Lama-lama Marsela risih juga.
Marsela malas mengangkat panggilan telepon dari Raffa.
Marsela tahu apa yang akan Raffa katakan sebelum ia menerima telepon itu, Ia sudah hapal.
Sekalipun ia benar ia tetap alah di mata Raffa jika menyangkut mamanya.
Marsela.ingin sekali menonaktifkan ponselnya, namun ia tak berani mematikan ponselnya karena saat menelpon mamanya tadi menelponnya, Aulia memarahinya dan memintanya jangan mematikan ponselnya atau Marsela akan ia Kuring dan tak bisa berkeliaran bebas lagi.
Aulia sebenarnya berkata begitu karena ia sangat khawatir akan keadaan putrinya.
saat ini saat genting dalam hidup Marsela, dan Aulia akan terus memantau nya.
Akhirnya dengan malas Marsela mengangkatnya, ia sudah menyiapkan sebotol kopi dalam kemasan dan buah strawberry yang ia beli di mini market di bawah apartemennya.
"Hmmm" sahut Marsela
"Marsela kau wanita iblis, tega ya kau membuat mama celaka??? Mama sampai di bawa kerumah sakit" ucap Raffa dengan suara kencang penuh emosi
"Lihat tuh video di ponsel loe" ucap Marsela tanpa menggunakan aku kamu lagi, bagi Marsela Raffa sudah bukan suaminya.
Marsela mengirim semua video yang ia buat, termasuk saat memberikan obat pada Tya.
Beruntung otak Marsela sedang berfikir jernih, sehingga ia memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, bahkan yang terburuknya.
Karena Marsela yakin Tya akan memperbesar masalah dan mecari-cari kesalahan.
Marsela tak mau terjebak lagi oleh wanita itu.
bisa saja Ia di laporkan percobaan pembunuhan atau tindakan kekerasan karena itulah Marsela mengantisipasi dengan memvideokan dan Marsela menggunakan sarung tangan saat memegang pisau yang di pegang Tya agar sidik jarinya tak ada, dan saat mau memegangnya ia menggunakan sarung tangan.
"Kau memfitnah mama yang menusuk kakinya sendiri???
Dasar sinting""Hadeh, loe berisik banget sih loe Raffa. Kan pacar loe dokter, dia pinter kan??? atau dokter gadungan???
Luka mama loe udah gue obatin.
Gini-gini gue anggota PMR, begitu kecil.
Lagian ya mak enggak akan mati, itu cuma luka kecil.
jangan bego loe" maki Marsela muak
"Marsela hormati aku, aku masih suamimu"
"Suami??? hei bung, sosis loe aja doyan nya lubang laknat, istri yang mana??? apa loe lupa gue udah gugat cerai loe"
"Sampai kapanpun loe gak akan gue ceraikan!!!!" teriak Raffa di ujung telepon
"Yakin loe???? apa loe cuma pengen harta keluarga gue doang???
Lagian Raffa, loe bisa jual sosis loe sama dokter Steve kan??? loe bisa tetap kaya tanpa kerja kok.
Steve bakal piara loe sampai ..
sampai matahari loe gak doll.
Btw loe kalau pup gak ngeden lagi dong ya???" cibir Marsela
"Marsela, wanita sialan.
gue b*Nuh loe" teriak Raffa penuh amarah
"Nah kan keluar sikap aslinya.
udah deh gak usah sandiwara lagi di depan gue
Denger suara loe aja gue mau muntah, apa lagi liat muka loe.
Loe gak takut apa sama tuhan, kena azab loe nanti dunia akhirat"
"Tahu apa loe, urusan gue sama tuhan!!!
bukan urusan loe, paham loe???"
"Ya terserah sih, gue cuma ngingetin sebagai mantan
eh salah korban penipuan loe" ucap Marsela cengengesan
"Dasar La*ur, j*Lang sialan" maki Raffa marah
"Sudah, susah mending loe beli jamu sari rapet dan mikir masa depan loe setelah gue depak.
Oh ya mulai besok angkat kaki dari perusahaan gue.
gue gak Sudi perusahaan gue loe pegang!!!!" ucap Marsela lalu memutuskan panggilan telepon ya.
Marsela puas telah mengerjai Raffa dan memakinya.
ia tak perduli pria itu lagi.
perasaanya pada Raffa sudah hilang, kini yang ada tinggal rasa benci dan jijik
Raffa terus menghubunginya membuat kuping Marsela terasa bengkak, ia memblokir nama Raffa dari ponselnya dan aman.
Barus aja ia duduk sambil menonton kartun kesayangannya , sebuah nomer tak di kenal menghubunginya, ia menggunakaan aplikasi untuk mengecek nomor siapa yang menghubunginya.
dan dalam daftar nama, ada tulisan my Baby Steve
Marsela tersendak kopinya dan tertawa terbahak-bahak.
ternyata aplikasi yang Marsela download sangat berguna untuk menilai siapa si penelpon dari kontak orang-orang yang menyimpannya.
"Dasar kaum tulang lunak, amit-amit" ucap Marsela langsung memblokir nomor itu juga, tapi sebelumnya memblokirnya, Marsela sengaja mengirim pesan singkat pada nomor itu
"Dokter Steve Stein, jika kau ikut campur lagi dalam Masalah aku dan Raffa, aku pastikan keluargamu di Jakarta dan Belanda tahu tentang perilaku tak bermoral mu,
pendidikan tinggi ternyata tak membuat otakmu sehat.
Pergi kalian ke neraka!!!!!!"
Marsela cekikikan sendiri.
ia menertawakan hidupnya yang rusak, air mata membasahi pipinya.
Marsela tak mau meratapi hidupnya yang hancur dan rumahtangganya yang karam, justru ia terus menerus memanjatkan puji syukur kehadirat sang ilahi karena ia di bukakan mata hatinya, melihat siapa sebenarnya Suaminya itu.
Allah mematahkan hatimu untuk menggantikan dengan yang lebih baik!!!!
Marsela segera menelpon pengacaranya.
ia langsung mengatakan keinginannya untuk memecat Raffa, dengan sigap pengacaranya mengatur itu permintaan marsela.
Sebenarnya pengacara tersebut keberatan dengan keputusan Marsela saat memberikan Raffa kuasa atas perusahaanya, namun Calvin memberikan ia tugas untuk mengawasi putrinya, membiarkan putrinya melakukan apapun yang ia mau, tapi tidak dengan pelimpahan kekayaan , termasuk harta.
Jadi walaupun Raffa sebagai direktur utama perusahaan itu, kepemilikan tetap di tangan Marsela.
Marsela terus saja bersyukur, ia pernah marah pada pengacara itu dan papanya, namun kini Marsela merasa sangat beruntung dan berterima kasih karena tak memindah tangankan perusahaannya, hanya menitipkan sementara pada Raffa
Marsela sedang berfikir untuk mencari pengganti Raffa, ia belum ingin menjadi pemimpin perusahaan. saat ini Marsela lebih nyaman menjadi Sekertaris biasa, dengan kehidupannya sederhana.
Marsela tak mau ada yang tahu siapa sebenarnya dirinya.
Di perusahaan hanya Desi yang tahu siapa sebenarnya Marsela.
Saat Marsela memikirkan Des, darahnya mendidih.
sahabat yang ia sayangi tega melakukan ini padanya.
Tak mungkin Desi tak tahu kelainan Raffa.
Nyatanya mereka bisa main bareng, menjijikkan.
Marsela membuang semua h yang berkaitan dengan Desi dan membakarnya.
Desi adalah sahabat yang ia kenal sejak sekolah menengah pertama akhir.
Desi murid pindahan menjelang kelulusan.
Alasan kepindahannya juga sangat rahasia.
Kini Marsela bisa mengira-ngira, mungkin saja Desi ketahuan sakit jiwa sehingga ia harus pindah sekolah padahal sudah mendekati kelulusan demi satu hal
Ia bisa lulus!!!!
Marsela jadi bergidik ngeri, dulu saat kuliah mereka sering jalan bareng , Desi sering menginap dan mandi bareng , berenang bareng.
Jadi selama ini....
Marsela menarik rambutnya sendiri frustasi
Ia jijik bukan main.
Selama predator mengincar nya dengan tatapan mesum.
Marsela memukul-mukul bantal guling nya kesal.
ia membayangkan jika bantal itu adalah wajah Desi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Upriyanti II
blok aja nmornya kak raffa
2024-06-10
0
GuAn
LG LG jurig raffa
2022-10-07
0
Anya🌱🐛
up lg
2022-10-04
1