertemu keduanya seolah selalu punya jurus untuk ribut, Rossy sampai jengah mendengarnya.

“Tuh kata dokter Kartini tadi usia kandungan kamu kan baru 3 minggu Areta, kamu jangan capek - capek, ga boleh ngangkat yang berat - berat, dan yang paling penting ga boleh stress” tutur Rossy dengan tangan di kemudi dan mata yang fokus menatap jalan, hanya sesekali menoleh pada Areta, kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya membuat wajah semi bule Rossy makin terlihat, Rivandra versi perempuan.

“Iya Kak” Areta mengiyakan saja tak berani membantah

“Dan jangan berani - berani mukul - mukul keponakan Kakak lagi, oke? Kalau sebel sama Bapaknya, Kakak izinin kamu dengan senang hati buat mukulin si Rivandra.. Hehhehe” Rossy senang mendapat tenaga tambahan buat menghajar adiknya yang sering keras kepala itu

Ponsel Areta samar berdering dari dalam tasnya, Areta merogoh tasnya dan meraih ponselnya disana, setelah tahu siapa yang menghubunginya Areta memasukkan ponsel itu ke tasnya kembali, wajahnya berubah sendu

“Kenapa ga diangkat? Kenzo ya?” Tanya Rossy

“Iya Kak, neleponin dari kemarin soalnya chatnya ga aku bales - bales, bingung juga mau ngomong apa, masa aku ngomong ga bisa lanjut perjodohannya, soalnya aku hamil anak dari suami yang juga suami sepupu aku, ah ribet Kak, kayak judul - judul sintertron azab, mikirinnya aja udah pusing gimana ngejelasinnya sama Kak Kenzo coba?” Cerocos Areta meluapkan rasa peningnya

Rossy mengangkat dan membawa tangan kirinya mengelus rambut Areta, ia paham perasaan wanita malang korban warga yang main hakim sendiri dan korban dari adiknya yang tak bisa menahan hasrat

“Um.. bingung juga ya jadi kamu, di satu sisi kalau kamu nolak perjodohan nanti Mama kecewa, Om dan Tante kamu juga pasti marah, tapi disisi lain ga mungkin juga kan kalau kamu lanjut sama Kenzo dalam posisi berbadan dua gini, apalagi kamu dan Rivan batal cerai”

Areta menggigit bibir bawahnya menyesali lagi kehamilannya yang membuat ia batal cerai, kalau kata orang semua Ibu akan melakukan apa saja untuk anaknya maka itulah yang dilakukannya, berbekal pengalaman pahitnya serta wejangan panjang lebar dari Oma dan Rossy tentang bagaimana nanti jika anaknya lahir tanpa Bapak membuatnya urung cerai dari Rivandra untuk sementara.

Rossy tak kalah dilemanya, ia bukannya tega pada Mauren yang seolah jadi korban saat ini, tapi Areta pun tak salah, ia bukan pelakor. Areta justru menduduki tahta sebagai istri pertama meskipun pernikahan mereka tanpa cinta hanya karena kondisi, anak yang dikandung Areta pun bukan anak dari hasil hubungan terlarang, ini anak sah Areta dan Rivandra.

“Untuk sementara bilang aja kamu belum tertarik buat nikah, mau temenan aja dulu, Kak Rossy kenal Kenzo dari kecil, anaknya bukan tipikal yang kritis dan impulsif yang nanya - nanya kenapa gini gitu, dia pasti bisa nerima, soal nanti ya kita pikirin nanti” ucap Rossy

“Gitu ya Kak?”

“Kenapa, kamu keberatan? Jangan - jangan kamu mulai suka ya sama Kenzo?” Tuding Rossy

“Suka? Ya belum lah Kak, baru juga kenal berapa hari” dalih Areta, ia pun bingung dengan perasaannya kalau dibilang cinta jelas belum, kalau biasa saja ia pernah beberapa kali menunggu telepon dan pesan masuk dari pria sipit itu.

Rossy memajukan bibirnya, tergelitik untuk tahu, “kalau sama Rivandra gimana? Kamu ada sedikiiiiit saja perasaan sama anak bandel itu ga?” Cecar Rossy menekankan kata sedikit, Areta tak menyadari pandangan menyelidik Rossy dibalik kacamata hitamnya

“Ya ampun Kak, jiwa minder aku itu udah mendarah daging, boro - boro buat suka sama Kak Rivandra, pas diajak ngomong pertama kali aja aku nyampe gemeteran, mimpi apa aku nyampe diajak ngobrol sama cowok yang digilai banyak perempuan, cocok sih sama Kak Mauren, sama - sama berkualitas tinggi.. hehhehe” Rossy ikut terkekeh mendengar tawa renyah Areta

“Kamunya ga nyadar aja kalau kamu ga kalah sama Mauren, tinggal dipoles dikit udah deh langsung kinclong banget” cerocos Rossy

“Aku serasa panci Kak.. ahahhha” Areta tergelak mendengar omongan Rossy

“Nah gitu dong, ketawa, ga usah stress apalagi nangis - nangis, kata Oma apa yang dirasain Ibu akan dirasain juga sama bayinya, makanya kamu happy - happy aja, kalau kamu pengen sesuatu kamu ngomong ke Kakak, ya lebih bagus lagi kalau ngomong sama Rivandra sih, gimana pun dia kan suami kamu, Ayahnya anak yang kamu kandung, jadi udah sewajarnya dia merhatiin kamu” tutur Rossy lagi

Areta hanya mengangguk, mana ia punya keberanian meminta sesuatu pada Rivandra selain memintanya jauh - jauh dari Areta

“Kita ke mall yuk, beli baju - baju hamil buat kamu, vitamin, sama susu hamil” ajak Rossy antusias

“Aku belum punya uang Kak, uang bulanan dari Tante Susan belum di transfer, kayaknya Tante lupa.. hehhehe” kalau Areta bisa cengengesan lain halnya dengan Rossy yang mengerutkan keningnya

“Emang Tante kamu ngasih uang bulanan berapa puluh juta per bulan?”

Areta yang bingung sekarang, puluh juta? “Tante ngasih sejuta per bulan Kak” jawab Areta jujur, Rossy tiba - tiba mengerem mobilnya, membuat Areta nyaris tersungkur beruntung ia pakai sabuk pengaman tadi, tapi suara klakson mobil di belakang sangat nyaring sepertinya marah karena Rossy berhenti tiba - tiba

“Serius sejuta per bulan Areta? Dari kapan?” Rossy masih saja mengerutkan keningnya namun mobilnya kembali melaju

Mata Areta memutar mengingat sejak kapan ia diberi uang saku sejuta oleh Tantenya, bukan uang saku sih, lebih tepatnya gaji karena untuk mendapatkan uang itu ia harus mengerjakan banyak hal dulu dari mulai pekerjaan rumah sampai menyiapkan keperluan Mauren dan Fabian, dan sekarang gaji untuk menjaga Oma Mieke. Tante Susan sih tak pernah menyuruh hanya mengungkit kebaikannya yang mau merawat Areta semenjak bayi dan berubah mood jadi ketus ketika Areta kedapatan santai sebentar.

“Dari mulai kuliah semester empat kayaknya Kak, sebelumnya dari awal SMA nyampe semester tiga Tante ngasih lima ratus ribu sebulan” senyum Areta cerah namun Rossy meringis, bagaimana mungkin Areta yang tinggal dengan seorang pengusaha sukses hanya mendapat uang bulanan receh seperti itu? Bahkan gaji pembantu di rumah Rossy saja berkali - kali lipat jauh dari itu, pantas saja penampilan Areta lusuh baju yang dipakainya bisa dikatakan kampungan, berbeda jauh dengan baju yang dipakai Mauren, harga rok yang dipakai Mauren tadi pagi saja bisa sampai lima bulan uang bulanan Areta. Areta ini keponakan apa pembantu sih? Batin Rossy

“Udah tenang aja, Kakak yang beliin” ucap Rossy, Areta segan awalnya tapi tak enak untuk menolak, sadar diri kalau ia tak punya uang sementara ia butuh susu dan kebutuhan hamil lainnya, tabungannya untuk memulai hidup sendiri yang tak seberapa habis terpakai untuk menyewa kebaya, membeli sepatu dan make up untuk wisuda beberapa saat yang lalu, sedikit rasa sesal terbersit kenapa ia tak menerima uang nafkah dari Rivandra

Jika pada umumnya orang akan bilang Kakak ipar perempuan itu menyebalkan, maka tidak dengan Rossy, ketika sampai di mall Rossy langsung meggandeng Areta, memastikan Areta aman berjalan, sesekali ia ngomel jika Areta tak melihat pijakan kakinya karena sibuk melihat sekeliling mall, maklum lah Areta jarang sekali masuk ke mall sebesar itu, hidupnya selama ini hanya sebatas kampus dan rumah.

“Bajunya lucu deh cocok kayaknya buat kamu, masuk yuk” ucap Rossy sambil menggandeng Areta masuk ke butik ternama yang Areta sering lihat di majalah - majalah fashion atau yang Mauren pakai, Areta sampai menelan ludah melihat harga bajunya, entah ia harus menabung berapa lama hanya untuk membeli satu helai baju disana, Areta sampai tak berani memegang, cukup melihat saja.

“Kamu mau yang mana? Ada yang cocok ga?” Tanya Rossy setelah ia lama menunggu Areta yang tak memilih apa pun, “Areta, tunjuk yang kamu suka, yang mana aja boleh yang penting kamu ngerasa cocok, ya!” Titah Rossy yang juga sibuk melihat jejeran sepatu di depannya, Areta melihat ke sekelilingnya berharap ada yang cocok tapi tak menguras kantong Rossy, ia tak enak jika harus dibelikan barang mahal, namun bukan barang yang ia temukan melainkan dua orang yang saat ini tak ingin ia temui, sial memang pasangan yang tengah bergelayut manja itu malah melihat Areta disana

“Areta!” Panggil Mauren, disampingnya Rivandra bak kerbau yang dicucuk hidungnya mengekori Mauren dengan segambreng tas belanjaan merk ternama, “kamu sama siapa?” Tanya Mauren, bingung mungkin melihat Areta yang lusuh itu berani masuk ke butik tempat barang mewah dijual tanpa diusir oleh pramuniaganya

“Um.. anu, Um sama..” Areta terbata, matanya melirik pada Rossy meminta pertolongan, beruntung Rossy peka, ia segera menemui Areta lalu melingkarkan tangannya di bahu wanita hamil itu

“Sama aku” sahut Rossy, awalnya Rossy tersenyum manis pada Mauren namun begitu melihat Rivandra wajahnya berubah dingin, apalagi ketika melihat tentengan belanjaan yang ia yakini milik Mauren, apa Rivandra tak melihat kondisi lusuh Areta yang juga istrinya?, batin Rossy

“Ahahha.. ternyata Kak Rossy yang belanja aku pikir Areta, nyampe kaget tadi” tutur Mauren tanpa ragu, tapi Rossy jengkel jadinya

“Emangnya kenapa kalau Areta yang belanja?” Sinis Rossy tangannya bersedekap, Mauren agak terkejut dengan reaksi Rossy, sedang Areta memilih berdiri di belakang Rossy dan sesekali mencuri pandang pada Rivandra yang kini berdiri kikuk

”Bukan gitu Kak maksudnya, hanya aja Kakak tau sendiri kan disini mahal - mahal, ga biasanya Areta belanja di tempat seperti ini Kak.. hehehhe” ucap Mauren sambil cengengesan namun kemudian bungkam melihat wajah dingin Rossy

“Emangnya kamu pikir suami kamu aja yang bisa belanjain kamu barang - barang mahal? Calon suami Areta juta bisa, tuh dia disuruh belanja apa pun yang dia mau, Kakak cuma nganterin doang, kasian kalau pergi sendiri, maklum lah calon suaminya kan jauh” cerocos Rossy, menekankan kata jauh sambil mendelik tajam pada Rivandra, pria itu hanya mampu menelan salivanya sendiri sadar kalau Kakaknya tengah meradang

“Kak, udah aja yuk belanjanya, ga ada yang Areta suka disini” gumam Areta pelan sambil menarik - narik ujung baju Rossy

“Ya udah kita makan dulu yuk, habis itu belanja lagi, Kakak ga enak sama Kenzo kalau kamu ga beli apa - apa, soalnya kan Kakak udah janji mau nemenin kamu belanja” dasar emang cucu artis kawakan, bakat Oma pun menurun pada Rossy yang begitu mahir memainkan skenario dadakan

“Eh mau makan ya? Boleh gabung ga? Kebetulan lagi laper banget, tadi habis dari dokter kandungan buat program hamil, terus langsung ngemall jadi belum sempet makan Kak, boleh ya?!”

Deg..

Bak di godam, hati Areta kini sakit, bahkan baru kemarin dia dan Rivandra tahu bahwa Areta positif hamil dan segala janji manis Rivandra pun ucapkan untuk membesarkan anak mereka berdua, tapi hari ini Rivandra malah merencanakan kehamilan yang lain? Apa anak ini hanya sepintas lalu buat Rivandra, Areta menunduk melihat perutnya, sesal yang ia rasakan karena sempat menolak anaknya sendiri, anak yang ternyata tak dianggap oleh Rivandra, karena Areta yakin Rivandra jauh lebih mengharapkan anaknya dengan Mauren

Rossy tak kalah geramnya, kalau tak ada Mauren disana sudah pasti bogem mentah sudah ia daratkan ke wajah adiknya itu, iya memang Mauren dan Rivandra berhak untuk punya anak, tapi kenapa Rivandra ga menunda dulu sampai anak yang kini ada di kandungan Areta lahir dengan selamat?

“Kak, ayolah aku laper banget ini!” Bujuk Mauren

“Areta kamu mau makan dulu ga?” Rossy lebih memilih mempertimbangkan perasaan Areta yang ia tahu sedang luka sekarang

“Areta terserah Kakak aja” ucap Areta lirih, Rossy bingung tapi kalau menolak Mauren bisa salah paham, mau tak mau Rossy mengiyakan keinginan Mauren

Setelah berjalan sebentar mencari resto yang cocok, akhirnya Rossy berhenti di resto kesukaannya, kini ke empat orang itu berada dalam satu meja, Rossy duduk disebelah Areta, sesekali ia menggenggam tangan adik iparnya yang kini duduk membisu itu, sementara Mauren bergelayut manja pada Rivandra, tak jarang kata - kata romantis keluar dari mulut keduanya. Untuk mengobati perasaan Areta Rossy mencurahkan perhatiannya pada Areta, memesan banyak makanan untuk Ibu hamil itu dan wajib tanpa bawang, karena ia tahu saat ini Areta sedang benci aroma bawang.

“Loh sejak kapan kamu ga suka bawang Areta? Bukannya dulu kamu suka banget sama bawang ya?” Tanya Mauren

Rossy gugup khawatir Areta tak bisa berbohong

“Oh itu Kak.. lucu sih ceritanya, jadi waktu itu aku mau dicium kan ya eh gara - gara habis makan bawang aku ga pede, jadinya batal deh ciuman pertamanya, makanya aku males makan bawang lagi.. hehhe” jawab Areta, masa bodoh lah ia bicara seperti itu depan suaminya sendiri, suami hanya status ini, bahkan mungkin hanya Ayah sebatas status buat anaknya nanti, Rivandra kini menatapnya tajam sementara Rossy tersenyum puas, Areta punya bakat akting terpendam rupanya

“Oh.. hahhaha pasti sama Kenzo kan? Iya kan?” Goda Mauren, yang disenyumi saja oleh Areta

“Kamu beruntung banget loh dijodohin sama Kenzo, kata Mama dia calon duta besar Indonesia buat Jepang gantiin Mamanya ya? Terus Bapaknya juga pengusaha kan? Kakak kepoin medsosnya kemarin, followersnya banyak udah kayak followers artis” cerocos Mauren

“Yang jangan ngomong terus, makan dulu” ucap Rivandra tak ingin Mauren memuji Kenzo terus di depan Areta, hatinya tak rela

“Cocok sih buat Areta, Areta kan cantik, baik, pinter, Kenzo ganteng banget, bertanggung jawab pula, agak susah nemu cowok bertanggung jawab sekarang, iya kan Rivan?” Tandas Rossy matanya mengintimidasi Rivandra

“Uhuuuuk.. uhuukk” Rivandra yang saat itu tengah menenggak minumnya tertohok, tenggorokannya tercekat

“Pelan - pelan minumnya yang” tutur Mauren sambil mengusap - usap sisa minuman di dagu dan bibir Rivandra, Tatapan Rossy makin menghujam pada Rivandra, kesalnya sudah ke ubun - ubun, kalau pun pernikahan mereka terpaksa apa tidak bisa ia memperlakukan Areta sama dengan perlakuannya pada Mauren? Sebelum meledak, Rossy memilih untuk mengajak Areta melanjutkan acara berbelanja mereka, seolah ingin meluapkan kekesalan apa pun yang Rossy lihat dibelinya untuk Areta tanpa meminta persetujuan Areta dulu, alhasil kedua tangan mereka penuh dengan tentengan belanjaan merk ternama, tak lupa stok susu hamil dan Vitamin untuk Areta, sepanjang jalan Areta nyaris menangis, tak pernah ada yang memperlakukannya sebaik Rossy selama ini, di hidupnya yang ia kenal hanya balas budi dan pengabdian pada keluarga Mauren, ini mungkin yang dinamakan perhatian dan kasih sayang keluarga, batin Areta.

Terpopuler

Comments

Nining Bunga Rijkiya P

Nining Bunga Rijkiya P

next

2023-01-10

0

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

areta udah pergi az yg jauh jngn mau d jadiin kacung jngn jd oon

2022-12-09

0

Fatihah

Fatihah

aq suka karakter rossy mantap jadikan karakter areta jd wanita kuat dan pemberani

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Tanpa Resepsi
2 Pengantin Tanpa Malam Pertama
3 Saling Membenci
4 Tragedi
5 Terikat Tanpa Kepastian
6 Kecurigaan Oma
7 Honeymoon Untuk Dua Istri
8 Pacar Untuk Areta
9 Terbongkar
10 Kewajiban Suami Istri
11 Kehamilan Areta
12 Kemarahan Rossy
13 Perhatian Rivandra
14 Dingin Kembali
15 Hangat
16 Keluar Bersama
17 Basah
18 Malam Pertama
19 Mauren VS Areta
20 Kecurigaan Mauren
21 Sesak
22 Status
23 Ingin Lari
24 Ringkih
25 Fabian
26 Rivandra Makin Galau
27 Pertolongan
28 Akal Bulus
29 Ketika Takdir Bicara
30 Menggoda
31 Kegilaan Fabian
32 Rumah Kita
33 Periksa Kandungan
34 Kemana Rivandra?
35 Pertengkaran Pertama
36 Kebenaran Terungkap
37 Usaha Fabian dan Mauren
38 Dia Anakku!
39 Pesona Istri Pertama
40 Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mauren?
41 Semua Rahasia Terbongkar
42 Buka Saja Semuanya!
43 Jeratan Areta
44 Kegelisahan Keluarga Mauren
45 Permintaan Mauren
46 Curahan Hati Rivandra
47 Titik Lelah Rivandra
48 Jangan Siksa Saya, Areta!
49 Semua Gara - Gara Areta!
50 Baby Areta dan Rivandra
51 Happy Honeymoon
52 Lembayung Senja
53 Berpeluh
54 Keputusan Rivandra
55 Akibat
56 Pilihan Yang Sulit
57 Aku akan baik - baik saja
58 Hancur Lebur
59 Kebusukan
60 Membuka Tabir Satu Per Satu
61 Akhir Kecurangan
62 Jarum dalam tumpukan jerami
63 Larilah ke ujung dunia, saya tetap akan menemukanmu!
64 Ada apa ini?
65 Masa Lalu Yang Masih Menghantui
66 Jangan Ganggu Suamiku!
67 Buku Nikah
68 Mengusik Akan Terusik
69 Lamaran Dave Untuk Mauren
70 Resepsi Akbar Rivandra - Areta
71 Kekacauan Resepsi Dave Mauren
72 Terima Kasih Mama dan Papa
73 Kebahagiaan Setelah Semua Cobaan
74 Tak Selalu Mulus
75 Krisis Percaya Diri
76 Kerikil Dalam Rumah Tangga
77 Pertengkaran
78 Pesona Seorang Rossy
79 Perlindungan Seorang Suami
80 Semakin Bucin
81 Mertua
82 Menusuk Dari Belakang
83 Kasih Sayang Julian
84 Lamaran
85 Kepergian
86 Kebahagiaan Setelah Duka
87 Update Karya Baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pernikahan Tanpa Resepsi
2
Pengantin Tanpa Malam Pertama
3
Saling Membenci
4
Tragedi
5
Terikat Tanpa Kepastian
6
Kecurigaan Oma
7
Honeymoon Untuk Dua Istri
8
Pacar Untuk Areta
9
Terbongkar
10
Kewajiban Suami Istri
11
Kehamilan Areta
12
Kemarahan Rossy
13
Perhatian Rivandra
14
Dingin Kembali
15
Hangat
16
Keluar Bersama
17
Basah
18
Malam Pertama
19
Mauren VS Areta
20
Kecurigaan Mauren
21
Sesak
22
Status
23
Ingin Lari
24
Ringkih
25
Fabian
26
Rivandra Makin Galau
27
Pertolongan
28
Akal Bulus
29
Ketika Takdir Bicara
30
Menggoda
31
Kegilaan Fabian
32
Rumah Kita
33
Periksa Kandungan
34
Kemana Rivandra?
35
Pertengkaran Pertama
36
Kebenaran Terungkap
37
Usaha Fabian dan Mauren
38
Dia Anakku!
39
Pesona Istri Pertama
40
Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mauren?
41
Semua Rahasia Terbongkar
42
Buka Saja Semuanya!
43
Jeratan Areta
44
Kegelisahan Keluarga Mauren
45
Permintaan Mauren
46
Curahan Hati Rivandra
47
Titik Lelah Rivandra
48
Jangan Siksa Saya, Areta!
49
Semua Gara - Gara Areta!
50
Baby Areta dan Rivandra
51
Happy Honeymoon
52
Lembayung Senja
53
Berpeluh
54
Keputusan Rivandra
55
Akibat
56
Pilihan Yang Sulit
57
Aku akan baik - baik saja
58
Hancur Lebur
59
Kebusukan
60
Membuka Tabir Satu Per Satu
61
Akhir Kecurangan
62
Jarum dalam tumpukan jerami
63
Larilah ke ujung dunia, saya tetap akan menemukanmu!
64
Ada apa ini?
65
Masa Lalu Yang Masih Menghantui
66
Jangan Ganggu Suamiku!
67
Buku Nikah
68
Mengusik Akan Terusik
69
Lamaran Dave Untuk Mauren
70
Resepsi Akbar Rivandra - Areta
71
Kekacauan Resepsi Dave Mauren
72
Terima Kasih Mama dan Papa
73
Kebahagiaan Setelah Semua Cobaan
74
Tak Selalu Mulus
75
Krisis Percaya Diri
76
Kerikil Dalam Rumah Tangga
77
Pertengkaran
78
Pesona Seorang Rossy
79
Perlindungan Seorang Suami
80
Semakin Bucin
81
Mertua
82
Menusuk Dari Belakang
83
Kasih Sayang Julian
84
Lamaran
85
Kepergian
86
Kebahagiaan Setelah Duka
87
Update Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!