(Hai all, welcome ke karya kedua Author Aurora ya, besar harapan Author agar karya kedua ini mendapat antusiasme dari teman - teman semua berupa like, gift, favorite, vote, serta tak lupa kritik dan saran 😊😊. Happy reading all ❤️❤️❤️❤️)
Acara wisuda yang Areta tunggu akhirnya datang juga, setelah ia berjuang susah payah untuk mempertahankan beasiswanya, sesuai dengan syarat yang diajukan oleh Om dan Tantenya, jika Areta ingin kuliah di kampus yang sama dengan Mauren dan Fabian maka Areta harus mengikuti jalur beasiswa.
Hanya Fabian yang waktu itu senior kampusnya alasan Areta keukeuh untuk kuliah di kampus elit dan bergengsi tersebut. Areta sangat menyukai sepupunya itu semenjak ia masih kecil dulu, segala cara ia tempuh agar bisa memantaskan diri untuk bersanding dengan Fabian, termasuk belajar mati - matian agar ia berprestasi karena Areta tahu diri, tak mungkin Tante Susan atau Om Dani menerimanya sebagai menantu kecuali jika Areta punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Sebenarnya awalnya Areta tak percaya diri, tapi perhatian dan rasa suka yang ditunjukkan Fabian padanya membuat ia bersemangat untuk berjuang agar suatu hari ia dianggap layak mendapatkan Fabian
Hampir semua mahasiswa telah memadati kursi yang disediakan di ballroom salah satu hotel termewah itu, begitu juga dengan kursi khusus para pendamping wisudawan dan wisudawati.
...“Ya ampun Areta kamu cantik banget!” Ucap April, sahabat satu - satunya Areta yang baru saja datang, ia terpukau melihat wajah cantik Areta yang mengenakan make up tipis, kebaya warna merah membalut kulit Areta yang putih....
...“Hahhha.. lebay kamu Pril, yang cantik itu kamu, tumben kemayu, aku nyampe pangling tadi!” Goda Areta pada sahabatnya yang tomboy itu...
...“Dih nih anak, dibilangin malah ngeledek! Ga sadar apa kamu diliatin semua orang dari tadi, eh ding kamu emang biasa diliatin ya!” Ocehnya sambil cengengesan...
Perhatian orang - orang pada Areta mulai terpecah ketika Mauren yang juga akan di wisuda datang, bukan hanya karena Maurennya saja yang memang seorang artis, tapi karena pendampingnya yaitu Rivandra, siapa yang tak tahu Rivandra seorang dokter bedah muda yang rupawan dan terkenal, yang juga cucu laki - laki satu - satunya dari seorang konglomerat. Rivandra diizinkan untuk keluar dari masa pingitannya sebentar khusus untuk menghadiri acara wisuda Mauren.
April memicingkan mata, memastikan penglihatannya pada subjek jauh di depannya yang baru saja datang, tempat duduk para wisudawan memang diatur sesuai fakultas dan nomor induk siswa, fakultas ekonomi mendapat posisi di tengah ballroom, Areta dan April duduk di barisan belakang, agak jauh dari pintu masuk. “Om dan Tante kamu sama Kak Mauren datang tuh Ta, itu calon suaminya kan ya?” Tanya April pada Areta yang malah celingukan mencari sosok Fabian diantara kerumunan orang
...“Iya” sahut Areta tak peduli, seandainya saja temannya itu tahu kalau mereka sekarang mereka tinggal satu atap dan bahkan Rivandra sudah jadi suaminya, entah selebar apa mulutnya menganga nanti...
...“Ganteng banget ya Ta kalau liat aslinya, jauh lebih ganteng dibanding di TV sama di majalah loh” tambahnya lagi, matanya tak berkedip melihat sosok Rivandra yang kini duduk di kursi pendamping bersama orang tua Mauren...
Areta menoleh pada sahabatnya itu
...“Tau cowok ganteng juga kamu Pril? Aku pikir kamu taunya cewek cantik, sempet takut juga kalau kamu naksir aku! Hahhaha.. “ goda Areta lagi dengan tawa renyahnya...
...“Dih nih anak lama - lama ngelunjak ya kamu, aku sumpahin kamu sama Kak Fabian jadian loh!” Tutur April, ia memang sudah tahu perasaan sahabatnya itu pada Fabian...
...“Aamiin.. tau gitu aku ledekin aja kamu dari dulu!” Seloroh Areta lagi, hidungnya kempas kempis bahagia atas do’a April...
...“Kamu mau aku cabut sumpahku tadi Areta?”...
...“Hahha.. ampun Pril, ampun!” Ucap Areta, kedua sahabat itu kemudian tertawa bersama, tawa Areta semakin lebar tatkala melihat Fabian yang baru saja datang, laki - laki tampan yang juga menjadi pusat perhatian itu sebenarnya bukan datang untuk Areta, melainkan untuk kekasihnya Aurel, hasil perjodohan orang tua Fabian dan orang tua Aurel. Tak ada pendamping yang datang untuk Areta hari ini, tapi tak apa, ia sudah terbiasa....
...“Tuh cowok idaman kamu dateng Ta!” Tunjuk April pada Areta, “tapi kok gandengan sama Aurel, Ta?” Tanya April memelankan suaranya sambil menoleh pada Areta, khawatir jika temannya itu tiba - tiba menangis karena patah hati...
Areta membenarkan duduknya, menghirup nafasnya dalam - dalam, “pacaran kan mereka? Dijodohin gitu sama orang tuanya masing - masing, biasa lah orang kaya” sahut Areta santai, namun hatinya remuk redam
...“Ouuww.. Kamu ga apa - apa? Ga pengen nangis gitu?” Mata April menatap Areta lekat, heran melihat sahabatnya yang anteng - anteng saja...
Gadis yang terbiasa menahan perasaan itu, profesional menampilkan senyum terbaiknya, “Baru pacaran kan Pril belum nikah, kata orang sebelum janur kuning melengkung maka masih milik bersama! Hahhha…” bukannya menangis Areta malah tertawa bahagia, April bingung awalnya tapi melihat temannya tengah bahagia ia pun ikut tertawa
Acara wisuda kemudian dimulai, satu per satu nama wisudawan dan wisudawati dipanggil sesuai fakultas masing - masing untuk dipindahkan tali toganya dengan khidmat oleh rektor mereka, meninggalkan acara puncak yaitu pengumuman wisudawan dan wisudawati terbaik.
**Areta kini sudah berbaris di pinggir panggung dengan beberapa mahasiswa yang mendapat nilai tertinggi sesuai dengan gladi resik beberapa hari sebelumnya, Areta boleh bangga ketika berada di jajaran mahasiswa berprestasi itu, tak mudah untuk menjadi salah satunya, karena kampus bergengsi itu terakreditasi internasional. suara MC membahana memanggil satu - satu mahasiswa kebanggaan kampus untuk naik ke atas panggung, ketika tinggal satu orang yang di depan Areta, gugupnya baru terasa
...“Dari Fakultas Hukum, Ahmad Bahtiar putra dari Bapak Yusuf Bahtiar dan Ibu Sari Utami dengan indeks prestasi kumulatif 3,96” ucap MC yang kemudian mendapat tepuk tangan meriah, Areta reflek bertepuk tangan, ikut senang atas pencapaian teman sekampusnya...
...“Dan yang terakhir, dari Fakultas Ekonomi, Areta Diandra De Vries, putri dari Almarhum Bapak Alan Bramasta dan Almarhumah Ibu Liliana de Vries dengan indeks prestasi 4.00” ucap MC, hadirin sontak berdiri bertepuk tangan atas pencapaian sempurna Areta, gadis cantik tanpa pendamping itu maju dengan elegan, siap menerima hasil kerja kerasnya....
Fabian, sang idola gadis cantik itu menatap bangga, sementara Rivandra, suaminya yang baru beberapa hari memandang Areta dingin.
...“Selamat ya Areta, Om bangga banget sama kamu” ucap Om Dani sambil menepuk - nepuk pundak Areta begitu acara telah selesai...
Areta tersenyum lega, bahagia mendapati senyum bangga di wajah Om Dani “makasih Om”, sahutnya sopan
Tak lama Mauren ikut menghampirinya dengan menggandeng mesra Rivandra, suami siri Areta
...“Areta, selamat ya, Kakak bangga banget sama kamu!” Tutur Mauren sambil memeluk Areta lantas mencium pipinya kanan kiri, Areta kaku tak membalas pelukan Mauren, perasaannya campur aduk, takut dan gugup...
...“M-makasih Kak”, seandainya saja Mauren tahu kalau sekarang Areta adalah istri calon suaminya sudah tentu bukan ciuman di pipi yang ia dapat melainkan tamparan, Mauren menyenggol bahu tegap Rivanda yang berdiri angkuh, mengkode agar ikut mengucapkan selamat...
...“Ayo” rengek Mauren...
Mengulurkan tangan segera, Rivandra menatap dingin gadis yang sudah dinikahinya “selamat ya” ucap Rivandra datar, sigap menarik tangannya kembali
...“Iya” sahut Areta dingin, tak ingin berlama - lama pun menatap mata tajam Rivanda, ia memilih memalingkan muka, mencari sosok Fabian...
...“Harusnya kamu kayak Areta tuh, nilainya sempurna, lulusnya juga cepet, kamu malah cuti semester terus buat ngejar karir keartisan kamu” tutur Om Dani pada anaknya Mauren...
Tante Susan berdecak, kesal pada omongan Om Dani
...“Pa, jangan suka ngebandingin gitu ah, Mauren juga berprestasi Pa, buktinya dia bisa jadi artis papan atas” sanggah Tante Susan membela anaknya, Om Dani hanya mendengus, sementara Tante Susan menoleh pada Areta...
...“Oh ya Areta, kamu kerasan kan tinggal di rumah Rivandra?” Tanya Tante Susan, Areta mengalihkan pencariannya akan Fabian sebentar, lanjut menoleh pada Tante Susan dengan senyuman terbaiknya...
...“Iya Tante, semuanya baik sama Areta” sahut Areta, “kecuali Rivandra” batinnya....
...“Hemm, baguslah.. Meskipun sudah lulus, tapi untuk sementara Tante minta kamu tetap jagain Oma Mieke sampai Oma Mieke dapet perawat yang cocok ya, ya itung - itung balas budi sama Om dan Tante lah, Areta” tutur Tante Susan, lembut memang tapi cukup menusuk hati...
...“Iya ga apa -apa Tante, Areta ikutin kemauan Om dan Tante saja” sahut Areta sopan, memangnya punya pilihan apa Areta selain mengikuti keinginan kedua orang itu, bisa dibilang masa depannya tergantung kebaikan dan keinginan mereka, karena untuk sementara ini ia belum punya cukup uang untuk bisa hidup sendiri, uang bulanan yang tak seberapa dari mereka hanya bisa ia tabung sedikit...
Tante Susan tersenyum puas
...“Nah gitu, nanti kalau Oma sudah punya perawat baru kamu bisa bantuin Fabian di kantornya, kamu kan pinter, Tante yakin kamu bisa ngebantu Fabian memajukan perusahaan” tambah Susan, Dani menghela nafasnya, berdirinya tak tenang, tak enak pada calon menantunya membahas urusan keluarga...
...“Ma, apa ga bisa dibicarakan nanti aja?” Protes Mauren membela Areta, Mauren memang selalu baik padanya. Areta merengut, gadis cantik itu benar - benar tak enak hati karena diam - diam menjadi istri calon suaminya...
...“Iya Ma, dibicarakan nanti aja, lagian ga enak kan sama Rivandra, ntar dikiranya kita Om dan Tante yang kejam lagi” gurau Om Dani, Susan membungkam diri lalu tersenyum kikuk, lupa kalau disitu ada Rivandra...
Rivandra tadinya memang berpikir begitu, tapi jika memang seperti itu ia pun tak peduli, yang ia pedulikan hanya cintanya pada Mauren yang begitu besar
Fabian, laki - laki tampan yang Areta tunggu ikut bergabung, meninggalkan Aurel yang tengah sibuk berfoto dengan orang tua dan teman - temannya
Fabian mengulurkan tangan kekarnya, Areta gugup, gemetaran menyambut tangan Fabian “Selamat ya Areta” wajah Fabian yang tampan berkali lipat kadarnya ketika ia tersenyum manis
...“M-Makasih Kak”, jantung Areta tak bisa dikontrolterlalu cepat berdetak, pipi Areta pun bersemu merah, enggan melepaskan genggaman tangan hangat Fabian...
Tante Susan terlihat tak senang melihat interaksi keduanya, ia maju mendekat ke arah Fabian lantas mengusap lengan anaknya, mengurai genggaman Fabian pada Areta
...“Setelah ini kalian mau kemana?” Tanya Susan ramah pada Rivandra...
...“Ada acara makan malam di rumah untuk merayakan kelulusan Mauren, Tante” sahut Rivandra, Om Dani manggut - manggut senang...
Mauren yang masih bergelayut manja di tangan Rivandra tersenyum bangga karena calon mertuanya perhatian
...“Ya udah tapi jangan lama - lama ya, inget kalian masih dalam masa pingitan, jadi jangan keluyuran kemana - mana lagi” titah Susan...
...“Fabian kamu ikut aja ya, biar nanti bisa sekalian nganter Mauren pulang, soalnya Rivandra kan ga boleh keluyuran berduaan lagi sama Mauren” tambah Susan, kali ini Areta yang gugup, debar jantungnya kian memompa cepat, teringat janji yang Fabian buat dulu, fix malam ini hadiah itu ia akan terima dari Fabian...
...“Iya Ma” sahut Fabian patuh lantas menoleh sebentar pada Areta yang kini tertunduk malu, gayung bersambut Fabian memang berniat menemui Areta untuk memberikan hadiah yang ia janjikan jika Areta berhasil mendapatkan nilai tertinggi....
...****************...
Kini ke empat orang itu berada dalam satu mobil, Rivandra di kursi kemudi dengan Mauren di sampingnya, sementara Areta dan Fabian berada di kursi belakang. Beberapa kali Mauren bergelayut manja atau menciumi calon suaminya itu, membuat Fabian risih melihatnya, iri bercampur jengah mungkin, Fabian melirik sebentar Areta yang sibuk berdebar - debar sendiri membayangkan hadiah yang Fabian janjikan.
Tak lama mobil berhenti di depan rumah mewah Rivandra, ke empat orang itu kemudian turun nyaris bersamaan dan masuk ke dalam rumah, tak disangka sang empunya rumah dan anggota keluarga lain telah siap menyambut kedatangan mereka, terutama Mauren, sang primadona.
Mengurai sebentar gandengannya pada Rivandra, Mauren memasang senyum terbaik menyambut pelukan calon mertuanya
...“Selamat ya Mauren, akhirnya kamu udah resmi jadi sarjana ekonomi” ucap Mama Anna pada calon menantunya sambil mendaratkan ciumannya di pipi kanan dan kiri Mauren, Julian dan Rossy ikut bergantian memberikan selamat, mereka lalu sibuk berbincang bahagia, sesekali tawa mereka terdengar, hanya Oma Mieke yang enggan memberikan selamat, Oma lebih memilih duduk sendiri, khidmat menikmati tehnya. Pandangan Oma Mieke beralih pada Areta, gadis cantik berkebaya merah yang berdiri kikuk di samping Fabian...
...“Areta, sini” panggil Oma, tangannya melambai meminta Areta untuk mendekat, Areta menoleh sebentar pada Fabian, Fabian balas mengangguk, mengizinkan Areta untuk meninggalkannya sejenak, gadis itu tergupuh mendekati Oma Mieke...
...“Areta, Oma denger nilai kamu sempurna ya? selamat ya sayang, Oma bangga banget sama kamu” tutur Oma Mieke tangannya terulur mengusap - usap lengan Areta, hangat penuh kasih...
Senyum Areta merekah mendapat perhatian Oma Mieke, “Makasih Oma” sahut Areta yang kemudian takzim mencium punggung tangan Oma Mieke.
...“Gini nih calon istri idaman, udah cantik, otaknya ga kosong, sopan pula” sindir Oma Mieke sengit, suaranya sengaja ia besarkan, keluarga yang tengah berbincang menoleh pada asal suara lalu hening sebentar, Tante Anna salah tingkah tak enak pada Mauren, Om Julian hanya bisa berdehem, sementara Rivandra mengelus punggung Mauren yang kini wajahnya merengut sedih...
**Mauren tak lama mempertahankan sedihnya, mengeluarkan kemampuan aktingnya yang sudah mumpuni, ia gegas menghampiri lantas mencium punggung tangan Oma Mieke dan memberikan senyuman terbaiknya
...“Oma” ucap Mauren manis, namun Oma Mieke malah mendengus dan memalingkan mukanya, Mauren hanya bisa menghela nafas, ia memang telah menyadari ketidak sukaan Oma Mieke padanya semenjak pertama kali Rivandra membawanya ke rumah itu...
Suasana berubah canggung, Rossy dan Anna saling pandang, sementara Julian lagi - lagi hanya bisa berdehem tak nyaman.
Tak ingin drama berlanjut, Anna mendekati Mauren, sigap merangkul pinggangnya
...“Makan yuk, udah pada laper kan?” Ucap Anna sambil menggiring Mauren menuju meja makan, anggota keluarga yang lain mengekor menuju ruang makan, meninggakan Oma dan Areta berdua...
...“Oma mau makan?” Tanya Areta lembut...
...“Males, Oma ga selera” sahut Oma ketus...
...“Ya udah Oma istirahat di kamar aja ya”...
...“Iya, Oma di kamar aja, disini tiba - tiba rasanya pengap, panas” ucap Oma berteriak sengaja sepertinya agar Mauren ikut mendengarnya meskipun Mauren sudah tak terlihat, Areta menggelengkan kepalanya, tak ingin Oma mengeluarkan jurus perangnya lagi, Areta gegas membawa Oma ke kamarnya...
Lama tak kembali juga, Fabian beberapa kali celingukan mencari sosok Areta yang tak kunjung bergabung ke ruang makan
...“Nungguin Areta? Susul aja ke kamarnya Oma” tohok Rivandra pada Fabian temannya...
Fabian hanya nyengir kuda, tak berucap apa - apa malu mengakui kalau ia tengah menunggu Aretameskipun sudah tertangkap basah Rivandra, tak disangka Anna pun ternyata menangkap kegelisahannya, tak ada yang curiga mengingat Fabian dan Areta sepupuan, pikir mereka.
...“Iya Fabian, susulin aja Areta, sekalian suruh makan, kasian dia sendiri yang belum makan” tambah Anna...
...“Kalau gitu permisi sebentar ya” ucap Fabian sambil berlalu dari situ menuju kamar Oma Mieke, ia memang sudah terbiasa berkeliaran di rumah Rivandra karena mereka sudah lama berteman, bahkan Mauren dan Rivandra saling tertarik ketika Fabian dan Mauren berkunjung ke rumah Rivandra dulu....
Baru saja Fabian hendak menuju ke kamar Oma, ketika Areta baru saja keluar dari sana, gadis itu terkejut berbalut gugup
...“Kak Fabian ngapain disini?” Tanya Areta...
...“Nyusulin kamu”...
Areta tersipu malu dibuatnya, merasa agak jauh Fabian berjalan mendekat
...“Aku kan udah janji mau ngasih hadiah buat kamu kalau kamu lulus dengan nilai tertinggi” ucapnya, pipi Areta sudah semerah tomat sekarang...
...“Jangan disini Kak, ke taman belakang aja yuk” ajak Areta malu - malu, keduanya kemudian berjalan beriringan, Fabian sabar menyesuaikan langkahnya dengan Areta yang masih berkebaya lengkap dengan rok jaritnya, belum sempat berganti baju tadi karena ia sibuk mengurus Oma...
...“Ini” ucap Fabian sambil menyerahkan kotak kecil pada Areta sesampainya di taman belakang, kotak beludru berwarna hitam itu dihiasi pita kecil berwarna merah jambu, Areta gugup menerima tangannya sampai gemetaran...
...“Apa ini Kak?” Tanya Areta, jari cantiknya mengelus - elus permukaan kotak yang halus...
...“Buka aja!”...
...“Buat aku?”...
...“Ya buat kamu Areta, ngapain saya kasih kamu kalau buat orang lain”...
Areta cengengesan saja mendengar omelan Fabian, hati sungguh tak sabar ingin tahu isi kotak itu apa, tapi tangan tak sinkron malah gemetaran, alhasil Fabian refleks ikut membantu, sesekali jari mereka bersentuhan, membuat Areta tambah gugup
...“Wah, bagus banget Kak!” mata Areta terbelalak melihat kalung emas putih berkilauan dengan bandul berbentuk bunga es di dalam kotak, Fabian tersenyum senang, bangga karena Areta suka pemberiannya...
...Areta Memindai agak lama dengan senyuman lebar, “Kenapa bunga es Kak?”...
...“Kayak kamu, dingin” timpal Fabian...
...“Ahahaha… emangnya aku dingin gitu Kak?”...
...Fabian tersenyum, “begitu lah” sahutnya...
...“Sini aku pakein” ucap Fabian sambil meraih kalung dari tangan Areta dan mengalungkannya di leher putih Areta...
Entah perasaan Areta saja, tapi ia merasa malam itu begitu romantis, lampu temaram di taman belakang, angin yang bersemilir lembut, kalung indah di lehernya, dan sosok tampan Fabian di depannya
Fabian yang biasa dingin, ikut gugup, sesekali melayangkan pandangannya entah kemana, namun kembali lagi menatap lekat wajah cantik di depannya
...“Kamu cantik Areta” tutur Fabian, mengikuti nalurinya kini jarinya menelusuri bibir Areta, tubuh gadis cantik itu seketika meremang, kesadarannya setengah hilang entah kemana, “Seandainya kamu bukan anak haram” ucap Fabian, Areta tak peduli ia hanya ingin menikmati sentuhan Fabian yang telah lama ia dambakan...
...“Kamu udah pernah ciuman?” Tanya Fabian...
Areta menggeleng pelan malu - malu
...“Seriusan? Kenapa?”...
Areta tak menjawab, ia tak mungkin membiarkan Fabian tahu bahwa ia menolak semua laki - laki yang mendekatinya dan menyimpan ciuman pertamanya untuk Fabian, semuanya untuk Fabian
Fabian menarik dagu Areta perlahan, gadis itu semakin gugup saja, tangannya menggantung kemudian mengepal saking gugupnya
...“Padahal kamu cantik, aneh kalau belum pernah ciuman” tutur Fabian pelan, merdu. Wajah Fabian semakin dekat, pelan ia memiringkan wajahnya memposisikan bibirnya di depan bibir Areta...
”cup” kecupan pertama Fabian sukses membuat Areta meremang merasakan bibir tipis yang selama ini ia curi lihat diam - diam menyentuh bibirnya
...“Beneran ciuman pertama Areta?” Tanya Fabian, sangat lembut...
...“I-iya Kak” Areta terbata, gugupnya hingga ke ubun - ubun...
Fabian mengecup bibir Areta lagi, menutup matanya dan ********** pelan, Areta awalnya kaku apalagi ketika tangan Fabian kini diam bertengger di lehernya
Areta mengikuti nalurinya balas ******* bibir Fabian, idamannya. Kini keduanya tengah masuk ke dalam gelora yang diciptakan Fabian, Areta bahkan lupa kalau kini Fabian telah memiliki pacar dan ia istri siri Rivandra meskipun pernikahan mereka tak diinginkannya.
Fabian membasahi bibir bawah Areta yang terasa kering dengan lidahnya, lantas menyesapnya perlahan membuat tubuh Areta merinding, Areta balas memagut Fabian lembut.
Tangan Fabian turun memegang pinggang langsing Areta, gadis itu lagi - lagi mengikuti impuls mengalungkan tangannya di tengkuk Fabian, membiarkan Fabian memagut bibirnya tanpa henti dan bahkan ikut berperang lidah dengannya.
Tanpa mereka sadari Rivandra yang hendak menyusul Fabian dan Areta tengah memperhatikan mereka dari jauh.
Areta berhenti merespon ciuman Fabian ketika tangan Fabian sudah mulai bergerilya menyentuh dadanya, matanya membulat menatap mata Fabian yang tengah menutup masih menikmati lumatannya pada bibir Areta
Deg..
Jantung Areta makin memompa ketika tangan Fabian mulai meremas dadanya
...“Kak!” Fabian ikut menghentikan ciumannya, membuka matanya perlahan dan mengulik arti pandangan lekat iris coklat Areta padanya, Fabian mengerti ia sudah kelewatan dan Areta belum mau sampai kesitu...
...“Bibir kamu manis Areta, aroma strawberry” tutur Fabian serak, tangannya mengusap bibirnya yang basah dan tertular lipstik Areta...
...“Makasih” ucap gadis itu malu - malu, “Jadi hadiahnya double nih?” Goda Areta...
...“Mau triple? Aku bisa bookingin hotel buat kita.. hehehe”...
...“Ih Kak!” Sewot Areta, pipinya sudah semerah tomat sekarang...
...“Ahahaha.. bercanda” ucap Fabian sambil mengucek rambut Areta yang masin di sanggul...
...“Ih Kak jangan nanti kusut” protes Areta sambil membenar - benarkan rambutnya, Fabian terkekeh melihat Areta yang memanyunkan bibirnya...
...“Kata temen - temen junior di kampus kamu dingin sama cowok, kamu juga nolak semua yang nembak kamu nyampe kamu dijuluki ratu kutub, tapi kok ama saya kamu beda?” Tanya Fabian...
Areta hanya menggigit bibir bawahnya, ia tak mungkin mengatakan pada Fabian kalau ia menyukainya dari dulu, tidak belum saatnya, ia merasa masih belum pantas
...“Ya udah, saya pulang dulu ya, kamu makan habis itu istirahat” ucap Fabian...
Fabian mengecup kembali bibir Areta lalu beranjak dari situ,
Areta mematung tak bergeming, apa yang baru saja terjadi ibarat mimpi buatnya, sedikit tak mungkin tapi ia jelas merasakan bibir hangat dan lembut Fabian. Senyum merekah di bibir Areta, ia kini yakin tinggal selangkah lagi hingga impiannya untuk mendapatkan Fabian terwujud, ia akan menunggu hingga Fabian memintanya untuk menjadi kekasihnya.
...****************...
Selepas makan dan bersih - bersih tadi, Areta tak juga dapat memejamkan matanya, ia masih saja mengingat - ingat kembali ciuman pertamanya dengan Fabian, jarinya meraba - raba bibir bekas ciumannya tadi, seketika badannya merinding kembali, jantungnya pun tak mau berdetak normal karena memompa lebih cepat, ingin sekali ia mengulangi kejadian tadi.
Ketika Areta sibuk dengan lamunannya sambil berguling - guling di kasur, tiba - tiba suara ketukan pintu menjeda lamunannya, Areta beringsut duduk kemudian menunggu sebentar berharap agar yang mengetuk telah pergi, sungguh ia tak ingin siapa pun merusak lamunannya. Namun pintu kembali diketuk, bahkan digedor, tak sabar ingin segera dibuka
Areta bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu, Rivandra sigap masuk ke dalam kamar Areta lantas menutup pintunya dan menguncinya dari dalam
...“Ya ampun Kak, ngapain kesini? Kalau ada yang liat gimana?” Sewot Areta, ia kesal bukan main pada Rivandra...
...“Terus kalau ada yang liat kamu ciuman sama Fabian tadi gimana Areta?” Sengit Rivandra...
Areta membulatkan matanya
...“Kak Rivandra ngintip? Astaga!” Sewot Areta...
...”Bukan ngintip, tapi ga sengaja liat pas mau nyusulin Fabian”...
...“Kamu ga bisa berbuat seenaknya gitu Areta, gimana pun kita masih suami istri, kamu ga boleh ciuman sama laki - laki lain!” Areta melongo mendengar ucapan Rivandra...
...“Kak, kita ini nikah karena terpaksa keadaan, jadi kita ga terikat satu sama lain!”...
...“Tapi bukan berarti kamu bebas ciuman sama laki - laki lain Areta!” Ucap Rivandra tambah sengit, kakinya maju mendekati Areta...
...“Tapi Kak Rivandra bebas disentuh - sentuh sama Kak Mauren gitu?” Sahut Areta tak mau kalah...
...“Itu beda, saya dan Mauren memang mau nikah, sementara kamu sama Fabian ga ada hubungan apa - apa, bukannya Fabian itu pacaran sama Aurel?”...
Areta menarik nafasnya
...“Sebenarnya apa sih masalah kamu Kak?” Sentak Areta...
...“Masalahnya kamu masih istri saya Areta, suka ga suka” tandas Rivandra...
Areta menarik nafasnya, pria ini benar - benar membuat kemarahannya membuncah
...”Pernikahan kemarin terjadi karena kesalahan Kak Rivandra, seandainya aja Kakak ga maksa - maksa aku untuk jemput Kak Mauren ke lokasi syuting, semuanya ga akan terjadi!” Cerocos Areta menumpahkan kekesalannya...
...“Itu udah terjadi Areta, yang pasti selama beberapa hari ke depan kamu masih istri saya, dan selama itu kamu harus bersikap layaknya istri, setelah kita bercerai saya ga peduli dengan apa pun yang kamu lakukan” tandas Rivandra...
...“Egois!” Timpal Areta, “ceraikan aku sekarang Kak, supaya aku bebas!” tambahnya...
...“Kamu bahkan ga bisa nunggu beberapa hari lagi untuk godain pacar orang Areta?” Sinis Rivandra, ia lalu memandangi Areta dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan merendahkan...
...“Jaga omongan Kakak ya!” Areta mulai meradang...
...“Oh atau sebenarnya kamu diem - diem ngincer saya juga? Makanya kamu nyari perhatian Oma dan jelek - jelekin Mauren depan Oma, gitu?”...
Areta melongo, pria di depannya ini pedenya luar biasa memang
...“Jangankan ngincer, Kakak dikasih gratis pun aku ogah Kak, siapa yang mau sama cowok arogan dan kepedean kayak Kakak gini, Kak Mauren lagi linglung aja kali nyampe mau - maunya sama cowok tirani kayak Kak Rivandra!” Sengit Areta, matanya berkilat marah...
...“Kamu bisa aja ngelak, tapi buktinya kamu tiap hari ngehasut Oma buat benci sama Mauren kan? Apalagi tujuannya kalau bukan buat dapetin saya?” Nyinyir Rivandra, “asal kamu tau ya Areta, apa pun yang kamu lakukan ga akan bisa membuat saya berpisah dari Mauren!”...
...“Astaga!! Heh, kalau emang aku pengen dapetin Kak Rivandra ngapain aku minta - minta cerai coba?”...
...“Kamu pura - pura aja kan? Biar nutupin rencana kamu buat dapetin saya?!” Sinis Rivandra lagi, “oh atau emang ini tabiat kamu Areta, kamu seneng godain cowok orang ya?!” Cecar Rivandra sambil memajukan wajahnya menatap rendah Areta yang tengah dibakar api amarah...
...“Keluar kamu Kak, keluar!” Pekik Areta sambil mengacungkan telunjuknya, masa bodoh jika ada yang mendengarnya...
Rivandra panik, khawatir jika ada yang mendengar teriakan Areta, tanpa pikir panjang ia segera beranjak keluar dari kamar itu, meninggalkan Areta dengan sejuta kebencian yang tumbuh serempak di hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
Gak boleh juga dicium Fabian Areta, walaupun bagaimana kamu masih terikat pernikahan dengan suami mu, walaupun itu hanya nikah sirih
2023-05-24
0
Senandung Lanaya
Areta yg dikiss, w yg deg2an 😂😩
2022-09-29
2