THU * 7

Diego bangun tidur sudah uring-uringan saat melihat pesan dari Andra di ponselnya.

Bini kesayangan di bawa Andra ke mansion.

"Awas kalau sampai Jessy ku lecet, gantian lu yang gue ukir pake silet"balas Diego, sementara Andra hanya mencebik kesal setelah membaca kalimat balasan dari Diego.

"Mom, aku mau ke apartemen diego dulu, mau balikin bini nya, kasihan udah kejer dari tadi dia"Andra menyambar kunci mobil di atas nakas lalu berlari kecil menuju garasi.

"Inget nanti malam jangan telat ya naak"teriak Maharani dari taman samping mansion.

"Okay mom".

Andra segera melajukan Jessy ke apartemen Diego.

Tampak dari kejauhan Diego tengah berdiri dengan wajah panik.

Ciiiiitt.

Diego berlari menyongsong Andra, lalu memeluk mobil kesayangannya.

"Puihh lebay lu,"ucap Nadra sinis.

"Bodo amat, cup cup"Diego memutari mobilnya dan melihat dengan teliti, takut body mulusnya jadi lecet.

"Lu nggak berangkat kerja lu"tanya Andra mengikuti Diego ke apartemennya.

"Kagak, males gua"jawab Diego.

Sementara di apartemen satu lantai di bawah apartement Diego, Zara tengah berbaring menikmati layanan Dewi yang sedang me ngecat kuku nya.

"Ehm Ra, lu belum putusin si Revan juga?"tanya Dewi.

"Belum, pusing gue alesan apa yang musti gue katakan biar Revan mau ngelepasin gue"Zara terlihat bingung setelah berbagai cara di lakukan agar Revan ilfil padanya.

"Apa lu benci banget padanya?"

"Bukan benci, tapi bagaimanapun caranya gue harus putus sama dia"Zara berucap pasti.

"Apa kurangnya dia sih Ra, cakep, kaya, setia, hormat sama nyokapnya, kalau pria menghormati ibunya sudah pasti ia akan menghormati gadis yang di cintainya"Dewi berucap bijak.

Zara tak bergeming, dan matanya masih tetap terpejam, dengan masker wajah masih menempel di wajahnya.

Suatu saat kau akan mengetahui alasan kenapa aku harus memutuskannya Wi, batin Zara bergumam lirih.

"Udah berapa menit Wi, perasaan muka udah berubah kenceng banget nih"ucap Zara yang mulai gerah.

"Iya udah, sini"Dewi dengan perlahan mencopot masker bengkoang yang sudah terpasang sekitar tiga puluh menit yang lalu di wajah Zara.

Zara menepuk-nepuk kulit wajahnya di depan cermin.

"Gimana bagus kan kerasa di kulit?" tanya Dewi menanyakan produk yang baru di pakai nya.

Sudah kegiatan Rutin, sebelum meng upload ke medsos nya, Zara selalu menyeleksi produk yang meng endorsenya dengan sedikit uji coba, bersyukur kulitnya termasuk bukan kulit sensitif jadi bisa memakai produk kecantikan jenis apapun tanpa harus takut akan menyebabkan kulitnya alergi atau tidak cocok.

"Bagus Wi, kita upload ntar malem"Dewi mengangguk senang, semakin banyak mereka mendapat endorse maka semakin banyak pula pundi-pundi yang akan mereka kumpulkan.

Selain sebagai model, Zara juga menerima berbagai endorse an, dari makanan, baju, make up sampai perabotan rumah tangga pun Zara terima, Zara sadar jika hanya mengandalkan uang hasil dari catwalknya tentu tidaklah cukup.

Jika para model lain mengandalkan wajah dan tubuhnya untuk menggaet pria-pria berkantong tebal untuk di jadikan ATM berjalannya, namun Zara menolak keras jika ada pria ataupun om-om yang ingin menjadikannya sebagai wanita simpanannya.

Zara menggunakan cara cerdas untuk dapat menutupi kebutuhannya sehari-hari juga membayar uang kuliahnya.

Semenjak karir modelnya semakin menanjak, Zara tak ingin membuang kesempatan sia-sia.

Seiring jumlah followersnya semakin bertambah Zara pun menekuni dunia bisnis dengan membuka endorse yang ternyata hasilnya sangat bisa di andalkan untuk meringankan biaya hidupnya, bahkan kini sebuah hunian sudah mampu ia beli, dan satu unit mobil dan motor pun kini sudah di miliki dari hasil jerih payahnya.

Hidup sebagai yatim piatu, Zara harus dapat memuta otaknya agar dapat tetap bertahan di dunia yang keras ini.

"Wi, Revan ngajak dinner malam ini"ucap Zara sambil melihat kayar ponselnya.

Dewi memandang Zara.

"Mungkin inilah saatnya aku harus memutuskannya"nada ucapan Zara terdengar datar dan tenang.

Dewi menghela nafas panjang, entah apa sebenarnya yang membuat sahabatnya itu bersikeras ingin memutuskan tali cintanya, sedangkan Revan adalah pria tipe sempurna untuk di miliki.

"Kau yakin dengan keputusanmu Ra?"tanya Dewi sungguh-sungguh.

Zara mengangguk penuh keyakinan.

"Cepat atau lambat, kami harus berpisah"ucap Zara pasti.

Seperti biasa, Revan selalu di mintanya untuk menunggu di lobi jika mereka akan bertemu.

Zara melangkah pasti, dari depan pintu lift yang terbuka, Zara sudah melihat Revan yang tersenyum manis melihat kedatangannya.

Pria yang begitu mencintainya, enam bulan sudah ia mencoba untuk mencintai pria berhati lembut itu namun hatinya seakan tetap menolak, merasa bersalah Zara pun mencoba berbagai alasan untuk mengajaknya menyudahi hubungan itu.

Dan dua bulan lalu Zara melihat Revan bersama seorang wanita tengah berada di sebuah toko perhiasan, itulah alasan yang membuatnya bertekad bulat untuk menyudahi hubungannya.

"Seperti biasa, kau begitu mempesona Ra"sapa Revan lembut.

"Maaf kalau kau menungguku lama"Zara berucap pelan.

Revan menggenggam tangannya erat dan mengajaknya ke mobil yang sudah terparkir di depan pintu lobi karena petugas valet sudah membawanya.

Zara hanya diam saat Revan menceritakan aktifitasnya selama seminggu.

"Kau makan apa Ra?"tanya Revan lembut.

"Ehm apa aja"Jawab Zara singkat.

Di sebuah restoran mewah Revan menghentikan laju mobilnya.

Seorang pelayan mengangguk hormat lalu menunjukan ruangan VIP yang telah di pesannya.

Sebuah ruangan yang tidak terlalu luas karena memang khusus untuk sepasang kekasih.

Meja bundar dengan berhias lilin cantik berada di tengah dengan vas bunga berisi satu bunga mawar merah terlihat begitu manis.

Sementara di sebuah ruangan lain yang lebih luas, terlihat beberapa ibu sosialita tengah berkumpul.

Ruangan yang di penuhi dengan canda tawa dan berbagai hidangan mahal tersaji di atas meja makan.

Rupanya mereka tak hanya para ibu sosialita saja karena ada beberapa gadis muda dan cantik ikut bergabung bahkan satu sosok pria dengan tatapan datar dan dingin tengah diam berdiri di sudut ruangan.

Zara sekilas memandang pria berwajah dingin yang menyita perhatiannya.

Untuk kesekian kali Andra menutup mulutnya yang tak henti menguap karena rasa bosan melanda hatinya.

Beberapa gadis berdandan tebal dengan baju sexy terlihat saling berlomba menarik perhatiannya, ingin rasanya Andra muntah lihat tingkah mereka.

Andra membuang pandangannya ke arah lain di mana tatapannya tak sengaja bertemu dengan Zara yang juga tengah menatapnya.

Zara mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menutupi rasa gusar di hatinya.

"Aku ke kamar kecil dulu"ucap Zara lalu melangkah ke luar ruangan menuju kamar kecil yang terletak agak jaug dari ruangan VIP.

"Jangan lama-lama, sebentar lagi pesanan datang"ucap Revan.

Zara menghela nafas berat, di pandangnya cermin di atas wastagel.

Harus bisa, dan harus selesai malam ini, kau harus bisa Ra, putuskan dia malam ini,Zara berucap pelan di hadapan cermin itu, tanpa sadar sepasang mata mengawasinya dari tempat tersembunyi tak jauh dari wastafel tempat Zara berada.

Episodes
1 THU * 1
2 THU * 2
3 THU *3
4 THU *4
5 THU * 5
6 THU * 6
7 THU * 7
8 THU * 8
9 THU * 9
10 THU* 10
11 THU *11
12 THU *12
13 THU *13
14 THU *14
15 THU * 15
16 THU * 16
17 THU *17
18 THU * 18
19 THU * 19
20 THU * 20
21 THU *21
22 THU * 22
23 THU * 23
24 THU *24
25 THU *25
26 THU *26
27 THU *27
28 THU *28
29 THU *29
30 THU *30
31 THU *31
32 THU *32
33 THU* 33
34 THU *34
35 THU *35
36 THU *36
37 THU*37
38 THU *38
39 THU *39
40 THU 40
41 Thu 41
42 THU 42
43 THU *43
44 Thu *44
45 THU* 45
46 THU *46
47 THU *47
48 THU *48
49 THU* 49
50 THU* 50
51 Thu * 51
52 THU 52
53 THU * 53
54 THU*54
55 THU*55
56 THU *56
57 THU* 57
58 THU *58
59 THU *59
60 THU *60
61 THU* 61
62 THU* 62
63 THU *63
64 THU* 64
65 THU*65
66 THU 66
67 THU* 67
68 THU *68
69 THU* 69
70 THU*70
71 THU*71
72 THU*72
73 THU*73
74 THU*74
75 THU *75
76 THU76
77 THU*77
78 THU*78
79 THU*79
80 THU*80
81 THU 81
82 THU82
83 THU 83
84 THU 84
85 THU 85
86 Thu 86
87 THU *87
88 THU*88
89 Thu* 89
90 THU*90
91 THU*91
92 THU*92
93 Thu*93
94 THU*94
95 THU*95
96 THU*96
97 Thu*97
98 THU*98
99 THU*99
100 THU*100
101 THU*101
102 THU*102
103 THU*103
104 THU*104
105 THU*105
106 THU*106
107 THU*107
108 THU*108
109 THU*109
110 THU*110
111 THU*111
112 THU*112
113 TJU*113
114 THU*113
115 THU*114
116 THU*116
117 THU*117
118 Thu*118
119 THU*119
120 THU*120
121 THU*121
122 Thu*122
123 THU*123
124 THU*124
125 THU*125
126 THU*126
127 THU*127
128 THU*128
129 THU*129
130 THU*130
131 THU*131
132 THU*132
133 THU*133
134 THU*134
135 THU*135
136 THU*136
137 THU*137
138 THU*138
139 THU*139
140 THU*139
141 THU*141
142 THU*142
143 THU*143
144 THU*144
145 THU*145
146 THU* 146
147 THU* 147
148 Thu*148
149 THU*149
150 THU*150
151 THU*151
152 THU*152
153 THU*153
154 THU*154
155 THU*155
156 THU*156
157 THU*157
158 THU*158
159 THU*159
160 THU*160
161 THU*161
162 THU*162
163 THU*163
164 THU*164
165 THU*165
166 THU*166
167 Draft
168 THU*169
169 THU*169
170 THU*170
171 THI*171
172 THU*172
173 THU*173
174 THU*174
175 THU*175
176 THU *176
177 THU*177
178 THU*178
179 THU*179
180 THU*180
181 THU*181
182 THU*182
183 THU*183
184 THU*184
185 THU*185
186 THU*186
187 THU*187
188 THU*188
189 THU*189
190 THU*190
191 THU* 191
192 THU*192
193 THU*193
194 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 194 Episodes

1
THU * 1
2
THU * 2
3
THU *3
4
THU *4
5
THU * 5
6
THU * 6
7
THU * 7
8
THU * 8
9
THU * 9
10
THU* 10
11
THU *11
12
THU *12
13
THU *13
14
THU *14
15
THU * 15
16
THU * 16
17
THU *17
18
THU * 18
19
THU * 19
20
THU * 20
21
THU *21
22
THU * 22
23
THU * 23
24
THU *24
25
THU *25
26
THU *26
27
THU *27
28
THU *28
29
THU *29
30
THU *30
31
THU *31
32
THU *32
33
THU* 33
34
THU *34
35
THU *35
36
THU *36
37
THU*37
38
THU *38
39
THU *39
40
THU 40
41
Thu 41
42
THU 42
43
THU *43
44
Thu *44
45
THU* 45
46
THU *46
47
THU *47
48
THU *48
49
THU* 49
50
THU* 50
51
Thu * 51
52
THU 52
53
THU * 53
54
THU*54
55
THU*55
56
THU *56
57
THU* 57
58
THU *58
59
THU *59
60
THU *60
61
THU* 61
62
THU* 62
63
THU *63
64
THU* 64
65
THU*65
66
THU 66
67
THU* 67
68
THU *68
69
THU* 69
70
THU*70
71
THU*71
72
THU*72
73
THU*73
74
THU*74
75
THU *75
76
THU76
77
THU*77
78
THU*78
79
THU*79
80
THU*80
81
THU 81
82
THU82
83
THU 83
84
THU 84
85
THU 85
86
Thu 86
87
THU *87
88
THU*88
89
Thu* 89
90
THU*90
91
THU*91
92
THU*92
93
Thu*93
94
THU*94
95
THU*95
96
THU*96
97
Thu*97
98
THU*98
99
THU*99
100
THU*100
101
THU*101
102
THU*102
103
THU*103
104
THU*104
105
THU*105
106
THU*106
107
THU*107
108
THU*108
109
THU*109
110
THU*110
111
THU*111
112
THU*112
113
TJU*113
114
THU*113
115
THU*114
116
THU*116
117
THU*117
118
Thu*118
119
THU*119
120
THU*120
121
THU*121
122
Thu*122
123
THU*123
124
THU*124
125
THU*125
126
THU*126
127
THU*127
128
THU*128
129
THU*129
130
THU*130
131
THU*131
132
THU*132
133
THU*133
134
THU*134
135
THU*135
136
THU*136
137
THU*137
138
THU*138
139
THU*139
140
THU*139
141
THU*141
142
THU*142
143
THU*143
144
THU*144
145
THU*145
146
THU* 146
147
THU* 147
148
Thu*148
149
THU*149
150
THU*150
151
THU*151
152
THU*152
153
THU*153
154
THU*154
155
THU*155
156
THU*156
157
THU*157
158
THU*158
159
THU*159
160
THU*160
161
THU*161
162
THU*162
163
THU*163
164
THU*164
165
THU*165
166
THU*166
167
Draft
168
THU*169
169
THU*169
170
THU*170
171
THI*171
172
THU*172
173
THU*173
174
THU*174
175
THU*175
176
THU *176
177
THU*177
178
THU*178
179
THU*179
180
THU*180
181
THU*181
182
THU*182
183
THU*183
184
THU*184
185
THU*185
186
THU*186
187
THU*187
188
THU*188
189
THU*189
190
THU*190
191
THU* 191
192
THU*192
193
THU*193
194
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!