Marsela dan Mitha keluar apartemen bersama, Marsela langsung menuju kantornya, sementara Mitha menuju kediaman ornagtua mereka.
Mitha ingin mengabarkan kodisi Marsela agar Calvin dan Aulia tak khawatir.
Marsela juga meminta orang kepercayaannya untuk mengawasi Marsela dari jauh.
Ia tambah khawatir setelah melihat video dan rekaman percakapan Raffa dan Marsela.
Mitha tahu benar, pria itu sedang marah besar pada adiknya.
Dibandingkan pria normal, pria punya kelainan itu lebih menyeramkan.
Setengah jam kemudian Marsela sudah sampai ke kantornya.
Ia memakai syal nya di kepala, menjadikannya bandana. Tak ada yang curiga bahwa di balik syal itu terdapat perban yang membalik pelipis dan kepala Marsela yang terluka.
Ia tak mau keadaanya jadi tontonan dan pertanyaan para rekan kerjanya, lebih baik mereka berfikir jika Marsela bergaya klasik ala-ala mak-mak ketimbang mereka bergosip mengapa Marsela mendapatkan luka itu.
Tepat saat Marsela sampai si bos menyebalkan juga baru sampai, pria itu menatap Marsela dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan alis bertaut
"Apa kepalamu retak sampai ada benda itu di kepala???" tanyanya sinis
"Ya kepala saya retak" jawab Marsela asal lalu mulai merapihkan mejanya bersiap kerja
Ia melihat dua tumpukan dokumen di meja kerjanya.
rupanya bos gila nya itu sengaja mengumpulkan pekerjaannya karena kemarin membolos.
Marsela menghela nafas, menghidupkan laptopnya lalu mulai mengerjakan pekerjaan yang menumpuk, tak lupa ia juga menghidupkan air purifier dengan aroma terapi lavender kesukaannya.
Satu persatu dokumen di atas meja nya selesai
sesekali terdengar suara Marsela mendendangkan sesuatu, sebuah lagu.
Marsela tak menyadari jika sang bos sudah berdiri tepat di depannya dengan tangan berada didalam kantong celananya.
Pria itu tak mengatakan apa-apa.
Ia melirik sekilas ke arah kepala Marsela, alisnya berkerut dalam.
Jonathan lebih tertarik pada benda diatas kepala bawahannya tersebut, dengan cepat ia menarik syal tersebut dan ia terkejut, begitu juga dengan Marsela ia terkejut bukan main sampai meloncat dan memakai
"Kambing setan" teriaknya terkejut bukan main
"Kenapa kepala kamu???" tanya Jonathan tak perduli bawahan itu terkejut.
matanya hanya menatap lurus pada kepala Marsela yang di perban.
"Bapak nih bikin kaget aja, mau bikin copot jantung saya ya???" gerutu marsela
"Kenapa kepala kamu????" tanya Jonathan tak perduli
"Eh ini, hehehe saya terjatuh di kloset pak"
"Dasar ceroboh.
jadi sekertaris gak becus, di luar kerja juga masih teledor" ucap Jonathan membuat Marsela ingin sekali meremas mulut bos nya itu.
Bukanya prihatin melihat bawahannya cidera malah menghina,
"Dasar tak punya empati!!!!!
pria batu kali" gerutu Marsela dalam hati
"Kenapa liatin saya??? kerjakan semua dokumennya lalu menghadap saya setelah itu" ucap jonathan berjalan santai, namun tiba-tiba langkahnya terhenti.
ia membalikan badannya ke arah Marsela
"Jangan lupa buatkan segelas teh hangat saat kau muak nanti" ucap Jonathan kembali meneruskan langkahnya
"Arrrrgggghhhh dosa gak sih kalau gue santet aja tuh bos. ngeselin nya gak pernah berkurang sedikitpun" teriak Marsela lirih
Sementara Jonathan terlihat menelpon seseorang, setelah itu tak lama kemudian asisten pribadinya masuk.
Setelah mengatakan sesuatu Asisten tersebut keluar dari dalam ruangan, ia melirik sekilas ke arah Marsela yang mengangguk sopan ke arahnya.
namun pria itu hanya diam tak menatap dan berlalu.
Bos dan asisten sama-sama menyebalkan
"Dasar duplikat si Jo, urat mukanya dah mati" ucap Marsela yang terdengar oleh asisten tersebut, ia berhenti dan menoleh
Marsela segera menutup mulutnya sambil nyengir
"Tutup kepalamu dengan syal lagi, aku tak mau ada orang yang melihat dan melaporkan pada polisi perusahaan kita tidak berprikemanusiaan
menyusahkan saja" gerutunya.
Marsela melongo, ini bukan maunya, ia sudah menutupinya dengan syal, tapi bos rese itu main tarik aja sembarangan.
Dengan menggerutu Marsela menuju toilet dan merapihkan syal nya.
Setelah itu ia kembali ke tempatnya,
Marsela kembali berkutat dengan pekerjaannya, walau kepalnya terluka, ia tetap bekerja dengan giat.
dan di balik pembatas kaca, seornag pria menatapnya tajam dengan pandangan sulit di mengerti.
Satu jam kemudian ia sudah selesai mengerjakan semua tumpukan dokumen di mejanya.
Marsela meregangkan tubuhnya yang pegal, ia tersenyum puas,
Asisten si bos kembali lewat dan Marsela menyapanya dengan sopan, dan lagi-lagi pria itu hanya menatapnya tanpa berkata apa-apa seolah ia hanya melihat tembok dan kembali meneruskan langkahnya.
Marsela mendengus pelan.
Ia sudah tahu bahwa reaksi asisten bernama Derek itu akan selalu begitu, buat apa ia tersenyum lebar????
"Sial gigi gue kering pun karena tersenyum sama tuh batu kali dua tetap aja sama, flat.
Apa mereka menyukai sejenis ya???
perasaan kalau ngobrol sama mister Jo keliatan senyum, begitupun sebaliknya.
Amit-amin jaman makin edan," ucap marsela bergidik ngeri
Ia lalu bangkit dan menuju pantry untuk membuat minum.
Sementara di ruang Presdir
"Ini semua pesanan loe.
Ngapain si loe perduli amat sama tuh cewek?????
ingat Jo, dia udah punya laki" ucap Derek mengingatkan sahabatnya
"Gue tahu, gue gak perhatian.
Gue cuma gak pengen pekerjaan kantor terbengkalai.
lagian kita sebagai atasan harus perhatian sama bawahan kan???"
"Asli gue gak nyangka, Jo yang gue kenal punya sisi baiknya juga" ejek Derek dengan senyum mengejek
"Sialan loe.
mana si Mey belum datang juga dia???"
"Kalau loe yang nelpon, dia pasti langsung lari kesini.
Lagian loe kenapa harus gue sih yang hubungin Si Mey????" gerutu Derek terlihat tak suka
Walau Derek adalah asisten pribadi, dia sebenarnya adalah anak orang kaya juga.
Hanya saja kebiasaan buruknya membuat ia di usir dari rumah dan terpaksa bekerja pada Jonathan sebagai syarat untuk Derek kembali.
Orangtuanya ingin Derek belajar memimpin perusahaan seperti Jonathan.
"Gue gak mau, gue takut dia salah paham.
Gue gak mau memberi dia harapan palsu, sementara gue gak punya sedikitpun perasaan sama dia.
Meylan udah gue anggap adik gue sendiri"
"Adik bisa jadi pacar kan bro???"
"Itu kalau loe, yang penting berjenis kelamin wanita, kambing aja loe bisa kawin" ejek Jonathan membuat Derek melempar bantal kursi ke arah sahabatnya itu.
"Maaf mister teh nya" suara Marsela membuat keduanya membeku dan langsung memasang wajah datar
"Dasar cowok aneh" gumam Marsela dalam hati yang melihat keduanya Mudha sekali mengganti ekspresi wajah mereka. Jelas sekali beberapa detik lalu mereka berprilaku seperti manusia, kini keduanya kembali seperti tembok kantor.
flat tanpa ekspresi
"Kenapa gak ngetik pintu??" tegur derek
"Sudah pak, mungkin anda dan mister Jo terllau asik bercengkrama sehingga tidak menyadari kedatangan saya" balas Marsela membuat Jonathan hanya mengerutkan alisnya dan Derek terlihat tak suka.
Ia menangkap adanya maksud lain dari kata bercengkrama.
Seolah mereka....
"Baby aku perlu bicara dengan sekertaris" ucap Jonathan membuat Derek terkejut dan melotot kesal.
Seperti dirinya yang tahu maksud tersembunyi dari kalimat Marsela, Jonathan malah sengaja membuat itu terlihat benar, dasar sahabat gan ada akhlak
"Sial, kau menganggu" umpat derek yang melirik ke arah sahabatnya dengan tatapan membunuh.
Jonathan lebih memilih memalingkan wajahnya ke arah lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
GuAn
masih kurang thor
2022-10-07
0
Ayu Wulansari
ntar marsela ilfil kirain sm sprti fafa(raffa)
lanjut thor
2022-10-07
0
Hasrie Bakrie
Lanjut,jgn kelamaan updatenya ya thor biar gk penasaran
2022-10-06
1