Saat di luar rumah Febby segera mencari taxi untuk membawanya segera pergi dari rumah ini. Febby sengaja tidak membawa apa-apa selain uang kas, bahkan handphone miliknya sengaja Ia tinggal di rumah agar Araga tidak bisa menghubunginya atau melacak keberadaannya.
Tak lama kemudian Febby mendapatkan taxi dan segera masuk.
"Jalan Pak !" perintahnya.
"Mau kemana Non ?" tanya sang supir.
"Jalan aja dulu Pak !"
Sang supir pun melajukan mobilnya meski tidak tahu kemana tujuan Febby.
Sementara Febby kembali terisak saat mengingat beberapa momen manis saat bersama Araga. Mereka sudah menjalin hubungan yang begitu lama, bukan hal mudah baginya untuk melupakan Araga begitu saja.
'Memang kita tidak ditakdirkan untuk bersama, aku dan kamu bagaikan langit dan bumi,' batin Febby lalu menatap jalanan dengan tatapan kosong.
...****************...
"Bajingan ! Ternyata Araga begitu berani membawa wanita itu masuk ke dalam rumahnya" pekik seorang pria yang berada dalam mobil.
Pria yang baru saja menepikan mobilnya di depan rumah Araga begitu emosi saat melihat Febby keluar dari rumah tersebut.
Saat melihat Febby masuk dalam taxi, Ia segera mengikutinya dari belakang. Ia akan memberikan pelajaran kepada Febby karena telah berani mengusik rumah tangga Alda dan Araga.
"Tak akan ku biarkan kamu membuat Alda terluka wanita ******" ucapnya sambil mencengkram setir mobilnya.
...****************...
Febby tersentak saat mendengar pertanyaan dari sang supir.
"Nona sebenarnya mau kemana ? Kita sudah keliling hampir 30 menit" ucap sang supir.
Febby tampak berpikir sejenak. Terlalu sibuk melamun hingga membuatnya lupa kemana tujuannya sekarang.
Ia tidak mungkin ke apartemen Araga karena sudah jelas Ia akan ditemukan oleh pria itu. Febby juga tidak ingin kembali ke kontrakannya karena merasa Araga masih bisa menemukannya.
"Maaf Non, jika Nona belum tahu ke mana arah tujuan Nona sebaiknya turun di halte saja Non ! Saya juga tidak mungkin mengantar Nona hanya berputar-putar saja" ucap sang supir.
Febby menarik nafas dengan berat, Ia setuju dengan ucapan sang supir. Lebih baik Ia singgah di halte saja sambil memikirkan kemana Ia akan pergi.
"Terima kasih Pak" ucapnya saat turun dari taxi.
Febby duduk di kursi halte dengan tatapan kosong. Pikirannya saat ini sedang kacau, Ia tidak bisa berpikir kemana langkah kakinya akan Ia bawa.
Akibat terlalu sibuk melamun Febby tidak menyadari seseorang menepikan mobil di hadapannya.
Pria itu berjalan dengan langkah yang lebar dan menarik paksa Febby masuk ke dalam mobilnya. Febby yang tidak mengenal pria itu mencoba melawan.
"Kamu siapa ? Lepaskan tanganku !" teriak Febby.
Namun sepertinya pria itu sengaja menulikan telinganya. Pria itu sama sekali tidak menggubris teriakan Febby.
Pria itu mendorong Febby dengan kasar dan segera masuk ke dalam mobilnya.
"Siapa kamu ? Kamu mau bawa aku kemana ?" teriak Febby meski merasa ketakutan.
Lagi-lagi pria itu tidak menggubris sama sekali dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Febby yang hendak berteriak tiba-tiba menciut saat melihat pria itu membawa mobil seperti orang yang kesetanan.
Febby menutup matanya dan kedua tangannya saling meremas. Seketika Ia pasrah jika terjadi sesuatu yang mengerikan terhadapnya.
'Araga maafkan aku karena pergi meninggalkan kamu tanpa sepatah katapun. Aku doakan semoga engkau bisa bahagia dengan Alda dan kembali mencintainya' ucap batin Febby.
Dari sudut mata wanita itu tampak keluar butiran air mata.
.
*Prang...*
Araga menjatuhkan gelas yang ada di tangannya. Seketika pikirannya tertuju pada Febby.
"Araga kamu ini kenapa ?" tanya Mami Evelin yang merasa kaget mendengar suara pecahan kaca.
"Ti-tidak apa-apa Mi. Sepertinya Araga harus kembali ke kantor" ucap Araga berbohong.
Saat hendak berdiri Alda dengan cepat menahan tangannya.
"Jam istirahat masih lama. Kenapa haru buru-buru ?"
"Aku ada keperluan yang lebih penting" jawab Araga segera menepis tangan Alda.
Alda mengepalkan tangannya merasa kesal dengan perlakuan Araga. Ia yakin jika Araga tidak ke kantor melainkan ingin menemui Febby.
'Dasar brengsek kamu Araga. Jelas-jelas aku adalah istri sah tapi mengapa kamu lebih mementingkan wanita murahan itu' teriak batin Alda.
Jika tak ada Mami Evelin disini mungkin Ia sudah mengamuk dan menangis. Namu Alda berusaha menahan emosi dan tangisannya di depan Mami Evelin. Ia tidak ingin ibu mertuanya kembali terkena serangan jantung.
Sementara Araga menancap gas mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya. Ia merasa khawatir dengan keadaan Febby.
'Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengannya,'
Setelah menempuh perjalanan lima belas menit Araga segera masuk rumahnya dan memanggil nama Febby.
"Febby... Febby..."
Bi Mar yang mendengar teriakan majikannya segera berlari menghampiri Araga.
"Maaf, Tuan sedang mencari Nona Febby ?"
"Ia Bi, apa Febby berada di kamar ?"
"Tadi Nona Febby ijin keluar cari udara segar Tuan" jawab Bi Mar.
Mendengar hal itu Araga segera merogoh kantongnya dan mengambil handphonenya. Tanpa menunggu lama Ia segera menghubungi nomor Febby.
Araga berdecak kesal saat tak ada jawaban dari handphone Febby. Namun Ia tidak putus asa, Ia segera melacak handphone milik Febby namun Araga merasa lega karena lokasinya masih berada di rumah.
Pria itu segera menaiki anak tangga, berpikir Febby sudah kembali namun Bi Mar tidak melihatnya.
*Brak* Araga mendorong pintu dengan keras.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
hari ini udah up 3 bab ya 🤗😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Aska
siapa sih pria misterius itu apa ayah nya Alda
2023-02-02
0
lia juliati
semangat tor
2022-10-03
2
novelius tafai
apnya 10 ke atas ka. . .
biar semangat bacanya. . .
2022-10-02
2