Jaga kesehatan kalian, jangan lupa like vote dan hadiahnya yaa😘😘
Happy reading 🤗🤗🤗🤗
💦💦💦💦💦
Dewi segera membersihkan box bubur ayamnya dengan milik Zara, lalu membawanya ke dapur.
Tak ingin menganggu kedua pasangan yang baru jadian itu, Dewi pun mulai memasak soto betawi sesuai apa yang di inginkannya.
Zara melangkah ke ruang tengah di mana Andra tengah asik dengan ponselnya, sementara televisi di biarkan menyala tanpa di tonton.
Andra menghentikan kegiatannya saat Zara mendatangi dan duduk di sebelahnya.
Bukan tanpa alasan Andra datang ke apartemen Zara, Andra ingin mengetahui apa yang Zara inginkan setelah mengetahui jika kejadian yang di alaminya adalah rencana Irfan sang mantannya.
"Apa yang akan kamu lakukan Ra, kita harus membuatnya jera, perbuatannya harus di pertanggung jawabkan, aku akan menyewa pengacara agar dia di penjara"Andra berucap lantang.
Zara tercekat mendengar apa yang Andra katakan, meski perbuatan Irfan tak dapat termaafkan namun Zara tak ingin menghancurkan hati sahabatnya ismi.
Andra terdiam melihat Zara yang tampak termenung.
Apa lelaki itu masih ada di hatinya?,gumam Rangga dalam hati.
"Aku masih bingung kak, karena aku sama sekali buta tentang hukum"jawab Zara, tak mungkin ia mengatakan yang sesungguhnya pada Andra, bahwa ia menjadi kekasih Irfan hanya untuk memisahkan sahabatnya dari buaya licik itu.
Andra menghirup nafas dalam-dalam.
"Kalau begitu, pikirkanlah baik-baik Ra, hubungi aku jika kau siap membawa masalah ini ke ranah hukum, semua bukti dan saksi sudah kita miliki, kita bisa dengan mudah memasukannya ke jeruji besi"ucap Andra.
"Baiklah kak, aku akan memikirkannya terlebih dahulu".Zara merasa tak enak jika menolak langsung tawaran Andra.
Sementara itu di sebuah kantor di ruangan CEO.
Sejak Zara memutuskan hubungannya, kini Revan berubah dingin dan temperamen.
Emosinya sering tak terkontrol, bahkan sang asisten pun tak jarang jadi sasarannya.
"Acara meeting hari ini di majukan dua jam dari jadwal bos, jadi tiga puluh menit lagi akan di mulai"Roy membacakan rincian jadwal di depan Revan.
"Hmmm"hanya Deheman singkat dari Revan, sementara pandangannya tak lepas dari layar ponselnya, memandang foto Zara.
Hisst, kalau bukan di kantor udah gue cekek lu Van, geram Roy, sahabat sekaligus merangkap sebagai asisten Revan.
Dan meeting pun akhirnya berjalan dengan lancar, karena otak dan pikiran Revan sama sekali tak berada di tempat itu.
"Bos, maaf bos bagaimana pendapat bos tentang usulan dari ketua divisi produksi itu bos"tanya Roy dengan sedikit pelan karena Revan tampak termenung dengan tatapan kosong.
"Bos ehmm hmm"Roy berdehem keras agar Revan menyadari bahwa saat ini para anggota meeting sedang menunggu keputusannya.
"Ehhm hmm, rapat hari ini selesai, untuk pengajuan usul tolong kirim ke asisten Roy, nanti akan saya cek lagi, selamat siang"Revan dengan wajah tak berdosa meninggalkan ruangan meeting, membuat semua peserta meeting bertanya-tanya, apa yang membuat CEO super disiplin seperti Revan kini berubah.
Sementara Roy hanya dapat tersenyum masam memandang sahabat sekaligus bosnya dengan rahang mengeras.
Gini amat nasibnya jadi bawahan,geramnya.
Revan melangkah menuju ke ruangannya, kepalanya sama sekali tak dapat berfikir jernih, hanya sosok Zara yang ada dalam pikirannya.
Sampai saat ini Revan tak dapat menemukan kesalahan yang di perbuatanya yang menyebabkan Zara memutuskan hubungan secara sepihak.
Apa yang membuatmu pergi dariku Ra, apa salahku padamu.
Sementara untuk menemui Zara pun tak gampang, bahkan kini Zara mengaku sudah mendapat penggantinya.
Pria yang di akui Zara sebagai kekasih barunya.
Namun Revan tak menerima dengan mudah apa yang Zara katakan.
Tok Tok Tok.
Roy masuk ke dalam ruangan.
"Bos saya mau ijin".
Andra memandang asistennya dengan heran.
"Saya ijin berbicara dengan bos tapi bukan sebagai asisten, tapi sebagai sahabat".
Andra memandang Roy dengan intens.
"Bicaralah"ujarnya singkat.
"Huuuaahhh"Roy dengan santai duduk di samping Andra dengan nafas panjang.
Roy sudah merasakan sikap aneh Revan sejak putusnya hubungan kasihnya dengan Zara.
"Sebenarnya gimana mau lu huumm?"tanya Roy dengan mengedikan dagunya.
"Kalau dia bilang putus ya sudah, lu cari cewek lain, masih banyak bro cewek yang lebih dari dia, dan pastinya mereka akan senang hati menjadi cewek lu, jangan sampai urusan pribadi menganggu kerjaan lu, apa lu mau perusahaan yang susah payah ibu mu rintis akhirnya hancur karena lu yang nggak bisa ngatur"kalimat panjang Roy ucapkan dengan kesal.
"Tapi gue nggat tahu apa salah gue Roy, tiba-tiba dia bilang putus, gimana coba kan gue sama sekali nggak siap"protes Revan.
"Lu nggak siap di putusin apa lu nggak mau di putusin?".tanya Roy penuh selidik, karena ia mengetahui dengan pasti, sahabatnya itu sudah cinta mati pada Zara.
"Gue cuma mau tahu apa salah gue sama dia".hati Revan masih tak terima.
"Dan kalau dia tunjukin kesalahan yang lu lakukan apa lu masih mau di putusin?"
"Yaaa, se enggaknya beri kesempatan gue untuk memperbaikinya dulu"ujar Revan kekeuh.
"Hadeuhh dasar semprul"ucap Roy kesal.
Dengan Tampang bak artis turki dengan harta dan jabatan tinggi bahkan kekayaan yang tak habis tujuh turunan, tujuh belokan, tujuh tanjakan sekalipun, tentu dengan mudah Revan mencari pengganti Zara.
"Kalau begitu, lu diam dan fokus sama kerjaan lu di kantor, untuk masalah ini serahkan pada.."Roy menepuk dadanya yang membusung.
Revan berbinar,"Lu emang sahabat gue yang paling-paling deh"ucapnya senang.
"Heh paling apa maksud lu"tanya Roy sewot.
"Yaa paling ..dapat di andalkan"jawav Revan kikuk.
"Ck, tapi gue nggak mau gratis melakukannya"sambung Roy membuat Revan seketika mencibirkan bibirnya.
"Ishh sudah kuduga".
"Tenang, jika lu dapat jawaban yang bisa buat hati gue puas, lu ambil tuh si silver".
Roy seketika berbinar saat Revan menjanjikan sedan silver miliknya bisa menjadi milik Roy jika ia dapat menyelesaikan tugasnya.
"Gue mau pergi dulu, acara hari ini semua cancel, kecuali yang lu bisa gantiin"ucap Revan lalu mengambil jasnya dan melangkah ke luar ruangan.
Kini Roy hanya bisa mengaruk kepalanya yang tak gatal.
"Apess"
Terpaksa ia harus menemui klien yang sudah janji datang hari ini.
Revan memasuki mobil yang sudah di siapakan satpam di depan lobi.
Hari ini ia ingin menenangkan hatinya, sejak putus, Revan sama sekali tak bisa bertemu dengan Zara.
Ia begitu merindukan gadis cantik bermata indah itu, sehari saja tak memandangnya, hatinya begitu tersiksa.
Di parkiran sebuah gedung tinggi tempat apartemen Zara kini pria gagah itu menghentikan mobilnya.
Berharap ia bisa melihat Zara meski dari jarak jauh.
Matanya tak lepas memandang ke arah lobi apartemen.
Kedua matanya membulat saat di lihatnya sosok pria keluar dari dalam lift, pria yang membawa Zara di malam ia akan mengenalkannya dengan sang ibu.
Dengan langkah tenang Andra melangkah menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari Revan berada.
"Tunggu "Andra menoleh pada suara yang seakan menyuruhnya menunggu.
Melihat sosok tersebut, Andra menghentikan kangkahnya lalu berdiri tenang, menanti pria gagah yang tengah berjalan ke arahnya.
"Kita harus bicara"ucap Revan tegas.
"Oh oke, apa yang perlu kita bicarakan"jawab Andra tenang.
"Kenalkan aku Revan Setiawan, kekasih Zara"Revan mengulurkan tangannya.
Ck gila, apa istimewanya elu Ra, sampai CEO perusahaan besar tak terima di putusin dan mengaku masih pacar lu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments