THU * 6

Dewi tersenyum antusias melihat Zara berlenggak lenggok dengan percaya diri di atas catwalk.

Tepukan dari para pengunjung yang sebagian besar adalah para pemuda semakin membuat Dewi bangga.

Sahabat karibnya kini sungguh bersinar, jika dulu Zara di pandang sebelah mata, kini berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat.

Kini Zara telah di puja-puja, para desainer terkenal berlomba mengambil hatinya untuk memakai jasanya agar mau menggunakan karya busana rancangan mereka.

Kerja keras Zara tak pernah sia-sia.

"Mana Andra Go?", tanya juned, Diegopun melengos kanan kiri namun ternyata Andra tak berada di belakangnya.

"Tadi bareng gua ngikutin di belakang"jawab Diego lalu mengarahkan matanya ke arah sosok yang mereka cari.

"Hadeuhh ngapa nyangkut di situ si putri"ucap Juned manggil Andra dengan putri karena mommy Maharani selalu memperlakukan Andra selayaknya seoramg putri.

"Put, putri, ngapain lu berhenti di sini"tanya Juned pada Andra yang kini celingak celinguk kebingungan, karena tak ada cewek di dekat mereka.

"Yang gue maksud putri itu elu samsul"Juned menoyor Andra gemas, tampang dingin nan polos tapi selalu berhasil membuat para kaum hawa histeris.

"Sialan lu,"ucap Andra kesal, tapi tetap saja mengikuti langkah Juned.

Di sebuah ruangan khusus mereka berkumpul.

"Selamat bro, akhirnya lu jadi pengusaha sukses"ucap Diego mengadukan kepalan tangannya ke arah Juned alias Zain.

"Thank's bro"jawab Juned tulus.

"Tumben lu bisa keluar dari istana Ndra?".

"Berkat bantuan sahabat sales profesional kota ini"Andra menepuk bahu Diego bangga.

"Enak aja lu, ganteng paripurna gini di bilang sales"protes Diego kesal.

"Halaahhh, jangan ngaku ganteng kalau malam minggu masih bingung nyari temen nongkrong"ujar Juned.

Diego hanya garuk kepalanya yang tak gatal.

Juned meninggalkan kedua sahabatnya untuk menyapa para tamu undangan.

"Wuaahh hebat si Juned euy, ada acara fashion show segala, ngundang model tenar lagi"ucap Diego penuh bangga.

"Eh Ndra, lu liat tadi Zara zanita, model papan atas, kelas Asia bro dia"tanya Diego.

Andra hanya menggeleng pelan karena memang dia tak kenal siapa itu Zara Zanita.

Diego hanya mencibir kesal.

Merasa suntuk di ruangan yang membosankan itu, akhirnya Andra keluar cafe untuk mendinginkan kepalanya yang kini terasa pening karena suara musik yang terasa me mekakkan telinga dan ruangan penuh asap rokok membuat dadanya sesak.

Sementara di tempat lain tak jauh dari Andra berdara.

Zara masih memandang lekat pada pria tampan di hadapannya, wajah tampan berhati lembut tengah menatapnya intens.

"Sampai kapan kau akan selalu menjauh dariku?"untuk kesekian kalinya Revan di tolak Zara saat akan mengajaknya ke rumah dan memperkenalkannya pada sang ibu.

"Bukan begitu Van, kau tahu ini sudah jam berapa, tak pantas kau pulang malam dengan membawa seorang gadis"elak Zara.

Karena memang saat ini sudah jam sebelas malam.

Revan menghela nafas berat, sungguh tak mudah baginya membawa sang kekasih untuk ia kenalkan pada sang ibu, karena Revan berfikir Zara lah gadis yang nantinya akan di ajaknya ke pelaminan, namun entah kenapa bahkan setelah menjalin hubungan hampir satu tahun, Zara seakan masih meragukan cintanya.

"Maaf Van, aku harus pulang, besok aku ada kuliah pagi"Zara mengurai genggaman tangan Revan.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu, akan aku tunggu sampai kapanpun kamu siap"

Cupp.

Revan meraih puncak kepala Zara dan menciumnya lembut.

"Hati-hati Ra"Revan melambaikan tangannya melepas kepergian hadis yang amat di cintainya.

Zara melangkah menuju mobilnya, di mana Dewi sudah tertidur di samping kursi kemudi.

"Bye, i love you"ucap Revan melepas kepergian mobil Zara.

Andra menghela nafas panjang.

Entah hubungan seperti apa yang gadis itu jalani.

Mungkinkah cinta segitiga yang rumit, atau hanya sekedar drama yang ia mainkan hingga membuat dua pria sekaligus bertekuk lutut memohon cintanya.

Andra menggelengkan kepalanya.

"Kita pulang"Andra menoleh saat Diego datang dan menepuk bahunya.

Dengan langkah terhuyun Diego meraih satu tangan Andra untuk tumpuannya melangkah.

"Habis berapa gelas lu?"tanya Andra.

"Hu um, hanya satu"jawab Diego yang kini tak lagi sinkron antara otak dan mulutnya.

Andra hanya menggelengkan kepalanya saat Diego mengucap kata 'satu' tapi jari tangannya mengacungkan angka empat.

"Pelan bro, kaki gue ketinggalan tuh"tunjuk Diego melihat ke bawah kakinya yang terlepas salah satu sepatu mahalnya.

"Ishh"Andra mengambil salah satu sepatu Diego yang tercecer, lalu kembali menuntunnya.

Inilah mengapa Andra selalu menjaga jarak pada minuman sejenis itu, bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain akan terkena imbasnya, seperti saat ini, Andra dengan sekuat tenaga memapah tubuh tegap berotot Diego, karena untuk jalan pun tubuhnya akan sempoyongan akibat minuman panas itu.

Dengan langkah tertatih Andra memencet tombol panel lift yang masih tertutup, beruntung malam ini tak ada penghuni apartemen lain yang menggunakan lift itu selain mereka.

Karena sungguh tidak sangat ramah di hidung, aroma nafas Diego saat ini.

Berkali-kali Andra menahan nafasnya, sesak rasa di dada saat mencium aroma minuman laknat dari mulut yang terus meracau tak karuan.

"Ssttt diam lu, brisik bau lagi"Andra membungkam mulut Diego yang terus mecarau tak henti.

Akhirnya setelah perjalanan melelahkan itu, tiba lah Andra di lantai apartemen Diego.

Buggh.

"Aaahhhk"suara pekikan terdengar dari mulut Diego saat tubuhnya membentur sisi pintu apartemennya.

"Sorry bro"ucap Andra santai, sementara Diego meringis sambil mengusap bahunya yang terasa kebas.

Andra membaringkan Diego di atas sofa panjang di ruang tengah apartementnya.

"Oohh shittt"umpat Andra menyadari jika salah satu sepatu kesayangan sahabatnya ternyata tidak lagi berada dalam genggamannya.

Bisa di cekik gue kalau dia bangun sepatunya tinggal satu, gumam Andra keluar dari apartement.

Dengan cemas Andra memencet tombol ke lantai dasar, mungkin sepatu itu tertinggal saat keluar dari mobil di parkiran, pikir Andra.

Matanya memindai area parkir bahkan di kolong mobil pun tak luput dari pencariannya, matanya berbinar saat melihat seonggok sepatu mahal yang tergeletak di depan pintu lobi.

"Tunggu"setengah berlari Andra menuju ke arah panel lift yang hendak tertutup namun tertahan saat Zara kembali menekan tombol nya.

"Thank's"ucap Andra tulus, Zara hanya mengangguk datar, sementara Dewi memandang takjub sosok yang kini berada di antara mereka.

Ya Tuhan, apakah aku sedang bermimpi bertemu dengan dewa Yunani, batin Dewi girang.

Tapi apa ada Dewa yang menjinjing sepatu cuma sebelah, gumam hatinya lagi.

Andai dia bukan Dewa, kenapa bisa se sempurna ini, tatapan Dewi intens memandang Andra yang kini berdiri tepat di depannya.

Ting

Dewi mengangguk ramah dengan senyuman super manis di pamerkan ke arah Andra.

Dingin amat, cibir hati Andra saat Zara sama sekali tak membalas tatapannya.

Episodes
1 THU * 1
2 THU * 2
3 THU *3
4 THU *4
5 THU * 5
6 THU * 6
7 THU * 7
8 THU * 8
9 THU * 9
10 THU* 10
11 THU *11
12 THU *12
13 THU *13
14 THU *14
15 THU * 15
16 THU * 16
17 THU *17
18 THU * 18
19 THU * 19
20 THU * 20
21 THU *21
22 THU * 22
23 THU * 23
24 THU *24
25 THU *25
26 THU *26
27 THU *27
28 THU *28
29 THU *29
30 THU *30
31 THU *31
32 THU *32
33 THU* 33
34 THU *34
35 THU *35
36 THU *36
37 THU*37
38 THU *38
39 THU *39
40 THU 40
41 Thu 41
42 THU 42
43 THU *43
44 Thu *44
45 THU* 45
46 THU *46
47 THU *47
48 THU *48
49 THU* 49
50 THU* 50
51 Thu * 51
52 THU 52
53 THU * 53
54 THU*54
55 THU*55
56 THU *56
57 THU* 57
58 THU *58
59 THU *59
60 THU *60
61 THU* 61
62 THU* 62
63 THU *63
64 THU* 64
65 THU*65
66 THU 66
67 THU* 67
68 THU *68
69 THU* 69
70 THU*70
71 THU*71
72 THU*72
73 THU*73
74 THU*74
75 THU *75
76 THU76
77 THU*77
78 THU*78
79 THU*79
80 THU*80
81 THU 81
82 THU82
83 THU 83
84 THU 84
85 THU 85
86 Thu 86
87 THU *87
88 THU*88
89 Thu* 89
90 THU*90
91 THU*91
92 THU*92
93 Thu*93
94 THU*94
95 THU*95
96 THU*96
97 Thu*97
98 THU*98
99 THU*99
100 THU*100
101 THU*101
102 THU*102
103 THU*103
104 THU*104
105 THU*105
106 THU*106
107 THU*107
108 THU*108
109 THU*109
110 THU*110
111 THU*111
112 THU*112
113 TJU*113
114 THU*113
115 THU*114
116 THU*116
117 THU*117
118 Thu*118
119 THU*119
120 THU*120
121 THU*121
122 Thu*122
123 THU*123
124 THU*124
125 THU*125
126 THU*126
127 THU*127
128 THU*128
129 THU*129
130 THU*130
131 THU*131
132 THU*132
133 THU*133
134 THU*134
135 THU*135
136 THU*136
137 THU*137
138 THU*138
139 THU*139
140 THU*139
141 THU*141
142 THU*142
143 THU*143
144 THU*144
145 THU*145
146 THU* 146
147 THU* 147
148 Thu*148
149 THU*149
150 THU*150
151 THU*151
152 THU*152
153 THU*153
154 THU*154
155 THU*155
156 THU*156
157 THU*157
158 THU*158
159 THU*159
160 THU*160
161 THU*161
162 THU*162
163 THU*163
164 THU*164
165 THU*165
166 THU*166
167 Draft
168 THU*169
169 THU*169
170 THU*170
171 THI*171
172 THU*172
173 THU*173
174 THU*174
175 THU*175
176 THU *176
177 THU*177
178 THU*178
179 THU*179
180 THU*180
181 THU*181
182 THU*182
183 THU*183
184 THU*184
185 THU*185
186 THU*186
187 THU*187
188 THU*188
189 THU*189
190 THU*190
191 THU* 191
192 THU*192
193 THU*193
194 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 194 Episodes

1
THU * 1
2
THU * 2
3
THU *3
4
THU *4
5
THU * 5
6
THU * 6
7
THU * 7
8
THU * 8
9
THU * 9
10
THU* 10
11
THU *11
12
THU *12
13
THU *13
14
THU *14
15
THU * 15
16
THU * 16
17
THU *17
18
THU * 18
19
THU * 19
20
THU * 20
21
THU *21
22
THU * 22
23
THU * 23
24
THU *24
25
THU *25
26
THU *26
27
THU *27
28
THU *28
29
THU *29
30
THU *30
31
THU *31
32
THU *32
33
THU* 33
34
THU *34
35
THU *35
36
THU *36
37
THU*37
38
THU *38
39
THU *39
40
THU 40
41
Thu 41
42
THU 42
43
THU *43
44
Thu *44
45
THU* 45
46
THU *46
47
THU *47
48
THU *48
49
THU* 49
50
THU* 50
51
Thu * 51
52
THU 52
53
THU * 53
54
THU*54
55
THU*55
56
THU *56
57
THU* 57
58
THU *58
59
THU *59
60
THU *60
61
THU* 61
62
THU* 62
63
THU *63
64
THU* 64
65
THU*65
66
THU 66
67
THU* 67
68
THU *68
69
THU* 69
70
THU*70
71
THU*71
72
THU*72
73
THU*73
74
THU*74
75
THU *75
76
THU76
77
THU*77
78
THU*78
79
THU*79
80
THU*80
81
THU 81
82
THU82
83
THU 83
84
THU 84
85
THU 85
86
Thu 86
87
THU *87
88
THU*88
89
Thu* 89
90
THU*90
91
THU*91
92
THU*92
93
Thu*93
94
THU*94
95
THU*95
96
THU*96
97
Thu*97
98
THU*98
99
THU*99
100
THU*100
101
THU*101
102
THU*102
103
THU*103
104
THU*104
105
THU*105
106
THU*106
107
THU*107
108
THU*108
109
THU*109
110
THU*110
111
THU*111
112
THU*112
113
TJU*113
114
THU*113
115
THU*114
116
THU*116
117
THU*117
118
Thu*118
119
THU*119
120
THU*120
121
THU*121
122
Thu*122
123
THU*123
124
THU*124
125
THU*125
126
THU*126
127
THU*127
128
THU*128
129
THU*129
130
THU*130
131
THU*131
132
THU*132
133
THU*133
134
THU*134
135
THU*135
136
THU*136
137
THU*137
138
THU*138
139
THU*139
140
THU*139
141
THU*141
142
THU*142
143
THU*143
144
THU*144
145
THU*145
146
THU* 146
147
THU* 147
148
Thu*148
149
THU*149
150
THU*150
151
THU*151
152
THU*152
153
THU*153
154
THU*154
155
THU*155
156
THU*156
157
THU*157
158
THU*158
159
THU*159
160
THU*160
161
THU*161
162
THU*162
163
THU*163
164
THU*164
165
THU*165
166
THU*166
167
Draft
168
THU*169
169
THU*169
170
THU*170
171
THI*171
172
THU*172
173
THU*173
174
THU*174
175
THU*175
176
THU *176
177
THU*177
178
THU*178
179
THU*179
180
THU*180
181
THU*181
182
THU*182
183
THU*183
184
THU*184
185
THU*185
186
THU*186
187
THU*187
188
THU*188
189
THU*189
190
THU*190
191
THU* 191
192
THU*192
193
THU*193
194
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!