"Lu tunggu di sini, gue beli rokok dulu"Juned melangkah ke sebuah mini market yang berada tak jauh dari tamkot.
Andra memandang pengunjung dengan helaan nafas berat, bahagia rasa hidupnya andai sang mommy tidak terus mengusiknya dengan menjodohkannnya dengan putri para sahabatnya.
Sedangkan Andra masih ingin bebas menikmati masa mudanya, setelah cinta pertamannya hancur, rasanya Andra tidak lagi berfikir untuk mencari cinta lain.
*
*
Zara diam di kursi taman yang terletak di sisi danau.
"Dingin Ra, pakai jaket ini"Revan mengalungkan jaketnya ke bahu Zara.
Zara tersenyum datar, begitu besar perhatian yang Revan berikan padanya selama ini, tak ada sedikitpun kesalahan yang dapat Zara gunakan sebagai alasan untuk memutuskan cintanya.
Zara menghela nafas berat, andai saja ia tidak memiliki hubungan dengan wanita itu, tentu Zara akan sangat bahagia memiliki seorang pria yang begitu menyayangi dan penuh perhatian padanya.
"Bagaimana kuliahmu Ra?"tanya Revan memecah keheningan di antara mereka.
"Ehm semua sudah beres, tinggal persiapan wisuda"jawab Zara.
Tak heran Zara tak merasa kesulitan pada skripsi yang merupakaan momok menakutkan bagi para mahasiswa, mempunyai otak encer mempermudah bagi Zara untuk melewati pembuatan skripsi yang bahkan baginya bukan masalah berat.
Revan tersenyum bangga, Zara selalu dapat menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya lancar tanpa hambatan.
Meski kadang kegiatan modeling membuatnya harus dapat membagi waktu sebaik mungkin namun melihat semua yang di lakukannya berjalan beriringan dan hasil yang memuaskan.
Beberapa kali Revan mendengar berita yang membuat kupingnya panas, berita tentang Zara yang seorang model dengan gaya hidup bergonta ganti pria, melekat di dirinya.
Revan tak ambil pusing dengan berita miring itu.
Meski Zara pun mengakui bahwa ia pernah menjalin kasih dengan beberapa pria sebelum dirinya, dan hubungan yang rata-rata bisa di bilang singkat karena Zara menjalin hubungan tak lebih dari dua bulan.
Namun cinta membutakan segalannya, Revan tetap mencintai Zara dengan sepenuh hati.
Enam bulan yang lalu secara tak sengaja mobil Revan menyeremped mobil yang di kendarai Zara, sejak saat itu hubungan keduanya terjalin semakin dekat, hanya membutuhkan waktu satu minggu bagi Revan untuk jatuh cinta pada Zara dan tentu saja Zara menerima pernyataan cinta Revan, meski sebenarnya alasan menerima cinta pria tampan itu hanyalah akal Zara agar tidak lagi di kejar oleh para mantannya yang selalu ingin balikan.
Jika dengan pri sebelumnya Zara hanya menjalin kasih tak kurang dari dua bulan namun ternyata dengan Revan telah berjalan lebih dari enam bulan.
Satu rekor terlama yang di pegang oleh Revan.
Bukan karena Zara mempertahankan hubungannya karena cinta di hatinya, karena hingga kini pun benih-benih cinta itu sama sekali tidak pernah bersemi.
"Van, aku mau bicara"ucap Zara, namun gerakan tangan Revan mehanan kalimatnya.
"Tunggu sebentar mamah mau bicara"ucap Revan mengangkat ponselnya.
"Iya mah, aku lagi di taman kota, sama Zara"
"I iya mah"Revan menyudahi pembicaraan di ponselnya dan memandang Zara intens.
"Mamah ingin ketemu sama kamu Ra"kalimat yang selama ini Zara hindari akhirnya keluar dari mulut Revan untuk kesekian kalinya.
"Van aku tidak bisa menemui mamah kamu"ucapan Zara tak membuat Revan bergeming.
Entah berapa kali Zara selalu menolaknya.
"Kenapa Ra"dan untuk kesekian kali Revan menanyakan hal yang sama.
Zara menggeleng perlahan.
"Kita sudahi hubungan ini Van".
Jeduarrrr.
Revan bagai tersengat jutaan volt listrik yang membuat tubuhnya diam tak bergerak.
"Kita tidak mungkin bersatu, kita berpisah sampai di sini Van"sambung Zara dengan nata tajam ke arah Revan.
"Kenapa Ra"nada bergetar terdengar jelas dari ucapan Revan.
Zara menggeleng perlahan.
"Andai kau belum siap menemui mamah, aku mengatakannya pada mamah dan akan menunggu sampai kau siap Ra, jika itu alasanmu"Revan mendekat Zara perlahan.
Zara kembali menggelengkan kepalanya.
"Bukan itu"
"Lalu apa Ra, katakan padaku ..apa kau membenciku?"
"Tidak"
"Apa kau tidak mencintaiku?"Revan memegang kedua lengan Zara dengan lembut.
"Lalu apa yang membuatmu ingin pergi dariku Ra, kau ingin meneruskan pendidikanmu di luar? Oke, aku akan sabar menunggumu hingga sampai kau menyelesaikan sekolahmu, andai di hatimu belum ada cinta untukku, maka aku akan membuatmu perlahan jatuh cinta padaku aku pastikan itu Ra?"Revan kini berucap dengan dada yang kian bergemuruh.
"Katakan Ra, apa yang telah aku perbuat hingga kau ingin memutuskan hubungan kita hah?"Revan semakin kencang memegang lengan Zara.
"Kita tidak akan bersatu Van, carilah gadis lain, banyak wanita di luar sana yang menyukaimu dan lebih dari ku"
"Tidak, aku tak mau yang lain, aku hanya mau kamu di sisiku Ra"Revan memotong ucapan Zara yang kian tak masuk akal menurut Revan.
"Cukup Van, apapun yang terjadi kita tidak mungkin bersatu, lupakan aku"Zara mengurai tangan Revan lalu melangkah dengan cepat ke luar pintu taman kota.
"Tolong, bawalah aku pergi dari sini"
Andra sontak mengedikan bahunya saat tiba-tiba terdengar bisikan di dekat telinganya.
Gadis lantai sembilan, batin Andra saat melihat Zara kini duduk di jok belakang motor Juned.
"T tapi aku.."
"Aku akan membayarku berapapun, cepatlah kita pergi dari sini"
Meski di landa rasa gugup Andra pun segera memanaskan mesin motor yang kebetulan masih tergantung di motornya.
"Kemana kita?"tanya Andra.
"Kemana pun asal pergi dari sini"jawab Zara mengalungkan kedua tangannya di pinggang Andra.
"Ra tunggu"rupanya Revan tengah berlari mengejar Zara.
Andra melajukan motornya dengan kencang.
Dari sudut matanya Andra sempat melihat Revan yang berlari ke arah parkiran mobil hendak menyusul mereka.
Andra tersenyum smirk saat Zara mengencangkan pegangan tangan di pinggangnya.
"Ciiiiiit"
"Kita turun di sini"Andra menurunkan standar motornya di depan sebuah restoran mewah.
Zara tampak di landa kebingungan setelah melihat tempat ke sekelilingnya.
Kenapa ke restoran yang tadi, pikir Zara panik dan melihat ke arah jalan raya takut Revan dapat mengejarnya.
"Ayo turun"perintah Andra mengagetkannya.
Zara perlahan turun.
"Ngapain kita ke sini"tanya Zara masih belum dapat merangkai kejadian yang menimpa dirinya.
"Joooy, kamu dari mana sayaang"teriak Maharani dengan wajah ceria melihat kedatangan Joy.
"Ehmm dari anu mom".
"Sini sini sayang...mommy mau kenalin sama anak gadis temen mommy yang baru datang dari x"Maharani menarik lengan Joy tanpa menyadari gadis cantik berada di sebelah Joy dengan wajah bingung.
"Ish mooom, ngapain sih jodoh-jodohin mulu, aku bisa nyari jodoh sendiri mom"ujar Andra dengan wajah jengah mengikuti langkah Maharani.
"Mana buktinya, dua tahun di xx kamu sama sekali tidak memiliki seorang gadis pun kamu pasti masih mengharap Shanum kan, Joy lupakanlah dia, masih banyak gadis cantik yang lain naak"Maharani menghentikan langkahnya karena Joy menahan tangannya hingga wanita paruh baya itu pun berhenti.
"Mom, percayalah aku sudah melupakan dia dan aku sudah merelakannya hidup dengan pilihannya"ucap Joy sungguh-sungguh.
"Kalau begitu ayo mommy kenalin sama mereka, lihatlah gadis-gadis cantik itu, mereka semua pintar dan baik"ucap Maharani.
"Tapi aku sudah punya gadis pilihanku mom, dan aku ingin menikahinya"
💦💦💦💦💦💦
Jangan lupa pencet tombol like koment dan vote nya yaa😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments