Perpustakaan Kerajaan Ufuk Barat...
Bocah lelaki enam tahun dengan mata yang seperti langit malam itu masih tenggelam pada sebuah gulungan kuno, saking kuno dan tua nya gulungan itu bahkan selama ini tidak ada yang tertarik membacanya, huruf huruf kuno didalam nya terus bergulir, acak setiap waktu, apa yang bisa dibaca dari tulisan yang berubah ubah setiap tiga puluh detik?
Terakhir kali ada yang memegang gulungan itu mungkin telah lebih lima puluh tahun lalu, itu pun karena alasan sekedar memegang untuk membawa, konon gulungan itu ditemukan seorang raja terdahulu, kakek buyut Xiao Ahnzi.
Pada masa itu orang tua tersebut secara tidak sengaja menemukan reruntuhan kuno, dalam usahanya menemukan tempat untuk berkultivasi penyempurnaan diri. setelah menyerahkan tahta kerajaan kepada kakeknya Xiao Ahnzi, Xiao Ho Dong.
Dari tangan Xiao Ho Dong tahta berpindah ketangan Ayahnya, Xiao Tian.
Sebagai seorang pangeran, Xiao Ahnzi diberikan kediaman tersendiri di kompleks istana, tapi hampir mustahil menemui Bocah itu dikediamannya, hari demi hari kediaman itu hanya di isi pengawal pribadi yang diberikan Raja Xiao Tian untuk putra keempatnya. Hanya satu dua diantara pengawal tersebut yang kenal bagaimana rupa sosok yang mereka kawal..
Benar benar sosok yang tidak populer....
Lantas dimana Xiao Ahnzi??
Lantai Tiga Pustaka kerajaan.
Area terlarang untuk dikunjungi itu disulapnya menjadi kediaman pribadi.
Sejak usia lima tahun, keluar dari istana, di hadiahi kediaman pribadi,pengawal pribadi,,,
Dia memilih jalannya sendiri..
Hanya Raja,permaisuri dan putra putrinya yang tahu keberadaanya. Di lantai tiga Pustaka.
"Ahnzi'er,,, lagi lagi kau tidak menghadiri acara jamuan keluargamu?" pria paruh baya berpakaian sederhana itu menatap jengah anak muda didepannya.
"..... Aku lupa paman" Xiao Ahnzi masih fokus terhadap gulungannya.
"ahh lama lama raja tua itu akan menyeretmu keluar dari sini karena bengalmu,,dan aku tidak akan membantu mu waktu itu" pria paruh baya itu mendesah pelan tapi terdengar jelas ditelinganya.
Tapi Xiao Ahnzi tetap acuh, mata nya malah berbinar,dia menemukan sesuatu..
"Ini...."
"kau menemukan sesuatu?" pria paruh baya itu penasaran
"Iya" singkat jawabannya terlontar begitu saja
".... Apa yang kau temukan?" pria paruh baya itu melangkah mendekat.
"kakek mau tahu?" Xiao Ahnzi
"tentu..." belum selesai kata katanya,wajahnya tiba tiba berubah karena sesuatu.
"bocah lucknut! Kau bilang kakek lagi!!" kakinya terayun.
Sebelum tendangannya mengenai tubuh bocah itu, tubuh sang bocah sudah terlempar menabrak Jajaran Rak penuh berisi gulungan, seketika ratusan gulungan menimbunnya.
"aahh ahh.. Paman??" napasnya memburu
"kau kasar sekali paman, aku hanya lupa" Xiao Ahnzi masih berusaha mengatur napasnya.
"aahhh lihat bajuku, penuh debu. Kau keterlaluan!!" bukannya mengkhawatirkan keadaan tubuhnya, tapi lebih peduli dengan pakaian.
Bocah itu bangkit dari timbunan gulungan tanpa luka apapun, hanya penampilannya yang berantakan.
"kau bereskan lagi semua gulungan itu! Kalau tidak ku tendang kau sampai kekediaman ayahmu!" pria tua itu mengancam dengan nada yang amat rendah, lalu berbalik menuju kursi giok berwarna darah disudut ruangan.
Tak lama kemudian orang tua paruh baya itu larut dalam kultivasinya.
Adapun bocah itu merinding mendengar ancaman. Hanya pria setengah tua itu yang membuatnya bisa patuh. Tak pernah bisa mengabaikan kata kata orang tua itu. Atau dia terpaksa keluar dari ruangan yang dianggapnya sebagai istana ini.
"baik,, paman!" Xiao Ahnzi
dua jam lebih.. Seluruh gulungan itu kembali tersusun seperti keadaan semula, tampak wajah sumringah...
"akhirnya selesai juga.."
"eh, dimana gulungan itu?" kepalanya berputar mencari gulungan yang terakhir kali berhasil ia pecahkan.
sekilas reka ulang kejadian sebelumnya terlintas dibenaknya
"Dasar tua bangka sialan" desisnya pelan.saat melihat gulungan itu diduduki pria paruh baya yang ngotot dipanggil paman tersebut.
"Paman,, pinjami aku lagi gulungan itu." Xiao Ahnzi akhirnya mengalah dan meminta agar pria paruh baya itu meminjami kembali gulungan yang sedang ditekuninya beberapa waktu lalu.
Tidak ada respon..
pria paruh baya itu tetap terhanyut dalam kultivasinya..
Sekarang tak ada lagi yang bisa ia lakukan, "kakek tua ini menyebalkan!"
Bisiknya sambil memutar langkah meninggal kan lantai tiga perpustakaan. Menuruni anak tangga kelantai dua, baru melangkah dua langkah ia telah melewati lima puluh anak tangga.
langsung mendarat dilantai dua.
"loh??? Kenapa? Aneh ." Xiao Ahnzi memalingkan kepala memandang lekat lekat menuju tangga lantai tiga..
"abnormal..ckck ck" sambil menggelengkan kepalanya heran. Tapi dia tidak lagi memikirkannya.
"aku memang harus pulang, ibu pasti marah lagi karena semalam aku lupa he he" langkahnya masih santai seperti biasa.menyusuri lantai dua menuju tangga kelantai satu.
Ruangan luas lantai dua hanya berisi satu orang penjaga di sudut sebelah kiri, tepat didepan pintu menuju lantai pertama.
Tampak pria tua itu tengah larut dalam meditasi. Matanya terpejam dalam posisi lotus. Xiao Ahnzi mengabaikannya. Terus melangkah menuruni lima puluh anak tangga kelantai satu.
Whuzz
Langkah pertama langsung terbanting kelantai satu.
"sial!! Kenapa aku terjatuh??." berdiri memandang lantai bekas jatuhnya dipenuhi debu. Barulah ia tersadar,sekarang tubuhnya ternyata penuh debu setelah menerima tendangan hingga akhitnya tertimbun gulungan.
"aku memang harus mandi,hehe hehe"dia tertawa sendiri.
" Pangeran.." seorang wanita menyapa dari depan pintu.tampak tangannya sedang memainkan kipas kertas.mengipasi beberapa buku berdebu.debu itu berterbangan dan menghilang keruang hampa.
"Bibi Mei.." sambil mengangguk hormat.
"Pangeran turun terlalu pagi.Permaisuri sampai larut malam menunggumu disini." kembali wanita berbaju merah bersuara.
"iyakah??" Xiao Ahnzi terkejut mendengarnya.
"Hmmp.. Permaisuri terlihat kacau, kekesalan terlihat jelas diwajahnya,tapi matanya seperti menahan kerinduan dan kesenduan yang dalam" Bibi Mei tertegun sejenak sebelum melanjutkan.
"ada baiknya Pangeran temui ibumu itu sebelum perpustakaan ini di acak acak Raja tua itu. Ha hah" meski begitu Bibi Mei tertawa renyah sebelum melanjutkan kegiatannya.
"baiklah bibi Mei,nanti aku akan menghadap permaisuri dan raja ke istana." Xiao Ahnzi berlalu.
Pandangan mata Bibi Mei mengikutinya sampai hilang diujung jalan.
"bocah itu telah tumbuh,apa dia menyadarinya?"batin Bibi Mei
Masih teringat jelas di ingatan Xiao Mei, dua bulan lalu pangeran keempat pertama kali berkunjung ke perpustakaan, saat itu anak itu masih seorang anak kecil yang manja, datang di gendong dipunggung Paduka Raja Xiao Tian, pertama kali melihat gunungan gulungan dan kitab berbagai pengetahuan di lantai satu.matanya berbinar penuh bintang.
Selama tiga hari Raja Xiao Tian terpaksa menemani tanpa tidur. saat itu awal awal Xiao Ahnzi belajar membaca,setiap tiga menit ada saja pertanyaan yang terlontar dari mulut kecilnya.
Memang,seorang Kultivator dapat tidak tidur untuk beberapa lama, tapi itu hanya mungkin dilakukan saat berkegiatan, meditasi ataupun melakukan pertarungan bahkan sekedar perjalanan, coba saja kau bayangkan, menemani seorang bocah lima tahunan menguliti puluhan gulungan. Raja Xiao Tian hanya duduk menemani sambil menjawab atau menjelaskan sesuatu yang tidak dipahami putranya.
Setelah hari ketiga, Raja Xiao Tian baru tersadar akan sesuatu. Xiao Ahnzi telah terjaga selama itu, tanpa memakan apapun,tanpa tidur.
"mei mei!! Kenapa kau tidak menyadarkan aku? Ini sudah lewat tiga hari sejak Xiao Ahnzi masuk kesini!"
Dengan senyum miring yang dipaksakan Raja Xiao Tian mengomeli Xiao Mei Mei penjaga lantai pertama perpustakaan.
"kau tidak bertanya!" Bibi Mei Mei menjawab sinis.
Mengingat semua itu Bibi Mei tiba tiba tertawa sampai guling guling didalam pustaka kerajaan lantai satu.
*#*#*#
Xiao Ahnzi baru saja memasuki pekarangan kediaman putra keempat, Dia melewati dua penjaga yang terkantuk kantuk dalam keadaan berdiri,
"hmm??" tertegun sejenak, lalu Xiao Ahnzi melanjutkan langkah, sepertinya penjaga itu tidak menyadari sewaktu Xiao Ahnzi melintas diantara mereka.
Mendekati Pintu depan Xiao Ahnzi tiba tiba menghentikan langkahnya,didepan pintu masih ada empat penjaga.dua orang adalah pengawal kediaman putra keempat, sedangkan dua lainnya kelihatan berbeda.
"jangan bilang kalau mereka pengawal ibu Permaisuri." Xiao Ahnzi membatin.
"gawat!!" Sambil berjinjit menahan napas Xiao Ahnzi memutar mendekati jendela bagian belakang, dengan sedikit usaha jendela itu terbuka.sigap Dia melompat masuk.
Langkah pertama menahan napas, langkah kedua matanya melirik kiri kanan,langkah ketiga
Prankkk
Bunyi kelontang perkakas makan berhamburan saat kakinya mengenai pemantik jebakan.
"Kakak Xiao Lu!!!"Xiao Tian
Pagi sebelum matahari benar benar menerangi daratan benua timur keadaan telah gempar.
"Heheheh darimana saja kau maling kecil??." suara itu merdu sebening embun.tapi belum menampakkan sosok yang punya suara.
"....aku..." sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Xiao Ahnzi tidak tahu harus menjawab apa.
"berani beraninya bocah dekil sepertimu membuat Paduka Raja Xiao Tian menunggu seperti orang dungu!" suara itu terdengar mengandung kekesalan yang dalam,tapi siapapun yang mendengarnya akan terbuai.suara yang indah.
"....aku.." Xiao Tian
"Diam!! Aku akan menendang mu sampai ke istana" suara itu menampakkan wujudnya.tak salah lagi, suara itu memang sangat pantas bersanding dengan tubuh yang seputih giok, dalam balutan kemeja berwarna biru langit,rambutnya yang hitam terurai dipunggungnya.
"kakak Xiao Lu... Aku rjndu kamu.." dengan penghayatan adegan layaknya aktor papan atas,Xiao Ahnzi melesat secepat kilat kepelukan Xiao Lu.
Tergeragap, Xiao Lu hampir terjengkang mendapat terjangan mendadak seperti itu.
"apa apaan? Bagaimana bisa aku diseruduk seperti ini kecepatannya itu kenapa bisa begini?" pikirannya dipenuhi segudang tanda tanya.untung masih sempat memperbaiki kuda kudanya sepersekian detik.
Saat sepenuhnya tersadar, tangan Xiao Lu mulai memelintir pinggang Xiao Ahnzi.
"aduuhh" Xiao Tian seperti tersengat Ratu lebah.
"rasakan!! Kau membuat kakak mu ini kaget.dalam kesalnya Xiao Lu sampai mencoba melempar tubuh Xiao Ahnzi dari pelukannya.
Sontak tubuh kecil yang " B" saja itu melayang dalam sekali hempasan. Melayang membentuk lintasan melengkung,punggungnya pasti cedera berat bila membentur pilar rumah kediaman putra keempat yang seukuran dua pelukan pria dewasa itu.
Dalam adegan slow motion,, air ludah bocah itu tumpah keudara,matanya yang hitam sekelam malam,tampak berubah menjadi penuh seperti bulan keempat belas. Bercahaya emas..
Sepersekian detik pilar itu patah,atau tulangnya yang remuk,sekilas cahaya berwarna indah kemerahan menarik rambut Xiao Ahnzi yang bermekaran.
Tubuhnya jatuh dalam balutan cahaya kemerahan,sebuah pelukan.pelukan yang nyaman seorang ibu.
"Xiao Lu!! Jangan menindas adikmu!! " suara yang anggun seperti aliran air sungai,menelisik diantara bebatuan sambil menarik butir butir pasir untuk larut didalam arusnya..
Sementara itu Xiao Ahnzi masih larut dalam pelukan ibunya, permaisuri Ling Xue.bagaimanapun,dalam usia belianya yang masih enam tahun,kasih sayang seorang ibu tidak memiliki batasan, setelah selama dua bulan hanyut dalam keasyikan barunya diperpustakaan kerajaan, sewaktu bertemu ibu,, jelas rindu itu mekar mewangi seperti cinta sang embun yang jatuh dikelopak kelopak bunga.
"ibu.." Xiao Ahnzi
"hmmp kamu mulai nakal Ahnzi'er, kamu mulai melupakan ibu" suara itu mengalahkan setiap hembusan angin. Menghadirkan keheningan yang menenangkan.
"maaf ibu.. Xiao Lu tidak bermaksud seperti itu." yang berbicara malahan Xiao Lu,suara nya mengandung penyesalan.
"hehe hehe sesekali tidak mengapa kan ibu? Xiao Ahnzi kecil ini perlu diberi pelajaran!" sebuah suara penuh wibawa menimpali dari ruangan depan. Sosok pemuda itu kembaran Xiao lu, Xiao Jin.
"aku juga setuju ibu,kalau kenapa kenapa ada aku, aku membawa beberapa pil penyembuhan tingkat surgawi,Xiao Ahnzi kecil itu tidak akan mati,hehehe" Xiao Hong murid kebanggaan Raja Obat berdiri didepan pintu.
"ahh kalian ini,,,Ahnzi'er masih kecil" permaisuri Ling Xue menggeleng melihat tingkah anak anak nya.
"adik keempat, kau kemana saja?" Xiao Lin Tian juga menunjukkan dirinya.sambil melangkah mengulurkan tangan mengambil Xiao Ahnzi dari pelukan ibunya.
"Putra Mahkota!!" Xiao Ahnzi menghambur kepelukan Xiao Lin Tian.
Dia tertawa senang.rasa bahagia terlukis seperti kembang api di bola matanya yang sekelam malam.
"ku rasa kau bertambah berat,pangeran keempat?!, bertambah tinggi juga!!" Xiao Lin menggumam
"berapa lama kita tidak berjumpa?" lanjutnya,tiba tiba saja ia melempar Xiao Ahnzi keatas sambil tertawa.
"Xiao Lin!!" permaisuri Ling Xue kaget akan tindakan yang dilakukan pangeran putra mahkota.
"ha haha ha lebih tinggi lagi kakak pertama! " Xiao Ahnzi malah ketagihan, tak tampak samasekali kengerian diwajahnya.
Saat tubuh kecil Xiao Ahnzi melayang turun,Xiao Lin kembali menangkapnya dengan mulus, tapi tiba tiba saja tubuh kecil itu kembali dilemparkan, kali ini bukan keatas tapi secara parabola ke arah Pangeran Ketiga.
Pangeran ketiga yang melihat Tubuh kecil itu melayang ke arahnya malah mengambil langkah menghindar. Tak ayal dalam hitungan sepersekian detik wajah "B" saja itu pasti akan mencium lantai dengan keras.
"Ahnzi'er!! " jerit penuh kecemasan meluncur dari mulut permaisuri Ling Xue. Tubuhnya melesat mengejar lesatan tubuh Xiao Ahnzi.
Tak sempat lagi..
Wajah Permaisuri Ling Xue jadi kehilangan darah.putra bungsu nya...
Shwoosh.
Dengan satu lentingan ringan,tangan kiri Xiao Ahnzi menapak sekilas dilantai, tubuh kecilnya kembali melayang menjangkau pangeran ketiga,tangannya terkalung dileher.kakinya mengapit pinggang pangeran ketiga. Wajah Xiao Ahnzi sumringah.
"kalian ingin ibu jantungan?!"suara Permaisuri Ling Xue bergetar,marah dan juga lega.
" maafkan kami ibu Permaisuri" suara penuh penyesalan itu milik Xioa Lin. Dia sadar tindakannya yang usil seperti itu pasti terlihat berbahaya dimata ibunya.
"tidak apa apa ibu, Xiao Ahnzi baik baik saja, itu menyenangkan" suara bocah itu malahan terdengar sangat bahagia dengan perlakuan kakak kakak nya.
"cukup main mainnya!" Permaisuri Ling Xue.
"Ahnzi'er kemarilah,ibu rindu" lanjutnya
"baik ibu" Xiao Ahnzi melorot turun dari tubuh pangeran ketiga, saat itulah dia merasakan ada sesuatu dibalik pakaian kakaknya itu,
Pangeran ketiga gemar sekali memakai Jubah, jubah merupakan salah satu identitas paling menonjol seorang alkemis, ukuran jubah yang longgar memungkin kan mereka menyelipkan apapun dipakaiannya,hingga tak gampang terlihat.
Dengan gerakan secepat kilat,tangan Xiao Ahnzi menelusup kebalik jubah pangeran ketiga. Tanpa disadari sang empunya, benda itu telah berpindah tangan.
"hmm.." dengan senyum mengembang Xiao Ahnzi berbalik menghadap permaisuri Ling Xue,ibunya. Dengan sedikit menyembunyikan tangan dari pandangan pangeran ketiga.
"apel?" kenapa warna nya seperti emas begini? ,sepertinya aku pernah membaca tentang buah ini. Iya.. Ini apel emas yang tertulis didalam gulungan 'heavenly fruit'" terjawab sudah pertanyaan dibenaknya, apel itu langsung dikunyahnya. Sambil tetap melangkah dengan santai menghampiri permaisuri Ling Xue.
Dug!
Permaisuri Ling Xue terpaku dalam diam. Matanya terbuka lebar. Angin seakan berhenti berhembus.
Xiao Lu yang berdiri dibelakang permaisuri Ling Xue seperti melihat setan disiang bolong.matanya terbelalak dengan mulut terbuka.
Xiao Lin, Pangeran Pertama memutar tubuhnya melihat ekspresi Permaisuri Ling Xue. Apa yang dia lihat didepannya membuat jantungnya berhenti berdetak. Darahnya seakan berhenti mengalir. Mematung!
"kenapa?" Xiao Jin yang berdiri tak jauh dari sang alkemis murid Raja obat kebingungan melihat Permaisuri dan saudara saudarinya yang membatu. Tak ingin mati penasaran, Xiao Jin mengambil langkah mendekati Xiao Ahnzi.
Tepat ketika berhasil menyusul Xiao Ahnzi, ia melihat sesuatu ditangan Bocah itu, sedangkan mulutnya sibuk mengunyah sesuatu.
"itu..."
Begitu sadar benda apa yang dimakan Putra keempat, dia merasa kepalanya seperti ditimpa gunung tianshan.
Lutut Xiao Jin gemetar, tiba tiba ia kehilangan kakinya.hingga tersungkur dengan wajah menghadap Xiao Ahnzi.
samar dari mulutnya."Apel Emas.."
Semua orang masih tertegun.
"apa??" panik,Pangeran ketiga segera melompat melewati kepala Xiao Ahnzi, tanpa suara menapak dilantai kediaman putra keempat.tepat dihadapan Xiao Ahnzi.
Dengan kecepatan luar biasa Pangeran ketiga melesatkan tangan menangkap tangan Xiao Ahnzi yang tengah bersiap untuk suapan terakhir, se-inci, sepersekian detik, pangeran ketiga berhasil menangkap pergelangan tangan Xiao Ahnzi.
Dilain sisi,Xiao Ahnzi sang pangeran keempat merasa masih dipermainkan, tahu lengannya tertangkap,secepat kilat menjentikkan potongan apel emas terakhir kedalam mulutnya.dengan senyum yang lebar, bukan,, malah seringai yang lebar. Buah apel emas itu langsung ditelannya.
"TIDAK....!!!!" paduan suara gemparkan kediaman Putra Keempat.
Semua orang diruangan itu tahu, apapun benda yang dibawa seorang alkemis adalah benda benda yang luar biasa dan cenderung berbahaya.
"hmm..?" Xiao Ahnzi
"ada apa?" lanjutnya
Xiao Hong yang paling cepat menguasai diri."adik ke empat, kau oke?"
"hmm.. Ya." Xiao Ahnzi mengangguk yakin
"kau yakin? Xiao Hong,lanjutnya
" coba lihat tanganmu!" sambil menarik lengan Xiao Ahnzi yang tadi sempat ditangkapnya.
"normal, tidak fluktuasi energi? Aliran darah normal? Bagaimana bisa?" Xiao Hong membatin setelah memeriksa kondisi Pangeran Keempat.
"jelas situasi ini abnormal, jika orang lain yang memakan apel emas itu,bahkan hanya satu gigitan kecil,,,, dia pasti meledak tanpa ada potongan tubuh yang bisa dikuburkan.." Xiao Hong bingung dengan diagnosanya sendiri.
"Hong'er,, ba-babagaimana kondisi adikmu?" Suara Permaisuri Ling Xue bergetar dalam kecemasan.
"tidak ada masalah ibu,,," Xiao Hong menjawab,jelas ada keraguan dalam jawabannya.
"Xiao Ahnzi baik baik saja ibu, malahan rasa apelnya segar sekali.kakak.. Tambah dong!" Xiao Ahnzi yang menjawab,tangannya ter-ulur pada Xiao Hong.
"tidak, tidak, tidak" gugup Xiao Hong mundur tergesa gesa.
Mendengar jawaban Xiao Ahnzi, suaranya yang bahagia,tidak ada kesan perubahan diwajahnya. Permaisuri Ling Xue bergegas mendekat, langsung memeluk Xiao Ahnzi. Airmatanya deras seperti lelehan salju.
"maafkan aku ibu, aku membuat ibu cemas??" Xiao Ahnzi.suara nya rendah penuh penyesalan. Yahh.. Walau ia sering membuat Permaisuri Ling Xue kesal belakangan, tapi bila ibunya itu sedih,itu lain soal. Xiao Ahnzi tidak suka itu.
Dia tidak ingin melakukan itu.
Wajahnya berubah sendu,matanya yang sekelam malam berbintang tiba tiba meredup.
"kamu bau debu Ahnzi'er!!" Permaisuri Ling Xue buru buru mengusap airmatanya. Sesungguhnya Seorang ibu takkan memberikan tekanan perasan pada anaknya. Permaisuri Ling Xue segera mengontrol perasaan dan sikapnya.
"hehe,,paman memintaku bersih bersih sebelum kesini." Xiao Ahnzi tidak mungkin menceritakan bahwa dia barusan dihajar Pria Paruh baya itu.
"pergilah mandi!!, ibu akan menunggumu,kita temui ayahmu" itu perintah Permaisuri Ling Xue.
"hmm.." mengangguk Xiao Ahnzi berjalan ke kamarnya untuk bebersih diri.
*#*#**#
"adik ketiga,bagaimana kondisi adik ke empat?" Pangeran Putra mahkota langsung mencecar Xiao Hong dengan pertanyaan setelah Xiao Ahnzi masuk ke kamarnya.
"abnormal, kakak" singkat Xiao Hong
"hong'er??" permaisuri kaget dengan jawaban Xiao Hong
"apa maksudmu abnormal Adik ketiga?" Xiao Lin tidak puas dengan jawaban Xiao Hong.wajahnya masam.matanya melotot.
Raja Obat yang lebih siap mempertahankan langkahnya dengan menambah jumlah aliran qi ke kakinya.
"setelah sekian lama,,, rasa nya seperti bernostalgia!! Hfff" Raja Xiao Tian menghembuskan napas panjang setelah menapak dilantai tiga,dia mengulurkan tangan menyambut Raja Obat.
Keduanya tertawa memasuki lantai tiga pustaka kerajaan Ufuk Barat.
Didalam Ruangan Lantai tiga,
Xiao Ahnzi tampak duduk dalam keadaan serius membaca gulungan.
Dia seakan tidak menyadari keberadaan Raja Obat dan Raja Xiao Tian didalam ruangan.
Pria Setengah Baya, penjaga lantai tiga tampak sedang meditasi di atas batu besar berwarna merah darah.
Rasanya sial benar nasib dua orang hebat itu, seharian ini mereka seperti tak dianggap oleh orang orang ini. Keduanya bermuka masam.
"Xiao Ahnzi,,!! " Raja Xiao Tian merendahkan suaranya.
Xiao Ahnzi mengangkat sedikit kepala nya. Lalu tersenyum,,"rupanya begitu" lalu dia tertawa sendiri.
Merasa ada yang aneh, Raja Xiao Tian melangkah mendekat.lalu menepis pelan bahu putra nya."Ahnzi'er,,,"
"ehh..??? Ayah??" lalu dia menjura, melihat dibelakang ada Raja Obat "selamat datang Paman Raja Obat,"
"anak baik,anak baik" Raja Obat juga mendekat. Terang terangan Raja Obat mengalirkan energi nya untuk memeriksa keadaan Xiao Ahnzi.
"tubuhnya normal, praktik nya cuma mencapai forging qi tahap ketiga,bagaimana bisa bocah ini bertahan dilantai tiga ini?" batin Raja Obat.
"Ahnzi'er,, kamu punya Air?" Tiba tiba saja Raja Obat seperti orang kehausan meminta minum.
"aku rasa ada, silahkan paman menunggu," Xiao Ahnzi segera beranjak, di bagian belakang Ruangan lantai ketiga ini ada sebuah pot bonsai didalamnya ada tanaman serupa pohon beringin berdaun seputih salju, dari daun dan sulur tanaman itu menetes air sebening kristal. Tetesan ini ditampung kedalam guci dari giok berwarna biru laut.
Air yang terkumpul didalam guci giok itu lalu disalinnya ke dalam guci tanah liat.
Air itu lah yang sekarang dibawakan Xiao Ahnzi untuk Raja Obat.
"silahkan paman.." sambil menata dua gelas keramik didepan Raja Xiao Tian dan Raja Obat.
Tanpa curiga Dua Raja itu meminum air didalam gelas keramik.
Dalam dua tegukan, gelas keramik itu kosong. Raja Obat merasakan fluktuasi energi didalam dantian nya."ini...?"
memutus pemikirannya Raja Obat langsung berkultivasi mengolah energi murni itu.
Xiao Ahnzi melihat hal yang sama juga dilakukan Raja Xiao Tian, dia tersenyum tipis, dan tidak mencoba mengusik dua orang itu sementara waktu.
"Ini adalah waktu yang baik untuk melanjutkan mempelajari gulungan yang tadi sempat tertunda,"
Menunggu Dua Raja selesai mengolah energi murni yang melimpah didalam dantian nya, Xiao Ahnzi kembali hanyut dalam gulungan itu.
*#*#*#
Dua jam berlalu,
Raja Obat dan Raja Xiao Tian membuka mata, wajah mereka berseri. Walaupun tidak menerobos ranah kultivasi, tapi sekarang pondasi ranah mereka terasa lebih baik.
"apa yang kamu pelajari Ahnzi'er?" Raja Obat membuka percakapan, sambil mengeluarkan beberapa buah buahan spiritual, menempatkannya dimeja didepan Xiao Ahnzi,
"mari kita lihat apa yang akan terjadi dengan anak ini setelah dia memakan semuanya!"
Raja Xiao Tian menatap nanar Raja Obat. Dia hapal betul tabiat Tua bangka ini.
"jangan coba coba!" Raja Xiao Tian mengirim transmisi suara.
Raja Obat tidak peduli,dia hanya melengos.
"ku lihat tidak ada makanan disini,sedikit kudapan buah segar akan lebih baik!!" Raja Obat menawarkan buah itu pada Xiao Ahnzi.
Pemuda itu melirik sejenak, lalu mengambil Buah seperti Anggur, ukurannya sebesar anggur pada umumnya,tapi warna nya seputih salju.
Bocah itu tersenyum penuh arti "mau membuat aku sebagai kelinci percobaan?,hahah coba saja!"
seperti memakan anggur biasa saja, Xiao Ahnzi sesekali mencomot buah dengan Pandangan masih fokus kedalam gulungan.
Raja Xiao Tian menunggu dengan cemas, demikian pula Raja Obat.
Beberapa waktu berlalu, buah anggur seputih salju itu berangkat begitu saja.
Habis..
Tidak ada fluktuasi energi, tidak ada perubahan roman wajah, sepertinya semua hal pada putra ke empat adalah hal normal.
Raja Obat tidak kehabisan akal, dia harus memeriksa langsung aliran qi didalam tubuh Xiao Ahnzi dengan pengerahan qi miliknya sendiri.
"Ahnzi'er, ayahmu memintaku datang untuk memeriksa keadaanmu, katanya kultivasi mu lamban! Coba berikan tanganmu!"
"hmm.. Tentu,,, silahkan, paman Raja Obat" Xiao Ahnzi memberikan tangannya.
Mula mula Raja obat mengalirkan sedikit qi, energi yang dialirkan itu mengalir lancar,
semua meridian ditembusi tanpa halangan, menuju dantian energi itu seperti batu jatuh ke jurang, menghilang begitu saja.
"seperti jatuh kejurang tak berdasar!!?"
Raja Obat baru pertama kali menemukan hal se aneh ini.
dantian milik Xiao Ahnzi berwarna Hitam, ini adalah warna dasar sebuah dantian, meski ukurannya saat ini sudah berkembang, berdasarkan tingkat praktiknya, seharus nya dantian itu berwarna biru, atau warna lainnya sesuai bakat bawaan. terkecuali seseorang memiliki dantian khusus, semisal dantian petir, kayu atau api dan lain sebagainya.
Raja Obat terdiam lama dalam lamunannya, wajah nya mengkerut seperti kelebihan beban.
"ada yang salah, Paman? " Xiao Ahnzi memasang wajah penasaran.
"hmmmp.. " Raja Obat menggumam tidak jelas, untunglah dia melanjutkan kata katanya, " Adalah hal luar biasa, seorang bocah forging qi tingkat ketiga mampu bertahan didalam ruangan lantai tiga ini, dulu pertama kali masuk kesini praktik ku ada di ranah forging qi tahap sembilan,"
awalnya Raja Obat terlihat akan merasa bangga, tapi menemui kenyataan,
Bocah ini cuma di forging qi tingkat ketiga,,,tidak memperlihatkan tanda tanda tertekan sedikitpun dengan tekanan yang diberikan lantai ketiga ini.
"paman membawa beberapa pil penempaan tubuh, ini baik untuk kultivasi mu" Raja Obat mengeluarkan tiga botol keramik.
Didalam botol itu terdapat masing masing tiga buah pil penempaan tubuh,
Xiao Ahnzi mengeluarkan sebutir, lalu membawanya ke hidung, " ini benar benar wangi!!" senyum merekah dibibirnya.
Seperti memakan permen, Xiao Ahnzi kembali asyik dengan gulungan nya,
Raja Obat melongo..
Sesekali Xiao Ahnzi mengambil lagi butir butir yang di anggapnya permen itu, lalu memasukkan ke mulutnya.
"seharusnya dia sudah akan menerobos!!" pikir Raja Obat.
Raja Xiao Tian memasang wajah bodoh,
Kenyataan bahwa Putra Bungsu nya memperlakukan pil seperti permen, membuat hatinya ketar ketir.
Dua Raja itu hanya diam memperhatikan Xiao Ahnzi yang fokus membaca gulungan,sambil sesekali tangan nya mengambil permen dari botol keramik di atas meja.
Sampai pil itu habis di kenyot Xiao Ahnzi, tidak terjadi perubahan apa apa pada anak itu.
"anak ini dari jenis apa?" Raja Obat cemberut.
"akhirnya persediaan pil ku habis tak berguna!!" Raja Obat jengkel sejadi jadinya.
setelah yakin bahwa semua yang diberikannya pada Xiao Ahnzi tidak ber efek apa apa, sehingga tidak membahayakan. Raja Obat tak berminat lagi menghabiskan semua pil obatnya.
"aku masih harus memberi makan kuda!" Raja Obat ber alasan.
"Xiao Tian, ayo ikut aku, terlalu lama disini,tidak takut singgasana mu di bawa kabur orang?" Raja Obat meledek Raja Xiao Tian.
"ahh,,benar juga,aku masih harus menagih hutang dengan mu!!" Raja Xiao Tian menyeringai.
"Ahnzi'er,, rajin rajin lah berlatih. tingkatkan terus kultivasimu. Sesekali temui lah ayah di istana!"
Lalu Raja Xiao Tian menyusul Raja Obat keluar dari perpustakaan kerajaan.
Selepas kepergian Dua Orang Raja itu,
"tepat sekali!! Sekarang aku punya cukup energi untuk melakukan itu." cahaya di mata nya yang sehitam malam berbintang,kini berevolusi menjadi bola mata yang berwarna bulan penuh malam purnama.
"bagaimana,, bila seorang pembudi daya,mampu meng-aktifkan ketiga dantian itu?" begitulah kata kata terakhir yang tertulis didalam gulungan yang pernah dibaca Xiao Ahnzi.
Baik,, mari kita ulas dulu,,
di dalam dunia beladiri, Dantian yaitu tempat berkumpulnya aliran energi di dalam tubuh, posisi nya terletak beberapa senti di bawah pusar, dan beberapa senti di atas ********. Di tengah tengah diantara ke dua nya.
Setiap tubuh manusia,sebenarnya telah memiliki dantian pada posisi ini. Ukurannya lebih kecil dari mata ikan, Berwarna putih bening.
berdasarkan tingkat kultivasi, maka warna dan ukuran dantian ini akan memiliki perubahan, lazimnya setelah dantian terisi energi, atau qi warna nya akan berubah jadi biru, seperti lautan. Disamping ada beberapa dantian khusus yang warna nya sesuai karakteristik dantian itu sendiri, misal dantian petir, api, kayu dan lain lain.
setelah membaca sebuah gulungan kuno, Xiao Ahnzi menyadari, ternyata tidak hanya terdapat satu dantian, ada dua dantian lain ditubuh manusia. Satu posisinya berada sedikit di atas mata, dan satu lain nya berada di wilayah sekitaran dada,dekat dengan jantung.
Selama ini para pembudidaya (kultivator) terfokus pada satu dantian bagian bawah, yaitu yang letaknya dibawah pusar.
hal itu tidak lain karena memang belum ditemukan suatu naskah pun tentang dua dantian yang lain.
*
*
Kilas balik
"*pangeran, lantai satu ke lantai dua, lima puluh anak tangga, semua adalah untuk melatih fisik. Sedangkan lantai dua ke lantai tiga, lima puluh anak tangga, itu pelatihan energi spiritual."
"untuk naik ke lantai tiga,pangeran harus menjadi seorang kultivator! Mulai lah berkultivasi, rasakan aliran energi qi didalam tubuh pangeran, lalu kumpulkan pada dantian."
Memilih tempat duduk di depan anak tangga pertama menuju lantai tiga,
Mula mula Xiao Ahnzi cuma mengalirkan energi yang sudah ada didalam tubuh, sampai energi itu nyaris habis,
Tapi tidak sedikitpun berpengaruh pada dantiannya.
Untunglah setelah banyak membaca, Xiao Ahnzi mengetahui bahwa qi dari alam dapat diserap kedalam tubuh.
Aliran qi yang padat didepan anak tangga itu membanjiri dantian nya. Tapi selalu saja energi itu menghilang bagai jatuh ke jurang tak berdasar,
Selama satu hari, seakan akan semua itu sia sia.
Xiao Ahnzi menambah kan konsentrasi nya. dalam keheningan yang dalam, aliran energi tak henti mengisi dantian lubang hitam itu,
Plung!
Seiring dengan bunyi seperti batu yang jatuh ke permukaan danau itu, di dada dan di dahi Xiao Tian terjadi riak kecil,
"mn..? jadi semua energi itu di lempar ke dua titik berbeda?"
"hahaha,, orang sinting itu!! Terimakasih*!!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!