THU * 19

Jaga kesehatan kalian, happy reading, jangan lupa hadiah dan vote nya😘😘😘

💦💦💦💦💦💦

Dewi membaringkan tubuh Zara di atas ranjang, di ambilnya obat penghilang rasa pusing di laci meja rias Zara lalu meminumkannya ke mulut Zara.

"Lu kenapa sih Ra?"Dewi bergumam lirih sambil mengusap punggung tangan sahabat karibnya itu.

Berangkat dalam keadaan sehat tapi kenapa pulang dengan keadaan tubuh lemas seperti tak bertenaga, Dewi membatin penuh tanya.

Jangan-jangan ini perbuatan si bajul lonjat itu, batin Dewi geram, yang di kamsud adalah Irfan.

Terlihat nafas Zara kini mulai teratur, menandakan ia mulai terlelap.

Dewi menghela nafas panjang, jam dinding menunjukan hampir tengah malam.

Matanya terasa sepat namun ia tak tega meninggalkan Zara tidur sendiri di kamar.

Dewi pun mengambil kasur busa yang biasa di sediakan jika ada saudara yang menginap lalu menggelarnya di lantai di dekat ranjang Zara.

Subuh menjelang saat alarm Zara berbunyi nyaring.

Matanya membuka perlahan, matanya beberapa kali berkedip,pening di kepalanya sudah banyak berkurang.

Zara memiringkan tubuhnya berniat bangun dari ranjang.

Pandangannya sontak terpaku pada tubuh Dewi yang terbaring membentuk setengah lingkaran bagai udang masih terlelap.

Tak ingin membangunkan temannya, Zara berjalan ke luar kamar.

Di ambilnya gelas di atas meja dan menuangkan air bening lalu meminumnya.

"Hoaaammm, kau sudah bangun Ra?"Dewi dengan muka bantal keluar dari kamar Zara.

"Ehmm, maaf sudah membuatmu repot Wi"ucap Zara dengan nada penuh sesal.

"Ish kau ini, apa arti persahabatan kita selama ini, jika kau masih merasa sungkan padaku, ingat Ra, kita ini sahabat bukan baru se bulan atau dua bulan, kita bahkan lebih dari sepuluh tahun selalu bersama dalam suka dan duka"ucap Dewi sedikit kesal.

"Ada apa sebenarnya Ra, apa yang terjadi"tanya Dewi penasaran lalu duduk di kursi sebelah Zara.

Zara pun menceritakan kejadian saat di restoran sampai ia merasa tubuhnya berubah aneh saat rasa panas menjalar di tubuhnya.

Ia pun hanya dapat mengingat dengan samar bayangan yang menghentikan mobil Irfan, namun selanjutnya ia tak mengingat apapun.

"Jadi besar kemungkinan itu adalah ulah dari si bajul loncat Irfan, dan kak Andra yang telah menolongmu"dugaan Dewi yang ia karang sendiri.

"Entahlah, akupun tak tahu dengan jelas, aku belum menanyakan pada kak Andra"jawab Zara.

"Ya sudah sana lu mandi dulu habis sholat subuh kita ke pasar, gue mau bikin soto, ada bahan yang kurang"ujar Dewi sambil berlalu ke kamarnya.

Karena rasa pening belum sepenuhnya hilang, Zara tak dapat ikut bersama Dewi ke pasar dan Dewi memaklumi itu.

"Wi tolong ambilin dompetku di atas nakas"ucap Zara.

"Lha katanya lu nggak bisa ikut"Dewi mengira Zara akan ikut karena Zara menyuruhnya mengambil dompet.

"Bukan, gue mau ambil duit buat lu belanja"jawab Zara lirih, tubuhnya masih terasa lemas.

"Duit belanja bulanan masih ada Ra, yang kemarin belum habis".

Memang mereka selalu memisahkan uang untuk keperluan sehari-hari untuk satu bulan, dan di usahakan tidak melebihi apa yang telah mereka rincikan, dan Dewi lah yang mengurus keuangan bagian logistik.

"Ehhm ya udah"ucap Zara.

"Lu mau nitip apa Ra"tanya Dewi.

"Ehmm bubur ayam aja".

"Asiiaapp".

Sementara di tempat lain, andra tampak sudah rapih dengan celana jeans panjang dan kaos oblong putih polos.

Setelah mendengar tausiah gratis dari Juned kini Andra baru berfikir, apakah memang saat ini di hatinya sudah ada gadis itu.

Setelah sekian banyak gadis yang mencoba mendekatinya namun Andra sama sekali tak menanggapi karena hatinya memang masih belum melupakan Shanum.

Namun tak dap.at di pungkiri, sakit dan sesak rasa dada nya, saat melihat Zara terluka, entah kenapa kini hatinya ingin selalu berada di dekatnya dan melindunginya.

Apa karena aku sudah pernah menikmatinya, batin Andra lirih.

"Haisssttt".

Andra merutuki pikiran kotor yang kini ada di kepalanya.

Dan saat ini pun Andra tak dapat mengendalikan akal pikirannya, hatinya begitu ingin bertemu dengan Zara, gadis yang menjadi pacar settingannya dan gadis yang sempat ia nikmati tubuhnya meski atas nama terpaksa.

Di sebuah parkiran gedung tinggi, Andra memarkirkan sedan hitamnya.

Dengan tenang meski sedikit ragu, Andra melangkah memasuki lobi apartemen.

"Kak Andra.."satu suara memanggil di belakang Andra.

Dewi berlari dengan nafas ter engah.

"Kakak mau nengok Zara?"tanya Dewi percaya diri.

"Hu umm"Andra mengangguk ringan.

"Kalau begitu ayo kita bareng"Dewi melangkah dengan satu tas belanjaan berukuran besar di jinjingnya dengan tangan kanan.

"Sini aku yang bawa"Andra tak enak hati jika membiarkan seorang gadis membawa barang berat sedangkan dirinya hanya tangan kosong.

"Ehhm jangan kak, ini isinya sayur mayur ada ayam sama ikan juga, takut tangan kak Andra nanti bau"Dewi menolak halus.

"Aahh nggak apa-apa, ntar di cuci tanganya"Andra menarik tas di tangan Dewi lalu membawanya, Dewi terpaksa menyerahkan jinjingannya lalu berjalan di sebelah Andra.

Duh pacar orang baik banget, udah ganteng, baik hati lagi, apa dia juga rajin menabung yak ?Batin Dewi dengan mata sekilas melirik ke Andra.

Teeeettt.

Zara membuka pintu, dan tatapannya langsung beradu dengan Andra yang kini tengah berdiri di depan pintu dengan jinjingan tas besar di tangannya.

Andra diam mematung, memorinya kembali teringat ketika Zara merintih dengan ******* lembut menikmati setiap sentuhannya, masih begitu jelas ia rasakan kelembutan dua benda kenyal itu.

"Ehm hmm"Dewi berdehem ringan.

Andra seakan baru tersadar dari mimpi indah yang membuat rona wajahnya kini berwarna merah muda.

"Kak, apa kau akan tetap di depan pintu?"tanya Dewi yang merasa kesal karena Andra yang masih tetap diam di tempatnya bahkan setelah pintu terbuka beberapa saat yang lalu.

"O ehhm maaf"Andra berucap gugup lalu segera melangkah masuk ke dalam.

Dewi mengambil bungkusan di tas jinjingannya yang berisi bubur ayam.

"Nih Ra, dari bang Ujo, special katanya buat elu dan gratizz"ucap Dewi lantang, kesal rasanya saat dia beli dua porsi, tapi hanya di suruh membayar satu porsi karena untuk Zara di kasih gratis sama tukang bubur ayam langganannya itu.

"Ohh hmm bilang makasih nggak?"tanya Zara dengan senyum senang.

"Iya lah, dan satu lagi, katanya makan yang banyak biar cepet sembuh"sambung Dewi.

Andra hanya melihat interaksi keduanya dengan hati yang panas.

Entah kenapa hatinya merasa sesak saat ada lelaki lain memberi perhatian pada Zara, namun Andra tak berani untuk menanyakan secara langsung.

"Kak Andra mau bubur ayam?"tanya Dewi, meski hanya ada dua porsi tapi tak enak rasanya jika ia makan tak menawari tamu nya.

"Ehm trima kasih, aku sudah sarapan tadi"tolak Andra halus.

"Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan makan buburnya sebelum menjadi dingin"ucap Zara.

"Oke, santai aja nggak perlu buru-buru"Andra menjawab santai.

Mlihat dari rona wajah Zara, hati Andra sedikit lega karena gadis itu sudah tampak membaik.

Andra berkali-kali mencuri pandang ke arah ruang makan, di mana Zara dan Dewi tengah menghabiskan bubur mereka.

Kenapa ada mahluk yang begitu menggemaskan .

Gumam Andra namun hanya di hatinya terucap.

Gerakan mulut Zara yang mungil sedang mengunyah bubur membuat kedua pipinya mengembung dan bergerak- gerak bagai kelinci yang sedang makan rumput.

Andra tak sadar menarik garis sudut bibirnya, membentuk senyum gemas.

Episodes
1 THU * 1
2 THU * 2
3 THU *3
4 THU *4
5 THU * 5
6 THU * 6
7 THU * 7
8 THU * 8
9 THU * 9
10 THU* 10
11 THU *11
12 THU *12
13 THU *13
14 THU *14
15 THU * 15
16 THU * 16
17 THU *17
18 THU * 18
19 THU * 19
20 THU * 20
21 THU *21
22 THU * 22
23 THU * 23
24 THU *24
25 THU *25
26 THU *26
27 THU *27
28 THU *28
29 THU *29
30 THU *30
31 THU *31
32 THU *32
33 THU* 33
34 THU *34
35 THU *35
36 THU *36
37 THU*37
38 THU *38
39 THU *39
40 THU 40
41 Thu 41
42 THU 42
43 THU *43
44 Thu *44
45 THU* 45
46 THU *46
47 THU *47
48 THU *48
49 THU* 49
50 THU* 50
51 Thu * 51
52 THU 52
53 THU * 53
54 THU*54
55 THU*55
56 THU *56
57 THU* 57
58 THU *58
59 THU *59
60 THU *60
61 THU* 61
62 THU* 62
63 THU *63
64 THU* 64
65 THU*65
66 THU 66
67 THU* 67
68 THU *68
69 THU* 69
70 THU*70
71 THU*71
72 THU*72
73 THU*73
74 THU*74
75 THU *75
76 THU76
77 THU*77
78 THU*78
79 THU*79
80 THU*80
81 THU 81
82 THU82
83 THU 83
84 THU 84
85 THU 85
86 Thu 86
87 THU *87
88 THU*88
89 Thu* 89
90 THU*90
91 THU*91
92 THU*92
93 Thu*93
94 THU*94
95 THU*95
96 THU*96
97 Thu*97
98 THU*98
99 THU*99
100 THU*100
101 THU*101
102 THU*102
103 THU*103
104 THU*104
105 THU*105
106 THU*106
107 THU*107
108 THU*108
109 THU*109
110 THU*110
111 THU*111
112 THU*112
113 TJU*113
114 THU*113
115 THU*114
116 THU*116
117 THU*117
118 Thu*118
119 THU*119
120 THU*120
121 THU*121
122 Thu*122
123 THU*123
124 THU*124
125 THU*125
126 THU*126
127 THU*127
128 THU*128
129 THU*129
130 THU*130
131 THU*131
132 THU*132
133 THU*133
134 THU*134
135 THU*135
136 THU*136
137 THU*137
138 THU*138
139 THU*139
140 THU*139
141 THU*141
142 THU*142
143 THU*143
144 THU*144
145 THU*145
146 THU* 146
147 THU* 147
148 Thu*148
149 THU*149
150 THU*150
151 THU*151
152 THU*152
153 THU*153
154 THU*154
155 THU*155
156 THU*156
157 THU*157
158 THU*158
159 THU*159
160 THU*160
161 THU*161
162 THU*162
163 THU*163
164 THU*164
165 THU*165
166 THU*166
167 Draft
168 THU*169
169 THU*169
170 THU*170
171 THI*171
172 THU*172
173 THU*173
174 THU*174
175 THU*175
176 THU *176
177 THU*177
178 THU*178
179 THU*179
180 THU*180
181 THU*181
182 THU*182
183 THU*183
184 THU*184
185 THU*185
186 THU*186
187 THU*187
188 THU*188
189 THU*189
190 THU*190
191 THU* 191
192 THU*192
193 THU*193
194 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 194 Episodes

1
THU * 1
2
THU * 2
3
THU *3
4
THU *4
5
THU * 5
6
THU * 6
7
THU * 7
8
THU * 8
9
THU * 9
10
THU* 10
11
THU *11
12
THU *12
13
THU *13
14
THU *14
15
THU * 15
16
THU * 16
17
THU *17
18
THU * 18
19
THU * 19
20
THU * 20
21
THU *21
22
THU * 22
23
THU * 23
24
THU *24
25
THU *25
26
THU *26
27
THU *27
28
THU *28
29
THU *29
30
THU *30
31
THU *31
32
THU *32
33
THU* 33
34
THU *34
35
THU *35
36
THU *36
37
THU*37
38
THU *38
39
THU *39
40
THU 40
41
Thu 41
42
THU 42
43
THU *43
44
Thu *44
45
THU* 45
46
THU *46
47
THU *47
48
THU *48
49
THU* 49
50
THU* 50
51
Thu * 51
52
THU 52
53
THU * 53
54
THU*54
55
THU*55
56
THU *56
57
THU* 57
58
THU *58
59
THU *59
60
THU *60
61
THU* 61
62
THU* 62
63
THU *63
64
THU* 64
65
THU*65
66
THU 66
67
THU* 67
68
THU *68
69
THU* 69
70
THU*70
71
THU*71
72
THU*72
73
THU*73
74
THU*74
75
THU *75
76
THU76
77
THU*77
78
THU*78
79
THU*79
80
THU*80
81
THU 81
82
THU82
83
THU 83
84
THU 84
85
THU 85
86
Thu 86
87
THU *87
88
THU*88
89
Thu* 89
90
THU*90
91
THU*91
92
THU*92
93
Thu*93
94
THU*94
95
THU*95
96
THU*96
97
Thu*97
98
THU*98
99
THU*99
100
THU*100
101
THU*101
102
THU*102
103
THU*103
104
THU*104
105
THU*105
106
THU*106
107
THU*107
108
THU*108
109
THU*109
110
THU*110
111
THU*111
112
THU*112
113
TJU*113
114
THU*113
115
THU*114
116
THU*116
117
THU*117
118
Thu*118
119
THU*119
120
THU*120
121
THU*121
122
Thu*122
123
THU*123
124
THU*124
125
THU*125
126
THU*126
127
THU*127
128
THU*128
129
THU*129
130
THU*130
131
THU*131
132
THU*132
133
THU*133
134
THU*134
135
THU*135
136
THU*136
137
THU*137
138
THU*138
139
THU*139
140
THU*139
141
THU*141
142
THU*142
143
THU*143
144
THU*144
145
THU*145
146
THU* 146
147
THU* 147
148
Thu*148
149
THU*149
150
THU*150
151
THU*151
152
THU*152
153
THU*153
154
THU*154
155
THU*155
156
THU*156
157
THU*157
158
THU*158
159
THU*159
160
THU*160
161
THU*161
162
THU*162
163
THU*163
164
THU*164
165
THU*165
166
THU*166
167
Draft
168
THU*169
169
THU*169
170
THU*170
171
THI*171
172
THU*172
173
THU*173
174
THU*174
175
THU*175
176
THU *176
177
THU*177
178
THU*178
179
THU*179
180
THU*180
181
THU*181
182
THU*182
183
THU*183
184
THU*184
185
THU*185
186
THU*186
187
THU*187
188
THU*188
189
THU*189
190
THU*190
191
THU* 191
192
THU*192
193
THU*193
194
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!