Saat di kamar mandi, Yasmin teringat kejadian tadi, dimana Evan memeluk Helen dengan sangat erat dan mesra. Masih terlihat jelas bagaimana wajah bahagia dan sorot mata Evan yang begitu hangat saat dia melihat kekasihnya itu. Hati Yasmin berdenyut nyeri mengingat semua itu. Dia cemburu, sangat cemburu.
Yasmin akui kalau Helen adalah wanita yang cantik dan memiliki tubuh yang sangat bagus. Tak heran, karena dia seorang model yang memang sangat menjaga tubuh dan penampilannya.
"Apa kak Evan juga melarang kekasihnya memakai baju yang dikenakannya tadi?. Baju tadi sangat terbuka, lebih terbuka dari yang aku pakai tadi. Tapi dia kan model. Ah ngapain juga aku pikirin itu." Gumam Yasmin.
Selesai mandi, Yasmin mengatakan pada Evan agar dia mau mengajaknya dinner romantis disalah satu restoran yang ada disana, tapi Evan harus memperlakukannya seperti seorang istri yang dia cintai. Itu adalah syarat yang Yasmin ajukan, kalau Evan tidak mau pak Heru dan keluarganya tahu apa yang Evan lakukan tadi. Evan langsung
menolaknya.
"Ya itu sih terserah kak Evan. Aku juga gak akan maksa." Ujar Yasmin.
Evan nampak berpikir, lalu dia berkata" Oke. Aku setuju, tapi hanya untuk malam ini saja. Dan aku juga mau kamu melakukan sesuatu." Terang Evan.
"Melakukan apa?." Tanya Yasmin.
"Aku mau kamu bilang ke papa kalau kita mau pindah ke rumah yang sudah aku beli. Dan kamu harus katakan kalau itu keinginan kamu sendiri." Ujar Evan.
"Kenapa harus aku?. Kenapa nggak kak Evan aja yang langsung ngomong?." Tanya Yasmin.
"Karena aku yakin papa akan setuju kalau kamu yang mengatakan nya. Dia tidak akan mendengarkan ku." Jawab Evan.
"Oke!! Tapi ada syaratnya." Sahut Yasmin.
"Apalagi?." Tanya Evan kesal.
"Kalau nanti aku berhasil meyakinkan om Heru, kak Evan harus janji mau temani aku kemanapun aku pergi, kecuali ke kamar mandi atau ke toilet, gimana?." Tanya Yasmin
"Oke! Tapi hanya satu hari." Jawab Evan.
"Satu lagi." Kata Yasmin
"Apalagi?." Tanya Evan semakin kesal.
"Kalau seandainya nanti kita tinggal dirumah baru kak Evan, aku harap kak Evan tidak pernah membawa kekasih kak Evan ke rumah. Kak Evan boleh menemuinya di luar, tapi tidak dirumah." Ujar Yasmin. Kali ini dia terlihat sangat serius mengatakan nya.
"Oke!! Gak masalah. Lagipula aku memang tidak akan pernah membawanya ke rumah, dia juga tidak akan mau, karena ada kamu disana." Jawab Evan, membuat hati Yasmin kembali merasakan sakit.
....
Malam itu, sesuai kesepakatan Evan mengajak Yasmin makan malam disebuah restoran. Yasmin mengulurkan tangan ke arah Evan, dan Evan terpaksa menggandengnya.
"Senyum dong kak." Cicit Yasmin. Evan menurut. Dia memasang senyum, walau senyum itu tidak dari hatinya.
Sekilas, mereka memang terlihat seperti pasangan yang romantis dan bahagia, padahal sebenarnya tidak. Mereka duduk dan memesan makanan.
"Kak Evan mau pesen apa?." Tanya Yasmin.
"Apa aja, terserah kamu." Jawab Evan.
Sambil menunggu pesanan, Yasmin mengajak Evan mengobrol. Dia menggoda dan memuji Evan yang terlihat sangat tampan malam itu. Evan terkesan tidak terlalu menanggapi ocehan Yasmin, dia hanya memasang senyum yang dipaksakan.
Kok bisa-bisanya gue mau nurutin permintaan anak kecil ini. Gumam Evan dalam hati.
"Kak Evan jangan cemberut gitu dong. Senyum dong kak. Anggap aja kita lagi main pacar-pacaran kayak dulu. Hehehe." Ujar Yasmin
"Hehee....udah!! Aku udah senyum kan." Sahut Evan, membuat Yasmin terkekeh geli.
Pesanan pun datang, mereka langsung menyantapnya.
"Kak Evan mau aku suapi gak?." Tanya Yasmin.
"Enggak!! Jawab Evan cepat.
"Ih galak amat. Kakak tahu nggak, kalau suami istri saling suap-suapan itu pahalanya besar loh kak. Jadi kakak aku suapi ya, aku kan mau dapat pahala yang besar. Nihh ...aaa" Ujar Yasmin, seraya mengarahkan sendok berisi makanan ke mulut Evan.
"Ayo makan kak." Titah Yasmin, dan Evan pun akhirnya membuka mulutnya dan memakan makanan itu.
"Nah gitu dong." Ujar Yasmin senang.
Evan tidak habis pikir kenapa dia mau menuruti keinginan Yasmin.
Evan merasa Yasmin benar-benar seperti anak kecil yang membuatnya kesal. Dia ingin sekali pergi dari sana, tapi dia tidak melakukanya. Alih-alih takut dengan ancaman Yasmin yang akan mengadukannya pada pak Heru, Evan tetap saja menurut saat Yasmin menyuapi atau memintanya menyuapi Yasmin.
Evan tidak menyadari kalau sejak tadi ada yang memperhatikan gerak-gerik mereka. Dan dia adalah Helen, kekasihnya yang juga sedang makan malam bersama Brian, pemilik agensi dimana Helen bernaung.
Helen dan Brian sudah berada disana saat Evan dan Yasmin tiba. Brian mengajak Helen kembali ke vila. Dia (Brian) menggandeng mesra tangan Helen berjalan melewati meja Evan.
Aroma parfum Helen yang familiar langsung tercium oleh Evan, saat mereka melewatinya. Dia menolehkan kepala ke arah orang yang baru saja lewat di depannya.
"Helen." Gumam Evan, lalu berdiri dan memanggil namanya. "Helen!! Panggil Evan, Helen menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Evan sangat tidak enak hati dengan sikap Helen yang tidak menyahuti panggilannya, dan malah memalingkan muka. Dia takut Helen salah paham. Dan yang lebih membuat Evan tidak enak hati adalah melihat Helen berjalan bergandengan dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
"Helen!! Tunggu!! Panggil Evan, seraya melangkahkan kaki setengah berlari mengejarnya, meninggalkan Yasmin sendirian.
Beberapa orang di restoran yang melihat kejadian itu menatap ke arah Yasmin yang juga berdiri menatap ke arah Evan yang berlari mengejar kekasihnya. Perasaanya sangat hancur saat itu. Dia langsung duduk, saat menyadari tatapan aneh para pengunjung restoran kepadanya.
Mereka saling berbisik-bisik, membuat perasaan Yasmin semakin hancur dan juga malu. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Yasmin yakin mereka membicarakannya.
Yasmin memilih pergi dari restoran itu, setelah membayar makan malam yang hanya baru dia cicipi. Yasmin yang tidak mau jadi objek pembicaraan pengunjung restoran itu, memilih pergi ke tepi pantai, dan tangisnya pun pecah disana. Dia tidak menyangka Evan akan melakukan hal ini padanya.
Bukankah Evan sudah berjanji, malam ini akan memperlakukan Yasmin selayaknya seorang suami yang mencintai istrinya. Yasmin bukan menuntut Evan melakukan kewajibannya sebagai suami setiap hari, dia hanya ingin malam ini saja Evan bersikap manis padanya.
"Kenapa kamu tega padaku kak Evan." Gumamnya lirih.
Bodoh...Dasar bodoh. Sampai kapan kamu mau bertindak bodoh seperti ini Yasmin?. Kamu harus sadar Evan tidak pernah mencintaimu. Sekeras apapun kamu berusaha, dia tidak akan bisa kamu miliki. Kamu lihat sendiri kan, bahkan dia tega meninggalkanmu sendirian, hanya karena melihat kekasihnya. Kamu bukan apa-apa dimatanya, harusnya kamu sadar itu Yasmin.
Kamu lihat laut yang indah itu?. Dia memang indah, tapi kamu hanya bisa memandanginya, kamu tidak akan bisa meraih apalagi memeluknya. Begitu juga dengan lelaki bernama Evan itu, kamu hanya bisa menatap tanpa bisa memilikinya. Jangan rendahkan diri kamu hanya untuk lelaki yang sama sekali tidak mencintaimu. Gumam Yasmin dalam hatinya.
...****************...
Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya dears😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
udah Yas lebih baik kamu perlahan bersikap cuek sama Evan jangan terlalu memperlihatkan cintamu lagipula Evan juga tak pernah memikirkan perasaan mu😌😌😌
2022-10-12
2