"Apa??"
Raja Obat bagai disambar petir disiang bolong.
Tungkai tungkai kakinya kehilangan tenaga.
Tubuhnya jatuh tersungkur. Air matanya meng- anak sungai..
"habislah sudah...." Raja Obat meraung menangis di tanah. Rambutnya yang putih sekarang bercampur tanah lembab bekas penyiraman.
"" tidak, tidak bisa begini,aku harus turut berbela sungkawa." dengan air mata yang masih mengalir di pipi, mata yang merah basah, Raja Obat berkelebat menangkap pinggang Xiao Hong,
Dibawa terbang dengan kecepatan diluar kemampuannya, Xiao Hong merasa Jiwa nya berangsur pudar,
Antara sadar dan tidak sadar, Xiao Hong akhirnya pasrah,,"apa apa an ini,??. tua bangka ini ..."
Perjalanan di luar batas nalar yang dilakukan Raja Obat, memangkas waktu jadi seperlima waktu perjalanan yang ditempuh Xiao Hong,
Prajurit pengawal Istana berlari mengepung saat satu sosok turun dari langit. Hempasan angin sewaktu sosok itu menapak di tanah membuat daun daun dan debu beterbangan.
"jangan bergerak!!" Seorang pengawal yang paling dekat menghunus Tombak.
"pergi!!" Sosok itu yang tidak lain Raja Obat mengibaskan jubahnya.
Prajurit pengawal itu terhempas lebih kurang tiga belas meter,untunglah lukanya tidak parah.
Melihat siapa yang datang, prajurit lain segera menjura hormat."Tuan Raja Obat"
Rajo Obat mengabaikan Para prajurit pengawal istana itu.
Dengan masih menenteng Xiao Hong yang antara sadar dan tidak sadar, Raja Obat berkelebat kedalam istana.
Dari dalam istana nampak seorang kasim tua. "selamat datang,tuan Raja Obat, Paduka Raja Xiao Tian sedang di kamar peraduan, harap tuan Raja Obat sedia menunggu."
" Ahh.. Dia pasti sangat terpukul atas kepergian putra ke empat, aku langsung ke sana saja." Tidak menghiraukan kasim tua itu, Raja Obat melangkah menuju kamar peraduan Raja Xiao Tian.
Xiao Hong yang masih ditenteng seperti kucing oren, semakin bingung. Tapi tampaknya tidak kuasa mengungkapkan perasaan nya.
Tepat didepan Pintu kamar peraduan Raja Xiao Tian.
Didepan Pintu yang tertutup.
Raja Obat berlutut, Xiao Hong dilempar kan begitu saja.
"Xiao Tian,!!! Aku turut berduka atas kemalanganmu. Semoga Putra ke empat peroleh ketenangan di alam sana!!" lalu Raja Obat bersujud, membenturkan dahi nya ke lantai.
Swossh.
Prakkk.
Pintu kamar peraduan Raja Xiao Tian pecah diterjang sesuatu.
Dari dalam puing puing yang berhamburan, melesat sesosok tubuh,
Tubuh tanpa atasan, hanya memakai bawahan pendek berwarna kuning emas.
Tubuh itu dipenuhi keringat, rambutnya awut awutan, ada bekas cakaran kecil di dada nya.
"siapa yang berani mencelakai putra ku?!!" suara nya menggelegar, tangannya langsung menangkap leher Raja Obat.
Dalam rasa heran yang membuncah, karena mendapat serangan tiba tiba, Raja Obat memandang menembus pecahan pintu, didalam sana tatapan matanya bertemu dengan tatapan Permaisuri Ling Xue.
Wajah Permaisuri Ling Xue yang seputih salju, tiba tiba merona merah, persis seperti kucing dapur kepergok kawin.
Untunglah Permaisuri Ling Xue, sewaktu Raja Xiao Tian menerjang pintu kamar peraduan, masih sempat menarik selimut.
Dalam balutan selimut Permaisuri Ling Xue mengenakan Pakaiannya.
"katakan!!siapa yang mencelakai putraku??" suara Raja Xiao Tian menggelegar.
"eh,, aneh,, bukannya berkabung??, malah bercinta?" Raja Obat tak habis pikir. Sepertinya Raja Obat tidak mendengar kemarahan Raja Xiao Tian.
Raja Obat tidak peduli dengan cengkraman tangan Raja Xiao Tian yang membuat lehernya berdarah, sesaat dia menoleh pada Xiao Hong.
Melihat Raja Obat yang malah memandang Xiao Hong, Raja Xiao Tian ganti membentak Xiao Hong
"Xiao Hong!! Siapa yang mencelakai Adikmu?!
Xiao Hong, demi langit dan bumi, se umur umur, pertama kali melihat kemarahan Raja Xiao Tian.
" bu bubukan begitu ayah.." Suara nya tercekat di kerongkongan, sepatah kata lagi, dia pasti menangis.
"ini hanya ke salah pahaman, kakak Xiao Tian, tidak ada yang mencelakai putra kita, biar adik Ling Xue yang menjelaskan" Permaisuri yang telah berpakaian rapi melangkah keluar dari kamar peraduan Raja Xiao Tian.
"ke salah pahaman??" Dua suara pria terdengar terkejut bersamaan,
Raja Xiao Tian melihat Raja Obat didepannya, lalu melepaskan cengkeramannya di leher Raja Obat.
Sekarang semua mata tertuju pada Permaisuri Ling Xue, meminta penjelasan.
Xiao Hong menarik napas dalam dalam, ada ke legaan disinar matanya.
"sebenarnya begini, tadi pagi Xiao Ahnzi,, sebelum menemui kakak Xiao Tian di istana, sempat bermain main bersama Xiao Lin Tian dan yang lain. Giliran bermain bersama Xiao Hong,,, " permaisuri Ling Xue mengambil napas.
tiba tiba Dua Raja itu memandang ke arah Xiao Hong tanpa ekspresi.
Pemuda murid Raja Obat itu menelan saliva ketika sadar pandangan mata telah mengunci diri nya.
Untunglah Permaisuri Ling Xue segera melanjutkan penjelasannya.
"sewaktu bermain dengan Xiao Hong, putra ke empat mengambil sesuatu dari balik jubah Xiao Hong"
Kompak pandangan mata Dua Raja berpaling kearah Permaisuri Ling Xue.
"buah itu konon milik Raja Obat, berupa buah apel berwana emas,, dan Xiao Ahnzi memakannya begitu saja" Permaisuri Ling Xue kembali bergidik mengingat kejadian tadi pagi
"apa???"
kembali suara seperti paduan suara terdengar.tampaknya dua Raja ini cukup kompak.
Raja Xiao Tian, walau bukan seorang alkemis, tapi pengetahuan nya soal buah spiritual cukup luas, dia langsung membayangkan kejadian apa yang menimpa putra ke empat.
Lutut Raja Xiao Tian langsung lemas,
Raja Xiao Tian langsung tersungkur, ke dua Raja Itu sekarang sama sama dalam keadaan berlutut di lantai.
Dua Raja Tua, saling berpelukan dan ber-tangisan..
Xiao Hong semakin merasa jiwanya tercabik cabik melihat kelakuan dua Orang Tua yang sangat dia kagumi ini.
Sama sekali gak nyangka!
Permaisuri Ling Xue tertegun,"kenapa??"
Sementara dua Orang Pria Tua ber status Raja itu menangis meratap ratap, Permaisuri Ling Xue berkata sewot " kalian!! dua tua bangka!! Kenapa menangis??"
"XIAO AHNZI BELUM MENINGGAL!! Dia masih sehat segar bugar!! Apa yang kalian tangisi?" suara Permaisuri Ling Xue menghentak.
Raja Obat yang pertama menyadari kata kata "masih sehat segar bugar" langsung berhenti menangis.
Raja Obat langsung berdiri,sekejap sosok nya sudah memegang tangan Permaisuri Ling Xue."Adik Ling!! Apa aku salah dengar?"
Matanya bingung.
Raja Xiao Tian buru buru berkelebat setelah mendengar suara Raja Obat, "kau!! Seharusnya aku! Bukan kamu!!"
Sambil melepaskan pegangan tangan Raja Obat yang masih menggenggam lengan Permaisuri Ling Xue.
Kali ini Raja Xiao Tian yang menggenggam tangan Permaisuri Ling Xue.
dua Raja itu main pelototan mata. Saling tidak senang, sepertinya mereka punya kisah yang rumit dan unik di masa lalu.
"adik Ling, apa yang kamu katakan itu benar?" Raja Xiao Tian memandang Permaisuri Ling Xue dengan mata berbinar,
"benar,, bukankah tadi pagi sampai siang, kakak Xiao Tian selalu bersama Xiao Ahnzi?" Permaisuri Ling Xue mengingatkan Raja Xiao Tian.
"" ahh benar..." Raja Xiao Tian mengangguk berulang kali. Hatinya menjadi lega... Tapi tak lama..
sungut Raja Xiao Tian berkedut, " Jadi apa maksudmu mengatai anak ku sudah meninggal?" tangan nya kembali menjambak dan menggoncang goncang tubuh Raja Obat.
Tubuh Raja Obat seperti cucian yang sedang dikeringkan airnya ditangan Raja Xiao Tian.
Hanya sampai saat Raja Obat tersadar dengan kelakuan Raja Xiao Tian.
Dengan tubuh yang masih melayang atas bawah depan belakang, Raja Obat juga menyemprot sambil tangannya memberi jitakan di kening Raja Xiao Tian " kau sudah gila!! "
"kau ingin main gila?" Raja Xiao Tian ketus
"lucknut! Kau cari mati?!" Raja obat mengalirkan qi keseluruh tubuhnya. Rambut dan jenggotnya bermekaran bagai surai singa.
"kau yang akan mati!" Raja Xiao Tian tidak mau kalah
Permaisuri Ling Xue yang hapal benar tabiat dua pria didepannya ini, ikut ikutan mengalirkan qi ke tangannya. Tiba tiba ruangan itu menjadi dingin, suhu ruangan turun drastis.
Dalam sekejab, udara dingin yang mencucuk tulang telah mendominasi pertengkaran Dua Raja Tua.
Hawa dingin menjalari kaki kaki Pria kekanak an tersebut, dalam keadaan masih saling melempar tatapan membunuh, di telinga mereka terdengar suara seperti berbisik "kalau kalian ingin mati,biar aku kirim kalian menemui dewa yama! Tidak perlu berisiik!!
Raja Xiao Tian " jadi.. Apa maksudmu turut berbela sungkawa?" nadanya masih menyiratkan kejengkelan yang nyata.
"apa kau mau kuberi makan ini?" Raja Obat menunjukkan sebutir buah, "kemarikan mulut busukmu itu.!!" nada nya tak kalah sengit.
Raja Xiao Tian menatap sekilas buah itu,"tidak mau,kau makan saja sendiri!" nada suara nya sedikit kendor.
Merasa di atas angin, Raja Obat menyerang lagi," kenapa? Kau takut? Kau tidak berani memakannya?" Raja Obat tertawa sinis.
Jelas saja, Raja Obat sendiri pun tidak akan berani memakan buah yang disodorkannya. Walaupun tingkat praktik mereka sama,tapi soal buah spiritual,Raja Obat lebih mumpuni.
Masih jengkel," kau takut meridian mu meledak? Kau takut kehilangan nyawa tua mu?" Raja Obat ber api api.
Raja Xiao Tian mulai melihat benang merah ucapan Raja Obat, "adik Ling,, dimana Ahnzi'er sekarang?" Dia pun mulai penasaran.
"paling mungkin di perpustakaan!" Xiao Hong buka suara.
Raja Obat dan Raja Xiao Tian sama sama melirik Xiao Hong, tanpa kata, kedua nya berkelebat menuju perpustakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Alurnya yang Jelas tor
2023-08-18
0
Glen S
Ceritanya kok, kesana kemari ga jelas thor🤔🤔
2023-01-12
0
Tar Jon
ceritanya.. masih belum paham?
2023-01-12
0