Kewajiban Suami Istri

Pagi ini suasana sarapan terasa sama saja dengan kemarin, tak ada yang terlihat berbeda, hanya ada tambahan orang yang ikut bersantap, siapa lagi kalau bukan Kenzo yang kini duduk senang di samping Areta. Kenzo adalah tipikal orang yang gampang disukai, pembawaannya yang hangat dan ramah selalu membuat orang di sekelilingnya nyaman. Saat ini saja dia dengan telaten memotong - motong sosis di piring Areta agar mempermudah wanita itu untuk menyantap makanannya.

Melihat itu Anna tersenyum senang, usahanya sebagai mak comblang bisa dikatakan berhasil.

“Eh Fabian tadi kan Tante teleponan sama Mama kamu, katanya kamu sama Aurel bentar lagi mau nikah ya?” Tanya Mama Anna pada Fabian yang kini salah tingkah apalagi ketika melihat Areta tengah menatap tajam padanya.

“Iya Tante, euummm.. rencananya begitu” sahut Fabian tergagap lalu menundukkan wajahnya tak sanggup melihat bagaimana wajah Areta sekarang

“Iya Ma, Kak Fabian rencananya dua bulan lagi mau nikah sama Aurel, do’ain semoga lancar ya Ma” timpal Mauren sumringah, ia senang akhirnya sahabatnya Aurel bisa menikahi Kakaknya

“Aamiin, pasti Mama do’ain, duh ga sabar rasanya pengen liat Fabian nikah sama Aurel, terus nanti tinggal Kenzo sama Areta deh yang nyusul” ucap Anna memberikan kode pada Kenzo agar segera melamar Areta, Kenzo hanya cengengesan malu - malu tapi bahagia terukir di raut wajahnya

Sementara Rossy gelagapan mendengar omongan Ibunya, batinnya geregetan ingin memberi tahukan bahwa Areta adalah istri Rivandra jadi tak boleh dijodohkan dengan laki - laki lain, tapi apa daya sang Oma sudah bertitah agar merahasiakan dulu semuanya, akhirnya Rossy hanya bisa menenggak air minumnya hingga tandas untuk meredakan gejolak hatinya

“Kamu kok minum terus Rossy? Ga makan - makan dari tadi, lagi sariawan ya?” Tanya Julian pada anak kesayangannya itu

“Bukan Sariawan Pa, Rossy kesel aja kenapa orang lain pada nikah, bahkan ada yang nikahnya sampai dua kali loh Pa, sementara Rossy masih jomblo aja” Rossy puas saat melihat wajah Rivandra yang kini manyun tersindir oleh Rossy

“Nanti juga pasti ada laki - laki baik yang datang buat kamu Rossy, kamu sabar dan berdo’a aja ya” hibur Julian sambil menepuk - nepuk pundak anaknya

“Kalau nikah sih gampang, yang sulit itu menjalankan hak dan kewajiban sebagai suami istri setelah nikahnya itu loh” seloroh Oma Mieke yang langsung menyita perhatian semua orang

“Tuh dengerin omongan Oma, Oma itu istri teladan, sampai akhir hayatnya Opa, ga sekali pun Opa pernah ngeluh soal Oma” terang Julian memuji kesetiaan dan pengabdian Ibunya pada sang suami.

“Kalau sudah nikah, kalian juga harus menjalankan hak dan kewajiban kalian dengan baik, karena pernikahan itu bukan main - main, itu perjanjian dengan Tuhan” Oma bukannya tanpa tujuan bicara seperti itu, ia ingin Rivandra memenuhi kewajibannya sebagai suami Areta, bukan memperlakukannya bak istri kontrak

“Mauren beruntung dong Oma kalau gitu, soalnya kan Rivan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami dengan sangat baik” tutur Mauren, sambil menyandarkan kepalanya ke bahu bidang suaminya, Oma tak menimpali hanya batinnya yang bersuara lantang bahwa Rivandra tengah melakukan ketidak adilan pada Areta sekarang.

“Ya harus gitu dong Mauren, kalau nyampe Rivan menelantarkan istrinya, Papa sendiri yang akan turun tangan menghajar Rivandra” tutur Julian

Rivandra bagai di godam, kata - kata Papanya adalah sindirian telak baginya, ia gegas meraih gelas minumnya dengan tangan gemetaran untuk menyiram tenggorokannya yang tiba - tiba terasa kering

“Tuh dengerin Rivandra, istrinya jangan ditelantarin, apalagi di dzolimin, kalau udah berani nikahin berarti harus berani tanggung jawab sama Istrinya” seolah belum puas menyiksa hati Rivandra, kini Rossy menampar adiknya itu dengan kata - katanya.

Oma melayangkan pandangannya pada Areta yang kini tengah sibuk mengunyah seolah tak peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya, memang Areta tak mendengar sindir - sindiran barusan, ia sibuk dengan lukanya sendiri, tak ada yang tahu bahwa saat ini hati Areta sedang tercabik - cabik mendengar rencana pernikahan Fabian, harapannya pupus sudah, perjuangannya sejak kecil untuk memantaskan diri agar bisa pantas menjadi istri Fabian tak membuahkan hasil, cintanya ia kubur dalam - dalam, ia meneguhkan hatinya untuk sadar diri bahwa label anak haram membuatnya mustahil mendapatkan Fabian.

“Mau makan sosis lagi?” Tanya Kenzo memecah lamunan Areta, Areta mengangguk tak lupa senyum ia ukir di wajahnya

“Aaahhh romantisnya, ngalah ngalahin kita tau yang romantisnya” ucap Mauren ketika melihat Kenzo sigap memotong sosis lagi untuk Areta, Rivandra memaksakan senyumnya meskipun giginya gemeretak menahan marah

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Areta, bisa ikut saya sebentar?” Tanya Rivandra yang sengaja mengikuti Areta ketika Areta hendak masuk ke kamarnya

“‘Ogah!” Tandas Areta sambil melengos

“Ayolah Areta, kita bicara baik - baik dulu sebagai suami istri, ya?”

“Ga mau, entar Kak Mauren liat!” Sahut Areta

“Makanya kita ngobrol di kamar Kak Rossy, biar ga ada yang curiga, ayo!” Ucap Rivandra yang langsung meraih tangan Areta dan menariknya menuju kamar Rossy, memanfaatkan kondisi villa yang tengah sepi karena yang lain tengah berada di bibir pantai menikmati matahari yang tenggelam

“Lepas ih, aku bisa jalan sendiri!” Tutur Areta bersungut - sungut tak rela disentuh lagi oleh Rivandra

“Nurut kenapa sih kalau dibilangin sama suami!” Ucap Rivandra penuh percaya diri, Areta melongo dibuatnya, entah kesambet apa pria di depannya ini

Rivandra mengetuk pintu kamar Rossy begitu mereka sampai di depan kamar Kakaknya itu, tak berapa lama Rossy membuka pintu kamarnya sambil celingukan melihat ke sekeliling rumah khawatir ada yang melihat mereka

“Cepetan masuk” ujar Rossy, Areta dan Rivandra patuh dan segera masuk

“Mulai sekarang selama kita masih liburan, kalau kalian mau ketemuan atau ngobrol pake kamar Kakak aja ya, soalnya jarang ada yang kesini kecuali Mbak yang bersihin kamar sama Mama itu pun Mama cuma depan pintu kamar doang” tutur Rossy, Areta dan Rivandra menggangguk patuh

“Kakak tinggal dulu, jangan berantakin kasurnya ya, kalau mau mandi handuk bersihnya ada di lemari” ucapnya, Rivandra tersenyum malu - malu, sementara Areta tak mengerti maksud Rossy, untuk apa ia mandi di kamar Rossy?

Rossy meraih ponselnya, lalu beranjak meninggalkan Areta dan Rivandra berdua, kikuk yang dirasakan Rivandra namun jengah yang dirasakan Areta

“Eeuuumm, saya minta nomer rekening kamu ya” ucap Rivandra

“Buat apa?” Tanya Areta dingin

“Ya buat ngasih uang nafkah lah, melaksanakan kewajiban saya sebagai suami”

“Ga usah, cuma buat dua minggu lagi kok status suaminya”

“Areta, apa kamu ga denger omongan Oma pas kita sarapan tadi? Sebagai suami istri kita harus melaksanakan hak dan kewajiban dengan baik”

“Kalau Kak Rivandra melakukan kewajiban Kakak, terus aku harus melakukan kewajiban aku juga gitu?” Selidik Areta, Rivandra mengangguk yakin, memang begitu kan yang seharusnya

“Dasar penjahat kelamin, pantes perasaan aku ga enak ujung - ujungnya cuma pengen itu rupanya?” Sinis Areta

“Loh bukannya itu hak saya Areta?” Rivandra ngotot, mengikuti nalurinya sebagai seorang laki - laki yang kini bangkit melihat tubuh Areta yang bebrapa hari ini diingatnya terus

“Udah ah, aku mau keluar, males ngomong sama Kak Rivandra!” Sewot Areta, bukan hanya pada Rivandra ia juga malas bicara pada siapa pun, hatinya kini patah berkeping - keping, ia hanya ingin masuk ke kamar dan bermesraan dengan bantalnya.

Areta bangkit berdiri hendak beranjak, namun Rivandra menarik tangannya membuat Areta menghentikan langkahnya

“Apalagi sih Kak? Udah lah!” Areta kini melemah, kekuatan dan semangat hidupnya sirna seiring dengan kabar pernikahan Fabian

“Kamu kenapa? Marah karena Fabian mau nikah iya?” Cecar Rivandra

“Ahahahha.. ngapain marah? Apa urusanku? Sok tau kamu Kak!” Areta tergelak menutupi rasa sakit yang menderanya

“Bukannya kamu suka sama Fabian?”

“Aku sukanya sama Kak Kenzo, jadi ngapain marah gara - gara Kak Fabian mau nikah? Dapet gosip dari mana sih Kak?” Kelit Areta meski hatinya menjerit perih

“Jadi kamu ada perasaan sama Kenzo?” Cecar Rivandra, hatinya mencelos tak terima

“Ya iya lah, siapa yang ga mau sama Kak Kenzo, jadi nih ya Kak, begitu kita cerai dua minggu lagi, aku langsung nikah sama Kak Kenzo” ucap Areta mengukuhkan dirinya untuk menerima perjodohannya dengan Kenzo, apalagi tadi pagi orang tua Mauren yang diminta restu oleh Anna untuk menyatukan Kenzo dan Areta telah menghubunginya dan mendesak Areta untuk menerima perjodohannya.

“Kamu serius Areta?” Selidik Rivandra, entah lah hatinya seakan tak rela

“Ngapain bercandain masalah serius kayak gini?” Tukas Areta, “Jadi Kakak simpen aja uang Kakak, aku ga butuh nafkah dari Kakak!” Sengit Areta yang lalu menepis tangan Rivandra dan beranjak keluar dari kamar Rossy

Rivandra tertegun, ia lalu mengelus - elus dadanya yang terasa sesak, kenapa sakit rasanya ketika ia mendengar bahwa Areta menyukai pria lain? Ada apa dengan hatinya? Bukan kah dia hanya menggilai tubuh sexy Areta?

...****************...

Areta berjalan cepat keluar dari kamar Rossy menuju belakang Villa tempat dimana pohon - pohon flamboyan tumbuh subur, Areta mendudukkan dirinya dibawah pohon rimbun itu, menekuk kaki dan memeluk lututnya, sudah ia rapalkan pada dirinya sendiri agar tak mengeluarkan air mata, tidak boleh! sudah cukup air matanya keluar setiap kali Tante Susan memakinya dan menyebutnya anak haram.

Tapi air mata mengkhianatinya, panas menjalar di pelupuk matanya hingga air mata itu jatuh membasahi pipinya, dadanya sesak luar biasa, sakit yang tak berdarah membuatnya susah menghentikan perih karena luka yang ditorehkan Fabian. Jika Fabian tak mencintainya kenapa ia mencuri ciuman pertama Areta dan memberikan kalung indah yang masih menggantung di lehernya? Apa untungnya buat Fabian mempermainkan hatinya? Hatinya sakit, teramat sakit

“Areta” tutur Kenzo yang kini berada di sampingnya, Areta hanya menoleh sebentar tanpa menghentikan tangisnya, biarlah Kenzo tahu bahwa kini ia sedang luka, siapa tahu Kenzo dapat melipur laranya. Kenzo mendudukkan dirinya di samping Areta

“Puasin nangisnya Areta, lepasin semua beban kamu” ucap Kenzo seolah mengerti kesedihan Areta, Areta makin terisak merasa di dukung untuk menangisi patah hatinya

“Sini, bagi beban kamu sama saya” ucap Kenzo sambil merangkul tubuh ringkih Areta dan membawa Areta ke pelukannya, Areta menenggelamkan kepalanya di dada bidang Kenzo, memulaskan air matanya ke kaus yang dipakai Kenzo, tangisannya lirih menyiksa siapa pun untuk ikut berempati, tangan Kenzo terulur mengelus rambut Areta, mengalirkan rasa prihatinnya pada wanita yang tengah kecewa itu

Tak jauh dari sana Fabian menatap nanar Areta yang kini tengah berada dalam lindungan Kenzo, Fabian tahu Areta tengah menangis karenanya, ia pun kini menangis prihatin pada dirinya sendiri yang pengecut tak dapat melawan kehendak orang tuanya, ia hanya mampu menyugar frustasi rambutnya, lantas berjongkok di antara pohon - pohon besar, merogoh saku jeansnya, dan membuka lipatan kertas yang berisi bubuk putih, hidung Fabian menghirupnya dalam - dalam, wajahnya mendongak seiring air matanya yang jatuh.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wow.. si Febian pecandu thor..? is amit² dah.. untung mau nikah ama Aurel N gak jadi ama Areta...

2023-05-15

1

Kikan dwi

Kikan dwi

GK boleh sama Fabian Areta,jauhi narkoboy apalagi pemakainya

2023-03-18

0

Endang Priya

Endang Priya

ceritanya bagus. favian pemakaì rupanya.

2023-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Tanpa Resepsi
2 Pengantin Tanpa Malam Pertama
3 Saling Membenci
4 Tragedi
5 Terikat Tanpa Kepastian
6 Kecurigaan Oma
7 Honeymoon Untuk Dua Istri
8 Pacar Untuk Areta
9 Terbongkar
10 Kewajiban Suami Istri
11 Kehamilan Areta
12 Kemarahan Rossy
13 Perhatian Rivandra
14 Dingin Kembali
15 Hangat
16 Keluar Bersama
17 Basah
18 Malam Pertama
19 Mauren VS Areta
20 Kecurigaan Mauren
21 Sesak
22 Status
23 Ingin Lari
24 Ringkih
25 Fabian
26 Rivandra Makin Galau
27 Pertolongan
28 Akal Bulus
29 Ketika Takdir Bicara
30 Menggoda
31 Kegilaan Fabian
32 Rumah Kita
33 Periksa Kandungan
34 Kemana Rivandra?
35 Pertengkaran Pertama
36 Kebenaran Terungkap
37 Usaha Fabian dan Mauren
38 Dia Anakku!
39 Pesona Istri Pertama
40 Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mauren?
41 Semua Rahasia Terbongkar
42 Buka Saja Semuanya!
43 Jeratan Areta
44 Kegelisahan Keluarga Mauren
45 Permintaan Mauren
46 Curahan Hati Rivandra
47 Titik Lelah Rivandra
48 Jangan Siksa Saya, Areta!
49 Semua Gara - Gara Areta!
50 Baby Areta dan Rivandra
51 Happy Honeymoon
52 Lembayung Senja
53 Berpeluh
54 Keputusan Rivandra
55 Akibat
56 Pilihan Yang Sulit
57 Aku akan baik - baik saja
58 Hancur Lebur
59 Kebusukan
60 Membuka Tabir Satu Per Satu
61 Akhir Kecurangan
62 Jarum dalam tumpukan jerami
63 Larilah ke ujung dunia, saya tetap akan menemukanmu!
64 Ada apa ini?
65 Masa Lalu Yang Masih Menghantui
66 Jangan Ganggu Suamiku!
67 Buku Nikah
68 Mengusik Akan Terusik
69 Lamaran Dave Untuk Mauren
70 Resepsi Akbar Rivandra - Areta
71 Kekacauan Resepsi Dave Mauren
72 Terima Kasih Mama dan Papa
73 Kebahagiaan Setelah Semua Cobaan
74 Tak Selalu Mulus
75 Krisis Percaya Diri
76 Kerikil Dalam Rumah Tangga
77 Pertengkaran
78 Pesona Seorang Rossy
79 Perlindungan Seorang Suami
80 Semakin Bucin
81 Mertua
82 Menusuk Dari Belakang
83 Kasih Sayang Julian
84 Lamaran
85 Kepergian
86 Kebahagiaan Setelah Duka
87 Update Karya Baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pernikahan Tanpa Resepsi
2
Pengantin Tanpa Malam Pertama
3
Saling Membenci
4
Tragedi
5
Terikat Tanpa Kepastian
6
Kecurigaan Oma
7
Honeymoon Untuk Dua Istri
8
Pacar Untuk Areta
9
Terbongkar
10
Kewajiban Suami Istri
11
Kehamilan Areta
12
Kemarahan Rossy
13
Perhatian Rivandra
14
Dingin Kembali
15
Hangat
16
Keluar Bersama
17
Basah
18
Malam Pertama
19
Mauren VS Areta
20
Kecurigaan Mauren
21
Sesak
22
Status
23
Ingin Lari
24
Ringkih
25
Fabian
26
Rivandra Makin Galau
27
Pertolongan
28
Akal Bulus
29
Ketika Takdir Bicara
30
Menggoda
31
Kegilaan Fabian
32
Rumah Kita
33
Periksa Kandungan
34
Kemana Rivandra?
35
Pertengkaran Pertama
36
Kebenaran Terungkap
37
Usaha Fabian dan Mauren
38
Dia Anakku!
39
Pesona Istri Pertama
40
Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mauren?
41
Semua Rahasia Terbongkar
42
Buka Saja Semuanya!
43
Jeratan Areta
44
Kegelisahan Keluarga Mauren
45
Permintaan Mauren
46
Curahan Hati Rivandra
47
Titik Lelah Rivandra
48
Jangan Siksa Saya, Areta!
49
Semua Gara - Gara Areta!
50
Baby Areta dan Rivandra
51
Happy Honeymoon
52
Lembayung Senja
53
Berpeluh
54
Keputusan Rivandra
55
Akibat
56
Pilihan Yang Sulit
57
Aku akan baik - baik saja
58
Hancur Lebur
59
Kebusukan
60
Membuka Tabir Satu Per Satu
61
Akhir Kecurangan
62
Jarum dalam tumpukan jerami
63
Larilah ke ujung dunia, saya tetap akan menemukanmu!
64
Ada apa ini?
65
Masa Lalu Yang Masih Menghantui
66
Jangan Ganggu Suamiku!
67
Buku Nikah
68
Mengusik Akan Terusik
69
Lamaran Dave Untuk Mauren
70
Resepsi Akbar Rivandra - Areta
71
Kekacauan Resepsi Dave Mauren
72
Terima Kasih Mama dan Papa
73
Kebahagiaan Setelah Semua Cobaan
74
Tak Selalu Mulus
75
Krisis Percaya Diri
76
Kerikil Dalam Rumah Tangga
77
Pertengkaran
78
Pesona Seorang Rossy
79
Perlindungan Seorang Suami
80
Semakin Bucin
81
Mertua
82
Menusuk Dari Belakang
83
Kasih Sayang Julian
84
Lamaran
85
Kepergian
86
Kebahagiaan Setelah Duka
87
Update Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!