Kehamilan Areta

Sepulang dari acara liburan, semua anggota keluarga Julian sudah kembali berkutat dengan rutinitas masing - masing. Begitu pun dengan Areta, ia lebih memilih menyibukkan diri berkomunikasi dengan Kenzo yang kini sudah kembali ke Jepang di sela kesibukannya merawat Oma Mieke, Areta membuka hatinya lebar - lebar untuk Kenzo setelah ia mengukuhkan dirinya menerima perjodohannya dengan Kenzo dan mengubur perasaannya terhadap Fabian dalam - dalam.

Hari - hari dilalui Areta dengan banyak tersenyum, Kenzo berhasil membuatnya sering tertawa bahagia lewat cerita recehnya, Kenzo memang menyenangkan, bisa diajak diskusi tentang hal apa pun, pengetahuannya luas tapi tak pernah menggurui, ia juga sangat sopan dan rendah hati, berbeda jauh dengan Rivandra atau Fabian yang sama - sama dingin dan arogan.

Baik Rossy maupun Oma Mieke mendukung keputusan Areta untuk menerima perjodohannya dengan Kenzo meskipun masih dalam status pernikahan dengan Rivandra, mengingat Rivandra yang malah semakin lengket dengan Mauren, tak adil rasanya jika meminta Areta untuk bertahan dengan pernikahannya yang hanya sebatas status, kini mereka hanya tinggal menunggu dua hari lagi sampai Rivandra akan mengucap talak untuk Areta sesuai janjinya.

“Areta, bikin udang saus tiram yuk, gara - gara si Kenzo Kakak jadi ketagihan nih” ajak Rossy pada Areta yang sedang membaca buku, disampingnya Oma Mieke tengah menyesap tehnya

“Ya udah, sebentar aku bikinin dulu ya Kak” ucap Areta yang lalu bangkit dari duduknya

“Loh kita masak bareng aja, sekalian Kakak belajar biar bisa bikin sendiri gitu” ucap Rossy

“Kakak mau masak? Serius?” Areta sampai kaget dibuatnya, tak biasanya Rossy hendak turun ke dapur karena selama mereka tinggal bersama tak sekali pun Areta melihat Rossy berada di area dapur untuk memasak

“Ajarin sana Areta, biar dia kenal sama yang namanya wajan sama kompor” goda Oma Mieke

“Hehhehe.. nah ini mau kenalan Oma, supaya bisa nyenengin suami Rossy nanti” sahut Rossy sambil cengengesan

“Oma ikut ke dapur ya, sekalian Oma ajarin menu makanan kesukaannya Opa sama Julian dulu” Areta gegas mendorong kursi roda Oma menuju dapur, sementara Rossy berjalan di samping mereka, sepanjang perjalanan dari halaman belakang menuju dapur ketiga wanita itu sibuk berceloteh tentang menu - menu masakan.

“Cara ngupas udangnya kayak gini kan Areta?” Tanya Rossy pada Areta yang sedang mengupas bawang untuk ia potong

“Iya Kak, kepalanya juga dikupas Kak” sahut Areta, baru saja ia memotong sesiung bawang ketika perutnya bergejolak, mual menderanya, tanpa basa - basi Areta berlari menuju kamar mandi yang tak jauh dari sana

Oma dan Rossy kaget melihat Areta yang berlari kencang dan masuk ke kamar mandi

“Kenapa tuh si Areta?” Ucap Rossy bingung

“Hoeeekkkk… hoeeeekk” suara muntahan Areta terdengar hingga ke telinga Oma dan Rossy membuat keduanya khawatir, hingga beberapa lama Areta tak kunjung keluar, hanya suara muntahannya yang sesekali terdengar

“Rose, bisa ga kamu berangkat ke apotik untuk beliin test pack? dan jangan nyuruh pembantu Rose, berangkat sendiri, jangan nyampe ada yang tau!” Titah Oma pada Rossy

Rossy terhenyak, ia mengerti betul kenapa Oma Mieke memintanya untuk membelikan test pack, tanpa bertanya lagi Rossy segera beranjak dari situ meninggalkan Oma yang kini komat kamit berdo’a agar dugaan kehamilan Areta benar adanya.

“Oma, maaf ya Areta ga tau kenapa Areta tiba - tiba mual banget pas nyium bawang tadi, kayaknya Areta masuk angin deh Oma, soalnya tadi pagi Areta belum sarapan cuma minum air putih doang” tutur Areta yang baru saja keluar dari kamar mandi, ia lama sekali berada di dalam sana tadi, isi perutnya yang hanya cairan bening itu terkuras habis, membuat badannya kian lemas.

“Sini sayang, duduk deket Oma” titah Oma Mieke wajahnya memancarkan kebahagiaan, “apa yang kamu rasain?” Tanya Oma pada Areta yang kini mendudukkan diri di kursi depan Oma Mieke

“Sebenarnya udah dua hari ini badan Areta lemes Oma, males mau ngapa - ngapain, terus ga selera makan juga, sempet mual sih tapi ga nyampe muntah kayak barusan” tutur Areta

Oma tersenyum, hatinya menghangat setelah meyakini bahwa Areta tengah mengandung benih Rivandra

Tak berapa lama Rossy datang dengan tergesa, sebelah tangannya menggenggam kunci mobil, sementara tangan yang lain menenteng tas, artinya Rossy baru saja keluar rumah

“Kak Rossy darimana?” Tanya Areta bingung mengingat terakhir Rossy sedang berkutat di dapur dengan menggunakan celemek

Rossy tak menjawab, nafasnya terengah, tangannya merogoh ke dalam tas lalu mengeluarkan bungkusan plastik bertuliskan nama apotik dan menyodorkannya pada Areta

“Areta, kamu tes dulu ya, biar pasti” ucap Rossy

Areta mengerutkan keningnya, ia lalu membuka bungkusan plastik yang Rossy berikan padanya, matanya membelalak tatkala melihat beberapa test pack di dalam plastik, badannya yang sudah lemas gemetaran, jantungnya memompa cepat

“Kak, aku cuma masuk angin kok makanya muntah - muntah, entar habis minum obat pasti mualnya hilang, ga perlu pake yang beginian” ucap Areta sambil meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sedang mengandung anak dari pria yang paling ia benci

“Areta, buruan tes dulu, ga ada salahnya kan?” Ujar Rossy

“Iya Nak, tes dulu, supaya jelas Nak!” tambah Oma meyakinkan Areta

Areta mencoba mencerna kondisinya, ia memang telat datang bulan beberapa hari, tapi ia yakin itu hanya karena kelelahan dan stress yang menderanya, tidak ia tak mungkin hamil anak dari pria durjana yang bernama Rivandra, batin Areta

Areta bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, do’a yang ia rapal hanya agar ia tak berbadan dua, ia tak sudi hamil anak Rivandra

Rossy mondar mandir gelisah menunggu Areta keluar dari kamar mandi matanya juga awas melihat ke sekeliling khawatir jikalau ada anggota keluarga yang lain atau para pembantu tiba - tiba datang, sementara Oma tak henti berdo’a semoga benar Areta mengandung calon cicitnya, karena hanya itu yang bisa menyelamatkan pernikahan Areta dan Rivandra, soal bagaimana dengan nasib Mauren biarlah ia akan memikirkannya nanti.

Suara pintu kamar mandi yang dibuka membuat Rossy dan Oma melayangkan pandangannya pada Areta yang perlahan keluar dari kamar mandi, wajahnya terlihat pucat, tangannya menggenggam test pack entah apa hasilnya

Rossy memburu Areta, meraih test pack di genggamanan wanita yang kini mematung itu, Raut bahagia terpancar di wajah Rossy begitu melihat hasil test packnya “Positif Oma” ucap Rossy

Oma Mieke senang bukan kepalang, Tuhan seolah menjawab semua do’anya dalam waktu yang bersamaan, ia mendapatkan cucu menantu dambaannya, dan kini ia juga mendapatkan cicit yang begitu dinantikannya, lain halnya dengan Areta ia tiba - tiba meluruh di lantai, tangisnya pecah

“Areta sayang, kamu kenapa?” Tanya Rossy panik ia ikut meluruh di lantai sambil meraih Areta dalam pelukannya

“Kenapa aku harus hamil Kak, kenapa?!” Pekik Areta, baru saja ia membangun rencana bersama Kenzo dari keping - keping patahan hatinya karena Fabian, kini rencana itu hancur kembali karena kehamilannya, “Aku ga mau hamil anak Kak Rivandra Kak, aku ga mau!” Pekiknya lagi sambil terisak

“Areta kamu ga boleh ngomong gitu, anak ini ga salah apa - apa, kamu harus menerimanya Areta” ucap Rossy menguatkan Areta

Oma Mieke menghela nafasnya, paham akan perasaan Areta

“Areta, dengerin Oma Nak, apa pun yang terjadi Oma dan Rossy ada buat kamu, kamu jangan takut, kamu ga akan menghadapi semuanya sendirian” tutur Oma Mieke

“Tolong Oma, sudah cukup semua penderitaan Areta selama ini, anak ini cuma akan membuat Areta makin menderita Oma, Areta ga bisa ngebayangin apa yang akan dilakukan Tante Susan dan Om Dani kalau mereka tau Oma!” Lirih Areta, tangisnya tak juga berhenti

“Kamu jangan takut Areta, ada Kak Rossy dan Oma, kami ga akan membiarkan siapa pun menyakiti kamu dan anak kamu, percaya sama Kakak” tutur Rossy, air mata Rossy ikut menetes, ia paham betul akan ketakutan Areta, seandainya Rivandra bukan menikahi sepupu Areta, tentu tak akan serumit ini jalannya

“Rose, bawa Areta ke kamar kamu, biarkan dia istirahat disana supaya ga ada yang ganggu” titah Oma, Rossy mengangguk patuh lantas membantu Areta untuk berdiri dan memapahnya menuju kamarnya. Sementara sepeninggal Rossy dan Areta Oma sigap mengirimkan pesan untuk Rivandra, memintanya agar segera pulang

...----------------...

Satu jam lebih Oma menunggu kedatangan Rivandra, beruntung baik Mauren dan kedua orang tua Rivandra belum kembali ke rumah, sehingga Oma punya kesempatan untuk memberi tahukan kehamilan Areta pada Rivandra

“Oma, Oma ga apa - apa kan? Apa ada yang sakit?” Tanya Rivandra begitu melihat Omanya, Rivandra begitu cemas ketika menerima pesan dari Omanya untuk segera pulang, ia yang baru selesai mengoperasi pasiennya bergegas pulang dengan pikiran macam - macam

“Oma baik - baik aja Rivandra, Areta yang ga baik - baik aja”

Rivandra mengerutkan keningnya, “Areta sakit Oma? Kenapa Oma malah nyuruh aku pulang, kan Oma bisa nyuruh dokter pribadi kita buat meriksa Areta” sewot Rivandra, beberapa hari ini ia memang nyaris lupa terhadap Areta, ia sibuk memanjakan Mauren dan menghabiskan sisa cutinya bersama istrinya itu

“Apa Oma harus manggil dokter pribadi kita buat meriksa Areta terus akhirnya semua orang tau kalau istrimu itu tengah hamil, Rivandra?” Cerocos Oma Mieke, ia kesal karena Rivandra ternyata tak peduli pada Areta

Deg..

”Areta hamil Oma?” Tanya Rivandra, memastikan dirinya tak salah dengar

“Iya Rivan, dia hamil anak kamu, tadi dia mual dan muntah, setelah di cek ternyata benar dia positif hamil” sahut Oma

Rivandra tersenyum lebar, matanya berbinar, siapa yang tak bahagia mendengar kehadiran seorang anak di rahim istrinya, meskipun kehamilan Areta tak ia rencanakan

“Rivandra, kamu akan jadi seorang Ayah, artinya kamu ga boleh menceraikan Areta apa pun yang terjadi, Oma ga mau kalau cicit Oma harus tumbuh tanpa seorang Ayah”

“Tapi Oma, aku udah janji sama Areta, dan Areta juga keukeuh minta cerai Oma, kalau pun kami cerai aku janji akan bertanggung jawab terhadap anak kami kok Oma”

“Rivandra! Kamu seorang dokter bukan? Apa kamu ga tau kalau kondisi mental Ibu berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dalam kandungannya? Apa kamu ga mikir gimana perasaan Areta harus membesarkan anaknya sendirian tanpa ada yang tau siapa Ayah anaknya, hah?” Sentak Oma Mieke, habis sudah kesabarannya

Dalam diamnya Rivandra membenarkan kata - kata Oma Mieke, “tapi kalau Areta tetap pengen cerai gimana Oma? Bukannya dia mau nikah sama Kenzo setelah kami cerai? Dan gimana dengan Mauren Oma?

“Tanya hati kamu yang paling dalam Rivandra, apa kamu rela Areta dimiliki pria lain? Dan soal Mauren kamu harus menyelesaikannya sendiri, kamu yang sudah menciptakan kerumitan ini Rivandra!”

Deg..

Rivandra kembali mematung bingung dengan hatinya sendiri, kalau boleh jujur ia pun tak rela jika Areta menjadi milik orang lain, tapi disisi lain ia khawatir jika Mauren sampai tahu, ia benar - benar tidak mau kehilangan Mauren

“Sudah, cepet temui istrimu di kamarnya Rossy, perlakukan dia dengan baik, ingat Rivandra kamu yang membuat semua ini terjadi, jadi kamu harus bertanggung jawab sebagai seorang laki - laki”

Rivandra mengangguk patuh lantas beranjak menuju kamar Rossy, namun sesampainya di depan kamar Rossy Rivandra termenung hatinya bergejolak, rasa senang bercampur rasa gugup dan takut, entah takut jika Areta keukeuh minta cerai, atau takut pada semprotan istrinya yang ganas itu

Rivandra mengetuk pintu kamar Rossy dengan tangan yang gemetaran, tak berapa lama Rossy membuka pintu kamarnya, Rossy yang biasanya galak tumben - tumbennya menyambut Rivandra dengan ramah

“Masuk sana, temuin istri sama calon anak kalian, kalau Areta marah - marah terima aja dulu, maklum Ibu hamil” tutur sang Kakak setengah berbisik, mendengar Areta yang mungkin akan marah - marah Rivandra semakin mengkerut

“Kak, temenin” ucap Rivandra takut - takut

“Ahahhaa.. seorang Rivandra yang dokter bedah ternama dan pemilik rumah sakit takut sama istrinya sendiri?” Rossy tergelak melihat wajah Rivandra yang pucat pasi

“Ayolah Kak, please!”

“Ya udah iya iya, Kakak temenin! heran kayak ga pernah berduaan aja di kamar” tutur Rossy bersungut - sungut sambil masuk ke dalam kamarnya, sementara Rivandra mengekor dengan perasaan tak karuan

Rivandra memandangi Areta yang sedang berbaring meringkuk di tempat tidur Rossy, bantal Rossy tampak basah karena lelehan air mata yang merembes dari pelupuk mata Areta

Rossy mendudukkan dirinya di samping Areta, tangannya mengelus - elus lembut kepala Areta

“Areta, sayang, ada suami kamu datang tuh” ucap Rossy, mendengar kata suami Areta yang memang tak tidur membelalakan matanya

“Dia bukan suami aku Kak, dia suami Kak Mauren” sahut Areta

“Dia jelas suami kamu Areta, Ayah dari anak yang sedang kamu kandung” tutur Rossy

“Aku ga mau anak ini Kak, aku ga mau!” Tandas Areta sambil terisak kembali, hati Rivandra terasa sakit mendengar penolakan Areta pada darah dagingnya

“Anak ini ga salah apa - apa Areta, kasian dia kalau Ibunya sendiri ga nerima kehadirannya” bujuk Rossy, Areta bangun dari tidurnya, wajahnya memerah, amarah menguasai hati dan pikirannya

“Dia anak dari laki - laki yang mengambil paksa kehormatanku Kak, laki - laki yang membeli harga diriku, gimana mungkin aku mau hamil anak dari laki - laki bajingan seperti dia Kak?! aku ga mau! Ga mau!!” Pekik Areta sambil memukul - mukul perutnya sendiri

“Astaga Areta, kamu ga boleh kayak gitu!” Sentak Rossy

Rivandra memburu Areta, meraih tangan yang sibuk memukuli perutnya, ia mendekap Areta seerat yang ia bisa, membiarkan wanita itu meronta - ronta minta dilepaskan dengan segala sumpah serapah

“Areta tolong, jangan gini, jangan nyakitin diri kamu sendiri dan anak kita, saya tau kamu marah, kamu benci sama saya jadi pukul saya aja Areta, jangan menyakiti diri kamu sendiri apalagi anak kita” tutur Rivandra, Areta masih saja meronta tangisnya makin kencang

“Kamu pernah cerita ke Oma betapa sedihnya kamu dianggap anak haram dan ga diharapkan kan Areta? Anak ini juga akan ngerasain apa yang kamu rasain kalau kamu kayak gini, apa kamu ga kasian sama dia? Bagaimana pun dia darah daging kamu Areta!” Rivandra bicara selembut yang ia bisa untuk menenangkan Areta yang sedang murka, upaya Rivandra berbuah manis, Areta melemah kini tangisannya mereda, ia pun tak lagi meronta, kepalanya masih terbenam di dada bidang Rivandra

“Sudah ya, kita hadapi ini bersama, kita besarin anak ini bareng, supaya anak kita ga kekurangan kasih sayang seperti kamu dulu” tambah Rivandra, merasa Areta sudah bisa berdamai Rossy meninggalkan Areta berdua dengan Rivandra di kamarnya

Rivandra mengurai dekapannya, menghapus sisa air mata di pipi Areta, menatap iris mata Areta dalam - dalam, Rivandra baru menyadari kalau iris mata Areta yang coklat terang sangat indah, apalagi bibirnya seolah melambai minta dikecup, hampir saja Rivandra khilaf menempelkan bibirnya ketika Areta beringsut menidurkan dirinya kembali

“Aku ngantuk Kak, lemes, Kakak keluar aja” ucap Areta

Rivandra menggeleng, “Saya tungguin nyampe kamu tidur aja, daripada nanti kamu mukul - mukul anak saya lagi”

“Terserah lah” sahut Areta tak peduli, ia lebih memilih memejamkan matanya yang lelah, awalnya Rivandra hanya memandangi istri cantiknya itu, tak lama ia mengusap tengkuknya yang terasa pegal, lelah melandanya, hari ini ia menangani beberapa operasi berat yang butuh konsentrasi tinggi, tak heran kini matanya terasa berat, Rivandra merasa tak ada salahnya jika ia menumpang tidur sebentar disana sambil mengawasi Areta, ia lalu merebahkan diri tepat disamping Areta, merasa tak nyaman ia memiringkan badannya menatap punggung Areta di depannya, tak lama matanya terpejam dengkuran halusnya terdengar.

Suhu ruangan yang dingin membuat Areta dengan mata terpejam menggerakan kakinya mencari selimut, Rivandra yang merasakan gerakan Areta melingkarkan lengan kekarnya di perut Areta, terasa hangat Areta mengkerutkan dirinya dalam dekapan Rivandra, tanpa mereka sadari ini adalah kali pertama mereka tidur bersama sebagai suami istri. Entah apa yang akan terjadi jika Areta menyadari hal itu.

Terpopuler

Comments

Kikan dwi

Kikan dwi

knp mesti hamil , Rivan jg GK peduli sama Areta akhir2 ini, di saat udh nyaman sama Kenzo ada aja cobaan nya

2023-03-18

0

Maemanah Azhar

Maemanah Azhar

Lanjut....

2022-10-04

1

Senandung Lanaya

Senandung Lanaya

Padahal Areta udah nyaman sama Kenzo 😩

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Tanpa Resepsi
2 Pengantin Tanpa Malam Pertama
3 Saling Membenci
4 Tragedi
5 Terikat Tanpa Kepastian
6 Kecurigaan Oma
7 Honeymoon Untuk Dua Istri
8 Pacar Untuk Areta
9 Terbongkar
10 Kewajiban Suami Istri
11 Kehamilan Areta
12 Kemarahan Rossy
13 Perhatian Rivandra
14 Dingin Kembali
15 Hangat
16 Keluar Bersama
17 Basah
18 Malam Pertama
19 Mauren VS Areta
20 Kecurigaan Mauren
21 Sesak
22 Status
23 Ingin Lari
24 Ringkih
25 Fabian
26 Rivandra Makin Galau
27 Pertolongan
28 Akal Bulus
29 Ketika Takdir Bicara
30 Menggoda
31 Kegilaan Fabian
32 Rumah Kita
33 Periksa Kandungan
34 Kemana Rivandra?
35 Pertengkaran Pertama
36 Kebenaran Terungkap
37 Usaha Fabian dan Mauren
38 Dia Anakku!
39 Pesona Istri Pertama
40 Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mauren?
41 Semua Rahasia Terbongkar
42 Buka Saja Semuanya!
43 Jeratan Areta
44 Kegelisahan Keluarga Mauren
45 Permintaan Mauren
46 Curahan Hati Rivandra
47 Titik Lelah Rivandra
48 Jangan Siksa Saya, Areta!
49 Semua Gara - Gara Areta!
50 Baby Areta dan Rivandra
51 Happy Honeymoon
52 Lembayung Senja
53 Berpeluh
54 Keputusan Rivandra
55 Akibat
56 Pilihan Yang Sulit
57 Aku akan baik - baik saja
58 Hancur Lebur
59 Kebusukan
60 Membuka Tabir Satu Per Satu
61 Akhir Kecurangan
62 Jarum dalam tumpukan jerami
63 Larilah ke ujung dunia, saya tetap akan menemukanmu!
64 Ada apa ini?
65 Masa Lalu Yang Masih Menghantui
66 Jangan Ganggu Suamiku!
67 Buku Nikah
68 Mengusik Akan Terusik
69 Lamaran Dave Untuk Mauren
70 Resepsi Akbar Rivandra - Areta
71 Kekacauan Resepsi Dave Mauren
72 Terima Kasih Mama dan Papa
73 Kebahagiaan Setelah Semua Cobaan
74 Tak Selalu Mulus
75 Krisis Percaya Diri
76 Kerikil Dalam Rumah Tangga
77 Pertengkaran
78 Pesona Seorang Rossy
79 Perlindungan Seorang Suami
80 Semakin Bucin
81 Mertua
82 Menusuk Dari Belakang
83 Kasih Sayang Julian
84 Lamaran
85 Kepergian
86 Kebahagiaan Setelah Duka
87 Update Karya Baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pernikahan Tanpa Resepsi
2
Pengantin Tanpa Malam Pertama
3
Saling Membenci
4
Tragedi
5
Terikat Tanpa Kepastian
6
Kecurigaan Oma
7
Honeymoon Untuk Dua Istri
8
Pacar Untuk Areta
9
Terbongkar
10
Kewajiban Suami Istri
11
Kehamilan Areta
12
Kemarahan Rossy
13
Perhatian Rivandra
14
Dingin Kembali
15
Hangat
16
Keluar Bersama
17
Basah
18
Malam Pertama
19
Mauren VS Areta
20
Kecurigaan Mauren
21
Sesak
22
Status
23
Ingin Lari
24
Ringkih
25
Fabian
26
Rivandra Makin Galau
27
Pertolongan
28
Akal Bulus
29
Ketika Takdir Bicara
30
Menggoda
31
Kegilaan Fabian
32
Rumah Kita
33
Periksa Kandungan
34
Kemana Rivandra?
35
Pertengkaran Pertama
36
Kebenaran Terungkap
37
Usaha Fabian dan Mauren
38
Dia Anakku!
39
Pesona Istri Pertama
40
Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mauren?
41
Semua Rahasia Terbongkar
42
Buka Saja Semuanya!
43
Jeratan Areta
44
Kegelisahan Keluarga Mauren
45
Permintaan Mauren
46
Curahan Hati Rivandra
47
Titik Lelah Rivandra
48
Jangan Siksa Saya, Areta!
49
Semua Gara - Gara Areta!
50
Baby Areta dan Rivandra
51
Happy Honeymoon
52
Lembayung Senja
53
Berpeluh
54
Keputusan Rivandra
55
Akibat
56
Pilihan Yang Sulit
57
Aku akan baik - baik saja
58
Hancur Lebur
59
Kebusukan
60
Membuka Tabir Satu Per Satu
61
Akhir Kecurangan
62
Jarum dalam tumpukan jerami
63
Larilah ke ujung dunia, saya tetap akan menemukanmu!
64
Ada apa ini?
65
Masa Lalu Yang Masih Menghantui
66
Jangan Ganggu Suamiku!
67
Buku Nikah
68
Mengusik Akan Terusik
69
Lamaran Dave Untuk Mauren
70
Resepsi Akbar Rivandra - Areta
71
Kekacauan Resepsi Dave Mauren
72
Terima Kasih Mama dan Papa
73
Kebahagiaan Setelah Semua Cobaan
74
Tak Selalu Mulus
75
Krisis Percaya Diri
76
Kerikil Dalam Rumah Tangga
77
Pertengkaran
78
Pesona Seorang Rossy
79
Perlindungan Seorang Suami
80
Semakin Bucin
81
Mertua
82
Menusuk Dari Belakang
83
Kasih Sayang Julian
84
Lamaran
85
Kepergian
86
Kebahagiaan Setelah Duka
87
Update Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!