Seperti dugaan Andra, sekembalinya dari negara xx membuat Maharani begitu bahagia, berbagai masakan kesukaan Andra telah ia buat, bahkan meja makan telah penuh oleh berbagai hidangan.
"Moom, apa nggak salah aku harus memakan ini semuanya"protes Andra.
"Nggak sayang, mommy yakin selama kau tinggal di negara xx pasti kamu nggak pernah makan masakan kesukaanmu ini kan?"tanya Maharani sambil menyendok hidangan ke piring Andra.
"Moom, aku nggak makan sebanyak ini"Wajah memelas Andra pada Maharani.
Maharani acuh tetap mengambil masakannya dan menaruhnya di piring Andra.
Glek.
Tanpa sepengetahuan Maharani, Andra mengirim pesan SOS pada sahabatnya.
"Goodboy"ujar Andra setelah membaca balasan dari Diego.
Beberapa menit pun berlalu.
Teeeet.
Bunyi bel pintu membuat Andra tersenyum bahagia, baru sehari di rumah mommy membuat Andra mati kutu.
Untuk sekedar jalan ke mall pun Maharani tak mengijinkannya.
"Sore tante"sapa Diego dengan senyum ramah tapi modus.
"Hai Go, gimana kabarmu,lama nggak main ke sini, mentang-mentang nggak ada Temenmu di rumah"sindir Maharani yang sadar apa maksud kedatangan Diego.
"He hee maaf tan, kerjaan ku sibuk terus baru kali ini ada waktu luang, itupun karena teman-teman pada minta ngumpul bareng sama Andra"Diego mulai melancarkan aksi nya.
"No no no, Putra tante mau kamu bawa kemana, tante mau ngenalin ke temen-temen dulu"tolak Maharani tak mau kalah.
"Duh tapi kita semua udah pada ngumpul di cafe x tan, dan semua pada kangen pingin ketemu sama Andra"Andra tersenyum puas pada alasan Diego yang mahir bak sales yang gigih menawarkan produknya.
Maharani menatap Andra tajam.
"Ya udah deh, malam ini kamu boleh pergi sama temen-temen kamu, tapi besok kamu harus ikut mommy okey sayang?"Maharani tersenyum merasa tak-tiknya akan berjalan lancar.
"Iyezz, thank's tan"Diego mengedipkan satu matanya pada Andra.
Keduanya pun bergegas keluar dari mansion besar nan megah itu.
"Huff, lu bagai hidup dalam sangkar emas bro, meski semua serba ada tapi hidup elu terkurung dan nggak sebebas gue"ujar Diego jujur.
Meski bergelimang harta Andra sungguh sangat di kekang oleh sang mommynya.
Andra hanya diam lalu masuk ke dalam mobil kesayangan Diego.
"Gue yang bawa"ujar Andra meminta kunci mobil dari tangan Diego.
"Ah kagak, kali ini gue yang bawa, lu mah kagak bakalan ngerasain gimana perjuangan gue buat dapetin ni mobil" Diego mengelus manja mobil satu-satunya itu.
"Aahhk lebay lu, meluk tuh cewek sexy, bukannya mobil"ucap Andra penuh percaya diri tanpa berfikir jika saat ini dirinya pun masih seorang jomblo sejati.
"Heh kalo mo ngomong ngaca dulu Ndra, ngatain orang lain jomblo, lha lu sendiri apa?"protes Diego tak rela.
"Dah lu duduk aja, tenang gue kali ini bakal pelan dan penuh kelembutan"ujar Andra dengan nada pasti, akhirnya Diegopun menyerahkan kunci meski hatinya ketar ketir .
Dan.
"Wussss".
"Eh woyy ....Samsuuul, awas lu bikin bini gue lecet ya"umpat Diego panjang pendek.
Sementara Andra tetap tenang melihat Diego kini panik bukan main.
"Ndra lu tau nggak alamat cafe nya".
"Kalau untuk lokasi di kota ini mah, udah khatam gue"percaya diri Andra menjawab Diego.
Diegopun diam, hanya do'a yang ia panjatkan dalam hati, berharap semoga saja saat ini malaikat maut sedang sibuk.
Chhiiiittt.
"Ohh no noo why....Ndra"mata Diego terpejam penuh rona ke panikan di wajahnya.
"Huuuuffff haah"nafas Diego panjang pendek plus umpatan seluruh isi taman safari keluar dari mulutnya.
"Ngapain lu berhenti?"Diego bertanya kesal.
Andra garuk-garuk kepalanya dengan polos.
"Gue lupa letak jalan nya"dengan nada santai Andra menjawab.
Kini Diego yang merasa kesal hingga ke puncak ubun-ubun nya.
"Lu bilang udah khatam, khatam matamu "umpat Diego lalu mengambil ponsel dari saku celananya.
"Per empatan depan ambil kanan, di sebelah SPBU letak cafe nya"ujar Diego setelah membaca peta digital dari ponselnya.
Dengan gerakan cepat, Diego menarik kunci mobil.
"Pindah lu, kali ini kapok gue lu bawa ngebut bini gue".
Merekapun bertukar posisi.
Kali ini Diego menjalankan laju mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Ishhh, ngantuk gue liat lu bawa mobil"ucap Andra lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.
Bodo amat, yang penting bini gue selamet, mulus tanpa lecet,geram hati Diego sambil melirik Andra yang kini sudah terpejam.
"Jangan kau terlalu sayang pada harta bendamu, semua itu tak akan di bawa mati bro"ucapan Andra sontak membuat Diego meremang.
"Apaan sih lu"ujar Diego sedikit ketar ketir, apa sekarang sahabatnya itu bisa membaca suara batin.
"Meski gue nggak bisa baca suara batin tapi gue tahu apa yang ada dalam otak lu"sambung Andra.
Chhiiiiittt.
Gubraakkkk.
Andra yang tak sempat memakai seat bel pun dengan sempurna membentur dashboard mobil, dan laci mobil menjadi sasaran empuk ******* Andra.
"Eh gila lu ye, kalau mau ngebunuh bukan gini caranya, pakai yang lebih elegan dikit, dasar blekok "umpat Andra kesal sambil mengusap bibir yang kini terasa kebas dan hidung mancungnya sedikit ngilu.
"Ya maaf, kukira masih jauh, ternyata kita udah sampai, tuh SPBU nya"
Diego menjawab dengan lembut.
Terbersit ke khawatiran di hatinya, jika sampai si anak emas itu lecet apalagi sampai terluka tentu Nyonya besar Mahaarani akan murka.
"Lu nggak apa-apa Ndra?" tanya Diego gusar lalu memandang wajah Andra dengan intens.
Tanpa sadar Diego mengusap wajah cantik Andra dengan lembut.
"Eits, singkirkan tangan kotormu"Andra menangkis tangam Diego kasar.
"Gue cuma nggak mau di salahin sama mommy mu kalau sampai wajah imut lu ini lecet karena gue".ujar Diego santai.
"Puihh tumben amat lu perduli ama gue, gue pikir tadi lu ada rencana menghilangkan nyawa gue"jawab Andra sarkas.
"Eh rame amat"ujar Diego sedikit mengalihkan perhatian Andra saat melihat suasana cafe yang banyak pengunjung.
Memang acara pembukaan sekaligus ada peragaan busana dengan bintang tamu salah satu model terkenal.
Andra dan Diego menyisir seluruh ruangan.
"Mana tuh emak-emak"ujar Diego.
Andra pun mengikuti langkah Diego yang terus berjalan mengintari ruangan dan mencari sang tuan rumah di antara begitu banyaknya pengunjung.
Rupanya acara inti baru saja di mulai, dan perhatian pengunjung semua tertuju pada beberapa gadis yang sedang berlenggok dengan lihai memamerkan busana dari para desainer kota ini bahkan bintang tamu yang menjadi penantian para pengunjung akhirnya tampil.
Gaun lembut berwarna biru navy dengan lengan sepanjang siku, rambut dengan tatanan gelung puncak, memperlihatkan leher jenjang nan putih.
Semua mata tertuju pada wajah bak bidadari yang kini tengah berlenggok dengan percaya diri.
"Gadis lantai sembilan".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments