Paginya, saat sarapan Evan mengatakan hubungan asmaranya dengan Helen pada pak Heru dan bu Mariska.
"Bukankah tadi malam kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu tidak punya pacar?. Lalu kenapa tiba-tiba sekarang kamu bilang kamu punya pacar?." Tanya pak Heru.
"Aku tidak mengatakannya, karena aku belum siap menikah."Jawab Evan.
"Oh, jadi maksud kamu, sekarang kamu siap, gitu?."
"Bukan gitu pah, maksudku...."
"Oke kalau gitu. Malam minggu ini kita pergi ke rumah om Aji. Kita tentuin tanggal pernikahan kalian."
"Tapi pah aku...."
"Nggak ada tapi-tapian. Pokoknya papa ingin kalian segera menikah." Pungkas pak Heru lalu berangkat ke kantor.
Evan dan bu Mariska saling pandang, tapi Evan segera mengalihkan pandanganya karena dia tahu mamanya pasti tidak akan membelanya.
"Udah lah Van, turutin aja kemauan papa kamu. Lagian menurut mama, kamu dan Yasmin sangat cocok. Dia cantik dan kamu juga ganteng." Ujar bu Mariska.
"Tapi mah, aku gak cinta sama dia, aku mencintai gadis lain."
"Mama ngerti, tapi kamu tahu sendiri kan gimana papa kamu. Sebaiknya kamu bicara baik-baik dan akhiri hubungan kamu dengan gadis itu sebelum terlambat." Ujar bu Mariska.
Evan sungguh merasa kesal pada kedua orangtuanya yang memaksakan kehendak mereka seenaknya tanpa memikirkan perasaanya. Pagi itu dia berangkat ke kantor dengan perasaan dongkol. Raut wajahnya terlihat masam dan dingin, bahkan saat para karyawan menyapanya, dia sama sekali tidak menghiraukan.
Evan kini sudah berada di ruangannya, berkutat dengan pekerjaan yang sudah menumpuk di mejanya. Tidak seperti biasanya, hari itu Evan lebih membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya karena tidak bisa berkonsentrasi.
Tok ..tok...tok .... "Masuk.!!
Pintu pun terbuka, bersamaan dengan munculnya seorang gadis cantik dengan senyum manis yang tersungging dibibir berwarna merah muda yang terlihat sedikit basah dan segar, karena lip glos yang dia aplikasikan di bibirnya.
"Hay!! Sapanya pada Ervan, dengan nada sedikit manja.
"Hay sayang!! Kamu kenapa gak ngabarin aku kalau mau kesini?." Tanya Evan yang terkejut sekaligus senang dengan kehadiran kekasihnya, Helen.
"Hehe...maaf!! Aku juga tadinya gak mau kesini, tapi jadwal pemotretan ku di undur, jadi daripada boring, aku pikir mending kesini nemuin kamu. Apa aku ganggu?" Jawab sekaligus tanya Helen.
"Tentu saja enggak sayang. Aku malah seneng kamu datang kesini." Jawab Evan.
Dia tentu saja sangat senang dengan kedatangan kekasihnya, apalagi siang itu Helen terlihat sangat cantik dengan dress panjang berwarna putih polos yang dikenakannya. Capek dan penat yang Evan rasakan sirna seketika, melihat wajah cantik dan senyum manis Helen. Tak hanya itu, kehadiran Helen juga mampu membuatnya lupa tentang rencana perjodohan itu.
Tapi itu tak berlangsung lama, karena setelah Helen meninggalkan kantornya, Evan kembali teringat rencana perjodohan nya dengan Yasmin, dan itu membuatnya sangat kesal.
"Enggak!! Gue gak mungkin ninggalin Helen demi gadis lain apalagi demi Yasmin. Gue harus tegas. Gue harus tolak perjodohan terkutuk itu." Gumam Evan.
...
Besok malamnya, Evan mengatakan sekali lagi dihadapan kedua orang tua dan kakeknya kalau dia tidak mau dijodohkan apalagi menikah dengan Yasmin karena dia mencintai kekasihnya.
"Papa sama mama kamu dulu juga dijodohkan. Kami nggak saling cinta, tapi kamu lihat sekarang kan?. Rumah tangga kami baik-baik aja. Papa sama mama kamu hidup bahagia dan malah makin cinta." Sahut pak Heru.
"Dulu dan sekarang itu beda pah. Sekarang udah gak jaman lagi jodoh-jodohin anak. Kami berhak menentukan sendiri pasangan kami." Balas Evan.
"Dengar Evan!! Pokoknya kami mau kamu menikah dengan Yasmin. Kalau kamu menolak, silahkan kamu pergi dari rumah ini, dan jangan pernah bawa apapun dari sini. Mengerti?. Aku tidak akan pernah merestui hubungan kamu dengan gadis manapun, kecuali dengan Yasmin." Ancam pak Heru.
"Baik pah. Aku akan pergi dari sini." Jawab Evan, membuat pak Heru dan bu Mariska terkejut.
"Apa yang kamu katakan Evan?. Kamu sadar kan dengan ucapan kamu tadi?." Timpal bu Mariska.
"Aku sadar mah. Lebih baik aku pergi, daripada harus menikah dengan gadis yang tidak aku cintai." Jawab Evan.
"Bagus!! Mau jadi anak durhaka kamu Evan?." Sergah pak Heru.
"Maafkan aku pah!! Aku tidak bermaksud jadi anak durhaka, tapi aku benar-benar tidak mau dijodohkan dengan Yasmin atau siapapun. Aku hanya mencintai Helen." Tegas Evan.
"Kamu." Sergah pak Heru emosi.
"Cukup!! Hentikan!! Timpal kakek Imam, sambil memegang dadanya, dia merintih kesakitan. Badannya tiba-tiba limbung, hilang keseimbangan. Hampir saja dia terjatuh kalau Evan dan pak Heru tidak segera menangkapnya. Semuanya panik, terutama Evan. Dia pikir mungkin saja kakeknya terkena serangan jantung
Evan membawa kakek Imam ke rumah sakit, dan langsung dimasukkan ke igd. Dugaan Evan benar, kakeknya terkena serangan jantung ringan. Untung saja mereka cepat membawanya ke rumah sakit, kalau tidak kemungkinan terburuk bisa saja terjadi.
Kakek Imam dirawat selama tiga hari di rumah sakit. Selama kakeknya dirawat, Evan terlihat begitu cemas dan takut terjadi hal yang buruk pada kakeknya itu. Dan jujur, dalam hatinya dia juga merasa bersalah pada kakeknya. Evan merasa sudah menjadi penyebab kakeknya masuk rumah sakit.
"Evan." Panggil kakek Imam.
"Iya kek!! Kakek mau apa? Makan?." Tanya Evan, kakek Imam menggelengkan kepalanya.
"Minum?." Tanya Evan lagi. Kakek Imam masih menggelengkan kepala.
"Kalau gitu buah ya kek?. Aku kupasin ya kek!!. Ujar Evan lalu mengambil pisau dan buah apel, lalu mulai mengupasnya.
"Evan. Umur kakek di dunia ini mungkin tidak akan lama lagi. Kakek harap kamu mau mengabulkan keinginan terbesar kakek. Menikahlah dengan Yasmin." Pinta kakek Imam. Evan yang sedang mengupas buah apel menghentikan aktifitasnya, menutup mata mencoba meredam rasa kesal dan tidak nyaman mendengar permintaan kakeknya.
"Tapi kek, kenapa harus Evan yang menikah dengan Yasmin. Cucu kakek bukan hanya Evan kan?." Jawab sekaligus tanya Evan.
"Karena kakek rasa hanya kamu yang pantas dan cocok menikah dengan Yasmin." Jawab kakek Imam. Evan diam.
Uhuk...uhuk....Kakek Imam tiba-tiba batuk. Evan bergegas mengambilkan air minum, dan membantu kakeknya minum. Tiba-tiba kakek Imam memegang tangan Evan," Kamu mau nurutin keinginan kakek kan Van?." Tanyanya penuh harap.
Melihat tatapan kakeknya seperti itu, Evan tidak tega mengatakan tidak. Tapi dia tidak juga mau mengatakan iya.
"Baik kek. Evan akan pikirkan!! Beri Evan waktu." Jawab Evan, membuat kakek Imam senang.
"Tentu!! Kakek yakin kamu dan Yasmin akan bahagia kalau kalian menikah."
"Kalau Evan boleh tahu, kenapa kakek ingin Evan menikah dengan Yasmin?. Kenapa tidak dengan yang lain?. Maura, Sofi, atau Elvira misalnya."
"Karena hanya Yasmin yang kakek suka dan cocok jadi istri kamu." Jawab Kakek Imam.
Evan pamit dan kembali ke kantor.
🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
lovely
dasar orang tua egois nnti pasti yg tersakiti ceweknya🥺
2023-01-09
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
Evan yang di paksa seperti ini yakin deh bakalan jadi penyebab hancur nya hati Yasmine kalau tau Evan tidak mencintai nya
2022-10-12
1