"mungkin ini yang aku cari!!" sebuah senyum simpul dibibir nya.
Tiga ratus meter didepan, sebentuk genangan air ditengah hamparan salju menarik perhatian.
Xiao Ahnzi melangkah mendapati genangan air itu, jarak nya yang hanya tiga ratusan meter itu jelas tidak lah jauh,
"Tidak perlu semenit juga sampai" anak muda itu bersiul santai sepanjang jalan,,
Lebih dari semenit, dua menit, setengah jam,, satu jam.. anak muda itu berjalan dengan banyak pikiran di kepala nya.
Demi saat ia tersadar,,
"aisshh,, aku benar benar terjebak ditempat ini" meski begitu masih terlihat sebuah senyum samar di bibir nya.
"Kalau kamu tidak mau aku mengejar mu, kamu saja yang datang pada ku!" tidak ada angin tidak ada hujan, tiba tiba saja bocah itu berteriak keras ditengah padang salju, lalu menjatuhkan tubuhnya telentang di atas salju.
Dalam posisi telentang di atas permukaan salju, Xiao Ahnzi meningkatkan fokus nya pada mata ketiga,
"sial!! Kenapa aku ketularan bodoh nya tua bangka itu??,jadi selama ini aku di kerjai array sialan ini!!"
"aisshh kalau sampai orang lain tahu, Pangeran ini benar benar akan sangat malu."
Selepas kata kata yang meluncur dari mulutnya, anak muda itu berdiri dari poasisi telentang nya, lalu Tampak ia menghentakkan sebelah kaki, kaki itu menembus permukaan salju, terbenam sampai lutut.
Seiring dengan itu, genangan air yang berjarak tiga ratus meter itu bertambah luas dengan cepat,
Memperhatikan genangan air itu makin meluas, Xiao Ahnzi tidak menyadari kaki yang awal nya terbenam hingga lutut, kini tidak lagi menginjak apa apa, sebuah pusaran energi menarik nya,
tubuh kecil itu berputar mengikuti pusaran energi itu,
Dalam keadaan panik, anak muda itu menerapkan teknik pernapasan air, meski merasa bisa bernapas dengan normal, tapi kepalanya benar benar pusing sekarang.
Pandangan nya berangsur kabur, sekilas ia meras tubuh nya ditarik keras ke pusat pusaran energi, lalu tidak tahu apa apa lagi setelah itu.
*
*
*
Dalam perjalanan menuju timur dalam rangka menemukan anomali yang menandakan tempat berada nya jalan keluar dari alam badai salju,
Xiao Ahnzi telah memeriksa gulungan peta yang diberikan sang guru.
Peta itu sempat membuat nya ingin muntah, bagaimana tidak,,,
peta itu hanya menunjukkan gambar buta, di gambar itu ada sebuah lingkaran, bukan,, itu mungkin bisa disebut oval, tergambar dengan sebuah kata "apung" di tengah gambar oval itu.
petunjuk lain nya adalah beberapa kerucut, Xiao Ahnzi mengira kerucut itu mungkin gunung, agak berjarak dari kerucut itu tergambar tiga buah garis mendatar,
Sewaktu melihat tiga garis itu "apa apa an ini? Tua bangka lucknut!!"
menelusuri lebih jauh, ada tiga titik yang diberi tanda silang, Xiao Ahnzi mengira tiga titik dengan tanda silang itu adalah tujuannya selanjutnya.
"benar benar tidak berguna!!" dalam kesal nya Xiao Ahnzi membanting peta itu ke atas hamparan salju.
Dengan hati yang jengkel anak muda itu melanjutkan perjalanan, meninggalkan gulungan berupa peta itu pelan pelan ditelan salju.
*#*#*#
"mn...?" sebuah gambar dalam skala abu abu terpapar di mata Xiao Ahnzi. Sepertinya dia sedang berada didalam sebuah ruangan.
"benar benar menyebalkan, apa tidak bisa jalan keluar dari tempat itu dibuat tanpa harus membuat orang pingsan??" meski tidak tahu sedang berada dimana, tampaknya anak ini masih mengingat semua kejadian sebelum dia pingsan.
Masih dalam keadaan berbaring, Xiao Ahnzi menggunakan teknik pernapasan air untuk menyembuhkan diri.
Kurang dari setengah jam, keadaan tubuhnya telah pulih, bertepatan dengan itu, seorang wanita tua memasuki ruangan.
"$#....? _&(_83&(&$(&+$/)(& m?
"eh... Bahasa ini?" suara wanita itu seperti kicau burung ditelinga Xiao Ahnzi.
"aku sepertinya mengerti..." Xiao Ahnzi membuka semua ingatan nya.
Dapat!!
"err...? Kamu sudah bangun anak muda?"
" iya ibu,, terimakasih sudah membantu saya" Xiao Ahnzi membungkuk hormat dengan menyatukan kedua tangan didepan dada.
Wanita tua itu tersenyum,, "jadi ananda berasal dari dunia bersalju itu?"
dalam bahasa yang kedengaran seperti kicau burung.
"benar ibu, saya berasal dari dunia itu, bagaimana ibu bisa tahu?" Xiao Ahnzi merasa heran, tapi sudah dapat mengambil sebuah kesimpulan,
"dari aksen ananda,," wanita itu berjalan mendekat, dia menyukai anak muda ini.
"ah?? Benarkah?? Berarti ibu sering bertemu dengan orang orang dari dunia sana?" anak muda ini merasa harus mengumpulkan banyak informasi.
Wanita itu tersenyum mendengar pertanyaan Xiao Ahnzi."tidak juga, dalam seratus tahun ini, ananda adalah satu satu nya!"
Mau tidak mau, Xiao Ahnzi terpaksa terkejut mendengar pernyataan wanita ini. "dalam seratus tahun!? Berarti berapa umur wanita ini??"
"Siapa nama Ananda?" wanita itu kembali bertanya untuk memecah kebisuan Xiao Ahnzi.
"mohon maaf sebelumnya ibu,, nama saya Xiao Ahnzi, " bila saja sang guru melihat kesopanan sang murid saat ini, mungkin guru nya sudah muntah darah.
Tidak dinyana,, bocah ini bisa sopan juga.
"nama yang bagus,, apa ananda ingin memakan sesuatu? Ibu punya makanan di pondok ini" wanita itu menawarkan makanan.
Dengan senyum malu, "saya memang lapar, terimakasih ibu,"
"ananda tunggulah sebentar, ibu bawakan,," senyum wanita itu begitu tulus..
Saat wanita itu melangkah mengambil makanan, Xiao Ahnzi turun dari bangku kayu yang dibentuk menyerupai tempat tidur itu, bocah itu menunggu dengan duduk di lantai.
Tidak lama wanita yang dipanggilnya ibu itu memasuki ruangan dengan membawa sebuah baki (nampan besar) berisi tatanan piring dengan nasi dan lauk pauk.
"kenapa duduk dilantai?" wanita tua itu sedikit mengangkat sudut bibirnya, melihat Xiao Ahnzi duduk di lantai membuat nya teringat seseorang dimasa lalu.
"hmm.. Kebiasaan saya ibu,," memang setahun terakhir pemuda ini terbawa kebiasaan unik guru nya yang suka duduk dilantai saat menghadapi makanan.
"benar benar mirip,,," wanita tua itu berdesis didalam hati.
"silahkan..." wanita itu mempersilahkan anak muda ini menyantap hidangan, sebuah mangkok kecil lengkap dengan sepasang sumpit di letakkan di depan Xiao Ahnzi.
anak muda ini melihat mangkok kecil dan sepasang sumpit, lalu mata nya beralih pada piring yang di tata di dalam baki, "mn..bolehkah?"
"ohh.. Tentu." wanita itu mengerti maksud Xiao Ahnzi, anak ini lebih suka memakai piring dibanding mangkok.
"ananda benar benar mengingatkan ibu pada pemuda bernama Alang itu!" wanita itu menutup kata kata nya dengan sebuah tawa yang renyah.
"Alang?" Xiao Ahnzi merasa asing dengan nama itu.
"makanlah dulu, nanti ibu cerita kan tentang orang bernama Alang itu" wanita itu lalu diam memperhatikan,
Xiao Ahnzi menurut, anak muda itu makan menggunakan tangan, makannya lahap betul, sepertinya telah sangat lama anak muda ini kelaparan.
Senyum wanita tua itu semakin lebar melihat cara makan Xiao Ahnzi.
Walau tahu dirinya diperhatikan, anak muda ini tidak ambil pusing, bagaimana pun ia memang lapar, dan hidangan ini sangat lezat. Hingga satu hidangan makan yang harusnya untuk empat orang itu hanya menyisakan piring kosong di bawah tangannya.
Selepas hidangan itu, wanita tua itu benar benar memberikan semua informasi yang dibutuhkan Xiao Ahnzi, diketahui nama wanita itu adalah Safira,
Nama itu di ambil dari nama sebuah batuan mulia.
Kediaman ibu safira terpisah dari kota terapung, jaraknya ke kota terapung mencapai satu kilometer, dari kediaman itu membentang sebuah jembatan gantung sebagai penghubung dengan kota terapung,
Ibu safira juga bercerita tentang seorang pria muda bernama Alang itu, Xiao Ahnzi menyimpulkan pria muda bernama Alang itu adalah Paman Lan, guru nya.
Disamping informasi itu, hal yang paling penting adalah mengenai dunia dimana dia terdampar saat ini.
Dunia ini adalah dunia yang berbeda dari daratan benua timur, tempat asal Xiao Ahnzi.
Xiao Ahnzi saat ini berada di sebuah danau yang amat luas, luas nya di perkirakan lebih dari delapan ratus kilometer persegi, di tengah tengah danau itu lah Xiao Ahnzi sekarang.
Setelah tiga hari mengenali keadaan disekitarnya, pemeran utama kisah kita ini memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Wanita tua bernama Safira itu membekali Xiao Annzi dengan sebuah peta yang dibeli nya di sebuah pusat perbelanjaan di dalam kota.
pertama memeriksa peta itu, Xiao Ahnzi merasa sangat lega, tidak seperti peta yang diberikan guru nya, peta itu memiliki penggambaran yang jelas.
Dengan ingatannya yang handal, Xiao Ahnzi dapat mengingat di titik mana guru nya memberikan tanda,
Setelah di refleksikan pada peta yang baru, titik titik yang ditandai guru nya menyentuh tempat tempat yang di tuliskan di dalam peta.
Tujuan terdekat dari Kota terapung adalah sebuah kota kecil di tepi pantai,( meskipun hanya sebuah danau,tapi karena luas nya yang lebih dari delapan ratus kilometer,air danau itu membentuk ombak saat mendekati daratan,persis seperti laut,karena itu orang di dunia ini menyebut daerah di pinggiran danau dengan nama pantai).
Kota itu bernama, Kota Teluk Berkabung. Untuk mencapai kota ini dari Kota terapung, hanya dengan cara menumpang kapal nelayan, tidak ada rute transportasi angkutan umum menuju Kota Teluk Berkabung.
Karena reputasi dan sikap nya yang terpuji, Ibu Safira tidak mengalami kendala sama sekali sewaktu mencarikan tumpangan untuk Xiao Ahnzi.
Demikian baiknya wanita tua yang di panggilnya ibu ini, sampai sampai Xiao Ahnzi memiliki genangan disudut mata nya saat ibu Safira melambaikan tangan perpisahan. Dia sungguh terharu.
kapal nelayan itu segera melepas sauh . Perjalan ini akan memakan waktu selama seminggu.
Kapal nelayan yang di tumpangi Xiao Ahnzi adalah sebuah kapal model kuno, tenaga penggerak nya adalah layar layar angin, dengan tiang tiang kayu yang besar.
"dunia ini memang sangat berbeda.. Semua tampak lebih alami disini," Xiao Ahnzi sedang berdiri memandang hamparan air yang biru dari atas anjungan kapal.
*perjalanan ini akan cukup lama, ber istirahat lah anak muda"
Xiao Ahnzi menoleh saat sebuah suara menyapa dari belakang nya.
Pemuda itu hanya tersenyum,seorang pria setengah tua berjalan kearahnya,
Postur pria ini terbilang menakjubkan, sebagian rambut nya telah memutih, tapi tubuhnya tampak alot dengan dada bidang dan kulit coklat kehitaman,
Rata rata nelayan di atas kapal ini lebih suka bertelanjang dada, hanya satu dua yang memakai baju dari kain sederhana.
"anak muda ini dari kalangan persilatan?" pria itu berdiri di sebelah Xiao Ahnzi
"bisa juga dikata begitu paman!" Xiao Ahnzi tidak menyembunyikan identitasnya sebagai orang dari daratan beladiri.
"menakjubkan,,, dalam usia yang begitu muda, anak ini telah melanglang buana seorang diri" pria itu mengangguk takjub berkali kali.
"ahh biasa saja, paman terlalu sungkan,saya lihat, paman juga bukan lah dari manusia kebanyakan,..saya jelas bukan apa apa dibandingkan paman ini!" Xiao Ahnzi balik memuji.
"hahayayah.. Anak bagus anak bagus!,, istirahatlah dahulu, tenaga anak muda mungkin akan dibutuhkan dalam pelayaran ini!!" pria itu kembali berujar.
Xiao Ahnzi menatap pria tua itu dalam pandangan heran,
"tenaga apa yang diharapkan dari a@ku yang kecil ini?"
pria itu balas menatap, dengan sebuah senyum yang menambah penasaran dia berujar
"laut yang tenang,kadang membuat karam"
Xiao Ahnzi sedikit mengerti, dia pernah membaca ujar ujar ini.
"" baik lah paman, saya yang muda ini minta diri!" setelah membungkuk memberi hormat dengan kedua tangan, pemuda ini melangkah memasuki kabin yang disediakan khusus untuknya.
Didalam kabin, Xiao Ahnzi memilih untuk meditasi, ada banyak sumberdaya didalam cincin spasial milik nya.
Beberapa herbal yang telah dikenali nya dari membaca banyak gulungan tentang tumbuhan dan herbal, ia keluarkan dari cincin spasial.
Saat sebagian besar kultivator memerlukan jasa seorang alkemis untuk mengolah sumber daya menjadi pil, Xiao Ahnzi dapat memakannya secara langsung.
Anak muda ini memakannya begitu saja, mulutnya kadang bisa disamakan dengan mulut binatang ternak bernama kambing.
Semua sumber daya yang dimakan Xiao Ahnzi tidak memberi dampak buruk untuk anak muda ini,
Peranan dantian lubang hitam, bahkan saat memakan racun sekalipun tubuhnya paling cuma oleng sedikit, setelah dantian lubang hitam menelan racun itu semua akan kembali normal bahkan qi nya akan meningkat.
Dua hari dua malam Xiao Ahnzi tidak keluar dari kamarnya. Anak muda ini larut dalam meditasi.
Memasuki hari ke tiga....
"Kapal Oleng Kapten!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Lanjut tor
2023-08-18
0
Harman LokeST
waspada terus Xiao Ahnzi
2023-01-10
0
Kang Comen
sip
2022-12-25
0