Marsela menatap suaminya yang baru pulang jam tiga dinihari, Raffa kembali ke rumah dalam keadaan setengah mabuk, ia melepas sepatu dan jaketnya lalu tidur di sofa ruang tamu.
Dengan hati sedih Marsela memunguti pakaian dan sepatu Raffa, hidungnya mencium aroma parfum samar dari jas yang di pakai Raffa, wanginya familier
tapi Marsela tak ingat dimana ia pernah mencium wangi tersebut,
Saat membantu mengelap wajah Raffa, Marsela dada Marsela terasa sakit melihat kissMark di dada dan leher Raffa, istri mana yang tak sakit hati melihat suaminya pulang dini hari dalam keadaaan.....
Marsela masuk ke dalam kamarnya dan menangis, hatinya hancur berkeping-keping.
Ia marah, kecewa, benci dan cemburu menjadi satu.
Dadanya terasa sesak.
ia terus menangis hingga akhirnya tertidur karena kelelahan.
Rumah tangga yang selama ini ia impikan ternyata tak sesuai harapan.
Keesokan paginya Raffa terbangun, ia berjalan menuju kamar dan melihat istrinya yang meringkuk dengan wajah sembab.
Raffa mendekati Marsela dan membelai wajah cantik Marsela.
Ia sungguh tak mau menyakiti Marsela, namun.....
Raffa bergegas mandi dan berganti pakaian, ia sudah rapih siap ke kantor, dilihatnya Marsela masih tertidur pulas, sesekali ia terdengar sesenggukan.
Raffa merasa hatinya sakit karena sudah menyakiti wanita sebaik Marsela, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
Raffa mengecup kening Marsela lalu keluar dari kamar, ia juga meminta asisten rumah tangga mereka untuk membuatkan sup dan mengantarnya ke kamar saat Marsela sudah bangun.
Saat pintu tertutup, mata Marsela terbuka, sebulir air mata keluar dari sudut matanya.
Ia sudah terbangun sejak tadi saat Raffa mandi, namun ia enggan bangun dan memilih memejamkan matanya kembali.
Marsela juga mendengar perkataan Raffa, namun ia terlalu lelah untuk menjawab.
"Maaf???? hanya kata maaf?????
Dia pikir luka hatinya akan sembuh hanya dengan maaf???? Apa hanya dia di rumah ini yang tak punya hak marah????
Marsela meremas rambutnya, ia berteriak dan membanting benda yang ada di sampingnya sambil menangis
Cukup sudah ia bersabar.
Ini bukan pertama kalinya Raffa pergi dengan marah dan kembali dengan tubuh penuh kissmark.
ini bukan pertama kalinya Raffa membuatnya menangis,membuatnya tak berharga sebagai seorang istri, sebagai seorang wanita.
Marsela merasa sabarnya sudah cukup.
Ia tak mampu lagi bertahan lebih lama lagi.
jika terus bertahan, ia bisa gila karena menduga-duga.
Marsela hanya istri pajangan yang tak pernah dianggap istri sesungguhnya.
"Bi, dimana Marsela????" suara lembut keibuan terdengar dari balik pintu kamar Marsela
Suara ibu mertuanya, Marsela sangat yakin wanita tua itu datang untuk menginterogasinya lagi, mengapa ia belum juga hamil, apa dia tak becus menjadi istri???? Apa dia mandul???? bla bla bla
Marsela sudah hapal diluar kepala apa yang akan mertuanya ucapkan.
Marsela lelah ...
Ibu mertuanya selalu menyudutkan nya tanpa mau mendengar alasannya, ia selalu di salahkan.
Marsela benci itu, ia segera mengunci kamarnya karena tak ingin bertemu dengan mama mertuanya itu.
memikirkan rumah tangganya saja ia sudah lelah, ia tak punya tenaga mendengar ocehan wanita tua itu.
"Anu nyonya, mba Sela masih di kamarnya, sepertinya kurang enak badan" ucap asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Marsela
"Biar saya lihat" ucap Tya melangkah mendekati kamar utama, namun Asisten rumah tangga Marsela menghalangi.
"Anu nyonya, mas Raffa minta jangan di ganggu mba sela istirahat, maaf nyonya bukan saya gak sopan"
"Ini rumah anak saya, kamu berani mengatur saya????"teriak mertua Marsela murka.
ia memang tak suka di dikte oleh siapapun, bahkan oleh Raffa. itu terlihat dari bagaimana Raffa selalu tunduk pada perkataan mamanya sekalipun salah, tanpa membantah sepatah katapun.
Kini marsela baru menyadari dan ia menyesal.
"Marsela, selaaaaa, bangun sudah siang.
istri macam apa kamu bangun siang.
pasti kamu ga urus Raffa kan??? Bagaimana kamu bisa jadi istri yang baik dan buat Raffa betah di rumah jika kelakuan kamu saja seperti ini" teriak Tya mertua Marsela dari luar kamar nya
Marsela menutupi kepalanya dengan bantal, namun suara Tya terus terdengar diiringi suara gedoran pintu kamarnya, pintu itu seakan bisa jebol kapanpun karena kelakuan mertua tak tahu adat itu.
Marsela mengusap wajahnya kasar, ia sangat kesal dan berjalan cepat menuju pintu kamarnya, saat di buka tubuh kurus Tya langsung nyelonong masuk dan jatuh terduduk.
ia meringis kesakitan sambil mengelus pinggang dan bokongnya
"Kamu ya sama ornagtua gak ada sopan nya, mau buat saya mati ya????" teriak Tya melotot
"Loh kok Sela yang gak sopan, bukannya mama yang gak sopan gedor pintu kamar orang kaya rentenir nagih utang???" jawab Marsela mencibir
"Kamu ya ....
bener-bener sial aku punya mantu sepertimu, sudah gabuk gak bisa punya keturunan, males lagi
dasar anak gak pernah diajarin sopan santun sama ornagtua nya" maki Tya membuat air mata Marsela menetes
Gabuk?, sial???, males?????
Marsela naik pitam.
Ia selalu di katakan gabuk, mandul, Marsela masih terima, tapi kali ini Tya membawa nama orangtuanya, Marsela tak terima!!!
"Ma, mama bisa mengatai apa saja sesuka mama tapi jangan pernah mama menghina kedua ornagtuaku"
"Memang nyatanya kedua ornagtua kamu gagal mendidik mu, yang terpenting kamu mandul" ucap tua sengit
"Tarik kata-kata mama, seharusnya mama tanya sama mas Raffa, siapa selama ini yang bermasalah!!!!
mama sudah tanya belum sama anak kesayangan mama apa senjatanya masih berfungsi dan bisa bangun tidak???
Apa dia menafkahi aku lahir tidak.
apa dia membuang ****** nya di tempat yang benar????
tanya itu sebelum mulut mama terbuka dan mencaci maki aku seenak jidat mama.
Ini rumah ku dengan Raffa, pintu keluar masih sama di depan, silahkan, Aku tak akan mengantar mama" ucap Marsela menuju ruang kerja dan membanting pintunya kencang.
kemarahannya sudah di ubun-ubun.
menghormati???
persetan dengan itu, mertuanya itu tak bisa menghormati dirinya sendiri dengan merendahkan dirinya sendiri.
Marsela menangis sesenggukan, ia tak tahan lagi hidup dengan Raffa dan mamanya yang menyebalkan!!!!
Marsela tak perduli lagi sekalipun papanya dan papa Raffa adalah sahabat.
Ia ingin cerai.
Lebih baik sendiri tanpa suami, dari pada hanya status saja.
Terdengar pekikan asisten rumah tangga Marsela, mungkin ornagtua itu pingsan karena shock atau juga pinggangnya patah, Marsela tak perduli.
ia memilih tidur di kasur yang terdapat di ruang kerja suaminya, lelah hati dan pikiran membuatnya terlelap dengan cepat.
Beberapa waktu kemudian
Entah sudah berapa lama ia tertidur, saat terbangun ia melihat lampu gelap gulita, sepertinya hari sudah malam dan Marsela tidur seperti orang mati.
Suasana rumah juga sepi, menandakan jika Raffa belum kembali.
Atau mungkin ia berada di rumah orangtuanya, Marsela tak perduli.
Marsela bangkit dan menyalahkan lampu ruangan tersebut.
ia berjongkok mengambil bantal yang terjatuh,dan melihat sesuatu di bawah tempat tidur lalu mengambilnya.
Apa ini????" gumam Marsela memperhatikan sebuah benda ditangannya.
Ia membaca tulisan dalam kemasannya, alisnya berkerut namun tak mengerti fungsi dari benda di tangannya tersebut.
Ia mengambil ponselnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Mungkin Raffa suka sejenis ya
2022-10-06
0
Hasrie Bakrie
Mungkin Raffa suka sejenis ya
2022-10-06
0
Anya🌱🐛
mungkin saja itu parfum Dion insting gw Raffa dan Dion itu pasangan LGBT najis cuiihhh... knp gk mati aja mertuanya itu menyebalkan😡
2022-09-25
0