Yasmin menemui Astrid, mengatakan pada sahabatnya itu kalau dirinya setuju untuk mendaftar menjadi model atau bintang iklan. Astrid sangat senang mendengarnya. Dia lalu mengajak Yasmin mendaftar ke sebuah agensi model, sesuai rekomendasi photografer kenalan papanya.
Hari itu juga Yasmin mengikuti casting untuk iklan sebuah brand makanan terkenal. Dan beruntung, Yasmin lulus mengikuti casting itu, walau dia bukan sebagai maint talent dalam iklan tersebut. Peran Yasmin di iklan tersebut hanya sebagai extras, atau pemeran tambahan, tapi itu sudah membuat dia sangat senang.
Ini adalah awal yang baik. Yasmin yakin suatu saat dia bisa menjadi maintalent atau pemeran utama dalam iklan lainya.
🍀🍀🍀
Evan dan Yasmin baru selelsai sarapan. Drtt...drtt...ponsel Evan bergetar pertanda ada yang menghubunginya. Dia menjawab panggilan itu menjauh dari meja makan.
"Hallo!!
"Hallo !!.
"Ada apa?. Apa ada berita tentang Helen?."
"Iya pak Evan. Saya sudah dapet info yang anda minta."
"Bagus. Kamu tunggu aku di kantor. Kita bicara disana."
"Siap pak Evan."
Percakapan berakhir. Evan memasukkan ponselnya ke dalam saku jas. Dia tidak tahu kalau tadi Yasmin menguping pembicaraanya di telpon.
Kak Evan ternyata masih berhubungan dengan kekasihnya. Kenapa sih aku gak sadar juga, kalau kak Evan itu sangat mencintai kekasihnya. Duh apa segitu cintanya dia sama kekasihnya itu, sampai-sampai nyuruh orang buat ngawasin dia. Batin Yasmin.
Evan menghampiri Yasmin yang sedang merapikan meja makan.
"Aku berangkat sekarang Yas." Pamit Evan.
"Iya." Jawab Yasmin. "Oh ya kak! Aku juga mau pergi sebentar lagi. Mungkin pulangnya agak malam. Gapapa kan?." Tanya Yasmin.
"Memangnya kamu mau pergi kemana?."Tanya Evan.
"Kak Evan gimana sih?. Tadi aku kan udah bilang kalau aku mau kerja." Jawab Yasmin.
"Emang hari ini juga kamu langsung kerja?. Kerja apa sih?." Tanya Evan penasaran.
"Ada deh!! Mau tahu aja." Jawab Yasmin sambil tersenyum. Dia belum mau memberi tahu Evan kalau dirinya menjadi model iklan, dan hari ini dia menjalani syuting pertamanya
"Jadi kamu nggak mau ngasih tahu aku?." Tanya Evan
"Enggak!! Jawab Yasmin cepat
"Kalau gitu kamu nggak boleh pergi."
"Ishh , mana bisa gitu. Tadi kakak udah ngijinin aku. Jadi aku tetep akan pergi "
"Pergi aja kalau bisa."
"Ya bisa lah."
"Aku gak akan biarin kamu pergi sebelum kamu bilang sama aku, apa pekerjaan kamu?." Ujar Evan seraya mendekati Yasmin, membuat Yasmin terus memundurkan badanya.
"Eh....eh kak Evan mau ngapain?. Mending cepet sana berangkat. Ini udah jam berapa?. Nanti kakak terlambat loh kak." Ucap Yasmin mengingatkan, tapi Evan tidak menghiraukan dan malah terus mendekat ke arahnya. Wajah Yasmin memerah jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, karena baru pertama kalinya Evan menggodanya seperti ini.
"Selamat pagi !! Tiba-tiba terdengar suara sapaan seorang lelaki, menghentikan langkah Evan. Dia langsung berbalik ke arah suara, ternyata Hadi, asistenya yang datang. "Selamat pagi!! Seru Yasmin.
"Selamat pagi kakak iparku yang cantik."Balas Hadi.
"Kamu!! Ngapain kamu kesini?." Tanya Evan dengan nada kesal
"Lhoo bukanya tadi anda sendiri yang meminta saya menjemput anda pak Evan?." Tanya Hadi.
"Sepertinya hari ini pak Evan belum minum a*ua, makanya gagal fokus."Timpal Yasmin sambil terkekeh. Hadi mengulas senyum mendengar ucapan Yasmin, membuat Evan merasa kesal. Dia mengajak Hadi berangkat.
"Awas kamu nanti." Ucapnya pelan pada Yasmin, membuat Yasmin kembali terkekeh.
"Awas Had!! Jangan sampai lupa beli A *ua, buat bapak Evan." Ujar Yasmin, membuat Evan menoleh ke arahnya. Wajah kesalnya masih dapat Yasmin lihat.
Dimobil Evan.
"Gue perhatiin, makin kesini kok istri lo makin cantik aja sih Van. Lo beneran gak sedikitpun suka ama dia?." Tanya Hadi. Evan diam saja.
"Ehh ini bapak Evan diajak ngomong malah diem-diem bae. Yasmin bener, kayaknya lo harus minum a*ua deh, biar fokus."
"Apaan sih Had."
"Gue tanya sekali lagi, apa lo sama sekali gak punya rasa cinta atau suka ke Yasmin?."Tanya Hadi.
"Lo kan udah tahu jawabanya, kenapa juga lo mesti tanya-tanya lagi." Jawab Evan.
"Lo yakin Van?.Yasmin cantik loh, lo gak pernah tertarik gitu sama dia?." Tanya Hadi lagi.
"Iya, gue tahu Yasmin cantik, tapi gue gak cinta sama dia. Gue nganggap dia cuma sebagai adik." Jawab Evan.
"Hemm...kalo gitu, gue boleh dong dekettin dia?." Tanya hadi.
"Enak saja lo ngomong. Mana boleh." Sergah Evan.
"Lah, tadi katanya lo gak suka sama dia. Lo cuman nganggep dia adek kan, jadi gue boleh dong dekettin dia."
"Apa lo lupa, kalau dia istri gue?. Lo atau siapapun gak boleh dekettin dia, kecuali kalau nanti kami sudah berpisah." Jawab Evan.
"Terus kapan lo cerein dia?." Tanya Hadi
"Entahlah, gue juga gak tahu kapan. Gue nunggu saat yang tepat untuk melakukanya."Jawab Evan.
"Baiklah gue akan bersabar menunggu sampe kalian bercerai." Ujar Hadi.
Evan sedikit tidak suka mendengar ucapan Hadi barusan. Tapi dia sendiri tidak tahu mengapa dia harus tidak suka mendengar itu.
"Eh tapi gimana kalau seandainya lo dan dia gak cerei-cerei?. Jadi bujang lapuk dong gue?." Ujar Hadi.
"Gue aamiin nin Had." Sahut Evan.
"Maksudnya lo nge -Aamiinin apa?. Nge aamiinin lo dan Yasmin gak cerei-cerei, gitu?." Tanya Hadi.
"Bukan lah, gue nge Aamiinin lo jadi bujang lapuk, biar dimaken ulet sekalian." Jawab Evan.
"Ya ampun, tega banget sih lo Van, ama sepupu sendiri." Balas Hadi.
...
Tak lama kemudian mereka tiba di kantor. Anak buah Evan yang ditugaskan untuk mengawasi Helen sudah menunggunya. Evan langsung menyuruhnya masuk.
"Katakan!! Informasi apa yang kamu dapat?."
"Brian Stevano Adiaksa, pemilik agensi dimana nona Helen bernaung. Dia sudah lama menyukai nona Helen. Mereka berdua sudah lama saling mengenal, bahkan saat anda dan nona Helen masih berhubungan, mereka berdua sudah dekat.
Sekarang nona Helen dan laki-laki bernama Brian itu memang berpacaran. Mereka jadian satu hari sebelum anda menikah dengan nona Yasmin. Mereka sempat berlibur bersama selama satu minggu di pulau Leebong bersama model dan kru lainya." Jelas orang itu
"Apa hanya itu informasi yang kamu bawa?." Tanya Evan.
"Untuk sementara hanya itu saja pak. Saya janji akan secepatnya mengabari anda, begitu saya dapat informasi terbaru."
"Baiklah kamu boleh pergi."
"Kalau begitu saya permisi. Selamat pagi!! Pamitnya lalu keluar dari ruangan Evan.
Air muka Evan berubah merah padam setelah mendengar informasi dari anak buahnya. Tanganya mengepal, dan Buggh...dia menonjok meja kerjanya cukup keras, sampai tanganya terluka. Bresngsekk....pantas saja dia seperti tidak peduli atau sakit hati, saat aku mengatakan kalau aku akan menikahi wanita lain. Bahkan dia tidak merasa cemburu saat melihatku dan Yasmin di restoran. Rupanya selama ini dia memang sudah memiliki laki-laki pengganti." Gumam Evan emosi.
Evan merogoh ponselnya, menghubungi orang suruhanya tadi.
"Hallo!! Ada apa pak Evan?.
"Kamu cari tahu apa selama ini Helen benar-benar mencintaiku, atau dia hanya pura-pura?. Aku tunggu secepatnya."
"Baik pak Evan.
Tut...tut...Evan menutup sambungan teleponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
yakin Van kamu tak tertarik pada Yasmin awas saja kalau Yasmin banyak yang naksir kamu jangan cemburu
2022-10-12
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
hohoohoh itu toh alasan Helen seolah dia menjadi wanita yang baik karena tidak ingin menjadi perusak rumah tangga Evan
atau mungkin lebih ke pada alasan inilah yang membuat dia bisa bebas dari Evan
2022-10-12
1
Butet Wina
akhirnya up juga terimakasih tour tetap semangat ya
2022-09-22
2