THU * 15

Sebelum membaca, jangan lupa tombol like vote dan komentnya, bunga dan kopi juga boleh banget .....😘😘😘

Happy reading 😍😍

💦💦💦💦💦💦

Andra terlihat duduk tenang di sofa ruang tamu apartemen Zara, sementara Dewi entah sudah beberapa kali melirik ke arah mahluk yang hampir sempurna itu dengan tatapan penuh kekaguman.

Waktu yang sudah memasuki sholat isya, Zara gunakan langsung untuk terlebih dahulu melaksanakannya sebelum mereka berangkat, toh Andra sendiri tidak keberatan untuk menunggunya lebih lama sedikit.

Andra kini fokus dengan ponselnya.

D:"Ndra lu lagi di mana?"

A:"Jemput cewek gue"

D:"Ngaco aja lu, sejak kapan lu punya cewek?"

A:"Kemarin"

D:"Mana buktinya?"

Ceklek, Zara keluar dengan dress sebatas lutut dengan model lengan panjang dengan kerah lebar, berwarna biru navy.

Terlihat sederhana namun pas dan cocok di tubuhnya.

Andra pun menelan saliva saat tatapannya berhenti di leher jenjang nan putih mulus.

"Ayo"teriak Zara, dengan membawa tas selempang mungil, menambah kesan manis dan imut.

Zara melangkah mendahului Andra yang mengikutinya di belakang.

"Ra lihat ke belakang"Andra memanggil tiba-tiba, membuat Zara spontan menoleh.

Cekrek.

Zara membulatkan mata, rupanya Andra mengambil poto selfi dengan latar wajahnya berada di belakangnya tanpa mengatakan aba-aba.

"Cantik"gumam Andra lirih sambil tersenyum melihat ke layar ponselnya.

Meski dengan wajah terkejut namun masih tetap terlihat cantik, batin Andra.

Zara mencibir kesal lalu melangkah keluar apartemen.

"Aku pergi Wi"pamitnya.

"Jangan lupa kalau mau pergi, pastiin kompor mati"pesannya lagi.

"Siap boss"Dewi menirukan gerakan hormat, lalu melambaikan tangan pada Andra.

"Jaga temanku baik-baik, jangan sampai lecet"Andra mengangguk pelan mendengar pesan Dewi.

Keduanya menuju lift yang kebetulan sedang membuka.

"Aku bawa apa nih ke rumah kakak?"tanya Zara.

"Nggak usah, baru perkenalan ini, dan mamah sudah masak banyak buat kamu"

"Hah, masak? Kenapa harus masak segala, kan jadi nggak enak aku"Zara kini terlihat panik, meski mereka pasangan setingan tapi tetap saja hanya mereka berdua yang mengetahuinya, orang lain tentu menganggap mereka serius.

"Aduh kak, kita ke toko kue dulu ya, malu aku kalau datang cuma tangan kosong"rengek Zara.

"Baiklah, eh jangan panggil kakak, nggak pantes masa pacaran manggilnya kakak".

"Lalu apa dong".

"Ehm bagaimana kalau cinta"jawab Andra.

"Ih terlalu ABG"Zara mengerucutkan bibir tipisnya.

"Kalau ..sayang gimana?"Zara tampak merenung, lalu menggelengkan kepalanya.

"Aihh, susah amat"ujar Andra kesal.

Ting.

Pintu lift terbuka, dan beberapa pengunjung masuk hingga keduanya pun kini saling diam.

Ting.

Andra dan Zara pun keluar lalu melangkah menuju area parkiran.

Zara berjalan di belakang Andra karena tak tahu di mana mobil pria itu terparkir.

Tiga puluh menit perjalanan akhirnya sampailah di sebuah mansion besar.

Zara melangkah ragu, belum pernah ia melihat mansion begitu besar secara nyata.

Zara tersenyum membalas anggukan pria penjaga gerbang.

Andra terlihat jengah karena kedua penjaga itu tak henti menatap Zara dengan penuh kekaguman.

"Pak, tali sepatunya lepas tuh"ucap Andra kesal, bukanya fokus kerja malah fokus liatin cewek cakep lewat, batin Andra geram.

Bibi pelayan yang menyambut kedatangan tuan rumah pun tampak terkejut melihat wajah familiar yang sering mereka lihat di majalah sang Nyonya mereka, kini sedang berjalan memasuki mansion.

Beberapa pelayan tampak berbisik pelan, entah apa yang mereka perbincangkan.

"Duduklah aku panggil mommy dulu"Andra berucap pelan, lalu melangkah menuju lantai dua di mana terdapat kamar Maharani.

Tak tok tak.

Suara langkah sepatu terdengar nyaring menuruni tangga.

Zara menoleh ke arah sumber suara.

Mata Zara membulat, baru kali ini Zara melihat wajah cantik wanita paruh baya itu dengan seksama.

Pantas saat pertemuan pertama kali yang begitu singkat, Zara merasa familiar dengan wajah wanita yang Andra kenalkan sebagai mommynya itu.

Meski umur yang tak lagi muda, namun wajahnya tetap terlihat kencang dan halus.

Senyum yang menawan dengan bibir tipis bergelombang, semakin memperjelas bahwa pesona yang di miliki Andra adalah warisan dari mommynya.

Maharani, seorang desainer terkenal dengan karyanya yang sudah go internasional, dengan bisnis lain yang di gelutinya, siapa yang tak mengenalnya.

Zara mengangguk hormat saat menyambut uluran tangan halus Maharani.

"Duduklah sayang, kenalin Maharani nama mommy, mungkin kau sudah tahu dari Joy"sapa Maharani hangat.

Joy, siapa Joy, batin Zara heran, namun tetap mengangguk.

"Joy ambilin minum dong sayang".

Zara menautkan alisnya, rupanya Andra di panggil Joy oleh mommynya.

"Mau minum apa babe?".

"Hah, ehmm"Zara tampak gugup mendengar panggilan yang Andra sematkan padanya.

"Ehmm, yang ada aja"balas Zara.

"Bi, bawa cake yang tadi aku bikin"perintah Maharani pada bibi pelayan.

"Oiya ini aku juga bawa bolu tales tante, coba deh"Zara mengambil totbag lalu menyerahkan pada Maharani.

"Aduh terimakasih sayang, oiya apa kamu masih aktif pentas catwalk?"

"Ehm alhamdulillah masih tan, lumayan buat nambah-nambah biaya hidup saya tante"jawab Zara jujur.

Maharani tersenyum senang, bangga rasanya melihat gadis cantik yang jujur dan apa adanya.

"Silahkan non Zara"ucap bibi pelayan setelah menyajikan minuman dan cake di meja, Zara pun mengangguk sopan.

"Terima kasih bi"

"Ehm rupanya kalian kenal dia juga bi?"tanya Maharani.

"Kenal sih enggak nyonya, saya hanya suka melihat wajahnya di majalah maupun di poster"jawab bibi sambil matanya tak lepas dari wajah Zara.

"Tapi cantikan di dunia nyata nonya, non Zara cantik banget"ucap sang bibi dengan antusias, membuat Zara tersipu malu.

"Di minum sayang juga coba cake buatan mommy, enak nggak".

Zara mengambil sepotong cake pisang yang di buat Maharani.

Matanya berbinar, terasa lembut dan tidak terlalu manis, sangat pas di lidah Zara.

"Ehhm enak tante, manisnya pas, dan lembut banget"mimik muka bahagia, terpancar di mata Maharani.

Sepasang mata memandang lekat ke arah Zara dari atas tangga lantai dua.

Kenapa bisa, ada mahluk yang begitu imut bahkan saat mulutnya sedang penuh mengunyah makanan, batin Andra tiba-tiba berdesir.

"Mana si Joy, lama banget tu anak"Andra bergegas turun saat Maharani hendak menyusulnya ke lantai atas.

"Kamu ngapain Joy, lama banget, kasihan Zara sendiri".

Andra dengan santai duduk di sebelah Zara dengan tangan merangkulnya erat.

Panas dingin kini yang tubuh Zara rasakan.

Andai saja saat ini mereka adalah sepasang kekasih sungguhan, tentu hatinya akan bahagia.

"Sorry babe, udah nunggu lama"Andra berucap dengan nada lembut dengan tatapan tajam membuat Zara terlihat gugup dengan debaran jantung yang kini berdebar kencang.

Maharani yang melihat sikap hangat Joy pada Zara pun merasa bahagia.

"Joy ajak Zara makan dulu, cobain masakan mommy"Maharani memandang Joy dengan isyarat agar sang putra mengajak kekasihnya.

"Ayo babe kita makan dulu, kita cobain masakan Chef Maharani"ucap Joy menarik tangan Zara lalu melangkah ke ruang makan.

Zara begitu takjub melihat hidangan yang tersaji di atas meja, beraneka ragam makanan lezat yang begitu menggugah selera.

"Wah tante, ini semua masakan tante?, ternyata selain tante pintar membuat baju, tante juga pintar masak rupanya"sanjungan Zara membuat Maharani tersenyum simpul.

Zara sungguh beruntung, tubuhnya tidak akan berubah gendut meski sebanyak apa pun ia makan.

Makan segitu banyak tapi tubuh tetap mungil, lari kemana itu nasi?Andra membatin.

Sementara Maharani tersenyum puas karena Zara memakan cukup banyak.

"Tante saya pamit pulang tan, sudah malam, maaf kalau sudah merepotkan tante".

Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh, Zara pun pamit, setelah berbincang cukup banyak dengan Maharani tanpa Andra, karena Andra sibuk dengan ponselnya.

Grup trio sableng tampan, kini sedang ramai karena Diego ngamuk-ngamuk saat Andra mengirimkan poto selfinya saat di apartemen Zara ke grup.

Kedua pria jomblo itu pun semakin panas saat mengetahui rupanya Zara sudah di undang ke mansion Maharani yang tandanya lampu hijau kini sudah di tangan Andra.

Diego kini terduduk lemas di sofa panjang di apartemennya, Zara yang begitu di kagumi bahkan tidak jarang menjadi teman fantasinya jika sedang bersolo di kamar mandi, kini sudah menjadi kekasih sahabatnya sendiri.

"Ha ha ha kalah telak lu Go"ucap Juned puas.

"Aakhh, selama janur kuning belum melengkung, dia masih milik bersama"teriak Diego penuh percaya diri.

"Hmmm kalau begitu langkahi dulu mayatku"

Glek.

Tampak hening sejenak.

"Lu beneran mau serius sama dia Ndra?"tanya Juned penasaran, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba pangeran salju kini mencair dan mengatakan akan menikah.

"Gue serius"ucap Andra lantang.

Tak lagi terdengar suara Diego di seberang.

Episodes
1 THU * 1
2 THU * 2
3 THU *3
4 THU *4
5 THU * 5
6 THU * 6
7 THU * 7
8 THU * 8
9 THU * 9
10 THU* 10
11 THU *11
12 THU *12
13 THU *13
14 THU *14
15 THU * 15
16 THU * 16
17 THU *17
18 THU * 18
19 THU * 19
20 THU * 20
21 THU *21
22 THU * 22
23 THU * 23
24 THU *24
25 THU *25
26 THU *26
27 THU *27
28 THU *28
29 THU *29
30 THU *30
31 THU *31
32 THU *32
33 THU* 33
34 THU *34
35 THU *35
36 THU *36
37 THU*37
38 THU *38
39 THU *39
40 THU 40
41 Thu 41
42 THU 42
43 THU *43
44 Thu *44
45 THU* 45
46 THU *46
47 THU *47
48 THU *48
49 THU* 49
50 THU* 50
51 Thu * 51
52 THU 52
53 THU * 53
54 THU*54
55 THU*55
56 THU *56
57 THU* 57
58 THU *58
59 THU *59
60 THU *60
61 THU* 61
62 THU* 62
63 THU *63
64 THU* 64
65 THU*65
66 THU 66
67 THU* 67
68 THU *68
69 THU* 69
70 THU*70
71 THU*71
72 THU*72
73 THU*73
74 THU*74
75 THU *75
76 THU76
77 THU*77
78 THU*78
79 THU*79
80 THU*80
81 THU 81
82 THU82
83 THU 83
84 THU 84
85 THU 85
86 Thu 86
87 THU *87
88 THU*88
89 Thu* 89
90 THU*90
91 THU*91
92 THU*92
93 Thu*93
94 THU*94
95 THU*95
96 THU*96
97 Thu*97
98 THU*98
99 THU*99
100 THU*100
101 THU*101
102 THU*102
103 THU*103
104 THU*104
105 THU*105
106 THU*106
107 THU*107
108 THU*108
109 THU*109
110 THU*110
111 THU*111
112 THU*112
113 TJU*113
114 THU*113
115 THU*114
116 THU*116
117 THU*117
118 Thu*118
119 THU*119
120 THU*120
121 THU*121
122 Thu*122
123 THU*123
124 THU*124
125 THU*125
126 THU*126
127 THU*127
128 THU*128
129 THU*129
130 THU*130
131 THU*131
132 THU*132
133 THU*133
134 THU*134
135 THU*135
136 THU*136
137 THU*137
138 THU*138
139 THU*139
140 THU*139
141 THU*141
142 THU*142
143 THU*143
144 THU*144
145 THU*145
146 THU* 146
147 THU* 147
148 Thu*148
149 THU*149
150 THU*150
151 THU*151
152 THU*152
153 THU*153
154 THU*154
155 THU*155
156 THU*156
157 THU*157
158 THU*158
159 THU*159
160 THU*160
161 THU*161
162 THU*162
163 THU*163
164 THU*164
165 THU*165
166 THU*166
167 Draft
168 THU*169
169 THU*169
170 THU*170
171 THI*171
172 THU*172
173 THU*173
174 THU*174
175 THU*175
176 THU *176
177 THU*177
178 THU*178
179 THU*179
180 THU*180
181 THU*181
182 THU*182
183 THU*183
184 THU*184
185 THU*185
186 THU*186
187 THU*187
188 THU*188
189 THU*189
190 THU*190
191 THU* 191
192 THU*192
193 THU*193
194 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 194 Episodes

1
THU * 1
2
THU * 2
3
THU *3
4
THU *4
5
THU * 5
6
THU * 6
7
THU * 7
8
THU * 8
9
THU * 9
10
THU* 10
11
THU *11
12
THU *12
13
THU *13
14
THU *14
15
THU * 15
16
THU * 16
17
THU *17
18
THU * 18
19
THU * 19
20
THU * 20
21
THU *21
22
THU * 22
23
THU * 23
24
THU *24
25
THU *25
26
THU *26
27
THU *27
28
THU *28
29
THU *29
30
THU *30
31
THU *31
32
THU *32
33
THU* 33
34
THU *34
35
THU *35
36
THU *36
37
THU*37
38
THU *38
39
THU *39
40
THU 40
41
Thu 41
42
THU 42
43
THU *43
44
Thu *44
45
THU* 45
46
THU *46
47
THU *47
48
THU *48
49
THU* 49
50
THU* 50
51
Thu * 51
52
THU 52
53
THU * 53
54
THU*54
55
THU*55
56
THU *56
57
THU* 57
58
THU *58
59
THU *59
60
THU *60
61
THU* 61
62
THU* 62
63
THU *63
64
THU* 64
65
THU*65
66
THU 66
67
THU* 67
68
THU *68
69
THU* 69
70
THU*70
71
THU*71
72
THU*72
73
THU*73
74
THU*74
75
THU *75
76
THU76
77
THU*77
78
THU*78
79
THU*79
80
THU*80
81
THU 81
82
THU82
83
THU 83
84
THU 84
85
THU 85
86
Thu 86
87
THU *87
88
THU*88
89
Thu* 89
90
THU*90
91
THU*91
92
THU*92
93
Thu*93
94
THU*94
95
THU*95
96
THU*96
97
Thu*97
98
THU*98
99
THU*99
100
THU*100
101
THU*101
102
THU*102
103
THU*103
104
THU*104
105
THU*105
106
THU*106
107
THU*107
108
THU*108
109
THU*109
110
THU*110
111
THU*111
112
THU*112
113
TJU*113
114
THU*113
115
THU*114
116
THU*116
117
THU*117
118
Thu*118
119
THU*119
120
THU*120
121
THU*121
122
Thu*122
123
THU*123
124
THU*124
125
THU*125
126
THU*126
127
THU*127
128
THU*128
129
THU*129
130
THU*130
131
THU*131
132
THU*132
133
THU*133
134
THU*134
135
THU*135
136
THU*136
137
THU*137
138
THU*138
139
THU*139
140
THU*139
141
THU*141
142
THU*142
143
THU*143
144
THU*144
145
THU*145
146
THU* 146
147
THU* 147
148
Thu*148
149
THU*149
150
THU*150
151
THU*151
152
THU*152
153
THU*153
154
THU*154
155
THU*155
156
THU*156
157
THU*157
158
THU*158
159
THU*159
160
THU*160
161
THU*161
162
THU*162
163
THU*163
164
THU*164
165
THU*165
166
THU*166
167
Draft
168
THU*169
169
THU*169
170
THU*170
171
THI*171
172
THU*172
173
THU*173
174
THU*174
175
THU*175
176
THU *176
177
THU*177
178
THU*178
179
THU*179
180
THU*180
181
THU*181
182
THU*182
183
THU*183
184
THU*184
185
THU*185
186
THU*186
187
THU*187
188
THU*188
189
THU*189
190
THU*190
191
THU* 191
192
THU*192
193
THU*193
194
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!