THU * 8

Zara menatap cermin di hadapannya, hatinya kini penuh ketetapan pasti, meski akan terluka tapi inilah keputusan terbaik yang harus ia ambil.

"Masih lama Ra?"suara Revan yang tiba-tiba berada di dekat wastafel mengagetkan Zara.

"Ehm sudah, aku sudah selesai"Zara menjawab gugup.

Revan tersenyum lalu menggandeng tangan Zara kembali ke ruang VIP mereka.

"Kenapa tangan kamu dingin Ra, kamu sakit?"tanya Revan yang merasa terkejut saat memegang tangan Zara yang terasa begitu dingin.

Zara menggeleng pelan.

"Makanlah"melihat Zara yang masih terdiam, Revanpun mengambil kembali piring Zara yang berisi steik dan memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil agar Zara dapat menyantapnya dengan mudah.

Zara menatap intens wajah Revan yang tengah asik memotong steiknya.

Jika memang pria di hadapannya memiliki hubungan dengan wanita itu, maka Zara memang harus memutuskan hubungannya dengan Revan.

Sementara di ruangan lain Maharani tengah kelimpungan karena tak melihat putra kesayangannya tak berada di dekatnya.

Di seluruh ruangan sudah ia cari tapi tak juga di temukan Joy.

Awas saja kalau sampai anak itu melarikan diri, geram Maharani.

"Tan, mana Joy, kok dari tadi aku nggak liat"ujar Putri, seorang gadis putri seorang konglomerat yang udah naksir Joy dari masa bangku kuliah.

"Tante juga nggak tau Put, ponselnya nggak aktif, tante juga udah cari tapi kok nggak ada juga tuh anak"Maharani terlihat gundah gulana, rencana memperkenalkan Joy dengan putri teman-temannya kini hilang sudah.

Maharani terbelalak saat melihat Joy dengan santainya, berjalan ke arahnya dengan raut wajah polos tanpa dosa.

"Ah ahh aaww, sakit mom.."Joy meringis saat Maharani mencubit manja pinggangnya.

"Kamu jadi anak bandelnya nggak sembuh-sembuh ya, humm..mau bikin mommy jantungan?"Maharani berucap geram dengan merapatkan giginya.

"Emang salah aku apa mom, aku kan dari kamar kecil, mau pamit tadi mommy lagi sibuk ngobrol"Andra mengusap pinggangnya yang terasa panas karena menjadi sasaran cubitan Maharani.

Melihat raut muka Joy yang nampak kesakitan, Maharanipun timbul rasa penyesalan, lalu memeluk pinggang Joy dan mengusap lembut bagian yang tadi kena cubitannya.

"Maafin mommy sayang, mommy takut kamu pergi lagi"ucap Maharani dengan mimik wajah penuh sesal.

Andra hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Berkali-kali matanya melihat layar ponsel, setelah pesan yang di kirimkan pada Diego tadi belum juga ada balasannya.

Awas aja lu kalau ngacuhin gue Go, umpat Andra kesal dengan tangan mengepal lalu melangkah mengikuti sang mamah meski dengan wajah masam.

Sementara Zara masih terlihat mati kutu di tempat duduknya, otaknya sama sekali belum menemukan alasan tepat untuk memutuskan Revan.

Ayolah Van, lihatlah para gadis sexy itu, goda lah mereka, gumam hati Zara melirik Revan yang tetap fokus pada makanannya.

"Ehmm, cantik-cantik yah mereka"Revan melihat ke arah Zara lalu pandangannya beralih mengikuti pandangan Zara.

Revan hanya tersenyum sekilas lalu meneruskan aktifitasnya.

Zara melirik ke arah ruangan lain, ibu-ibu berdandan serba lux dan saling berlomba memamerkan kecantikan anak gadis mereka.

Rupanya pria yang tadi bertemu tatap dengannya adalah sosok pria yang tengah menjadi incaran para wanita sosialita itu.

Zara melihat wajah Joy yang terlihat tertekan dan rona tak nyaman berada di antara para wanita berkelas yang mengerumuninya.

"Liat siapa Ra?"tanya Revan yang melirik perhatian Zara tampak fokus pada ruangan di sebelahnya.

"Ehm, mereka sungguh beruntung"jawab Zara dengan nada pelan cenderung bergumam pada dirinya sendiri.

Revan mengerutkan kedua alisnya.

"Lihatlah, mereka dengan mudahnya menghabiskan uang begitu banyak untuk perhiasan dan baju yang melekat di tubuh mereka, aku yakin jika di jumlah, harga outfit yang mereka kenakan ratusan juta"ujar Zara.

Revan memandang wanita sosialita yang kini menjadi fokus Zara kekasihnya.

"Mungkin mereka sedang mengapresiasikan diri mereka Ra, kita tidak perlu menghakimi mereka, biarlah mereka menikmati hidup dengan cara mereka sendiri"ujar Revan bijak.

"Tapi aku hanya merasa, hidup sungguh tak adil Van, sementara di luar sana begitu banyak manusia yang menahan lapar, peras keringat banting tulang untuk menghidupi keluarganya agar bisa hidup dengan layak, bahkan perut kosong berhari-hari tanpa sesuap nasi ataupun makanan yang dapat mengganjal perutnya"Zara kini bahkan merasa hatinya panas membara melihat para sosialita di ruangan yang tak jauh darinya.

Teringat kembali masa-masa kelam di mana ia di titipkan pada sang nenek yang sudah renta setelah kematian sang ibunya, tanpa perduli ayahnya meninggalkan mereka demi wanita barunya yang kaya raya.

Zara ke sekolah tanpa uang saku, menjadi buruh cuci piring bahkan di lakukan hanya untuk mendapat uang agar dapat membeli buku dan alat tulisnya, terkadang perutnya menahan lapar karena sang nenek yang seorang buruh cuci belum mendapat uang gajih untuk membeli beras.

Tetesan air bening tak terasa keluar dari sudut matanya, mengingat masa suram hidupnya sungguh terasa luka di hati yang kembali berdarah pedih.

Bahkan saat-saat terakhir kala sang nenek yang menahan sakit karena tak ada uang sepeserpun untuk di belikan obat dan Zara hanya bisa menangis pilu disaat sang nenek menutup mata untuk selama-lamanya.

Revan meraih tangan Zara dengan lembut, hatinya terasa pedih melihat gadis yang amat di cintainya menangis, meski Zara tak pernah menceritakan kisah hidupnya secara detil namun Revan tahu jika kisah hidupnya begitu penuh dengan tangis dan penderitaan.

"Ra, sudahlah kita pergi dari sini jika hanya membuatmu kembali mengingat kisah sedih yang pernah kau alami"ujar Revan sabar.

Zara mengangguk lalu melangkah meninggalkan restoran mewah dengan tangan berada dalam genggaman erat Revan.

"Ra kita ke taman kota dulu ya, masih sore bulan lagi bagus tuh, sayang kalau di lewatkan"Zara akhirnya mengangguk pasrah.

Revan menghentikan mobilnya di area parkir taman kota yang masih banyak pengunjung di sekitar telaga.

Memang khusus akhir minggu, taman kota tutup lebih malam.

Zara keluar dari mobil mendahului Revan yang masih memarkirkan mobilnya tak jauh dari lokasi telaga.

Drtt drtt.

Andra mengambil ponsel dari saku bajunya saat sebuah panggilan masuk dari Juned alias Zain.

"Cepet ah, lambat amat lu"umpat Andra kesal.

"Iya gue sharelok"lanjutnya.

Andra menggaruk kepalanya yang tak gatal, alasan apalagi yang akan ia katakan pada sang mommy jika Juned datang menjemputnya, batin Andra cemas.

"Mom, aku mau ke taman kota bentar, mobil Diego mogok di deket Tamkot"pesan Andra di ponsel, karena jika ijin secara langsung tentu akan ada drama dulu yang akan Maharani lakukan untuk mencegah Andra pergi.

Tak menunggu balasan dari sang mommy karena tak lama Andra mendengar suara deru motorsport milik Juned yang memekakan telinga.

"Ada untungnya juga nih knalpot gini"ucap Andra karena jika tak mendengar suara knalpot yang sudah di modifikasi itu, tak bakal Andra mengetahui kedatangan Juned.

"Kemana kita"tanya Juned dari balik helm fullface nya.

"Aahh kemana aja terserah elu, asal jangan ke akhirat"jawaban polos dari Andra membuat Juned tersenyum smirk.

"Emang lu udah tawar menawar sama malaikat izrail?"tanya Juned lagi, kali ini mendapat toyoran gratis dari Andra.

"Eh amit-amit ye, jodoh, hidup, dan mati adalah takdir, tapi kalau lu mau duluan ya sok atuh, gue mah tar dulu, pengin ngerasain bikin zigot dulu"jawab Andra cuek.

💦💦💦💦

Jangan lupa jempolnya di goyang ya cyiint,,, like koment dan vote nya ....😘😘😘

Episodes
1 THU * 1
2 THU * 2
3 THU *3
4 THU *4
5 THU * 5
6 THU * 6
7 THU * 7
8 THU * 8
9 THU * 9
10 THU* 10
11 THU *11
12 THU *12
13 THU *13
14 THU *14
15 THU * 15
16 THU * 16
17 THU *17
18 THU * 18
19 THU * 19
20 THU * 20
21 THU *21
22 THU * 22
23 THU * 23
24 THU *24
25 THU *25
26 THU *26
27 THU *27
28 THU *28
29 THU *29
30 THU *30
31 THU *31
32 THU *32
33 THU* 33
34 THU *34
35 THU *35
36 THU *36
37 THU*37
38 THU *38
39 THU *39
40 THU 40
41 Thu 41
42 THU 42
43 THU *43
44 Thu *44
45 THU* 45
46 THU *46
47 THU *47
48 THU *48
49 THU* 49
50 THU* 50
51 Thu * 51
52 THU 52
53 THU * 53
54 THU*54
55 THU*55
56 THU *56
57 THU* 57
58 THU *58
59 THU *59
60 THU *60
61 THU* 61
62 THU* 62
63 THU *63
64 THU* 64
65 THU*65
66 THU 66
67 THU* 67
68 THU *68
69 THU* 69
70 THU*70
71 THU*71
72 THU*72
73 THU*73
74 THU*74
75 THU *75
76 THU76
77 THU*77
78 THU*78
79 THU*79
80 THU*80
81 THU 81
82 THU82
83 THU 83
84 THU 84
85 THU 85
86 Thu 86
87 THU *87
88 THU*88
89 Thu* 89
90 THU*90
91 THU*91
92 THU*92
93 Thu*93
94 THU*94
95 THU*95
96 THU*96
97 Thu*97
98 THU*98
99 THU*99
100 THU*100
101 THU*101
102 THU*102
103 THU*103
104 THU*104
105 THU*105
106 THU*106
107 THU*107
108 THU*108
109 THU*109
110 THU*110
111 THU*111
112 THU*112
113 TJU*113
114 THU*113
115 THU*114
116 THU*116
117 THU*117
118 Thu*118
119 THU*119
120 THU*120
121 THU*121
122 Thu*122
123 THU*123
124 THU*124
125 THU*125
126 THU*126
127 THU*127
128 THU*128
129 THU*129
130 THU*130
131 THU*131
132 THU*132
133 THU*133
134 THU*134
135 THU*135
136 THU*136
137 THU*137
138 THU*138
139 THU*139
140 THU*139
141 THU*141
142 THU*142
143 THU*143
144 THU*144
145 THU*145
146 THU* 146
147 THU* 147
148 Thu*148
149 THU*149
150 THU*150
151 THU*151
152 THU*152
153 THU*153
154 THU*154
155 THU*155
156 THU*156
157 THU*157
158 THU*158
159 THU*159
160 THU*160
161 THU*161
162 THU*162
163 THU*163
164 THU*164
165 THU*165
166 THU*166
167 Draft
168 THU*169
169 THU*169
170 THU*170
171 THI*171
172 THU*172
173 THU*173
174 THU*174
175 THU*175
176 THU *176
177 THU*177
178 THU*178
179 THU*179
180 THU*180
181 THU*181
182 THU*182
183 THU*183
184 THU*184
185 THU*185
186 THU*186
187 THU*187
188 THU*188
189 THU*189
190 THU*190
191 THU* 191
192 THU*192
193 THU*193
194 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 194 Episodes

1
THU * 1
2
THU * 2
3
THU *3
4
THU *4
5
THU * 5
6
THU * 6
7
THU * 7
8
THU * 8
9
THU * 9
10
THU* 10
11
THU *11
12
THU *12
13
THU *13
14
THU *14
15
THU * 15
16
THU * 16
17
THU *17
18
THU * 18
19
THU * 19
20
THU * 20
21
THU *21
22
THU * 22
23
THU * 23
24
THU *24
25
THU *25
26
THU *26
27
THU *27
28
THU *28
29
THU *29
30
THU *30
31
THU *31
32
THU *32
33
THU* 33
34
THU *34
35
THU *35
36
THU *36
37
THU*37
38
THU *38
39
THU *39
40
THU 40
41
Thu 41
42
THU 42
43
THU *43
44
Thu *44
45
THU* 45
46
THU *46
47
THU *47
48
THU *48
49
THU* 49
50
THU* 50
51
Thu * 51
52
THU 52
53
THU * 53
54
THU*54
55
THU*55
56
THU *56
57
THU* 57
58
THU *58
59
THU *59
60
THU *60
61
THU* 61
62
THU* 62
63
THU *63
64
THU* 64
65
THU*65
66
THU 66
67
THU* 67
68
THU *68
69
THU* 69
70
THU*70
71
THU*71
72
THU*72
73
THU*73
74
THU*74
75
THU *75
76
THU76
77
THU*77
78
THU*78
79
THU*79
80
THU*80
81
THU 81
82
THU82
83
THU 83
84
THU 84
85
THU 85
86
Thu 86
87
THU *87
88
THU*88
89
Thu* 89
90
THU*90
91
THU*91
92
THU*92
93
Thu*93
94
THU*94
95
THU*95
96
THU*96
97
Thu*97
98
THU*98
99
THU*99
100
THU*100
101
THU*101
102
THU*102
103
THU*103
104
THU*104
105
THU*105
106
THU*106
107
THU*107
108
THU*108
109
THU*109
110
THU*110
111
THU*111
112
THU*112
113
TJU*113
114
THU*113
115
THU*114
116
THU*116
117
THU*117
118
Thu*118
119
THU*119
120
THU*120
121
THU*121
122
Thu*122
123
THU*123
124
THU*124
125
THU*125
126
THU*126
127
THU*127
128
THU*128
129
THU*129
130
THU*130
131
THU*131
132
THU*132
133
THU*133
134
THU*134
135
THU*135
136
THU*136
137
THU*137
138
THU*138
139
THU*139
140
THU*139
141
THU*141
142
THU*142
143
THU*143
144
THU*144
145
THU*145
146
THU* 146
147
THU* 147
148
Thu*148
149
THU*149
150
THU*150
151
THU*151
152
THU*152
153
THU*153
154
THU*154
155
THU*155
156
THU*156
157
THU*157
158
THU*158
159
THU*159
160
THU*160
161
THU*161
162
THU*162
163
THU*163
164
THU*164
165
THU*165
166
THU*166
167
Draft
168
THU*169
169
THU*169
170
THU*170
171
THI*171
172
THU*172
173
THU*173
174
THU*174
175
THU*175
176
THU *176
177
THU*177
178
THU*178
179
THU*179
180
THU*180
181
THU*181
182
THU*182
183
THU*183
184
THU*184
185
THU*185
186
THU*186
187
THU*187
188
THU*188
189
THU*189
190
THU*190
191
THU* 191
192
THU*192
193
THU*193
194
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!