Pangeran Ke Empat
Perpustakaan Kerajaan Ufuk Barat...
Bocah lelaki enam tahun dengan mata yang seperti langit malam itu masih tenggelam pada sebuah gulungan kuno, saking kuno dan tua nya gulungan itu bahkan selama ini tidak ada yang tertarik membacanya, huruf huruf kuno didalam nya terus bergulir, acak setiap waktu, apa yang bisa dibaca dari tulisan yang berubah ubah setiap tiga puluh detik?
Terakhir kali ada yang memegang gulungan itu mungkin telah lebih lima puluh tahun lalu, itu pun karena alasan sekedar memegang untuk membawa, konon gulungan itu ditemukan seorang raja terdahulu, kakek buyut Xiao Ahnzi.
Pada masa itu orang tua tersebut secara tidak sengaja menemukan reruntuhan kuno, dalam usahanya menemukan tempat untuk berkultivasi penyempurnaan diri. setelah menyerahkan tahta kerajaan kepada kakeknya Xiao Ahnzi, Xiao Ho Dong.
Dari tangan Xiao Ho Dong tahta berpindah ketangan Ayahnya, Xiao Tian.
Sebagai seorang pangeran, Xiao Ahnzi diberikan kediaman tersendiri di kompleks istana, tapi hampir mustahil menemui Bocah itu dikediamannya, hari demi hari kediaman itu hanya di isi pengawal pribadi yang diberikan Raja Xiao Tian untuk putra keempatnya. Hanya satu dua diantara pengawal tersebut yang kenal bagaimana rupa sosok yang mereka kawal..
Benar benar sosok yang tidak populer....
Lantas dimana Xiao Ahnzi??
Lantai Tiga Pustaka kerajaan.
Area terlarang untuk dikunjungi itu disulapnya menjadi kediaman pribadi.
Sejak usia lima tahun, keluar dari istana, di hadiahi kediaman pribadi,pengawal pribadi,,,
Dia memilih jalannya sendiri..
Hanya Raja,permaisuri dan putra putrinya yang tahu keberadaanya. Di lantai tiga Pustaka.
"Ahnzi'er,,, lagi lagi kau tidak menghadiri acara jamuan keluargamu?" pria paruh baya berpakaian sederhana itu menatap jengah anak muda didepannya.
"..... Aku lupa paman" Xiao Ahnzi masih fokus terhadap gulungannya.
"ahh lama lama raja tua itu akan menyeretmu keluar dari sini karena bengalmu,,dan aku tidak akan membantu mu waktu itu" pria paruh baya itu mendesah pelan tapi terdengar jelas ditelinganya.
Tapi Xiao Ahnzi tetap acuh, mata nya malah berbinar,dia menemukan sesuatu..
"Ini...."
"kau menemukan sesuatu?" pria paruh baya itu penasaran
"Iya" singkat jawabannya terlontar begitu saja
".... Apa yang kau temukan?" pria paruh baya itu melangkah mendekat.
"kakek mau tahu?" Xiao Ahnzi
"tentu..." belum selesai kata katanya,wajahnya tiba tiba berubah karena sesuatu.
"bocah lucknut! Kau bilang kakek lagi!!" kakinya terayun.
Sebelum tendangannya mengenai tubuh bocah itu, tubuh sang bocah sudah terlempar menabrak Jajaran Rak penuh berisi gulungan, seketika ratusan gulungan menimbunnya.
"aahh ahh.. Paman??" napasnya memburu
"kau kasar sekali paman, aku hanya lupa" Xiao Ahnzi masih berusaha mengatur napasnya.
"aahhh lihat bajuku, penuh debu. Kau keterlaluan!!" bukannya mengkhawatirkan keadaan tubuhnya, tapi lebih peduli dengan pakaian.
Bocah itu bangkit dari timbunan gulungan tanpa luka apapun, hanya penampilannya yang berantakan.
"kau bereskan lagi semua gulungan itu! Kalau tidak ku tendang kau sampai kekediaman ayahmu!" pria tua itu mengancam dengan nada yang amat rendah, lalu berbalik menuju kursi giok berwarna darah disudut ruangan.
Tak lama kemudian orang tua paruh baya itu larut dalam kultivasinya.
Adapun bocah itu merinding mendengar ancaman. Hanya pria setengah tua itu yang membuatnya bisa patuh. Tak pernah bisa mengabaikan kata kata orang tua itu. Atau dia terpaksa keluar dari ruangan yang dianggapnya sebagai istana ini.
"baik,, paman!" Xiao Ahnzi
dua jam lebih.. Seluruh gulungan itu kembali tersusun seperti keadaan semula, tampak wajah sumringah...
"akhirnya selesai juga.."
"eh, dimana gulungan itu?" kepalanya berputar mencari gulungan yang terakhir kali berhasil ia pecahkan.
sekilas reka ulang kejadian sebelumnya terlintas dibenaknya
"Dasar tua bangka sialan" desisnya pelan.saat melihat gulungan itu diduduki pria paruh baya yang ngotot dipanggil paman tersebut.
"Paman,, pinjami aku lagi gulungan itu." Xiao Ahnzi akhirnya mengalah dan meminta agar pria paruh baya itu meminjami kembali gulungan yang sedang ditekuninya beberapa waktu lalu.
Tidak ada respon..
pria paruh baya itu tetap terhanyut dalam kultivasinya..
Sekarang tak ada lagi yang bisa ia lakukan, "kakek tua ini menyebalkan!"
Bisiknya sambil memutar langkah meninggal kan lantai tiga perpustakaan. Menuruni anak tangga kelantai dua, baru melangkah dua langkah ia telah melewati lima puluh anak tangga.
langsung mendarat dilantai dua.
"loh??? Kenapa? Aneh ." Xiao Ahnzi memalingkan kepala memandang lekat lekat menuju tangga lantai tiga..
"abnormal..ckck ck" sambil menggelengkan kepalanya heran. Tapi dia tidak lagi memikirkannya.
"aku memang harus pulang, ibu pasti marah lagi karena semalam aku lupa he he" langkahnya masih santai seperti biasa.menyusuri lantai dua menuju tangga kelantai satu.
Ruangan luas lantai dua hanya berisi satu orang penjaga di sudut sebelah kiri, tepat didepan pintu menuju lantai pertama.
Tampak pria tua itu tengah larut dalam meditasi. Matanya terpejam dalam posisi lotus. Xiao Ahnzi mengabaikannya. Terus melangkah menuruni lima puluh anak tangga kelantai satu.
Whuzz
Langkah pertama langsung terbanting kelantai satu.
"sial!! Kenapa aku terjatuh??." berdiri memandang lantai bekas jatuhnya dipenuhi debu. Barulah ia tersadar,sekarang tubuhnya ternyata penuh debu setelah menerima tendangan hingga akhitnya tertimbun gulungan.
"aku memang harus mandi,hehe hehe"dia tertawa sendiri.
" Pangeran.." seorang wanita menyapa dari depan pintu.tampak tangannya sedang memainkan kipas kertas.mengipasi beberapa buku berdebu.debu itu berterbangan dan menghilang keruang hampa.
"Bibi Mei.." sambil mengangguk hormat.
"Pangeran turun terlalu pagi.Permaisuri sampai larut malam menunggumu disini." kembali wanita berbaju merah bersuara.
"iyakah??" Xiao Ahnzi terkejut mendengarnya.
"Hmmp.. Permaisuri terlihat kacau, kekesalan terlihat jelas diwajahnya,tapi matanya seperti menahan kerinduan dan kesenduan yang dalam" Bibi Mei tertegun sejenak sebelum melanjutkan.
"ada baiknya Pangeran temui ibumu itu sebelum perpustakaan ini di acak acak Raja tua itu. Ha hah" meski begitu Bibi Mei tertawa renyah sebelum melanjutkan kegiatannya.
"baiklah bibi Mei,nanti aku akan menghadap permaisuri dan raja ke istana." Xiao Ahnzi berlalu.
Pandangan mata Bibi Mei mengikutinya sampai hilang diujung jalan.
"bocah itu telah tumbuh,apa dia menyadarinya?"batin Bibi Mei
Masih teringat jelas di ingatan Xiao Mei, dua bulan lalu pangeran keempat pertama kali berkunjung ke perpustakaan, saat itu anak itu masih seorang anak kecil yang manja, datang di gendong dipunggung Paduka Raja Xiao Tian, pertama kali melihat gunungan gulungan dan kitab berbagai pengetahuan di lantai satu.matanya berbinar penuh bintang.
Selama tiga hari Raja Xiao Tian terpaksa menemani tanpa tidur. saat itu awal awal Xiao Ahnzi belajar membaca,setiap tiga menit ada saja pertanyaan yang terlontar dari mulut kecilnya.
Memang,seorang Kultivator dapat tidak tidur untuk beberapa lama, tapi itu hanya mungkin dilakukan saat berkegiatan, meditasi ataupun melakukan pertarungan bahkan sekedar perjalanan, coba saja kau bayangkan, menemani seorang bocah lima tahunan menguliti puluhan gulungan. Raja Xiao Tian hanya duduk menemani sambil menjawab atau menjelaskan sesuatu yang tidak dipahami putranya.
Setelah hari ketiga, Raja Xiao Tian baru tersadar akan sesuatu. Xiao Ahnzi telah terjaga selama itu, tanpa memakan apapun,tanpa tidur.
"mei mei!! Kenapa kau tidak menyadarkan aku? Ini sudah lewat tiga hari sejak Xiao Ahnzi masuk kesini!"
Dengan senyum miring yang dipaksakan Raja Xiao Tian mengomeli Xiao Mei Mei penjaga lantai pertama perpustakaan.
"kau tidak bertanya!" Bibi Mei Mei menjawab sinis.
Mengingat semua itu Bibi Mei tiba tiba tertawa sampai guling guling didalam pustaka kerajaan lantai satu.
*#*#*#
Xiao Ahnzi baru saja memasuki pekarangan kediaman putra keempat, Dia melewati dua penjaga yang terkantuk kantuk dalam keadaan berdiri,
"hmm??" tertegun sejenak, lalu Xiao Ahnzi melanjutkan langkah, sepertinya penjaga itu tidak menyadari sewaktu Xiao Ahnzi melintas diantara mereka.
Mendekati Pintu depan Xiao Ahnzi tiba tiba menghentikan langkahnya,didepan pintu masih ada empat penjaga.dua orang adalah pengawal kediaman putra keempat, sedangkan dua lainnya kelihatan berbeda.
"jangan bilang kalau mereka pengawal ibu Permaisuri." Xiao Ahnzi membatin.
"gawat!!" Sambil berjinjit menahan napas Xiao Ahnzi memutar mendekati jendela bagian belakang, dengan sedikit usaha jendela itu terbuka.sigap Dia melompat masuk.
Langkah pertama menahan napas, langkah kedua matanya melirik kiri kanan,langkah ketiga
Prankkk
Bunyi kelontang perkakas makan berhamburan saat kakinya mengenai pemantik jebakan.
"Kakak Xiao Lu!!!"Xiao Tian
Pagi sebelum matahari benar benar menerangi daratan benua timur keadaan telah gempar.
"Heheheh darimana saja kau maling kecil??." suara itu merdu sebening embun.tapi belum menampakkan sosok yang punya suara.
"....aku..." sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Xiao Ahnzi tidak tahu harus menjawab apa.
"berani beraninya bocah dekil sepertimu membuat Paduka Raja Xiao Tian menunggu seperti orang dungu!" suara itu terdengar mengandung kekesalan yang dalam,tapi siapapun yang mendengarnya akan terbuai.suara yang indah.
"....aku.." Xiao Tian
"Diam!! Aku akan menendang mu sampai ke istana" suara itu menampakkan wujudnya.tak salah lagi, suara itu memang sangat pantas bersanding dengan tubuh yang seputih giok, dalam balutan kemeja berwarna biru langit,rambutnya yang hitam terurai dipunggungnya.
"kakak Xiao Lu... Aku rjndu kamu.." dengan penghayatan adegan layaknya aktor papan atas,Xiao Ahnzi melesat secepat kilat kepelukan Xiao Lu.
Tergeragap, Xiao Lu hampir terjengkang mendapat terjangan mendadak seperti itu.
"apa apaan? Bagaimana bisa aku diseruduk seperti ini kecepatannya itu kenapa bisa begini?" pikirannya dipenuhi segudang tanda tanya.untung masih sempat memperbaiki kuda kudanya sepersekian detik.
Saat sepenuhnya tersadar, tangan Xiao Lu mulai memelintir pinggang Xiao Ahnzi.
"aduuhh" Xiao Tian seperti tersengat Ratu lebah.
"rasakan!! Kau membuat kakak mu ini kaget.dalam kesalnya Xiao Lu sampai mencoba melempar tubuh Xiao Ahnzi dari pelukannya.
Sontak tubuh kecil yang " B" saja itu melayang dalam sekali hempasan. Melayang membentuk lintasan melengkung,punggungnya pasti cedera berat bila membentur pilar rumah kediaman putra keempat yang seukuran dua pelukan pria dewasa itu.
Dalam adegan slow motion,, air ludah bocah itu tumpah keudara,matanya yang hitam sekelam malam,tampak berubah menjadi penuh seperti bulan keempat belas. Bercahaya emas..
Sepersekian detik pilar itu patah,atau tulangnya yang remuk,sekilas cahaya berwarna indah kemerahan menarik rambut Xiao Ahnzi yang bermekaran.
Tubuhnya jatuh dalam balutan cahaya kemerahan,sebuah pelukan.pelukan yang nyaman seorang ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Jumadi 0707
blm ketahuan alurnya mau cerita apa
2024-07-10
0
Derajat
coba mampir dan semoga alur dan ceritanya bagus
2023-08-18
0
Harman LokeST
rajin membaca buku di perpustakaan
2023-01-10
0