Aulia terkejut dan menepuk-nepuk pipi putrinya, ia menangis ketakutan
Calvin langsung mengangkat putrinya ke kamarnya, ia meminta mbok Sum memanggil dokter keluarga, sementara di laptop milik Marsela masih terputar sebuah video yang membuat semua orang merinding ngeri sekaligus mual
Video Raffa sedang bersetubuh dengan pria dan Desi dengan wanita.
party s*x yang di lakukan keduanya dalam satu tempat membuat siapapun yang melihatnya mual.
"Rafaaaaa, sialan!!!" maki Calvin, ia meminta Mitha merapihkan flash disk dan foto-foto yang di terima Marsela, lalu menyerahkan padanya, sementara ini ia harus mengkhawatirkan putrinya.
Kini Calvin merasa bersalah menentang putrinya bercerai.
Ia papa yang bodoh.
harusnya tak perlu alasan atau bukti, putrinya di rendahkan oleh Raffa tapi Calvin masih saja menentang perceraian mereka.
Kini kenyataan pahit di depan mata, alasan kenapa Raffa tak menjamah Sela selama dua tahun pernikahan mereka adalah Karen Raffa seornag G*y
Calvin akan menuntut Raffa dan keluarganya, ia tak perduli lagi hubungan persahabatan nya dengan papa Raffa.
Tak lama kemudian seorang dokter muda datang,, ia langsung memeriksa kondisi Marsela.
Setelah memberi obat dan menyuntikkan obat penenang, Calvin langsung menemui dokter tersebut untuk mengetahui kondisi putrinya
"Bagaimana keadaan Sela?"
"Sela hanya shock dan kelelahan.
Sepertinya dia beberapa bulan ini tertekan dan tak tertarik makan.
Lambungnya juga bermasalah.
Saya sarankan om membawa Sela ke psikiater setelah ia baikan.
Saya sudah memberikan infus dan obat tidur agar Marsela bisa istirahat"
"Apa harus di bawa ke psikiater???" tanya Calvin lirih seolah bertanya pada dirinya sendiri
"Itu saran saya om, sepertinya Marsela sangat tertekan oleh sesuatu. Denyut jantungnya juga tak stabil" ucap dokter muda itu
"Terima kasih Brian, om sangat terbantu dengan hadir mu, sejak papamu memilih pensiun, om bingung pada siapa om percayakan kesehatan keluarga om"
"Om terlalu banyak pikiran. Saya sudah meresepkan obat dan juga vitamin, besok saya akan kembali memeriksa Marsela" ucap Brian lalu pamit.
Kini di kamar tinggal Calvin, Aulia dan Mitha, ketiganya berwajah tegang
"Papa mu bertanya padamu, apa kau tahu tentang ini??? maksud papa..."
"Papa gimana sih, bagaimana Mitha tahu pa??? dia kan sedang diluar negeri" sangkal
"Mitha tak mungkin pulang jika tak khawatir pada adiknya. Ia pasti menemukan alasan untuk kepulangannya. Bukankah kau dengar sendiri jika dia tak bisa datang karena ada klien penting???" tanya Calvin melirik putri angkatnya.
Mitha menunduk mendengar ucapan papanya
"Benar, aku kembali karena khawatir dengan adikku ma" ucap Mitha lirih.
Aulia hampir terjatuh, Mitha yng jauh saja mengkhawatirkan putrinya.
Tak salah ia mengangkat anak Mitha, wanita muda yang penuh kasih sayang dan berhati tulus
"Kenapa kau tak memberi tahu papa??"tanya Calvin menatap putrinya. Mitha lebih mirip putri kandungnya, teliti, tajam dan perhitungan.
berbeda jauh dengan Sela, namun begitu keduanya memiliki kelebihan masing-masing
"Karena papa tak akan percaya perkataan ku" ucap Mitha menatap Calvin dengan senyum kecut
"apa kau tahu tentang Raffa yang...." Calvin tak sanggup meneruskan kalimatnya.
Darahnya mendidih mengingat putrinya menikah dengan pria macam itu.
Ia geram dengan sahabat nya dan ingin menuntut penjelasan. Tak mungkin jika sahabatnya itu tak tahu walau mereka sudah bercerai,. tapi Calvin yakin sahabatnya itu tahu perilaku putranya.
"Iya pa, maaf" ucap Mitha makin menunduk dalam.
Aulia menangis tersedu-sedu, hatinya hancur.
"Keluarga sialan, sudah putranya membuat putriku berstatus janda walau menikah, di tambah kelakuan mertuanya yang tak manusiawi"
"Pa, kau harus membalas mereka, atau aku yang marah padamu" ucap Aulia lalu pingsan karena kelelahan dan shock.
Akhirnya Calvin memindahkan istrinya di kamar Sela yang sudah di rapihkan.
"Terima kasih sudah menjaga adikmu Mitha" ucap Calvin tulus
"Sudah kewajiban aku pa" ucap Mitha yang di balas
anggukan Calvin.
"Papa mau melihat kondisi mamanya, jaga adikmu, tidurlah di kamar itu" ucap Calvin lalu melangkah keluar dari kamar tersebut
Keesokan harinya Marsela terbangun dengan wajah sembab karena terllau banyak menangis, saat menoleh ia melihat Mitha yang sedang duduk sambil membaca buku di tangannya
"Hei kau sudah bangun???"
"Kenapa kau disini?" tanya Sela parau
"Aku??? sedang baca buku sambil menunggu kau bangun. Bagaimana keadaanmu???" tanya Mitha menghampiri Sela
"Buruk, sangat buruk Mitha.
Ternyata Raffa selama ini....."
"Susah lupakan saja pria brengsek itu, kau harus memulai hidupmu yang baru.
Mungkin ini saatnya Allah membalas doa-doamu selama ini dengan membuka kenyataan siapa Raffa sebenarnya"
"Desi...."
"Dia lespiano" cap Mitha singkat
"Hempas cantik aja sahabat dan suami yang sakit jiwa itu. kau berhak bahagia" ucap Mitha memberi semangat pada Marsela
"Kau benar, aku berhak bahagia.
Sore nanti aku akan pulang ke rumah" ucap Marsela
"Tapi....."
"Aku ingin sendiri" ucap Marsela membuat Mitha maklum. kenyataan ini sangat mengejutkan terutama untuk Marsela sendiri.
Ia perlu waktu untuk berdamai pada dirinya sendiri.
"Baiklah, nanti aku bantu kau pamit pada mereka"
"Mitha, terima kasih" ucap Marsela
"Kau saudariku dulu, kini dan nanti.
aku berhutang budi pada kalian semua.
berkat kalian semua aku bisa hidup baik"
"Mitha, kami yang beruntung karena kau hadir dalam keluarga kami, kami sangat menyayangimu" ucap Marsela.memeluk Mitha.
Seperti perkataan Marsela, ia pulang kerumah sore harinya, mbok Atun menyambutnya dengan senang, ia lalu melaporkan jika Raffa beberapa kali pulang menanyai dirinya.
Bahagia??? tidak sama sekali.
Jika itu dulu, Marsela akan melompat kegirangan saat pria itu mencarinya, kini hanya rasa jijik, amarah dan benci bercampur aduk jadi satu.
Baru saja masuk ke dalam kamarnya, Raffa menelponnya, Marsela beberapa menolak panggilan telepon Raffa, lalu kini giliran Desi yang menghubunginya. Marsela hanya menatap ponselnya tanpa mau mengangkatnya.
Marsela membiarkan ponselnya terus berdering, sementara ia lebih memilih merebahkan tubuhnya di kasur.
Terlalu banyak kenangan di rumah ini, air mata menetes di pipi Marsela.
Ia segera merapihkan pakaiannya, memasukkannya ke dalam koper.
Besok ia akan kembali ke kediaman orang tuanya.
Karena lelah mengepak barang-barang yang akan di bawa di bantu oleh mbok Atun, akhirnya Marsela tertidur pulas menjelang tengah malam.
keesokan paginya ia membuka ponselnya, disana ada pesan singkat dari Raffa yang dikirim menjelang dini hari.
Ayo bertemu, kita harus merundingkan ini.
Jika kau ingin bercerai maka datanglah ke rumah mama. Aku akan menandatangani surat penyataan bahwa aku akan menceraikan mu
Raffa
Marsela meletakkan ponselnya lalu seger mandi, ia tak punya waktu berurusan dengan Raffa.
Lagi pula papanya yang kan mengurus semua.
Marsela tidak ingin berhubungan dengan Raffa lagi untuk alasan apapun.
Drrrttttttt Drtttttt
ponsel Marsela berbunyi lagi, sebuah kertas bermaterai dan tanda tangan Raffa dikirim
Datanglah, aku menunggumu
aku minta maaf dengan apa yang terjadi dalam rumah tangga kita.
please
Raffa
Setelah merapihkan barang-barangnya, marsela berpamitan pada mbok Atun, ia segera melajukan kendaraannya menuju kediaman orangtuanya.
Namun tiba-tiba ia berbelok menuju kediaman mertuanya. Marsela ingin mengakhiri semuanya dengan Raffa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Desire pooh
terima kasih sudah revisi ya
2022-09-30
0
neni onet
* menuntut
2022-09-30
0
Dek Erna II
ternyata hombreng, semamgat sela, tinggalkan laki" sprt itu, up lg thor.. semakin penasaran
2022-09-30
0