"Mas, apa kamu tidak khawatir dengan Alda yang dari pagi belum juga keluar dari kamarnya ?" tanya Febby dengan hati-hati.
'Ternyata wanita itu belum keluar dari kamarnya sejak pagi tadi ?' batin Araga.
"Tidak, untuk apa mengkhawatirkan wanita itu ? Itu urusannya jika mau mengurung diri di kamar" jawab Araga meski pada kenyataannya memang ada sedikit rasa khawatir. Namun karena pria itu begitu egois dan membenci Alda akhirnya Ia terus menepis rasa khawatir itu.
"Jujur, aku sedikit mengkhawatirkannya mas. Mau bagaimanapun dia tetap istri mas dan sekarang Alda menjadi tanggung jawab mas" ucap Febby menginginkan Araga jika Alda adalah istrinya dan Alda sudah menjadi tanggungan Araga.
"Istriku hanya kamu dan tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisimu" balas Araga, "sudahlah, sebaiknya kamu istirahat! Mas ingin menyelesaikan beberapa tugas dari kantor" lanjutnya.
Febby menarik nafas panjang dan menurut pada suaminya. Wanita itu kembali ke kamar sementara Araga masih tampak diam di sofa menatap kosong ke arah TV.
'Sebenarnya apa yang dilakukan wanita itu ?'
Setelah berpikir cukup lama akhirnya Araga memutuskan untuk mengecek wanita itu. Namun ternyata kamar Alda terkunci dari dalam. Araga mencoba mengetuk pintu dan memanggil Alda tapi tidak ada sahutan dari wanita itu. Araga semakin khawatir dengan Alda akhirnya mengambil kunci cadangan kamar tersebut.
Sementara di dalam Alda sudah tak sadarkan diri, wanita itu tampak begitu pucat, bahkan bibirnya sudah berubah jadi putih.
Araga masuk setelah berhasil membuka pintu tersebut. Pria itu melihat Alda terbaring di atas ranjang dengan posisi meringkuk. Dengan rasa penasaran dan sedikit rasa cemas Araga mencoba mendekat pada istrinya dan Araga tampak panik saat melihat keadaan Alda yang hampir mirip mayat.
Tanpa berpikir lama Araga membawa Alda masuk mobilnya. Tujuannya saat ini untuk membawa wanita itu ke rumah sakit.
"Kamu apakan istrimu ini Araga ? Kamu tidak menggempurnya kan hingga pingsan ? Jika benar tebakanku, kamu benar-benar keter-"
"Berhentilah bertanya ! Cepat periksa dia !" bentak Araga yang merasa kesal mendengar rentetan pertanyaan dari temannya itu.
"Ck... Santai saja ! Tak perlu ngengas gitu dong !" ucap sang Dokter yang tak lain adalah Brian sahabat Araga.
Araga menatap sahabatnya dengan tatapan tajam membuat Brian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
'Sepertinya aku telah membuat pria ini marah' batin Brian.
Brian akhirnya memeriksa keadaan Alda. Setelah itu Ia meminta seorang perawat untuk memasangkan infus pada Alda. Pria itu kembali bertanya pada Araga.
"Apa kamu tidak memberikan istri makan sehingga Ia terkena penyakit Asam Lambung dan Dehidrasi ?" tanya Brian.
"Aku tidak sekejam itu padanya" ucap Araga.
"Aku tahu kamu tidak menyukainya tapi bukan berarti kamu bisa menyiksanya seperti ini" ucap Brian. Pria itu tidak menyangka jika Araga begitu membenci Alda sebegitu besarnya.
"Sudah aku katakan aku tidak sebejat itu untuk menyiksa fisiknya" ucap Araga kesal.
"Bagaimana keadaan Febby ?" tanya Brian mengalihkan pembicaraan.
"Kamu sudah tahu ?" tanya Araga kepada Brian.
"Iya aku tahu jika kamu dan Febby sudah menikah siri sebulan yang lalu. Ck... lagian aku ini sahabat kamu juga mengapa kamu bisa menyembunyikan rahasia sebesar ini padaku ?" jawab Brian.
"Sudahlah tak perlu dibahas" ucap Araga kemudian meninggalkan Brian, "jaga wanita itu sebentar !"
"Kau mau kemana ?" tanya Brian yang tidak mendapat respon dari Araga.
"Dasar teman tidak ada akhlak. Seharusnya dia memberikan satu istrinya padaku" ucap Brian. Ya pria itu baru tahu jika Araga sudah menikah siri dengan Febby.
Sementara Araga melajukan mobilnya menuju rumahnya. Ia begitu khawatir dengan Alda sehingga melupakan Febby. Bahkan pria itu tidak ingat untuk berpamitan dengan sang istri.
Setibanya Araga di rumah pria itu langsung masuk ke kamarnya. Ia mendapati Febby sedang duduk di atas kasur dengan tatapan kosong.
"Sayang..." ucap Araga membuat Febby tersadar dari lamunannya.
Febby tersenyum saat melihat kedatangan Araga meski begitu Araga masih bisa melihat sisa air matanya di ujung mata istrinya.
"Maaf aku lupa meminta izin padamu terlebih dahulu" ucap Araga merengkuh tubuh istrinya.
"Bagaimana keadaan Alda mas ?" tanya Febby yang sedang berpura-pura terlihat baik-baik saja di depan suaminya.
"Disaat seperti ini kamu masih menanyakan keadaan orang lain sementara dirimu sedang tidak baik-baik saja" ucap Araga.
"Aku baik-baik saja mas" balas Febby melempar senyum kepada Araga.
Araga mengecup bibir istrinya lalu menatap Febby dengan lembut.
"Untuk malam ini aku akan menginap di rumah sakit. Aku tidak ingin kedua orang tuanya dan orang tuaku tahu jika aku tidak menjaga wanita itu" ucap Araga merasa tidak enak.
"Tidak masalah sayang. Biar bagaimanapun Alda adalah istrimu itu artinya dia adalah tanggung jawab mu sekarang" ucap Alda.
"Tapi sebelum aku pergi bisakah aku meminta sesuatu padamu ?" tanya Araga tersenyum manis.
"A-apa ? Katakanlah !" ucap Febby mendadak merasa gugup saat ditatap oleh Araga dengan tatapan penuh gairah.
"Aku mau dirimu malam ini sayang" ucap Araga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Berikan tiga kata untuk mas Araga🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
kurang ajar arga dah alda tinggalin aja...laki2 sperti arga
2024-06-14
0
Aska
udah la Alda tinggalin aja suami kayak gitu km lagi sakit aja dia malah enak enak sm istri siri nya
2023-02-02
0
Rini Antika
tidak tau keadaan, udah tau Alda sakit, ini malah pengen Ena-ena..🤣🤣🤣🤭
2022-09-30
1