Tak ingin membuang waktu, Evan langsung menghubungi Hans, memintanya segera mencari tahu apa pekerjaan Yasmin.
"Baik pak Evan, saya akan segera melakukanya, dan secepatnya saya akan mengabari anda "
"Bagus. Aku tunggu.!!
Itulah sepenggal percakapan Evan dan hans melalui sambungan telepon.
....
Hari Jum'at di Kantor Evan
Seperti janjinya, hari ini Hans datang menemui Evan dikantor, membawakan informasi yang ingin diketahui bosnya itu. Evan yang penasaran dan tidak sabar ingin mengetahui apa sebenarnya pekerjaan istrinya itu, langsung bertanya pada Hans.
"Cepat katakan, apa sebenarnya pekerjaan Yasmin?." Tanya Evan.
"Nona Yasmin sekarang adalah seorang bintang iklan pak, dan saat ini dia sedang sibuk syuting untuk iklan terbarunya." Jawab Hans.
"Apa? Bintang iklan?. Iklan apa?. Coba kamu katakan dengan jelas."
"Beberapa waktu yang lalu, nona Yasmin masuk ke salah satu agensi terkenal dikota ini. Tak lama setelah itu, dia mendapat tawaran menjadi bintang iklan, walau hanya sebagai extras, atau peran tambahan di iklan tersebut. Sejak saat itu, nona Yasmin banyak mendapat tawaran untuk iklan, dan dia juga menjadi brand ambasador sebuah produk kecantikan ternama." Jelas Hans.
"Apa?? Jadi dia sekarang bekerja sebagai model iklan." Guman Evan.
"Saat ini nona Yasmin baru saja menandatangi kontrak syuting untuk iklan sabun mandi dan produk minuman kesehatan."
"Apa?? Sabun mandi?." Tanya Evan kaget.
"Iya pak!!
"Kapan itu? Maksudku, apa kamu tahu kapan syutingnya akan dimulai?." Tanya Evan.
"Saya belum tahu pasti kapan waktunya. Tapi menurut kabar yang saya dapat, syutingnya akan dilakukan didaerah Bogor." Jawab Hans.
"Apa ada informasi lainya?."Tanya Evan
"Ada pak, tapi ini tentang nona Helen."Jawab Hans
"Informasi apa?."Tanya Evan.
"Nona Helen sekarang sedang berusaha mendekati mantan kekasihnya, Marcel yang aktor itu pak. Dan kebetulan sang aktor adalah lelaki yang akan menjadi partner nona Yasmin di iklan minuman kesehatan. Nona Helen sangat menginginkan dirinya yang menjadi partner Marcel, tapi nona Yasmin yang mereka pilih." Terang Hans.
Senyum Evan menyeringai mendengar kabar ini. Dia senang karena Helen tidak terpilih menjadi partner lelaki yang dicintainya.
"Ada lagi?." Tanya Evan.
"Untuk sementara hanya itu saja pak." Jawab Hans.
"Ya sudah. Kamu boleh pergi. Tapi ingat!! Aku mau kamu terus awasi Yasmin."
"Baik pak." Pungkas Hans, lalu keluar dari ruangan Evan.
"Pantesan aja akhir-akhir ini dia sangat menjaga penampilan dan pola makannya, ternyata ini alasannya. Dia seorang model iklan sekarang." Gumam Evan. Rasa penasarannya selama ini terjawab sudah. Kini dia mengerti kenapa waktu di mall banyak yang menyapa Yasmin. Mungkin mereka memang sering melihat Yasmin di televisi. Fikir Evan.
Disela-sela kesibukanya, Evan menyempatkan diri membuka akun sosial media, mengetik nama brand kecantikan yang disebutkan Hans tadi, dimana Yasmin adalah brand ambasador produk tersebut.
Evan sudah menemukan apa yang dia cari. Matanya terkunci saat melihat postingan yang menampilkan foto sang BA yang terlihat begitu cantik. Siapa lagi dia, kalau bukan Yasmin. Dia (Yasmin) memegang produk itu dengan satu tangannya, sedangkan tangan satunya menempel dipipinya yang terlihat sangat mulus.
Evan begitu terpana, saat melihat beberapa foto Yasmin yang ada di akun itu. Dia benar-benar sangat cantik, dengan make up tipis juga atasan tube top (Orang jawa menyebutnya kemben) berwarna putih yang dipakainya, memperlihatkan bahu dan lehernya yang putih mulus terawat.
Evan tidak percaya Yasmin bisa tampil secantik ini sekarang, mengingat sebelum menikah dengannya, Yasmin terlihat begitu cuek dengan penampilanya.
Setelah melihat postingan di akun itu, dia kemudian membuka akun pribadi Yasmin. Evan baru mengetahui akun Yasmin, karena akun produk kecantikan tadi menandai Yasmin dalam postingan tersebut.
Evan kini tahu kalau pengikut Yasmin di sosmed ternyata sangat banyak. Tak heran kalau banyak postingan untuk endors berbagai macam produk di akunnya. Setelah dia tahu semuanya, entah kenapa hatinya merasa tidak tenang. Evan merasa tidak suka dengan pekerjaan Yasmin, karena dia yakin banyak sekali laki-laki diluar sana yang akan melihat foto Yasmin juga iklannya di televisi. Evan yakin pasti akan banyak lelaki yang mengaguminya.
Apa aku minta dia berhenti saja?. Tapi bagaimana mungkin?. Dia pasti akan mengatakan kalau ini bukan urusanku. Batin Evan.
....
Saat pulang dari kantor Evan meminta Hadi mengantarkan ke rumah orang tuanya. Selain karena ada urusan pekerjaan yang harus dia sampaikan pada pak Heru, Evan juga sudah lama tidak bertemu dengan ibu dan kakeknya.
"Evan!! Kamu datang!! Mama kangen banget sama kamu." Ujar bu Mariska.
"Evan juga kangen mama, makanya kesini." Sahut Evan.
"Kamu datang sendiri?. Mana Yasmin?. Dia nggak ikut?. Ohh mama tahu, pasti dia lagi syuting kan?."Tanya bu Mariska.
"Jadi mama udah tahu kalau Yasmin sekarang audah jadi bintang iklan?." Tanya Evan.
"Ya tau dong. Yasmin kan minta ijin dulu sama kami." Jawab bu Mariska .
Apa?. Batin Evan.
"Apa mama udah pernah lihat iklan yang dibintangi Yasmin." Tanya Evan lagi.
"Ya udah lah. Mama udah sering lihat. Emang kamu belum pernah?." Tanya bu Mariska.
"Belum. Mama tahu sendiri kan aku sibuk. Aku jarang sekali nonton tv." Jawab Evan.
"Kalau kamu mau lihat, ya kamu tinggal nonton tv aja, gampang kan?." Ujar bu Mariska.
Sebenernya aku udah lihat kok di sosmed, tapi kalau di tv,aku belum pernah ngeliatnya. Terang Evan, lalu menemui kakek Imam, yang saat itu sedang duduk di ruang tv.
Kakek Imam memeluk cucu kesayanganya itu penuh rindu, dan sama halnya dengan bu Mariska, dia juga menanyakan Yasmin, juga hubungan Evan denganya.
"Kami baik-baik saja kok kek!! Jawab Evan.
"Syukurlah kalau gitu. Lalu kapan kalian akan memberikan cicit untuk kakek?." Tanya kakek Imam. Evan diam, karena bingung jawaban apa yang harus dia berikan pada kakeknya itu.
"Eh kok diem aja?." Ujar sang kakek.
Tak lama kemudian pak Heru datang menghampiri Evan dan kakek Imam. Serelah itu Evan menyampaikan apa yang ingin dia katakan pada pak Heru tentang kemajuan perusahaan yang Evan pimpin. Senyum pak Heru mengembang, karena senang sekaligus bangga pada anak lelaki satu-satunya itu.
🍃🍃🍃🍃
Walau kini Evan sudah tahu apa pekerjaan Yasmin, dia tetap berpura-pura seolah dia belum tahu. Hanya saja Evan sekarang lebih sering memperhatikan Yasmin. Semakin dia melihatnya Yasmin memang terlihat semakin cantik.
"Yas!!
"Hemm." Sahut Yasmin yang sedang memainkan ponselnya.
"Hari minggu besok kita ke rumah mama. Tadi aku ke rumah mama, dia nyuruh kita kesana." Ujar Evan.
"Hari minggu?. Duuh aku gak bisa kayaknya. Gimana kalau malam minggunya aja?." Saran Yasmin.
"Ya udah malam minggu, tapi kita nginep."Jawab Evan.
"Baik suamiku." Sahut Yasmin, Evan refleks menoleh ke arahnya." Apa kamu bilang tadi?."Tanya Evan.
"Hehee...iya maaf-maaf!! Baik kak Evan." Ralat Yasmin, yang mengira kalau Evan tidak suka saat Yasmin menyebutnya suami. Yasmin salah, justru saat itu Evan sangat suka mendengarnya.
"Aku ngantuk, mau tidur. Selamat malam kakak!! Ucap Yasmin, seraya beranjak dari duduknya, tapi Evan menarik tanganya, hingga dia jatuh terduduk tepat dipangkuan Evan. Yasmin tersentak dan refleks menatap Evan. Pandangan mereka bertemu beberapa detik, karena Yasmin segera mengalihkan pandanganya dan secepatnya berdiri.
Jantungnya sudah mulai tidak terkontrol, dia tidak mau menatap wajah Evan yang begitu tampan dengan bibir merah yang meresahkan.
"Kak Evan sih?." Ujar Yasmin.
"Maaf!! Aku emang sengaja. Tapi kamu seneng kan" Sahut Evan sambil tersenyum.
"Apa??." Pekik Yasmin.
TBC ❤️❤️
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
sekarang Evan sudah sedikit bisa becanda juga ya
2022-10-13
1
Butet Wina
dasar Evan ngaku aja Napa klo km itu udah mulai suka 🤭🤣
2022-09-27
1