Mauren melempar ponselnya sembarangan, “prang” benda tipis itu mengenai cermin di depannya, retak nyaris pecah, orang yang sedang menata rambutnya terkejut, spontan menyebut lantas mengusap dada. Adrian manager sang artis yang juga sedang berada disitu sigap maju, lalu memberi tanda pada semua orang untuk keluar meninggalkannya berdua dengan Mauren
...“Kamu kenapa lagi Mauren? Jaga sikap! kamu artis yang sedang naik daun, mulut - mulut orang di sekitar kamu mungkin manis di depan, tapi di belakang mereka siap mengumbar kejelekan kamu, ngerti?” Cerocos Adrian...
...“Masa bodoh sama mereka Rian, aku capek!” Sahut Mauren, ia memijit pelipisnya, mukanya memerah menahan amarah...
...“Berantem sama Rivandra?” Tanya Adrian...
Mauren menghela kasar nafasnya
...“Dari tadi malem dia ga angkat telepon aku Rian, aku chat juga dia cuma bales ya doang” keluh Mauren...
Adrian terkekeh, lalu duduk di kursi sebelah artisnya
...“Bukannya emang Rivandra dari dulu dingin sama cuek gitu, lagian dia lagi sibuk kali di rumah sakit” tutur Adrian, ia memang sudah lama berteman dengan Rivandra, bahkan Rivandra lah yang merekomendasikan Adrian untuk menjadi manager Mauren, menggantikan manager sebelumnya yang berhenti, bisa dibilang Adrian lah yang membawa Mauren hingga ke posisinya sekarang....
...“Dia ga biasanya gitu Rian, sesibuk - sibuknya dia pasti dia nelepon balik, atau chat nyuruh hati - hati, bilang I love you lah atau I miss you, tapi tadi malam cuma bales ya doang coba!” Cerocos Mauren, rasa khawatir hinggap dihatinya mengingat banyak perempuan yang siap menggantikan posisinya untuk bersanding dengan Rivandra...
...“Apa dia punya cewek lain ya Rian?” Tanya Mauren, raut khawatirnya sangat kentara...
Adrian berdecak kesal
...“Gini yang aku ga suka dari kamu, kamu terlalu overthinking Mauren! Aku tuh udah temenan lama sama Rivandra, dia ga mungkin berpaling dari kamu, dia cinta banget sama kamu, udah positif thinking aja biar aura positif kamu juga keluar, inget kamu lagi meranin wanita cantik yang baik hati, jadi mukanya jangan ditekuk gitu, ngerti?” Cerocos Adrian, tangannya menyodorkan naskah tebal ke tangan Mauren...
Naskah itu diterimanya sebentar, tapi kemudian dihempas begitu saja oleh Mauren, mata Adrian mendelik tak suka pada tingkah Mauren
...“Aku pengen cuti aja Rian, aku pengen dampingin Rivandra, aku ga mau nyampe kehilangan dia, kamu ngerti perasaanku kan Rian?” Tutur Mauren frustasi...
...“A-pa?” Adrian mencerna pelan - pelan omongan Mauren...
...“Aku pengen cuti dulu Adrian, apa kurang jelas?” Kukuh Mauren...
Adrian bangkit, wajahnya ia usap - usap kasar, rambutnya ia sugar frustasi, ia kemudian berjalan mondar mandir dengan mata yang tak lepas pada Mauren di depannya
...“Kamu sadar apa yang kamu ucapin barusan Mauren?” Cecar Adrian sambil memburu mendekati Mauren, “kamu lagi ada di puncak popularitas kamu dan tiba - tiba kamu mau cuti Mauren, kamu sudah gila apa?!” Sentak Adrian...
Mauren merengut, wajahnya kemudian mendongak menahan sesak, hidup sebagai artis tak seindah bayangannya
...“Inget Mauren, kita udah melakukan segala cara untuk nyampe ke titik ini, udah bertahun - tahun kita berjuang dari nol bareng, dan apa kamu pikir Rivandra mau nerima kamu kalau kamu bukan artis terkenal, hah? Jangan naif jadi orang!” Sengit Adrian ...
Deg..
Mauren membeku, hatinya tak terima omongan Adrian tapi otaknya mencerna, logikanya berperang dengan batinnya sendiri. Secara batin ia yakin Rivandra mencintainya apa adanya, tapi secara nalar ia mempertanyakan kapasitasnya sendiri, jika hanya karena wajah cantiknya maka saingannya jelas banyak, tak mungkin juga karena kekayaannya jelas keluarga Rivandra jauh lebih kaya, otaknya pun tak sepintar Areta, maka benar kata Adrian hanya popularitasnya sebagai artis yang membuatnya merasa pantas bersanding dengan suaminya itu
Mauren berteriak frustasi, ia memukul mukul meja di depannya hingga beberapa peralatan make upnya jatuh, yang dalam botol kaca pecah tanpa ampun. Adrian mengelus - elus punggung artis besutannya itu, tak lama ia membawa kepala Mauren bersandar di perutnya, tangannya terulur membelai surai hitam Mauren
...“Turuti aja semua omonganku Mauren, aku jamin hubungan kamu sama Rivandra akan baik - baik aja, dan kamu harus yakin kalau Rivandra itu cintanya cuma sama kamu” ucap Adrian meyakinkan Mauren...
Mauren menggangguk pelan, ia tak punya pilihan selain mendengarkan semua omongan Adrian, hanya Adrian yang bisa menolongnya untuk mempertahankan karir dan sekaligus mempertahankan Rivandra di sisinya.
...“Udah, kamu siap - siap lagi ya, produser udah nungguin kamu dari tadi” ucap Adrian, Mauren mengangguk lemah. ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
[Kakak udah bookingin kamu kamar, malam ini ajak Areta nginep disana mumpung Papa sama Mama ke luar negeri, Mauren juga ga pulang lagi kan? Penawaran berlaku terbatas ya Rivan, kalau ga mau kamu harus balikin Areta sebelum jam 10 malam] tulis Rossy dalam pesannya pada Rivandra
...“Glek” Rivandra menelan salivanya, tangannya gemetaran begitu selesai membaca pesan dari Rossy, Kakaknya itu super sekali, batinnya...
Rivandra menoleh pada Areta yang tengah asyik menikmati rujak, makanan yang diinginkan oleh Ibu hamil itu hari ini, Rivandra mau tak mau mengabulkan keinginan Areta meskipun akhirnya mereka harus mencari tukang rujak kemana - mana, agak sulit mencari tukang rujak saat sore menjelang malam, apalagi dalam cuaca hujan seperti itu.
...“Mau?” Tanya Areta yang sadar kalau Rivandra tengah memandanginya...
Kalut terbawa tawaran dari Rossy tadi Rivandra mengangguk tanpa sadar, alhasil Areta menyuapkan mangga muda yang sedikit pedas padanya, Rivandra meringis wajahnya seketika memerah, ia memang tak bisa memakan makanan pedas
...“Pedes banget Areta” keluhnya...
...Areta ikut meringis, hendak tertawa sebetulnya tapi ia tahan sebisa mungkin ...
...“Maaf Kak, aku ga tau kalau Kak Rivandra ga suka pedes” ucap Areta...
...“Minum” titah Rivandra, Areta sigap membuka air mineral kemasan lalu meminumkannya pada Rivandra yang tengah mengemudi, pria itu meneguknya sebentar, dirasa cukup Areta menurunkan botol itu dari mulut Rivandra lalu menutupnya...
...“Kok masih pedes ya?” Gumam Rivandra ...
...“Masa sih? Ga pedes kok Kak” sahut Areta, ia mencolek sedikit bumbu rujaknya dan mencecapinya, “tuh ga pedes” kukuh Areta...
...“Ga percaya?” Tanya Rivandra, bibirnya mengulum senyum, “bentar” ucapnya lalu mendadak menepikan mobilnya, beruntung tak banyak kendaraan di belakang mereka kalau tidak sudah pasti suara klakson akan menghujani mereka...
...“Emang ga pedes kok Kak, beneran deh” kukuh Areta, tangannya mengulur memberikan potongan mangga kedua pada Rivandra ...
...“Bukan itu maksudnya Areta, tapi ini” ucap Rivandra, tangannya lembut menangkup wajah Areta yang masih bengong, lalu mengecup dan mengulum bibirnya, lidahnya menerobos masuk mencari - cari lidah Areta, wanita itu memejamkan matanya sebelum mempertemukan dan menautkan lidahnya, bawaan hormon mungkin kini tangan Areta menarik kerah kaos polo Rivandra mendorong prianya itu untuk memperdalam ciumannya...
...“Kak” ucap Areta melepas sebentar ciumannya, suaranya tak jelas, setengah suara setengah napas...
...“Emh” sahut Rivandra singkat, ******* bibir Areta lagi tak rela lepas ...
...“Pedes kan?” Tanya Rivandra, suaranya parau penuh hasrat...
...“Kak, ja - jangan disini” ucap Areta tertahan saat wajah Rivandra turun dan mulai mengisap kulit lehernya, pria yang tengah digulung nafsu itu mendongak sebentar, menatap mata Areta yang telah sayu...
...“Maksudnya?” Telisik Rivandra menduga - duga...
...“Banyak yang lewat Kak” sahut Areta tersipu, sumpah demi apa pun tadinya ia ingin menolak ciuman Rivandra, tapi badannya mengkhianatinya, justru kini ia menginginkan sentuhan pria itu, dari tadi malam tepatnya ia sampai sulit tidur. ...
Rivandra mengelus surai Areta, menarik dagunya
...“Lalu maunya dimana?” Tanya pria itu, sambil mengecupi bibir Areta tanpa henti...
Merasa tak ada jawaban, Rivandra tersenyum penuh arti, ia kemudian mengemudikan mobilnya menuju hotel yang sudah dipesan Rossy.
...** “Kalau kamu ragu kita bisa pulang aja, tapi ya itu nunggu banjir surut dulu” ucap Rivandra begitu sampai di parkiran hotel, Areta menggigit bibirnya, kini batinnya tengah berperang ...
...“Ga apa - apa, kita ke tempat kemarin aja ya” ucap Rivandra, tangannya sigap meraih setir mobil hendak melaju kembali...
...“Kak, ayo masuk” ucap Areta, tangannya terulur memegang lengan Rivandra ...
Rivandra yang tadinya tenang sekarang mendadak gugup, ia sampai tak berani menatap Areta
...“Kak jadi ga? Kalau ga mau kita pulang aja deh” rajuk Areta, tangannya bersedekap ...
...“Eh.. jadi dong, jadi” ucap Rivandra antusias, Areta tergelak melihat Rivandra yang panik sampai menarik - narik baju Areta. Usai bersiap sebentar dalam mode penyamaran dengan menggunakan topi bisbol dan masker bedah milik Rivandra, mereka mantap masuk ke dalam hotel dengan bergandengan tangan. Cuma sebentar saja Rivandra mengurus administrasi, ia hanya mengeluarkan kartu keanggotaannya dan semuanya beres, awalnya manager hotel hendak mengantar tamu VIPnya itu, tapi Rivandra menolak, sudah terlalu lelah alibinya....
Gugupnya Areta makin melanda tatkala Rivandra menempelkan keycard ke sensor pintu, “tit” suara tanda pintu tempat mereka akan berdua semalaman terbuka.
...“Astaga Kak Rose!” Ucap Rivandra tatkala melihat kamar yang dipilih Rossy untuk mereka, tak tanggung - tanggung kamar honeymoon suite dipesan untuk keduanya, lengkap dengan kelopak bunga mawar merah diatas ranjang serba putih itu, handuk atau kain apalah itu dibentuk menjadi dua angsa yang saling berhadapan...
...“Mau mandi duluan?” tanya pria tampan itu, tangannya mengalung di pundak Areta, sesekali mencium gemas kening wanitanya ...
...“Kakak aja dulu” sahut Areta...
...“Ok, jangan gugup ya, harap maklum aja sama kelakuan Kak Rossy.. hehehe” tuturnya, padahal yang gugup jelas dia, tangannya saja sampai gemetaran ketika membuka pintu kaca kamar mandi...
Entah untuk apa fungsi dinding pembatas kamar mandi dan kamar itu, karena semuanya terbuat dari kaca transparan, otomatis Areta bisa melihat kegiatan Rivandra disana, ingin memalingkan muka tapi godaannya terlalu besar, akhirnya ia mengintip sebentar - sebentar, supaya tak terlalu merasa dosa, batinnya.
...“Glek” Areta menelan kasar salivanya tatkala melihat perut sixpack Rivandra, otot tangannya, dadanya, dan ah Areta memalingkan mukanya tatkala nyaris melihat bawah perut Rivandra, perubahan hormonal itu benar - benar menyiksanya. Tak tahan ingin melihat lagi ia memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya, melihat - lihat sekitar kamar yang mewah dan luas....
...“Happy honeymoon” gumamnya sambil tersenyum membaca tulisan yang tertera di kartu disamping sekeranjang buah segar...
...“Lagi liat apa?” Tanya Rivandra, tangannya terulur memeluk Areta dari belakang, Areta membalik badannya menatap pria yang kini dibalut jubah mandi, rambutnya masih basah dan sedikit acak - acakan, sexy. ...
...“Ajarin aku Kak” ucap Areta ...
...“Ajarin apa?” Tanya Rivandra bingung...
...“Ajarin aku cara ngelayanin Kakak” ucap Areta malu - malu...
Blush..
Pipi Rivandra memerah, demi apa Areta yang biasanya pemalu dan polos itu kini seolah menantangnya
...“Ga perlu diajarin, ikutin naluri aja” sahut Rivandra, kini tangannya mendekap Areta, menenggelamkan wanita itu di dadanya...
...“Wangi” ucap Areta ...
...“Kalau dibuka lebih wangi lagi” goda Rivandra ...
...“Ih Kak” sahut Areta, tangannya mencubit pinggang Rivandra ...
^^^“Aduh sakit sayang” ucap Rivandra sambil meringis ^^^
Deg..
Baru pertama kali itu Rivandra memanggilnya dengan ucapan sayang, merdu mendayu memanjakan telinga Areta
...“Tadi ngomong apa Kak?” Tanyanya ingin mendengar hal yang sama...
...“Sakit” sahut Rivandra ...
...“Ck, Bukan itu!” Tandas Areta ...
...“Aduh?” Goda Rivandra ...
...“Ya sudah lah” rajuk Areta...
...“Jangan ngambek dong sayang” rayu Rivandra, di dekapnya lagi Areta dan diciuminya pucuk kepalanya...
...“Aku mandi dulu” ucap Areta mengurai pelukannya, namun saat mengingat dinding kamar mandinya yang transaparan, Areta urung, tak mungkin dirinya membiarkan Rivandra melihatnya saat mandi...
...“Ga jadi mandi?” Tanya Rivandra ...
Areta menggeleng pelan, bibirnya mengerucut
...“Aku malu kalau Kak Rivandra liat aku pas mandi” ucap Areta ...
“Ahahaha.. Areta, kamu ga sadar kalau kita bahkan pernah melakukan lebih dari itu?” Tawa Rivandra terdengar merdu di telinga Areta, bahkan tangannya yang bertengger di pinggang Areta sekarang membuat badannya meremang, tubuh Areta tak sinkron dengan otaknya yang menyuruhnya untuk sadar dan sabar tak mengikuti ajakan hasratnya.
“Ikuti naluri” rapalnya sesuai arahan Rivandra tadi, saat Rivandra memiringkan kepalanya hendak mencium Areta, jari Areta menelusup masuk ke jubah mandinya, bergerilya menjelajahi dada bidang Rivandra
...“Areta” ucap laki - laki itu dengan nafas tertahan ketika kulit bertemu kulit...
...“Panggil sayang!” Titah Areta, wanita itu cerdas memang, ia berubah profesional menggoda suaminya...
...“Sayang” ucap Rivandra lirih tatkala jari - jari hangat Areta mengusap dadanya...
Sudah terhanyut, Rivandra kalem mendorong pundak Areta ke belakang, saat kakinya mentok ke pinggir tempat tidur Areta beringsut naik memberikan ruang untuk Rivandra, Rivandra yang sudah mengabut ikut naik, berdiri dengan lututnya. Mata mereka berdua sudah sayu menahan diri untuk saling serang, memberikan kehormatan pada siapa pun yang ingin memulai duluan. Rivandra memang pejantan tangguh, perlahan ia menurunkan badannya menatap Areta dalam - dalam, ibarat predator yang hendak menerkam mangsanya.
Memulai aksinya, Rivandra memiringkan kepalanya mengecup lembut bibir Areta, sementara tangannya sibuk membuka kancing dress hitam Areta, Areta menahan napasnya, gugup dan kalut jelas sudah terlambat sekarang, pilihannya adalah mengikuti impulsnya. Menguji adrenalin, Areta ******* bibir Rivandra sementara tangannya cekatan membantu mempereteli kancingnya
...“Hitam juga?” Tanya Rivandra saat melihat penutup dada Areta...
...“Kak Rossy yang milihin” sahut Areta serak, bibirnya ia tempelkan lagi pada Rivandra, mengecup dan mengisap....
...“Ahahaha.. pinter” ucap Rivandra senang sang istri mengimbangi hasratnya ...
...“Kak” desis Areta saat tangan Rivandra menelusup masuk ke penutup dadanya, lalu perlahan bergerak membuka kaitannya di belakang...
...“Buka” ucap Rivandra serak...
...“Bukain” rengek Areta tak kalah manja, Rivandra tersenyum puas, tak berpikir lama ia meloloskan dress dan penutup dada Areta, menyisakan celana **lam saja...
Deg..
Bukan kali pertama memang Rivandra menjamah tubuh Areta, tapi kali pertama ia melihat wanita itu polos tanpa busana
“Glek”, Rivandra menelan salivanya berulang kali, merasakan pusakanya yang sudah berdiri sempurna kini protes tak ingin menunggu lama
...“Celananya ga boleh yang ketat ketat sayang, kasian baby kita” ucap Rivandra...
...“Ya udah buka sekalian” tantang Areta, bibir bawahnya ia gigit sementara matanya yang sayu menatap Rivandra ...
...“Serius? For God sake Areta, kamu sexy banget!” tutur Rivandra menggila yang mengundang senyum puas Areta...
Rivandra tak bisa menunggu lagi, sebelum membuka celana Areta ia menanggalkan jubah mandinya, tanpa mau tahu wajah Areta yang memerah malu melihat pusakanya, Rivandra menciumi istrinya itu, sejengkal demi sejengkal memastikan tak ada yang terlewat, setelah sampai bawah, Rivandra kembali lagi ke atas kini memainkan dada Areta, lidah dan tangan ia pergunakan bersamaan
...“Kak” racau Areta tak karuan, tangannya meremas surai hitam Rivandra, pria itu acuh bahkan saat Areta menjambaknya tatkala ia menghisap kulit dadanya, meninggalkan jejak merah disana...
...“Kak ayolah!” Ucap Areta saat Rivandra tak berhenti bermain di dadanya, hasratnya sudah tak bisa dikontrol lagi...
Rivandra tersenyum penuh kemenangan, salivanya ia telan saat mulai memposisikan dirinya untuk masuk, wanita cantik itu berpegangan pada punggung pria di atasnya, bersiap untuk menerima semuanya, kaki rampingnya memeluk pinggang Rivandra, sekali lagi mengikuti nalurinya
Pria itu masuk perlahan dengan gemetaran khawatir menyakiti
...“Kak” ucap Areta dengan jerit tertahan saat merasa bahwa pria itu berhasil masuk, Rivandra sabar mendiamkannya sebentar tak ingin menyakiti Areta sambil ******* bibirnya, setelah tak lagi melihat wajah Areta yang meringis Rivandra melanjutkannya, pelan dan terkontrol. ...
Dirasa sudah terbiasa, pria itu memperkuat dan mempercepat hentakannya. Suara pinggul yang beradu, jeritan tertahan mereka, serta ungkapan saling sayang membuat keduanya terhanyut di malam pertama mereka, intim dan syahdu
Cukup lama keduanya saling membagi peluh, hingga mereka mencapai pelepasannya nyaris bersamaan. Rivandra terkulai lemas disamping Areta yang masih terengah, ciuman sayang di daratkan lagi di bibir Areta gemas melihat wanita itu tak berdaya dengan tubuh yang dipenuhi jejak jamahannya, puas bermain dengan bibir Areta, Rivandra menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka, lengan kekarnya ia jadikan bantal untuk istrinya
...“Happy malam pertama sayang” ucapnya sambil mengecup sayang kening Areta, ...
...“Ahahaha.. malam kedua Kak, bukan pertama” tutur Areta, tangannya merayap meraba perut Rivandra yang keras...
...“Malam pertama dimana kita melakukannya dengan sadar dan penuh cinta” bisik Rivandra lembut di telinga Areta, Areta manja merekatkan pelukannya, menyatukan peluh mereka...
...“Istirahat bentar ya sayang, habis itu lanjut lagi” ucap Rivandra, tangannya tak diam membelai lembut rambut Areta yang basah berkeringat...
...“Aih emang Kakak masih kuat? Hehehe” goda Areta...
...“Astaga sayang, aku bahkan bisa non stop sampai pagi” tutur Rivandra ...
...Tangan Areta elegan naik ke dada Rivandra, menjelajahinya “Mana buktinya?” Tantang Areta...
Rivandra menatap Areta dengan kalap, pusakanya entah dari kapan sudah menegang lagi. Tanpa banyak menimbang ia segera memposisikan dirinya lagi merajai Areta.
...****************...
...“Kalau menurut laporan orang hotel Rivandra sama Areta tadi check in Oma” ucap Rossy sumringah sesaat setelah ia dihubungi pihak hotel...
...“Yesss” ucap Oma bahagia sambil mengacungkan kedua tangannya yang terkepal...
...“Besok pagi suruh orangnya anter sarapan spesial ke kamar aja Rossy, biar mereka ga keluar - keluar kamar.. hehehe” ucap Oma sambil cekikikan...
...“Ah iya Oma, bener, nanti Rossy info orangnya lagi” tutur Rossy antusias...
...“Semoga jadi awal yang baik buat mereka” ucap Oma penuh harap...
...“Tapi gimana dengan Mauren Oma? Rossy ngerasa bersalah juga sama dia” lirih Rossy...
...“Udah ga usah dipikirin, tenang aja, sekarang biarkan Areta dan Rivandra menikmati pernikahan mereka dulu, Areta berhak diperlakukan sama dengan Mauren, dan Rivandra juga berhak atas diri Areta, Rose” tutur Oma sambil menggenggam tangan Rossy...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
ha ha ha. .
2023-05-26
0
Sandisalbiah
semoga ini awal kebahagiaan buat Areta
2023-05-16
0
Maemanah Azhar
Senengnya...
2022-10-12
2