Jika mengingat penolakan Mami Evelin tentu Febby kembali merasa sakit hati. Seharusnya memang dirinya sadar diri jika Araga bagaikan langit yang tinggi bagi dirinya.
"Seharusnya aku pergi saja dari hidupnya agar tak menambah luka lebih dalam lagi bagi diriku, Alda dan mas Araga" ucap Febby terisak.
"Pernikahan ini hanya membuat diri kita saling menyakiti. Aku pun tahu perasaan mas Araga masih sama seperti dulu kepada Alda, hanya saja rasa kecewanya masih merajai hatinya sehingga Ia belum sadar jika cintanya masih ada untuk Alda" lanjut Febby.
Flashback On
"Kenapa wajahnya kusut begitu ?" tanya Febby saat melihat Araga duduk di sampingnya dengan wajah murung.
"Ternyata Alda sudah punya kekasih" jawab Araga terdengar sedih. Kilatan emosi di wajah pria itu terlibat jelas oleh Febby.
"Berarti cinta kamu bertepuk sebelah tangan ?" tebak Febby.
"Hm... Parahnya lagi Alda berduaan dengan kekasihnya di apartemen kakaknya dan hanya menggunakan bathrobe" jelas Araga.
Febby sedikit kaget mendengar penjelasan Araga, ada rasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Araga.
Jika mendengar cerita Araga tentang Alda selama ini maka dapat Ia simpulkan jika Alda bukanlah wanita seperti itu. Namun Ia tidak bisa juga membenarkan pemikirannya karena Ia pun tidak mengenal Alda sama sekali.
"Apa kamu sudah mencoba meminta penjelasan ?" tanya Febby mendapatkan gelengan dari Araga.
"Untuk apa meminta atau mendengarkan penjelasan darinya lagi jika aku melihatnya dengan mata kepala aku sendiri ?"
"Tapi bisa saja kamu hanya salah paham dengannya" ucap Febby.
"Semuanya begitu jelas Febby.... Akh sudahlah, aku tak mau membahas wanita itu lagi, aku sangat membencinya" ucap Araga.
Flashback Of
Febby kembali sadar jika dirinya hanya dijadikan pelarian saja oleh Araga dan rasa Cinta yang selama ini Araga katakan hanyalah rasa nyaman saja terhadapnya.
Mungkin Araga merasa nyaman saat bersama Febby karena Febby berbeda dari wanita lain. Febby selalu mengerti tentang Araga, Febby selalu ada disaat Araga merasa terluka dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Selama ini Araga memang tidak pernah dekat dengan wanita lain selain Febby. Pria itu selalu bersikap dingin dengan wanita lain, rasa kecewanya terhadap Alda membuatnya berpikir wanita yang mendekatinya sama saja dengan Alda dan hanya Febby yang berbeda.
"Mungkin sudah saatnya aku yang memilih untuk melepaskan cintaku agar bisa bahagia dengan cinta pilihannya" ucap Febby yang masih terisak.
Dalam keadaan sesegukan Febby meringkuk di atas kasur memeluk lututnya. Matanya yang mulai berat dan lelah dengan perlahan tertutup dan memasuki alam mimpi.
...****************...
Di rumah sakit
Dengan perasaan sedih Alda membaringkan tubuhnya dengan posisi miring. Walau dari luar wanita itu tampak kuat namun dalam hatinya begitu mudah rapuh. Mau seperti apapun Alda menahan air matanya tetap wanita itu tidak mampu.
Alda menangis dalam diam, tenggorokannya terasa sakit menahan suara tangisannya agar tidak keluar.
Alda merasa dirinya telah melakukan hal yang sia-sia untuk menjaga cinta dan hatinya hanya untuk Araga.
Meskipun Ia hidup bebas di luar negri namun wanita itu selalu menjaga diri dengan baik. Terutama kehormatannya sebagai seorang wanita.
Tapi dirinya di mata Araga sudah menjadi wanita buruk hanya karena kesalahpahaman yang berkepanjangan. Araga seolah menulikan telinganya dan menutup mata hatinya untuk melihat fakta yang sebenarnya.
Alda cukup mengerti jika pria itu pasti merasa kecewa dengan dirinya saat itu. Tapi itu kejadiannya sudah begitu lama dan seharusnya Araga sudah siap mendengar penjelasan dari Alda.
Alda yang menangis dalam diam mulai merasa lelah memilih untuk memejamkan matanya. Wanita itu berharap semoga saja ada mimpi indah dalam tidurnya.
Keesokan harinya Alda menghubungi mertuanya agar datang menemaninya di rumah sakit. Setelah berpikir cukup panjang wanita itu memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya jika Araga sudah menikah siri dengan kekasihnya itu. Alda berharap dengan memberitahu Mami Evelin dirinya akan mendapatkan bantuan.
"Sayang, kenapa kamu bisa masuk rumah sakit ?" tanya Mami Evelin begitu khawatir melihat menantunya berbaring lemah.
"Biasa Mi, asam lambung naik" jawab Alda.
"Loh kok bisa sih ? Memangnya anak Mami nggak kasih kamu makan ?" tanya Mami Evelin heran.
"Bukan begitu Mi, hanya saja kemarin Alda mogok makan gara-gara kesal sama mas Araga"
Mendengar jawaban Alda membuat Mami Evelin semakin bingung.
"Mi, Alda mau bilang sesuatu sama Mami tapi Mami janji jangan bilang-bilang ! Apalagi kalau ketahuan sama mas Araga, pasti Ia akan marah dengan Alda" ucap Alda serius.
"Mau bicara apa sayang ? Katakan saja ! Mami janji nggak akan ngomong ke orang lain bahkan dengan Araga sekalipun"
Alda terdiam sejenak. Seketika wanita itu merasa bingung untuk mengungkap kebenarannya padahal tadi Ia begitu semangat.
'Apa tidak masalah jika aku mengatakan hal ini dengan Mami ? Aku kan sudah menyetujui surat kontrak itu, lalu bagiamana jika Araga tahu ?.... Ah, masa bodoh dengan surat kontrak sialan itu, ini adalah kesempatanku untuk mendapatkan dukungan dari Mami Evelin,' tutur batin Alda.
"Sebenarnya ada apa ? Apakah Araga memperlakukan kamu tidak baik ?" tanya Mami Evelin menyadarkan Alda dari lamunannya.
"Eh... Begini Mi, aku harap Mami tidak-"
*Ceklek*
...****************...
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak🥺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Aska
feby kau wanita bodoh udah tau kau itu hanya dijadikan pelarian untuk Araga kok masih mau menikah siri🤦
2023-02-02
0
Rini Antika
hemm baru jg mau ngomong, Semangat terus Kak Sa, maaf aku baru nyicil lg..🤭
2022-10-18
1
Rini Antika
kasihan jg s Febby, hanya dijadikan pelarian oleh Araga..
2022-10-18
2