Marsela berjalan cepat, air matanya membasahi pipinya, ia menutup gerbang pintunya dan berdiri di balik pagar pintu yang tertutup.
Sakit, mengapa rumah tangganya separah ini.
Tak pernah terbayangkan walau hanya dalam mimpi jika ia akan menjalani rumah tangga yang seperti neraka.
Marsela menyeka air matanya, ia berlari kecil menuju taman, ia terus berlari hingga satu jam kemudian ia kelelahan dan memilih duduk di sebuah bangku taman.
Marsela memberi sebotol air mineral dan meneguknya, membasahi kerongkongannya yang terasa kering.
Tiba-tiba ponselnya berdering
Mama Calling.....
"Assalamu'alaikum ma"
"Wa'alaikum salam anak mama yang paling cantik
Sayang kamu lagi dimana???
mama cuma mau ingatkan kalau Minggu depan anniversary mama sama papa yang ke dua puluh lima tahun.
Jangan lupa datang dengan Raffa ya" ucap Aulia Xavier, mama Marsela
"Siap bos, Marsela bantu apa nih ma???"
"Ish gak usah sayang, sepupu kamu Reny yang urus semua. lagi pula mama tahu kamu sibuk.
Jangan lupa datang ya sayang" ucap Aulia
"Iya ma, oh ya mama sama papa apa kabar??"
"Alhamdulillah baik.
nak besok kan Minggu, bagaiman kalau kamu menginap di rumah mama, ajak juga Raffa
Mama kangen banget sama kamu.
papamu juga sudah menanyakan kamu terus.
Kalau gak ada Reny, sepupu mu itu, mama dan papa pasti kesepian" keluh Aulia bergetar.
Aulia jadi menyesal hanya memiliki anak satu, mungkin jika anaknya banyak ia tak akan kesepian seperti saat ini.
Walau ada Reny, tetap saja ia bukan putrinya, Ada jarak yang tak kasat mata terbentang diantara mereka
"Maafkan Sela ya ma" ucap Marsela lirih
"Loh kok kamu minta maaf sayang??" tanya mamanya bingung
"Iya karena buat mama dan papa kesepian"
"Kalau begitu segera buatkan mama dan papa cucu yang banyak agar masa tua kami tidak kesepian"
Deg
Marsela merasa hatinya teriris.
air matanya tanpa terasa menetes keluar
"Ma, sela juga mau punya anak ma, tapi bagaimana mungkin......" Marsela meremas dadanya yang terasa sesak
"Sayang...., Marsela sayang, kamu masih di sana????" tanya Aulia tak mendengar suara putrinya
"Ah iya ma, maaf tadi ada tetangga yang menyapa.
Marsela lagi di taman habis lari pagi"
"Baiklah, lanjutkan lari pagi mu.
Mama juga mau masak, papamu minta di masakan bubur ayam untuk sarapan"
" Sela jadi ngiler nih ma, bubur buatan mama juara"
"Kalau begitu menginap lah besok ya, ya???
Mama akan buatkan bubur ayam spesial buat putri tercantik mama"
"Insha Allah ma, sela tanya mas Raffa dulu"
"Ya udah salam buat Raffa ya, mama mau masak.mama tutup dulu ya teleponnya,
Assalamu'alaikum "
"Wa'alaikum salam.salam buat papa ya ma"
"Iya sayang, Beres"
panggilan berakhir
Marsela masih menatap ponselnya dan menghela nafas, dadanya terasa sesak.
Bagaimana ia bisa mengajak Raffa, saat ini saja mereka sedang bertengkar.
Jika Marsela tak datang bersama Raffa, kedua orangtuanya pasti akan sedih dan untuk acara anniversary kedua orangtuanya, Marsela harus membawa Raffa agar kedua orangtuanya tak khawatir di hari bahagia mereka.
Belum lagi omongan saudara dan rekan kerja papanya pasti akan menggunjing dirinya yang datang sendiri.
Marsela dilema
Marsela meremas rambutnya frustasi.
Apa yang harus ia lakukan agar Raffa bisa ikut dengannya???
Marsela segera bangkit, ia harus berbicara dengan Raffa sekarang.
Ia segera berlari kecil balik ke rumah mereka.
Sayangnya saat Marsela masuk ke dalam kediamannya, ia tak melihat mobil Raffa di garasi, pria itu sudah pergi.
Marsela berjalan gontai masuk ke dalam rumah.
Sepertinya Raffa habis ngamuk hebat, terlihat beberapa perabotan yang berantakan di lantai.
Marsela hanya melihat sekilas lalu bergegas naik ke kamarnya, ia tak berminat merapihkan semua kekacauan yang buat oleh Raffa.
Suasana di kamar tak jauh beda, berantakan.
Marsela berjalan ke arah lemari pakaian,
sebuah koper hilang, sepertinya Raffa memakainya, terlihat beberapa pakaian juga ikut hilang.
Marsela hanya menatap nanar, ia naik keatas tempat tidur dan memejamkan matanya.
Mengapa rumah tangganya begitu berat
Entah bagaimana Marsela akhirnya tertidur setelah lelah menangis.
Ia masih memakai pakaian olah raganya, meringkuk seperti bayi yang kedinginan.
Matahari sudah tinggi saat Marsela terbangun.
Ia seperti orang linglung menatap sekelilingnya kemudian bangkit
Ia melihat kamar ini sudah rapih, Marsela hanya berfikir jika Atun sudah kembali.
Ia berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan diri
Saat menuruni tangga, bau aroma masakan menggelitik perutnya yang kelaparan, ia langsung menuju Dapur dan mendapati seseorang yang tak asih sedang bergelut dengan alat masaknya
"Mithaaaaa" teriak Sela senang, ia langsung memeluk sahabatnya itu
"Woi kuping gue budeg"
"Gue kira bi Atun yang pulang, jadi loe yang...."
"Iya, iya, mau berapa loe gaji gue???
Sela, sela, ini rumah apa kandang babi sih???
Berantakan banget tahu gak???
Mana gerbang rumah dan pintu gak di kunci lagi.
ini parah, beneran deh, loe bisa kemalingan kalau cara hidup loe begini" om Mitha sahabat sekaligus saudara angkat Marsela.
"Iya, iya, apa masakan loe udah matang???
Gue kelaparan, sehabis makan baru sambung marahnya, Please" ucap Marsela dengan wajah melas
"Ais Marsela, Marsela gak berubah loe"
"Kan gue wanita yang konsisten" kelit Marsela
"Maksud gue nyebelinya, udah sana duduk.
ini gue masakin steak, gue cuma Nemu daging steak di kulkas.
untung ada kentang sama wortel jadi lah ala-ala deh" ucap Mitha yang memang jago masak
"Loe emang juara besti" ucap Marsela.mengacungkan kedua jari jempolnya.
Aroma daging panggang langsung menusuk hidung saat di sajikan di depan Marsela, tanpa menunggu lama ia langsung memakannya membuat Mitha geleng kepala
"Udah berapa lama loe gak makan??? Dasar Sela, sela"
Marsela hanya nyengir kuda menanggapi Mitha.
keduanya makan sambil berbincang-bincang mengenang masa kecil mereka
Mitha maupun Marsela memang tumbuh bersama dan bersekolah yang sama sejak sekolah menengah pertama.
Pribadi Marsela yang sederhana dan menyenangkan membuat Mitha sangat menyukainya.
Marsela tak seperti anak orang kaya kebanyakan, ia tak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan status sosialnya walau Mitha berasal dari keluarga tak mampu.
Kesusksesan yang Mitha peroleh saat ini berkat Marsela dan keluarganya yang memberikan bantuan biaya pendidikan sampai Mitha meraih gelar S1.
Sebulan setelah Mitha dan Sela lulus sekolah menengah atas, kedua ornagtua Mitha meninggal karena kecelakaan.
Calvin dan istrinya memutuskan mengadopsi Mitha.
Setelah lulus kuliah Mitha meneruskan mengambil S2 nya di luar negeri.
Mitha juga di percaya oleh Calvin Xavier untuk mengurus kantor cabang mereka di sana sambil kuliah.
Sementara Sela memilih menjadi Sekertaris dengan alasan belajar dari lever terbawah dan mempelajarinya seornag pemimpin dalam memimpin perusahaan.
Awalnya semua orang heran dengan keputusan Marsela, seornag anak pengusaha malah memilih menjadi Sekertaris, tapi itulah Marsela, tak ada yang tahu jalan pikirannya.
Hari ini Mitha kembali ke tanah air karena rindu dengan sahabatnya Marsela.
"Jadi loe udah kabarin kepulangan loe sama mama dan papa?" tanya Marsela pada sahabatnya
"Gue mau kasih surprise dong, mama kemarin sih nelpon buat ngingetin acara anniversary nya.
Tapi gue belum jawab bakal datang.
Gue gak mau di kutuk jadi kodok sama mama" ucap Mitha tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Hanny'76
apa lakinya punya kelainan ga doyan perempuan??? aneh aja nikah dah lama tapi ga nafsu liat istri sendiri
2022-09-28
0
Dek Erna II
seruu... up lg dong thor
2022-09-26
0
🍒⃞⃟🦅Pisces
jng smpe selingkuhx dg Mita si Rafa ,,jd TDK nafsu ksh msok di faforit emosi klu cwekx lemah ke org bdoh
2022-09-26
1